Anda di halaman 1dari 19

SANGSI HUKUM DAN DAMPAK

PARKIR SEMBARANGAN

Oleh:

Kadek Govind Bhatara Aji

P07133220011

Dosen Pembimbing

Drs. I Made Bulda Mahayana, S.KM, M.Si

SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN

POLTEKES KEMENKES DENPASAR


Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunianya kepada kami sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini pada
waktunya yang berjudul “SANGSI HUKUM DAN DAMPAK PARKIR SEMBARANGAN”

Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai pengertian dan landasan yuridis
mengenai parkir, hukum yang berlaku mengenai parkir di badan/bahu jalan dan sanksinya atau
ketentuannya , dampak yang ditimbulkan dari parkir sembarangan yang dilakukan oleh beberapa
oknum.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempuraan, oleh karenna itu
kritik dan saran dari bapak dosen,yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini

Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua puhak yang telah berperan serta
dalam proses penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senang tiasa menganugrahkan semua usaha kita

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2

1.3 Tujuan ...........................................................................................................................2

1.4 Manfaat..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1 Pengertian Parkir dan Dasar Hukum tentang Perparkiran.............................................3

2.2 Hukum yang Berlaku Mengenai Parkir di Badan/bahu Jalan dan Sanksinya................5

2.3 Dampak dan Sanksi Hukum saat Parkir Sembarangan.................................................8

BAB III PENUTUP .....................................................................................................................12

3.1 Kesimpilan...................................................................................................................12

3.2 Saran............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Parkir Sembarangan.....................................................................................................1

Gambar 2.2 Suasana Areal Parkir ...................................................................................................5

Gambar 2.3 Keadaan Parkir yang Rapi...... .....................................................................................6

Gambar 2.4 Parkir di Bahu Jalan.....................................................................................................7

Gambar 2.5 Mengganggu lalu lintas................................................................................................9

Gambar 2.6 Mobil Penyok...............................................................................................................9

Gambar 2.7 Mobil Kotor................................................................................................................10

Gambar 2.8 Pembobolan Mobil.....................................................................................................10

GambR 2.9 Penyitaan Mobil..........................................................................................................11

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem transportasi merupakan salah satu komponen atau aspek tak terpisahkan dalam
kebutuhan sistem transportasi, karena setiap perjalanan dengankendaraan pribadi umumnya
selalu dimulai dan diakhiri di tempat parkir. Parkir merupakan salah satu komponen atau aspek
tak terpisahkan dalam kebutuhan sistem transportasi, karena setiap perjalanan dengan kendaraan
pribadi umumnya selalu dimulai dan diakhiri di tempat parkir. Pada dasarnya parkir adalah
kebutuhan umum yang awalnya berfungsi melayani. Sesuai dengan fungsi tersebut, ruang parkir
disesuaikan dengan permintaan seiring dengan kebutuhan orang, Demikian pula yang terjadi di
indonesia, kebutuhan ruang parkir cenderung meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan
bertambahnya jumlah yang membawa kendaraan pribadi terutama mobil, sehingga perlu
diupayakan untuk mengatur layout ruang parkir sedemikian rupa agar luasan lahan parkir yang
tersedia pada saat ini dapatdimanfaatkan secara optimal namun tanpa mengabaikan kemudahan
untuk melakukan manuver parkir dan keleluasaan dalam membuka pintu kendaraan.Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui dimensi petak parkir paralel yang efisienagar dapat
mengoptimalkan.

Penggunaan lahan parkir namun tetap memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi
pengguna untuk memarkir kendaraan. Penelitian ini dibatasi padamanuver parkir mobil
penumpang (roda empat) berdimensi tidak lebih dari (2,00m x5,00m) dengan kondisi simulasi
dilakukan pada pelataran parkir (parking lot). Penyediaan fasilitas parkir kendaraan pada
prinsipnya dapat dilakukan di badan jalan(on-street parking) dan di luar badan jalan (off-street
parking). Pada kondisi parkir di badan jalan manuver kendaraan yang hendak memasuki atau
meninggalkan ruang parkir berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kelancaran lalu-lintas.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini :
1. Apa pengertian dan landasan yuridis mengenai parkir ?
2. Apakah ada hukum yang berlaku mengenai parkir di badan/bahu jalan? Ada
sanksinya atau ketentuannya?

