Anda di halaman 1dari 7

PENDAPATAN

Definisi Pendapatan
Sesuai definisi di PSAK 23 (Revisi 2010) Pendapatan, pendapatan adalah arus
masuk kotor dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama
suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal. (Martani, 2015)
Dengan pengertian diatas, maka perusahaan tidak boleh mencatat Pajak yang
dipotong dari pihak lain sebagai pendapatan walaupun pajak merupakan kas masuk ke
perusahaan. Disisi lain perusahaan yang bergerak sebagai agen (bukan orang yang
sebenarnya) dari sebuah transaksi tidak boleh mengakui kas yang masuk sebagai
pendapatannya, namun hanya mengakui komisi sebagai pendapatannya.

Pengakuan Pendapatan
Permasalahan utama dalam akuntansi pendapatan adalah menentukan saat kapan
pendapatan diakui. Mengacu kepada prinsip pengakuan unsur laporan keuangan di
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDP2LK). Dengan
demikian, pendapatan diakui ketika besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan
mengalir ke dalam perusahaan dan nilai manfaat tersebut dapat diukur dengan andal.
Untuk masing-masing jenis pendapatan, berikut adalah penjelasan mengenai saat kapan
umumnya kedua kondisi tersebut terpenuhi untuk dapat diakui sebagai pendapatan.
1. Penjualan barang; umumnya pendapatan diakui pada saat penjualan yaitu saat
penyerahan barang.
2. Pendapatan jasa; umumnya pendapatan diakui pada saat penyerahan jasa yang
dapat ditagihkan.
3. Pendapatan yang berasal dari penggunaan aset, misalnya pendapatan bunga,
sewa atau royalti: umumnya pendapatan diakui pada saat berlalunya waktu atau
pada saat aset digunakan.
4. Pendapatan yang berasal dari penggunaan aset selain persediaan: umumnya
pendapatan (keuntungan dari pelepasan aset) diakui pada saat penjualan atau
pertukaran.

Pengukuran
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Nilai
wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual aset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran (PSAK 68 Pengukuran Nilai Wajar).

 Contoh 17.1 Penjualan dengan Diskon:


PT Bigi memiliki kesepakatan dengan pelanggannya, jika dalam periode 12 bulan
yang berakhir 31 Desember, mereka membeli barang dagang paling sedikit senilai
Rp100.000.000, maka mereka akan menerima diskon 2%. Sejak 1 Januari sampai 31
Oktober, mereka telah menjual kepada pelanggan tersebut senilai Rp 90.000.000.
Diperkirakan pada akhir Desember nanti, penjualan akan mencapai nilai lebih dari
Rp 100.000.000. Berapa pendapatanyang harus diakui oleh PT Bigi?
 PT Bigi harus mengakui pendapatan setelah diskon 2% dari nilai
Rp90.000.000, sehingga pendapatan yang diakui adalah sebesar
Rp88.200.000.
 Jurnal yang dibuat oleh PT Bigi:
Piutang Usaha 88.200.000
Penjualan 88.200.000
 Jika pelanggan tersebut tidak mencapai batas pemberian diskon, sehingga
diskon batal diberikan, maka PT Bigi mencatat sebagai berikut:
Kas 90.000.000
Piutang Usaha 88.200.000
Pendapatan Lain-diskon
tidak diambil 1.800.000

 Contoh 17.2 Penjualan dengan Pembayaran Tertunda


PT Raddin menjual barang dengan biaya Rp10.000.000 kepada PT Starter seharga
Rp14.000.000 dengan memberikan periode kredit selama 6 bulan. Untuk penjualan yang
dilakukan secara tunai untuk jenis barang yang sama, PT Raddin mengenakan harga
tunai sebesar Rp12.000.000. Bagaimana PT Raddin mengukur nilai pendapatan yang
diakui daritransaksi tersebut?
Berdasarkan transaksi tersebut, PT Raddin secara efektif telah memberikan fasilitas
pembiayaan kepada PT Starter selama 6 bulan tanggal waktu periode pembayaran. Diketahui
bahwa harga normal/harga tunai adalah Rp12.000.000. Dengan demikian, pendapatan yang
diakui adalah sebesar nilai diskonto dari Rp14.000.000 ke harga jual tunai, yaitu sebesar
Rp12.000.000. Selisih antara nilai nominal imbalan sebesar Rp14.000.000 dan nilai
diskonto Rp12.000.000, yaitu sebesar Rp2.000.000 akan diakui sebagai pendapatan bunga
selama periode 6 bulan.
 Jurnalnya adalah sebagai berikut:
Pada saat penjualan
Piutang 14.000.000
Penjualan 12.000.000
Pendapatan Bunga Ditangguhkan 2.000.000
 Setiap akhir bulan (selama 6 bulan), entitas mengakui pendapatan bunga
akrual sebagai berikut:
Pendapatan Bunga Ditangguhkan 333.334
Pendapatan Bunga
(1/6 x Rp200.000) 333.334

