Anda di halaman 1dari 11

M2-Konsep Etika (lanjutan)

Faktor-Faktor Yang Termaktub Dalam Etika


Ada beberapa faktor yang terkandung dalam etika, yaitu :
1. Sikap
2. Perilaku
3. Perbuatan
4. Keserakahan
5. Ketakutan
6. Kesempatan
7. Konsekuensi
8. Pengendalia Diri

Ad. 1. Sikap (attitude) adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang (kurang lebih)
bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Sikap juga dapat diartikan
sebagai kecondongan evaluatif terhadap suatu objek atau subjek yang memiliki konsekuensi, yakni
bagaimana seseorang berhadap-hadapan dengan objek sikap.

Ad. 2. Perilaku (behaviour) adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Ad.3. Perbuatan (action) tindakan yang dilakukan atau tingkah laku seseorang terhadap situasi
tertentu.

Ad.4. Keserakahan/Serakah (greedy) ialah suatu keadaan jiwa yang membuat manusia tidak
puas dengan apa yang dimilikinya dan berusaha ingin memiliki yang lebih banyak lagi. Keserakahan
ini tidak hanya pada pemilikan harta, tetapi juga terhadap makanan, minuman, kegiatan seksual, dan
sebagainya. Ini termasuk penyakit hati yang tercela dan tidak sehat, karena hati orang
serakah tidak pernah tenang, puas, dan selalu merasa kekurangan. Karena itu, bisa terdorong berbuat
buruk, misalnya menipu, mencuri, manipulasi, korupsi, dan sebagainya, untuk memenuhi nafsu
serakahnya terhadap harta dan kedudukan.
Ad.5. Ketakutan (fraigtened) adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Takut adalah
suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus
tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan
bahwa takut adalah salah satu dari emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan.
Ketakutan harus dibedakan dari kondisi emosi lain, yaitu kegelisahan, yang umumnya terjadi tanpa
adanya ancaman eksternal. Ketakutan juga terkait dengan suatu perilaku spesifik untuk melarikan
diri dan menghindar, sedangkan kegelisahan adalah hasil dari persepsi ancaman yang tak dapat
dikendalikan atau dihindarkan

Ad.6. Kesempatan (opportunity) adalah situasi dan kondisi yang memungkinkan seseorang bisa
berbuat atau melakukan sesuatu.

Ad.7. Konsekuensi (qonsequeence) adalah dampak yang terjadi dari suatu keputusan yang
diambil. Dampak ini bisa bersifat positif atau negatif terhadap : orang, benda, situasi, sistem, dsb.
Pendek kata, konsekuensi merupakan hal-hal yang muncul apabila adanya sebuah pilihan, perbuatan,
ataupun keputusan tertentu.

Ad.8. Pengendalian Diri (self-control), adalah kemampuan atau kecakapan seseorang dalam
mengendalikan tingkah laku dengan cara : menahan, menekan, mengatur atau mengarahkan
dorongan keinginan dengan berbagai pertimbangan agar pengambilan keputusan yang salah dapat
dihindari. Semakin tinggi tingkat kontrol diri seseorang,akan semakin kuat pengendalian tingkah
laku yang bertentangan dengan norma sosial sehingga membawa seseorang keperilaku yang positif.

Jenis-Jenis Etika Secara Spesifik

Jika dilihat dari penerapannya secara kepranataan, maka etika dapat dibagi dalam beberapa jenis,
yaitu :

1. Etika Organisasi
2. Etika Bisnis
3. Etika Profesi

Ad. 1. Etika Organisasi

Organisasi adalah perkumpulan dimana orang-orang bebas mengluarkan pendapat untuk mencari
dan membagi informasi, dan berbicara tentang organisasi kita tidak akan lepas dari pembahasan
tentang integritas.

Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai nilai, keyakinan, dan norma yang dianut
bersama oleh seluruh pegawai dalam organisasi. Budaya ini mewakili seluruh kebijakan dan
prosedur setiap departemen fungsional dalam organisasi baik tertulis maupun informal, dan juga
mewakili kebijakan serta prosedur organisasi secara keseluruhan. (Ghillyer : 2014).

a. Hubungan Etika dalam Organisasi


Hubungan Etika dalam Organisasi meliputi :
1. Hubungan antara anggota dengan organisasi yang tertuang dalam perjanjian
atau aturan-aturan legal.
2. Hubungan antara anggota organisasi dengan sesama anggota organisasi lainnya,
antara anggota dengan pejabat dalam struktur hirarki.
3. Hubungan antara anggota organisasi yang bersangkutan dengan anggota dan
organisasi lainnya.
4. Hubungan antara anggota dengan masyarakat yang dilayaninya.

b. Manfaat etika dalam organisasi


Dalam organisasi pada dasarnya etika bermanfaat untuk menjadikan moralitas sebagai
landasan bertindak dan berperilaku dalam kehidupan bersama pada di lingkungan profesi
administrasi dalam organisasi (Ryass Rasyid : 1996,43-44)

Contoh : Seorang PNS/ASN.

Dalam lingkungan organisasi pemerintahan seorang PNS/ASN dituntut untuk bekerja sebagai abdi
negara dan abdi masyarakat. Secara etis seorang PNS/ASN merasa terpanggil untuk melayani
kepentingan publik secara adil tanpa membedakan kelompok, golongan, suku, agama serta status
sosial. Seharusnya seorang PNS/ASN harus dapat menjadikan dirinya sebagai panutan tentang
kebaikan dan moralitas pemerintahan, terutama yang berkenaan dengan pelayanan kepada publik.
Dia senantiasa menjaga kewibawaan dan citra pemerintahan melalui kinerja dan perilaku sehari-hari
dengan menghindarkan diri dari perbuatan yang tercela yang dapat merugikan masyarakat dan
negara.
Ad. 2. Etika Bisnis

Etika bisnis ialah cara-cara yang sepatutnya dilakukan saat kegiatan bisnis dilakukan yang dapat
mencakup semua aspek, baik yang berkaitan dengan seorang individu, perusahaan maupun
masyarakat.

Etika bisnis dapat membangun dan membentuk nilai-nilai, norma dan perilaku yang baik dalam
berbisnis. Misalnya dalam perusahaan, etika bisnis dapat membentuk perilaku karyawan yang baik,
serta dapat membangun hubungan bisnis yang baik dengan konsumen maupun mitra kerja
perusahaan.

Karena setiap perusahaan dalam berbisnis meyakini bisnis yang baik ialah bisnis yang memiliki etika
bisnis yang mematuhi peraturan hukum atau peraturan yang berlaku. Dalam suatu perusahaan etika
bisnis dapat menjadikan pedoman untuk melaksanakan aktivitas dalam bekerja, yang dimana bekerja
dilandasi dengan etika, moral, kejujuran dan profesionalisme.

a. Tujuan Etika Bisnis


Tujuan utama dari etika bisnis ialah : untuk memberikan kesadaran moral dan batasan
kepada para pelaku bisnis, supaya dalam menjalankan bisnisnya bersikap baik, dan tidak
berniat untuk merugikan atau menipu pihak/orang lain. Jadi etika bisnis dapat mengatur
dan mengarahkan para pelaku bisnis untuk mewujudkan manajemen yang baik
maupun citra yang baik dalam berbisnis, sehingga bisnis tersebut dapat dipercayai oleh
banyak orang bahwa bisnis itu memiliki etika yang baik.