1
3. Apa dampak yang ditimbulkan dari parkir sembarangan yang dilakukan oleh
beberapa oknum tersebut?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat dirumuskan tujuan dalam penelitian ini :
1. Untuk dapat mengetahui pengertian dan landasan yuridis mengenai parkir
2. Untuk mengetahui hukum yang berlaku mengenai parkir di badan/bahu jalan dan
sanksinya atau ketentuannya.
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari parkir sembarangan yang
dilakukan oleh beberapa oknum.

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas dapat rirumuskan manfaat dalam penelitian ini :
1) Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis sebagai upaya
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum khususnya mengenai parkir secara
tertib dan teratur.
2) Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, sumbangan pemikiran serta
kontribusi bagi pemerintah untuk berkembangnya hukum yang lebih baik.
3) Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memerikan pemahaman bagi seluruh masyarakat mengenai
Pengelolaan Tempat Parkir serta yang terutama mengenai parkir secara tertib dan teratur.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Parkir dan Dasar Hukum tentang Perparkiran

Gambar 2.1 Parkir Sembarangan

Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan diawali dan diakhiri ditempat parkir,
oleh karena itu ruang parkir tersebar di tempat asal perjalanan bisa di garasi mobil, di halaman,
dan di tujuan perjalanan, di pelataran parkir, gedung parkir ataupun di tepi jalan. Karena
konsentrasi tujuan perjalanan lebih tinggi daripada tempat asal perjalanan, maka biasanya
menjadi permasalahan di tempat tujuan permasalahan. Namun sebelum lebih jauh kita harus
mengetahui terlebih dahulu definisi parkir dan stop/berhenti, parkir adalah Suatu keadaan dimana
kendaraan tidak bergerak dalam jangka waktu tertentu (tidak bersifat sementara) PP No. 43
Tahun 1993.

Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan menginginkan


kendaraannya diparkir di tempat, di mana di temoat mudah untuk dicapai. Kemudahan yang
diinginkan tersebut salah satunya adalah parkir di badan jalan. Dengan demikian untuk
mendesain suatu area parkir di badan jalan ada 2 pilihan yakni pola pararel dan menyudut.

Dalam kaitannya antara hukum dengan perparkiran, maka pada saat pemilik kendaraan
memutuskan untuk memarkirkan kendaraannya di areal parkir baik itu on street parking maupun
off street parking, sudah terjadi hubungan hukum antara pemilik kendaraan dan pengelola parkir.

3
Parkir on street sepenuhnya dikelola oleh BP (Badan Pengelola) Parkir sebagai perpanjangan
tangan dari pemerintah daerah, dengan demikian hubungan hukum yang berlaku antara BP parkir
dan konsumen parkir on street didasarkan pada hukum obyektif. Para konsumen yang memakai
tempat parkir on street ini akan membayar biaya parkir yang disebut dengan retribusi parkir.
Retribusi adalah pungutan yang dipungut oleh Negara baik oleh pemerintah pusat atau daerah
sehubungan dengan penggunaan fasilitas negara[2]. Dapat dikatakan pembayaran tersebut
memang ditujuan semata-mata oleh si pembayar untuk mendapatkan suatu prestasi yang tertentu
dari pemerintah[3].