Penjualan Tagih dan Tahan (Bill and Hold)


Penjualan Bill and Hold adalah penjualan barang dengan penundaan pengiriman barang.
Penundaan pengiriman barang ini memang diminta oleh pembeli tanpa memengaruhi
waktu penagihan dan kesepakatan harga.
Pengiriman ditunda atas permintaan pembeli tetapi pembeli memperoleh hak milik atas
barang dan menerima tagihan.
Penjualan Barang dengan Instalasi
Penjualan Barang dengan Instalasi adalah penjualan barang yang ketika barang diantar
ke tempat pembeli, barang tersebut masih memerlukan proses pemasangan atau instalasi
terlebih dahulu, sebelum akhirnya barang tersebut dapat digunakan oleh pembeli.

Penjualan dengan Pembayaran di Muka


Pembayaran yang diterima di muka sebelum barang diserahkan tidak dapat diakui
sebagai pendapatan.

Penjualan dengan Retur


Melibatkan penjualan tunai atau kredit, suatu masalah khusus akan timbul dengan
adanya hak retur akan pengurangan harga. Perusahaan tertentu dapat mengalami
tingkat retur yang tinggi yaitu rasio barang dagang yang dikembalikan terhadap
penjualan tinggi sehingga mereka merasa perlu menunda pelaporan penjualan
sampai hak retur secara substansial sudah habis masa berlakunya. Jenis perusahaan yang
mungkin mengalami tingkat retur yang tinggi adalah agen makanan yang mudah
rusak, distributor yang menjual ke toko-toko eceran, perusahaan rekaman dan
kaset, serta beberapa pabrikan makanan dan barang-barang olahraga. Retur dalam
industry ini sering dilaksanakan sebagai praktek

Penjualan dengan Perjanjian Membeli Kembali (Buyback Agreement)


Jika perusahaan menjual suatu produk dalam suatu periode dan setuju untuk
membelinya kembali dalam periode akuntansi berikutnya maka hak milik legal telah
berpindah. Akan tetapi, substansi ekonomi dalam transaksi ini adalah bahwa risiko
kepemilikan tetap berada pada penjual. Jika terdapat perjanjian beli kembali dengan
harga tertentu dan harga ini dapat menutup semua biaya persediaan ditambah biaya
kepemilikan yang terkait, maka persediaan dan kewajiban yang terkait itu tetap ada
dalam pembukuan penjual. Dengan kata lain tidak terjadi penjualan.
Penjualan Menggunakan Agen
Agen merupakan perantara atau biasa disebut dengan distributor, yang tugasnya
memasarkan dan menyerahkan barang kepada konsumen akhir, dimana barang yang ada
pada agen itu berasal dari kiriman produsen (prinsipal). Sebagai imbalan dari tugasnya
sebagai distributor, maka agen mendapatkan apa yang disebut dengan komisi dari
penjualan tersebut. Masalah yang muncul selanjutnya adalah bagaimana pengakuan
agen yang dijelaskan di paragraf sebelumnya. Dalam hal seperti ini maka agen hanya
mengakui pendapatan sebesar komisi,bukan sebesar harga jual penuh. Hal tersebut
karena agen tidak menanggung risiko dan manfaat terkait penjualan tersebut, sekalipun
agen menerima atau menagih pembayaran dari pelanggan, namun setelah itu uang
pembayaran itu harus diserahkan kepada prinsipal setelah dikurangi dengan jumlah
komisi yang menjadi bagian agen. Jika perusahaan/entitas bertindak sebagai agen, maka
jumlah yang diterima entitas ditetapkan sebelumnya, baik imbalan tetap per transaksi
atau persentase tertentu dari jumlah tagihan pelanggan.