Dengan adanhya bisnis yang memiliki etika yang baik, maka kegiatan bisnis dapat jauh dari
citra buruk seperti : citra yang kotor, licik dan penuh dengan penipuan.

b. Ciri-Ciri Bisnis Yang Memiliki Etika Baik


Ciri-ciri bisnis yang memiliki etika baik diantaranya adalah :
1. Tidak merugikan pembisnis atau usaha orang lain
2. Tidak melanggar aturan atau hukum yang berlaku
3. Tidak membuat suasana yang tidak kondusif pada saingan bisnisnya dan
4. Memiliki izin usaha yang sah serta jelas.
c. Manfaat Etika Bisnis Bagi Perusahaan
Setidaknya ada 7 manfaat etika bisnis bagi perusahaan :
1. Dapat Meningkatkan Kredibilitas Perusahaan, Etika bisnis sangat penting bagi
perusahaan, terutama bagi perusahaan besar yang memiliki banyak karyawan yang
tidak saling mengenal. Setiap karyawan pada perusahaan akan terikat dengan
peraturan standar etis yang sama, sehingga jika ada suatu kasus yang timbul maka
akan mengambil keputusan yang sama.

2. Perusahaan Dapat Menjelaskan Bagaimana Menilai Tanggung Jawab


Sosialnya, Dengan biasa menjelaskan tanggung jawab sosial atau dengan
menggunakan pendekatan sosial, perusahaan tidak hanya mendapatkan keuntungan dari
segi ekonomi saja, tapi mendapatkan keuntungan dari segi sosial juga. Jika perusahaan
telah bertanggung jawab dari segi sosial maka usaha akan berjalan dengan baik,
sehingga perusahaan akan terhindar dari konflik sosial yang dapat merugikan.

3. Dapat Menyediakan Perusahaan Untuk Mengatur Dirinya Sendiri, Hal ini disebut juga
dengan “self regulation” merupakan suatau proses dimana individu dapat mengatur
pencapainnya sendiri. Dapat menentukan target mereka, melakukan evaluasi terhadap
kesuksesan mereka ketika telah tercapainya target tersebut dan memberikan
penghargaan kepada diri mereka sendiri karena mereka telah mencapai target yang
diinginkannya.

4. Dapat Membantu Perusahaan Menghilangkan Grey Area pada bidang etika, Misalnya
kesetaraan penerimaan gaji, penggunaan tenaga kerja dibawah umur, dan kewajiban
perusahaan dalam menjaga lingkungan hidup, sehingga perusahaan memiliki batasan-
batasan dalam menjalankan bisnisnya.

5. Dapat Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, Memiliki daya saing saat ini sudah
menjadi keharusan bagi setiap perusahaan, karena jika suatu perusahaan tidak
memiliki daya saing, usahanya tidak akan bertahan lama. Jika suatu usaha atau bisnis
memiliki etika yang baik, maka bisnisnya akan mengalami perkembangan dan semakin
meningkatkan daya saing maupun kemampuannya untuk bersaing di pasaran dengan
perusahaan atau pembisnis lain.

6. Dapat Meningkatkan Kepercayaan Investor Pada Perusahaan, Bagi perusahaan yang


sudah go publik maka akan mendapatkan manfaat berupa meningkatnya kepercayaan
para investor untuk berinvestasi, jika terjadi kenaikan harga saham maka biasanya akan
menarik minat investor untuk berinvestasi atau membeli saham perusahaan.

7. Dapat Membangun Citra Positif Perusahaan, Etika bisnis juga dapat membangun citra
yang baik tentang perusahaan dimata para mitra bisnis maupun para konsumen. Maka
dengan citra yang baik akan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
d. Prinsip-Prinsi Etika Bisnis
Setidaknya ada 4 prinsip etika bisnis yaitu :
1. Jujuran saat berkomunikasi dan bersikap, Ketika membangun suatu bisnis diperlukan
kejujuran saat berkomunikasi maupun bersikap dengan mitra kerja dan juga konsumen,
sehingga usaha yang dibangun akan semakin di percaya.
2. Selalu Memenuhi Janji dan Komitmen, Pembisnis yang baik harus selalu memenuhi
setiap janjinya dan selalu berkomitmen dalam menjalankan usaha bisnisnya.
3. Memiliki Integritas, Maksudnya dalam berbisnis atau menjalankan usaha, diperlukan
konsistensi pada pemikiran, ucapan maupun perbuatan.
4. Memiliki Loyalitas, Lalu yang penting lainnya dalam berbisnis yakni memiliki loyalitas
yang tinggi terhadap bisnis yang dijalani. Loyalitas dapat dilihat dari kerja keras dan
keseriusan dalam menjalani bisnis, bekerja sesuai dengan visi dan misi, serta tidak
mencampur adukan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi.