Selain parkir on street juga dikenal parkir diluar bahu jalan yaitu off street. Yang
dimaksud dengan diluar bahu jalan antara lain pada kawasan tertentu seperti pusat perbelanjaan,
bisnis maupun perkantoran yang menyediakan fasilitas parkir untuk umum.[4] Parkir off street
dapat diselenggarakan oleh Badan Hukum maupun Warga Negara Indonesia dengan
mendapatkan izin penyelenggaraan parkir baik murni maupun perpanjangan yang diberikan oleh
gubernur (BP Parkir) dengan suatu kerja sama bagi hasil. Pada parkir off street terdapat beberapa
hubungan selain hubungan hukum antara pengelola parkir dengan BP parkir. Pada umumnya
pengelola parkir tidak memiliki areal atau gedung sendiri melainkan menjalin kerja sama dengan
pemilik atau pengelola gedung/areal parkir tertentu.

Pada umunya konstruksi hukum yang berlaku dalam perparkiran adalah perjanjian
penitipan barang. Perjanjian penitipan barang sendiri diatur dalam pasal 1694 KUHPerdata.
Menurut kata-kata pasal itu, penitipan adalah suatu perjanjian “riil” yang berarti bahwa baru
terjadi dengan dilakukannya suatu perbuatan yang nyata, yaitu diserahkan barang yang
dititipkan, jadi tidak seperti perjanjian lainnya yang umunya adalah kosensual, yaitu sudah
dilahirkan pada saat tercapainya sepakat tentang halhal pokok dari perjanjian itu[5].

Dalam pasal 1706 KUHPerdata diwajibkan bagi si penerima titipan mengenai perawatan
barang yang dipercayakan kepadanya, memelihara dengan minat yang seperti ia memelihara
barang miliknya sendiri dengan demikian tanggungjawab terhadap barang yang dititipkan berada
pada si penerima titipan. Hal ini sudah sesuai dengan isi pasal 1714 ayat (1) KUHPerdata yang
menyatakan bahwa si penerima titipan diwajibakan mengembalikan barang yang sama dengan
barang yang telah diterimanya.

4
Berdasarkan uraian di atas, tanggungjawab pengelola parkir, terhadap konsumen parkir
adalah utuk mengembalikan kendaraan konsumen seperti keadaan semula, atau dengan kata lain
apabila terjadi kerusakan dan bahkan kehilangan kendaraan di areal parkir merupakan tanggung
jawab pengelola parkir.

2.2 Hukum yang Berlaku Mengenai Parkir di Badan/bahu Jalan dan Sanksinya

A. Penyelenggaraan Fasilitas Parkir yang Benar

Gambar 2.2 Suasana Areal Parkir

Parkir adalah keadaan kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan
ditinggalkan pengemudinya. Pada dasarnya, bicara mengenai fasilitas parkir, penyelenggaraan
parkir untuk umum (tempat untuk memarkir kendaraan dengan dipungut biaya) harus mengikuti
ketentuan sebagai berikut:

1) hanya dapat diselenggarakan di luar Ruang Milik Jalan sesuai dengan izin yang
diberikan;
2) penyelenggaraan fasilitas parkir di luar ruang milik jalan dapat dilakukan oleh
perseorangan warga negara indonesia atau badan hukum indonesia berupa:
a. usaha khusus perparkiran; atau
b. penunjang usaha pokok.

Sedangkan, dalam hal penyelenggaraan parkir itu dilakukan menggunakan bahu jalan,
maka itu dinamakan fasilitas parkir di dalam Ruang Milik Jalan. Sehubungan dengan pertanyaan
Anda, fasilitas parkir di dalam Ruang Milik Jalan hanya dapat diselenggarakan di tempat tertentu

5
pada jalan kabupaten, jalan desa, atau jalan kota yang harus dinyatakan dengan rambu lalu lintas,
dan/atau marka jalan.

Jadi, perlu dilihat kembali apakah penyelenggaraan parkir pada bahu jalan itu memang
diselenggarakan di jalan-jalan tertentu dan dinyatakan dengan rambu lalu lintas dan/atau marka
jalan atau tidak. Jika memang telah sesuai aturan, maka pengendara yang memarkir mobilnya di
tempat yang telah ditentukan itu tidak melanggar hukum.

