Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita kehilangan sekitar satu gram sel kulit setiap harinya karena
gesekan kulit pada baju dan aktivitas higiene yang dilakukan setiap hari
seperti mandi. Dekubitus dapat terjadi pada setiap tahap umur, tetapi hal ini
merupakan masalah yang khusus pada lansia. Khsusnya pada klien dengan
imobilitas. Seseorang yang tidak im-mobil yang tidak berbaring ditempat tidur
sampai berminggu-minggu tanpa terjadi dekubitus karena dapat berganti
posisi beberapa kali dalam sejam. Penggantian posisi ini, biarpun hanya
bergeser, sudah cukup untuk mengganti bagian tubuh yang kontak dengan alas
tempat tidur. Sedangkan im-mobilitas hampir menyebabkan dekubitus bila
berlangsung lama. Terjadinya ulkus disebabkan gangguan aliran darah
setempat, dan juga keadaan umum dari penderita.
Luka dekubitus adalah suatu masalah bagi populasi pasien dirawat di
rumah sakit atau rumah perawatan lainnya. Pasien-pasien tersebut memiliki
resiko untuk mengalami terjadinya luka dekubitus selama perawatan. Insiden
dan prevalensi terjadinya luka dekubitus pada populasi ini di Amerika Serikat
cukup tinggi untuk mendapatkan perhatian dari kalangan tenaga kesehatan.
Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi luka dekabitus bervariasi, terapi
secara umum dilaporkan bahwa 5-11% terjadi di tatanan perawatan akut/ acute
care, 15-25 % di tatanan perawatan jangka panjang/ longterm care, dan 7-12%
di tatanan perawatan rumah/ home health care.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar penyakit dekubitus pada lansia?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan dekubitus pada lansia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengidentifikasi konsep dasar penyakit dekubitus pada lansia.
2. Mengidentifikasi konsep asuhan keperawatan dekubitus pada lansia
A. Definisi Dekubitus
Dekubitus sering disebut ulkus dermal / ulkus dekubitus atau luka
tekan terjadi akibat tekanan yang sama pada suatu bagian tubuh yang
mengganggu sirkulasi (Harnawatiaj, 2008).
Dekubitus adalah Kerusakan lokal dari kulit dan jaringan dibawah
kulit yang disebabkan penekanan yang terlalu lama pada area tersebut
(Ratna Kalijana, 2008).
Dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan di
bawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat
adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga
mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat (Hidayat, 2009)
Bagian tubuh yang sering mengalami ulkus dekubitus adalah bagian
dimana terdapat penonjolan tulang, yaitu bagian siku, tumit, pinggul,
pergelangan kaki, bahu, punggung dan kepala bagian belakang.
B. Etiologi
Luka dekubitus disebabkan oleh kombinasi dari faktor ekstrinsik
dan intrinsik pada pasien.
a. Faktor Ekstrinsik
1) Tekanan
Kulit dan jaringan di bawahnya tertekan antara tulang
dengan permukaan keras lainnya, seperti tempat tidur dan meja
operasi. Tekanan ringan dalam waktu yang lama sama bahayanya
dengan tekanan besar dalam waktu singkat. Terjadinya gangguan
mikrosirkulasi lokal kemudian menyebabkan hipoksia dan
nekrosis, tekanan antar muka (interface pressure)
Hipoksia
Cidera iskemia
Kolaps
Stadium Dekubitus
a. Stadium I
1) Adanya perubahan dari kulit yang dapat diobservasi. Apabila
dibandingkan dengan kulit yang normal, maka akan tampak salah
satu tanda sebagai berikut : perubahan temperatur kulit ( lebih
dingin atau lebih hangat ),
2) Perubahan konsistensi jaringan ( lebih keras atau lunak ),
perubahan sensasi (gatal atau nyeri),
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
a. Identitas
Identitas klien yang biasa dikaji pada penyakit system integument
adalah usia, karena ada beberapa penyakit integumen banyak terjadi pada
klien di atas usia 60 tahun.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering ditemukan pada klien dengan penyakit
integument seperti: Herpes Zoster, psoriasis dan decubitus adalah klien
mengeluh gatal pada kulit dan adanya kelainan kulit seperti: vesikel,
skuamosa atau kemerahan yang kadang disertai nyeri.
c. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai penyakit yang
diderita oleh klien dari mulai timbulnya keluhan yang dirasakan sampai
kelayan dibawa ke Rumah Sakit, dan apakah pernah memeriksakan diri ke
tempat lain selain Rumah Sakit umum serta pengobatan apa yang pernah
diberikan dan bagaimana perubahannya dan data yang didapatkan saat
pengkajian.
d. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan yang lalu seperti riwayat penyakit integument
sebelumnya, riwayat pekerjaan pada pekerja yang berhubungan dengan
adanya penyakit integument, penggunaan obat-obatan, kosmetik, dan
sebagainya.
e. Riwayat penyakit keluarga
Yang perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit
yang sama karena factor genetic/keturunan.
f. Pemeriksaan fisik
3) Pola eliminasi
Menjelaskan pola fungsi eksresi, kandung kemih, defekasi, ada
tidaknya masalah defekasi, masalah nutrisi, dan penggunaan kateter.
4) Pola tidur dan istirahat.
Menggambarkan pola tidur, istirahat, dan persepsi terhadap energy,
jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah tidur, dan insomnia.
5) Pola aktivitas dan istirahat
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan,
sirkulasi, riwayat penyakit jantung, frekuensi, irama, dan kedalaman
pernafasan. Pengkajian Indeks KATZ.
Score Kriteria
Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAB atau BAK),
A
berpindah, ke kamar kecil mandi dan berpakaian.
Keterangan :
- Kesalahan 0 -2 : Fungsi Inteletual Utuh
- Kesalahan 3-4 : Kerusakan Inteletual Ringan
- Kesalahan 5-7 : Kerusakan Inteletual Sedang
- Kesalahan 8-10 : Kerusakan Intelektual Berat
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis
ditandai dengan klien melaporkan nyeri secara verbal, ekspresi wajah klien
meringis.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas fisik, usia yang
ekstrim, perubahan kelembaban kulit, deficit imunologi ditandai dengan
adanya kerusakan pada permukaan kulit, kulit kemerahan.
3. Cemas berhubungan dengan krisis situation, perubahan status kesehatan,
stress, ancaman terhadap konsep diri, ditandai dengan produktivitas
berkurang, kontak mata tampak buruk, klien tampak gelisah, klien cemas,
respirasi meningkat, nadi meningkat, suara gemetar, Refleks meningkat,
wajah tegang, anoreksia, kelelahan, peningkatan tekanan darah, klien sulit
berkonsentrasi.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan, pertahanan primer
tidak adekuat (kulit tidak utuh, trauma jaringan).
C. Rencana Keperawatan
D. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang meliputi tindakan- tindakan yang direncanakan oleh
perawat yang diberikan pada klien.
E. Evaluasi
a. Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut
1) Klien menunjukukan menggunakan teknik non farmakologi untuk
menguranginyeri dan tindakan pencegahan nyeri.
2) Klien mampu mengenal tanda-tanda pencetus nyeri untuk mencari
pertolongan
3) Klien melaporkan nyeri berkurang.
4) Klien mengungkapkan kenyamanan setelah nyeri berkurang
5) Klien menunjukan tanda vital dalam batas normal
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Aapiani, Reny Yuli. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik., Aplikasi
NANDA, NIC dan NOC. Jilid . Penerbit : Buku Mahasiswa
Kesehatan. Jakarta.