Ad. 3. Etika Profesi

Etika Profesi (professional ethics) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan
professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam
rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Secara umum, pengertian etika
profesi adalah suatu sikap etis yang dimiliki seorang profesional sebagai bagian integral dari sikap
hidup dalam mengembang tugasnya serta menerapkan norma-norma etis umum pada bidang-bidang
khusus (profesi) dalam kehidupan manusia.

Etika profesi atau kode etik profesi sangat berhubungan dengan bidang tertentu yang berhubungan
dengan masyarakat atau konsumen secara langsung. Konsep etika profesi tersebut harus disepakati
bersama oleh pihak yang berada di ruang lingkup kerja, misalya dokter, jurnalistik dan lain
sebagainya. Etika profesi berperan sebagai sistem norma, nilai, dan aturan profesional secara tertulis
yang dengan tegas menyatakan apa yang benar/baik dan apa yang tidak benar/tidak baik bagi seorang
profesional.

Dengan kata lain, tujuan etika profesi ini yaitu gar seorang profesional bertindak sesuai dengan aturan
dan menghindari tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik profesi.

a. Pengertian Etika Profesi Menurut Para Ahli


1. Menurut Prakoso (2015), Etika profesi adalah etika sosial dalam etika khusus mempunyai
tugas dan tanggung jawab kepada ilmu dan profesi yang disandangnya.

2. Menurut Anang Usman, SH., MSi, etika profesi adalah sikap hidup untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai
pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para
anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama.
3. Menurut Siti Rahayu (2010), etika profesi adalah kode etik untuk profesi tertentu dan
karenanya harus dimengerti selayaknya, bukan sebagai etika absolut.

4. Menurut Sawyer (2005), Etika profesi adalah pernyataan-pernyataan yang berorientasi


pada pedoman yang digunakan sebagai haluan perilaku dalam melaksanakan tanggung
jawab profesionalnya.

5. Menurut Utami dan Nugroho (2014), Etika profesi adalah rumusan penerapan nilai-nilai
etika yang berlaku di lingkungan pegawai atau karyawan.

6. Menurut Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian,


kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan
tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Menurut Lubis (1994), etika profesi adalah sikap hidup, yang mana berupa kesediaan
untuk memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat dengan keterlibatan penuh
dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas.

8. Menurut Kaiser (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7), Etika profesi adalah sikap hidup berupa
keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh
ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa
kewajiban terhadap masyarakat.

9. .Menurut Muchtar (2016), Etika profesi adalah aturan perilaku yang memiliki kekuatan
mengikat bagi setiap pemegang profesi.

b. Fungsi Etika Profesi


Adapun fungsi etika profesi diantaranya yaitu :
1. Sebagai pedoman bagi semua anggota suatu profesi mengenai prinsip profesionalitas
yang ditetapkan.
2. Sebagai alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap suatu profesi tertentu.
3. Sebagai sarana untuk mencegah campur tangan dari pihak lain di luar organisasi, terkait
hubungan etika dalam keanggotaan suatu profesi.
Tujuan Etika Profesi

Adapun tujuan kode etik profesi diantaranya yaitu:


1. Untuk menjunjung tinggi martabat suatu profesi.
2. Untuk menjaga dan mengelola kesejahteraan anggota profesi.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk membantu meningkatkan mutu suatu profesi.
5. Untuk meningkatkan pelayanan suatu profesi di atas keuntungan pribadi.
6. Untuk menentukan standar baku bagi suatu profesi.
7. Untuk meningkatkan kualitas organisasi menjadi lebih profesional dan terjalin dengan
erat.

c. Prinsip Dasar Etika Profesi


Prinsip-prinsip dasar yang melandasi pelaksanaan etika profesi diantaranya adalah :
1. Prinsip Tanggung Jawab, Setiap profesional harus bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan suatu pekerjaan juga terhadap hasilnya. Selain itu, profesional juga
bertanggung jawab terhadap dampak yang mungkin terjadi dari profesinya bagi
kehidupan orang lain atau masyarakat umum.