Penjualan Barang Konsinyasi


Jenis kesepakatan penjualan yang melibatkan hubungan antara prinsipal dan agen juga
biasa dilakukan dalam bentuk penjualan konsinyasi. Dalam kesepakatan penjualan
konsinyasi, consignor (produsen atau wholesaler) mengirimkan barang kepada
consignee (diler), yang bertindak sebagai agen dalam menjual produk yang dimiliki oleh
consignor. Consignor mengakui pendapatan penjualan sedangkan agen mengakui
komisi penjualan.

Kontrak Konstruksi Jangka Panjang


Kontrak konstruksi adalah kontrak yang secara khusus dinegosiasikan untuk konstruksi
suatu aset tunggal seperti bangunan,jembatan bendungan,jalan,atau beberapa aset yang
berhubungan satu sama lain atau beberapa aset yang saling tergantung dalam
rancangannya, teknologi, fungsi atau tujuan penggunaanya seperti konstruksi kilang
minyak.
Perlakuan akuntansi untuk kontrak konstruksi diatur dalam PSAK 34 (revisi 2010)
Kontrak Konstruksi. Kontrak konstruksi biasanya terdiri atas 2 jenis yaitu kontrak harga
tetap dan kontrak biaya plus. Kontrak harga tetap adalah kontrak konstuksi dimana
kontraktor menyepakati nilai kontrak yang telah ditentukan ,atau tarif tetap yang
telah ditentukan per unit output,yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan-
ketemtuan kenaikan biaya. Sedangkan kontrak biaya plus adalah kontrak konstruksi
yang menyepakati bahwa kontraktor mendapatkan pergantian untuk biaya-biaya yang
telah diizinkan atau telah ditentukan ditambah imbalan persentase terhadap biaya atau
imbalan tetap.

Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak


Pengakuan pendapatan dan beban kontrak dapat dibedakan menjadi 2 (dua) metode,
yaitu:
1. Metode persentase penyelesaian (percentage of completion method)
Perusahaan mengakui pendapatan, beban, dan laba setiap periodenya
berdasarkan tahap penyelesaian kontrak, yaitu berdasarkan persentase
penyelesaian.

Metode Persentase Penyelesaian


 Perhitungan persentase penyelesaian
Seperti yang telah dijelaskan dalam PSAK 23 (revisi 2010) pendapatan, tingkat
penyelesaian transaksi dapat ditentukan dengan berbagai cara. Perusahaan
menggunakan dasar yang andal dalam mengukur pekerjaan yang dilakukan. Tergantung
dari sifat kontraknya, dasar yang dapat digunakan yaitu:
1. proposi biaya kontrak yang terjadi dibandingkan estimasi total biaya kontrak;
2. hasil survei pekerjan yang telah dilakukan;
3. penyelesaian berdasarkan proposi fisik dari pekerjaan kontrak.
Salah satu dasar penentuan yang paling popular untuk digunakan yaitu berdasarkan
proporsi biaya yang timbul atau cost to cost basis.
Formulanya adalah sebagai berikut:
Persentase penyelesaian tersebut akan menjadi dasar perhitungan berapa total
pendapatan dan laba yang diakui sampai akhir periode. Dengan formula sebagai berikut:

Akumulasi Pendapatan (atau Laba) = Persentase x Estimasi Total Pendapatan


Yang Diakui Sampai Akhir Periode Penyelesaian (atau Laba)

2. Metode biaya terpulihkan (cost-recovery method)


Dalam beberapa kondisi ketika metode persentase penyelesaian tidak dapat
digunakan maka menurut metode ini pendapatan hanya diakui sebesar biaya
yang telah terjadi sepanjang biaya tersebut diperkirakan dapat terpulihkan.

Penyajian pada Laporan Keuangan


Perusahaan menyajikan pada laporan posisi keuangan yaitu
1. Jumlah tagihan bruto kepada pelangan disajikan sebagai aset
2. Jumlah utang bruto kepada pelangan disajikan sebagai liabilitas

Pengungkapan pada Laporan Keuangan


Pada catatan atas laporan keuangan ,perusahaan mengungkapkan hal-hal sebgai berikut
1. Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan pada periode.
2. Etode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak diakui pada periode.
3. Metode yang digunakan untuk menetukan tahap penyelesaian kontrak.

Pengakuan Taksiran Rugi


Terdapat dua jenis kerugian yang mungkin terjadi terkait dengan kontrak konstruksi
yaitu sebagai berikut
1. Rugi pada periode berjalan dalam suatu nilai kontrak yang secara total masih
memberikan keuntungan.
2. Rugi dalam suatu kontrak yang secara keseluruhan mengalami kerugian.

Anda mungkin juga menyukai