B. Parkir Kendaraan yang Benar

Gambar 2.3 Keadaan Parkir yang Rapi

Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mematuhi


ketentuan berhenti dan Parkir.[5] Terkait parkir di bahu jalan, sebagaimana telah dijelaskan di
atas, maka pengemudi hanya dapat memarkirkan kendaraannya di bahu jalan yang ada rambu
lalu lintas atau marka jalan yang menandakan bahwa bahu jalan tersebut dapat dipergunakan
sebagai tempat parkir.

Parkir Kendaraan di jalan juga harus dilakukan secara sejajar atau membentuk sudut
menurut arah Lalu Lintas. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di jalan yang
melanggar tata cara berhenti dan Parkir dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
(satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah). Selain
itu, jika pengemudi memarkir dalam keadaan darurat seperti kendaraan dalam keadaan mogok,
kecelakaan lalu lintas, dan mengganti ban, setiap pengemudi kendaraan bermotor wajib
memasang segitiga pengaman, lampu isyarat peringatan bahaya, atau isyarat lain pada saat
berhenti atau parkir.

6
Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak memasang segitiga
pengaman, lampu isyarat peringatan bahaya, atau isyarat lain pada saat berhenti atau parkir
dalam keadaan darurat di jalan itu, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan
atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).

C. Larangan Parkir di Bahu Jalan

Gambar 2.4 Parkir di Bahu Jalan

Badan jalan merupakan salah satu ruang manfaat jalan. Badan jalan ini meliputi jalur lalu
lintas, dengan atau tanpa jalur pemisah, dan bahu jalan. Setiap orang dilarang memanfaatkan
ruang manfaat jalan yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan. Yang dimaksud dengan
“terganggunya fungsi jalan” adalah berkurangnya kapasitas jalan dan kecepatan lalu lintas antara
lain menumpuk barang/benda/material di bahu jalan, berjualan di badan jalan, parkir, dan
berhenti untuk keperluan lain selain kendaraan dalam keadaan darurat. Namun sayangnya, dalam
PP Jalan ini tidak disebut ketentuan sanksi pidana bagi pelanggar pemanfaatan jalan yang
mengakibatkan terganggunya fungsi jalan seperti parkir di badan jalan ini. Karena dalam PP
Jalan tidak mengatur tentang sanksinya, maka mengenai sanksi kita dapat merujuk pada UU
LLAJ sebagaimana telah disebutkan di atas dalam hal pengemudi tidak mematuhi ketentuan
mengenai parkir.

D. Aturan Parkir di Sebagian Jalan Menurut Peraturan Daerah

Aturan dan sanksi soal parkir di pinggir atau bahu jalan atau sebagian jalan atau
menggunakan ruang milik jalan ini dalam praktiknya tertuang dalam peraturan daerah setempat

7
dan dinamakan sebagai Tempat Parkir Tepi Jalan Umum. Sebagai contoh adalah yang tertuang
dalam Peraturan Daerah Bupati Badung Peraturan Daerah Kabupaten Badung. Nomor 4 Tahun
2011. Tentang retribusi pelayanan parkir di tepi jalan.

Tempat Parkir Tepi Jalan Umum adalah tempat untuk parkir kendaraan dengan
menggunakan sebagian jalan yang berada pada sisi kiri menurut arah lalu lintas.Tempat parkir
tepi jalan umum ini termasuk dalam Tempat Parkir Umum.Tempat parkir umum yaitu tempat
parkir kendaraan pada sebagian badan jalan, gedung atau pelataran, lingkungan parkir
Pemerintah Provinsi.

E. Sanksi Parkir di Sebagian Jalan Menurut Peraturan Daerah.

Sedangkan, fasilitas parkir di ruang milik jalan untuk fasilitas parkir hanya dapat
diselenggarakan di jalan kolektor dan jalan lokal berdasarkan kawasan (zoning) pengendalian
parkir yang ditetapkan oleh gubernur. Dikenakan sanksi pidana kurungan paling lama 6 (enam)
bulan atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) bagi setiap orang
dan/atau badan usaha dengan sengaja menggunakan ruang milik jalan untuk fasilitas parkir di
luar jalan kolektor dan jalan lokal.