2. Prinsip Keadilan, Setiap profesional dituntut untuk mengedepankan keadilan dalam


menjalankan pekerjaannya. Dalam hal ini, keadilan harus diberikan kepada siapa saja
yang berhak.

3. Prinsip Otonomi, Setiap profesional mempunyai wewenang dan kebebasan dalam


menjalankan pekerjaan sesuai dengan profesinya. Artinya, seorang profesional berhak
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dengan mempertimbangkan kode etik
profesi.

4. Prinsip Integritas Moral, Integritas moral merupakan kualitas kejujuran dan prinsip moral
dalam diri seseorang yang dilakukan secara konsisten dalam menjalankan profesinya.
Artinya, seorang profesional harus memiliki komitmen pribadi untuk menjaga
kepentingan profesi, dirinya, dan masyarakat.

5. Menurut Darmastuti (2007), ada tiga prinsip yang harus dipegang dalam etika profesi,
yaitu :

➢ Tanggung Jawab, Maksud tanggung jawab disini yaitu tanggung


jawab pelaksanaan (by function) dan tanggung jawab dampak (by
profession).

➢ Kebebasan, Maksud kebebasan disini yaitu kebebasan untuk


mengembangkan profesi tersebut dalam batas-batas aturan yang
berlaku dalam sebuah profesi.
➢ Keadilan, Prinsip keadilan ingin membangun satu kondisi yang tidak
memihak manapun yang memungkinkan untuk ditunggangi pihak-
pihak yang berkepentingan.

Sistem Ekonomi Dalam Persepsi Etika Bisnis

Pengertian sistem ekonomi menurut para ahli :

1. Menurut McEachern, pengertian sistem ekonomi adalah seperangkat mekanisme dan institusi
untuk menjawab pertanyaan apa, bagaimana , dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi
(what, how, dan for whom).

2. Menurut Gilarso, pengertian sistem perekonomian adalah keseluruhan tata cara untuk
mengoordinasikan perilaku masyarakat (produsen, konsumen, pemerintah, bank, dan
sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, investasi,
dan sebagainya) sehingga terbentuk satu kesatuan yang teratur dan dinamis.

3. Menurut Gregory Grossman dan M. Manu, pengertian sistem ekonomi adalah sekumpulan
komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdiri dari atas unit-unit ekonomi, serta
lembaga-lembaga ekonomi yang bukan saja saling berhubungan dan berinteraksi melainkan
juga saling menopang dan memengaruhi.

4. Menurut Dumatry, definisi sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur dan terjalin
hubungan ekonomi antar sesama manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu
ketahanan.

5. Menurutnya M. Hatta, sistem perekonomian yang baik untuk diterapkan di Indonesia harus
berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Sistem ekonomi memiliki peranan penting bagi perekenomian suatu negara. Secara umum, fungsi
sistem ekonomi (economic system) adalah :

1. Untuk memberikan dorongan terhadap kegiatan produksi di suatu negara.


2. Untuk mengoordinasikan segala kegiatan individu dalam kaitannya dengan
perekonomian.
3. Untuk mengatur pembagian hasil produksi ke semua anggota masyarakat sehingga
kegiatan ekonomi berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan.
4. Untuk mengatur pembagian hasil produksi ke semua anggota masyarakat sehingga
kegiatan ekonomi berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan.
5. Untuk menciptakan suatu mekanisme tertentu dalam kegiatan distribusi barang dan jasa
agar berjalan dengan baik.

Ada beberapa jenis sistem ekonomi (economic system) yang dianut oleh berbagai negara di dunia,
diantaranya adalah :

1. Sistem Ekonomi Tradisional, Sistem ekonomi tradisional banyak digunakan pada organisasi
dimana kehidupan ekonomi berjalan berdasarkan tradisi, kebiasaan masyarakat secara turun-
temurun dan mengandalkan faktor produksi apa adanya.

Ciri-ciri sistem perekonomian tradisional ;


1. Pembagian kerja yang belum jelas.
2. Banyak tergantung pada sektor pertanian.
3. Masih terikat tradisi dan kurang dinamis.
4. Penggunaan teknologi dalam kegiatan produksi masih sangat sederhana.

Keunggulan sistem perekonomian ini adalah adanya kejujuran dan semangat kekeluargaan dari
semua orang dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Namun sistem perekonomian ini memiliki
kekurangan, yaitu sulitnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik.

2. Sistem Ekonomi Terpusat, Sistem ekonomi terpusat/ komando atau sosialis adalah sistem
perekonomian yang menempatkan pemerintah sebagai pemilik kekuasaan dominan dalam
mengatur kegiatan ekonomi.

Ciri-ciri sistem perekonomian terpusat/sosialis :


1. Segala aktivitas perekonomian (produksi, distribusi, penetapan harga, dan konsumsi) diatur
oleh pemerintah.
2. Pemerintah tidak mengakui hak milik perorangan dan tidak ada kebebasan dalam
menjalankan usaha.
3. Semua peralatan produksi dikuasi oleh negara

Bentuk penguasaan yang dilakukan pemerintah yaitu dengan membatasi kegiatan ekonomi yang
dikerjakan oleh anggota masyarakat. Beberapa negara yang menggunakan sistem perekonomian
ini antara lain : Rusia, Republik Rakyat Cina, Negara Eropa Timur (pecahan Uni Soviet)

3. Sistem Ekonomi Liberal, Sistem ekonomi liberal atau kapitalis adalah sistem perekonomian
yang berlandaskan kebebasan sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat dalam kegiatan
perekonomian tanpa dicampuri oleh pemerintah.
Ciri-ciri sistem perekonomian liberal/ kapitalis :
1. Setiap individu diberikan kebebasan dalam menjalankan kegiatan perekonomian.
2. Setiap individu diberikan kebebasan dalam memiliki barang modal (barang kapital)
3. Segala kegiatan perekonomian dapat dilakukan berdasarkan semangat untuk mendapatkan
keuntungan pribadi.

Dengan kata lain, pemerintah lepas tangan dalam pengambilan keputusan ekonomi sehingga
masyarakat dapat mencari keuntungan pribadi sebesar-besarnya. Beberapa negara yang
memakai sistem perekonomian ini antara lain: Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Irlandia,
Perancis, dan lain-lain.

4. Sistem Ekonomi Campuran, Sistem ekonomi campuran adalah sistem perekonomian dimana
pemerintah memberikan kebebasan kepada rakyat untuk melakukan kegiatan ekonomi, namun
pemerintah juga ikut campur dalam kegiatan perekonomian.

Ciri-ciri sistem perekonomian campuran :


1. Pemerintah membatasi pihak swasta dalam mengelola sektor tertentu, khususnya bidang-
bidang yang menyangkut harkat hidup orang banyak.
2. Pemerintah memiliki kewenangan dan turut campur tangan dalam mengatur mekanisme
pasar melalui berbagai kebijakan ekonomi.
3. Pemerintah juga turut campur tangan dalam segala kegiatan perekonomian dengan
mengeluarkan berbagai kebijakan ekonomi.
4. Pemerintah mengakui hak milik perorangan selama hal tersebut tidak merugikan
kepentingan masyarakat umum.

Anda mungkin juga menyukai