Dasar Hukum:

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

2.3 Dampak dan Sanksi Hukum saat Parkir Sembarangan

Saat ini tidak dapat dipungkiri jika lama kelamaan ruas jalan semakin padat yang
diakibatkan oleh meningkatnya kepemilikan kendaraan pribadi seperti motor dan mobil. Tidak
jarang satu keluarga bisa memiliki lebih dari satu mobil dan hanya digunakan untuk pergi ke
kantor saja. Bagi pemilik mobil, biasanya akan melakukan parkir sembarangan karena garasi
mobil yang sudah tidak muat atau pergi ke kantor dan memilih parkir ilegal karena tidak perlu
jalan jauh. sebaiknya berhati-hati terhadap sanksi parkir sembarangan yang diberikan oleh
pemerintah. Berdasarkan Perda Transportasi, yakni Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun
2014 Pasal 140 yang mewajibkan kepada setiap pemilik kendaraan memiliki garasi. Dalam pasal
140 dari Perda tersebut, menyatakan selain harus memiliki garasi, warga Jakarta juga tidak
diperbolehkan menyimpan kendaraan pribadinya di pinggir jalan.

8
Sebenarnya terdapat manfaat dari peraturan ini, yakni untuk kepentingan diri kita dan
juga masyarakat sekitar. Sementara bagi yang melanggarnya dapat mengganggu kenyamanan
pengguna jalan lain dan berisiko mendapatkan hukuman untuk parkir sembarangan. Lantas apa
saja sanksi parkir sembarangan yang dapat rasakan?

1) Mengganggu Lalu Lintas

Gambar 2.5 Mengganggu lalu lintas

jangan anggap remeh jika ruas jalanan masih tergolong luas, kemudian kamu memutuskan
untuk parkir di luar rumah sama saja. Parkir sembarangan tentu dapat mengganggu lalu lintas
karena menyebabkan ruas jalan di depan rumah menjadi semakin sempit. Bila volume kendaraan
yang melintas di depan rumah kamu cukup tinggi, maka bisa jadi mobil kamu akan menjadi
penyebab terjadinya kemacetan.

2) Mobil atau Motor Lecet atau Penyok

9
Gambar 2.6 Mobil penyok

Sanksi parkir sembarangan juga bisa membuat kendaraan kamu lecet bahkan penyok yang
diakibatkan dari banyaknya orang atau kendaraan yang lalu lalang di ruas jalan rumah kamu.
Bila mobil mengalami lecet, dapat dihilangkan dengan olesan kompon (compound) yang banyak
dijual di pasaran. Namun, bila sudah penyok, kamu sebaiknya membawa ke bengkel body repair
untuk diketok dan dicat. Jika kerusakannya cukup serius, tak jarang mobil kamu diinapkan untuk
beberapa hari di bengkel, sehingga pasti akan mengganggu mobilitas.

3) Mobil atau Motor Cepat Kotor

Gambar 2.7 Mobil Kotor

Sanksi parkir sembarangan secara tidak langsung membuat mobil cepat kotor yang
disebabkan karena volume debu di luar rumah cenderung lebih tinggi, ada pula hujan yang
membuat mobil basah dan menimbulkan noda bekas air hujan. Kondisi ini membuat kamu harus

10
mencuci mobil kembali. Perlu diketahui, mobil yang terlalu sering terkena panas maupun air
hujan terus menerus, bisa berdampak buruk bagi cat mobil kamu. Misalnya, panas matahari bisa
membuat warna cat mobil menjadi kusam. Sementara bila mobil kamu dipenuhi water spot
(bercak-bercak air) mau tdak mau mobil kamu berisiko masuk salon.

4) Terjadinya Tindakan Pencurian

Gambar 2.8 Pembobolan Mobil

Harap waspada jika parkir sembarangan, karena bisa memicu terjadinya tindakan kriminal
seperti pencurian, di mana bukan hanya pencurian mobil, tapi juga pencurian barang-barang lain
yang berada dalam mobil. Contohnya, diambilnya kaca spion atau aksesoris yang terpasang pada
mobil maupun barang berharga yang terdapat pada mobil.

5) Sanksi Hukum

Gambar 2.9 Penyitaan Mobil

Tidak jarang terdapat fasilitas parkir yang memanfaatkan ruang di pinggir jalan. Namun,
jalan-jalan tersebut telah ditentukan oleh pemerintah daerah setempat berdasarkan kawasan

11
(zoning) pengendalian parkir. Bagi kamu yang menggunakan fasilitas parkir di luar jalan yang
ditentukan, kamu harus bersiap dikenakan sanksi pidana kurungan paling lama enam bulan atau
denda hingga Rp 50 juta. Nah, tidak mau kan keluar uang puluhan juta hanya karena salah
parkir.

BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan menginginkan
kendaraannya diparkir di tempat, di mana di temoat mudah untuk dicapai.
Kemudahan yang diinginkan tersebut salah satunya adalah parkir di badan
jalan. Dengan demikian untuk mendesain suatu area parkir di badan jalan ada
2 pilihan yakni pola pararel dan menyudut.

12
2. Parkir Kendaraan di jalan juga harus dilakukan secara sejajar atau
membentuk sudut menurut arah Lalu Lintas. Setiap orang yang
mengemudikan Kendaraan Bermotor di jalan yang melanggar tata cara
berhenti dan Parkir dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
(satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh
ribu rupiah). Selain itu, jika pengemudi memarkir dalam keadaan darurat
seperti kendaraan dalam keadaan mogok, kecelakaan lalu lintas, dan
mengganti ban, setiap pengemudi kendaraan bermotor wajib memasang
segitiga pengaman, lampu isyarat peringatan bahaya, atau isyarat lain pada
saat berhenti atau parkir. Setiap orang yang mengemudikan kendaraan
bermotor yang tidak memasang segitiga pengaman, lampu isyarat peringatan
bahaya, atau isyarat lain pada saat berhenti atau parkir dalam keadaan darurat
di jalan itu, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau
denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
3. Dampak dari parkir sembarangan mulai dari Mengganggu Lalu Lintas, Mobil
Lecet atau Penyok , Mobil atau Motor Cepat Kotor, Terjadinya Tindakan
Pencurian, dan Sangsi Hukum.
1.2 Saran
Saran dari penulis sendiri agar semua Pihak dapat mengikuti aturan berpakir yang
benar agar tidak terjadi dampak yang tidak dingiinkan dan untuk meningkatkan
kepentingan bersama dalam berlalu lintas

13
Daftar Pustaka

Abu bakar, 2011, Parkir Perencanaan dan penyelenggaraan fasilitas parkir, Jakarta,

Transindo Gastama Media.

Abbas dan Charles., 2010, Mixed Methodology, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Munawar., 2009, Manajemen Lalu Lintas Perkotaan, Jogjakarta, Beta Offset,

Departement Perhubungan. 1994. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 4 Tahun 1994
tentang Tata Cara Parkir Kendaraan Motor di Jalan,

Jakarta.

Haris Herdiansyah, 2014, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilmu Sosial,

Jakarta, SalembaHumanika, CetakanKe 3

Koentjaraningrat, 1995 metode-metode penelitian Masyarakat, Gramedia Jakarta

Laporan pendahuluan

Pusat Bahasa (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Moleong, Lexy, J, 2010 Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja

Rosdakarya, Cetakanke 27.

https://benefits.bankmandiri.co.id/article/dampak-dan-sanksi-hukum-saat-parkir-sembarangan

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt559b511640fb9/sanksi-pidana-jika-
parkir-sembarangan-di-pinggir-jalan/

http://ado-efrando.blogspot.com/2012/07/permasalahan-parkir.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai