KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN .
A. Latar Belakang .
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
C. Teori Kepemimpinan
G. Study Kasus
PENUTUP .
3.1 Simpulan .
3.2 Saran .
DAFTAR PUSTAKA .
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan kreativitas dalam aksi ataupun keahlian buat menghasilkan suatu yang
baru( creativity in action)( Rowitz, 2009) Kepemimpinan ialah keahlian buat memandang masa dikala
ini yang berhubungan dengan masa depan, tetapi senantiasa menghargai masa kemudian.
Kesehatan masyarakat dimaksud selaku ilmu serta seni terhadap penangkalan penyakit,
memperpanjang hidup serta mempromosikan kesehatan raga serta efisien lewat upaya warga yang
terorganisir( Winslow).
Pemimpin kesehatan masyarakat sangat di yakini hendak pengaruhi tatanan kesehatan masyarakat.
Pemimpin kesehatan masyarakat mendapatkan instrumen serta keahlian dari memonitoring
kesehatan masyarakat yang efisien. Pemimpin dalam kesehatan masyarakat tidak hanya berperan
dalam organisasi kesehatan masyarakat, mereka pula berperan antar organisasi. Keahlian antar
organisasi sangat berarti. Tidak hanya itu, pemimpin kesehatan masyarakat mempraktikkan
kepemimpinan mereka dalam tatanan komunis. Pengembangan kepemimpinan pula ialah metode
buat menghubungkan akademik kesehatan masyarakat dengan aplikasi kesehatan masyarakat sebab
data mengintegrasikan pengetahuan studi dengan kenyataan aplikasi kesehatan masyarakat.
Kepemimpinan kesehatan masyarakat mencakup komitmen terhadap warga serta nilai yang
melingkupinya. Kepemimpinan kesehatan masyarakat pula mencakup komitmen terhadap keadilan
sosial, tetapi pemimpin kesehatan masyarakat tidak boleh membiarkan komitmen tersebut kurangi
keahlian mereka buat menempuh jadwal kesehatan masyarakat yang sudah disusun dengan baik.
Tidak hanya itu, pemimpin dalam kesehatan masyarakat wajib bekerja dalam paradigma yang
mengendalikan kesehatan masyarakat, tetapi perihal tersebut bukan berarti kalau mereka tidak bisa
mengganti paradigma tersebut. Pemimpin menganjurkan paradigma baru kala paradigma lama
kehabisan keefektifannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Kepemimpinan merupakan kreativitas dalam aksi ataupun keahlian buat menghasilkan suatu yang
baru( creativity in action)( Rowitz, 2009). Kepemimpinan merupakan selaku suatu proses di mana
orang pengaruhi kelompok orang buat menggapai tujuan bersama( Northouse, 2004).
Kesehatan masyarakat dimaksud selaku ilmu serta seni terhadap penangkalan penyakit,
memperpanjang hidup serta mempromosikan kesehatan raga serta efisien lewat upaya masyarakat
yang terorganisir( Winslow).
Bersumber pada definisi kepemimpinan serta kesehatan masyarakat yang sudah dijabarkan di atas
bisa didefinisikan secara simpel kalau kepemimpinan kesehatan masyarakat merupakan pelaksanaan
teori kepemimpinan( pengaruhi, menginspirasi orang lain buat menggapai tujuan) lewat upaya
masyarakat yang terorganisir dalam tingkatkan status kesehatan masyarakat.
Kepemimpinan kesehatan masyarakat berbeda dengan kepemimpinan dalam zona bisnis. Ada 16
prinsip kepemimpinan kesehatan masyarakat, ialah:
1. Infrastruktur kesehatan masyarakat wajib diperkuat oleh pemakaian guna inti serta
layanan esensial kesehatan masyarakat selaku pedoman buat pergantian yang wajib
terjalin. Pemimpin kesehatan masyarakat wajib mengevaluasi status kesehatan
masyarakat, mengevaluasi kapasitas warga buat penuhi prioritas kesehatannya,
serta mengimplementasikan aksi preventif buat kurangi akibat ataupun apalagi
menjauhi krisis kesehatan masyarakat.
3. Koalisi masyarakat wajib dibangun buat penuhi kebutuhan kesehatan warga dalam
komunis. Kesehatan warga ialah tanggung jawab komunis serta aktivitasnya berbasis
populasi. Ini berarti kalau misi kesehatan warga merupakan bekerja dengan seluruh
kelompok dalam komunitas buat tingkatkan kesehatan segala anggotanya.
4. Pemimpin kesehatan warga lokal serta negeri bagian wajib berkolaborasi buat
melindungi kesehatan tiap orang tanpa menghiraukan status gender, ras, etnik,
ataupun sosial ekonomi. Pemimpin kesehtan warga betul- betul yakin pada prinsip
kalau seluruh manusia diciptakan sama.
5. Perencanaan kesehatan warga yang rasional memerlukan kerja sama antara
pemimpin lembaga kesehatan warga, dewan kesehatan lokal( bila dewan tersebut
terdapat), dan dewan lokal, serta wilayah yang lain.
6. Pemimpin kesehatan warga yang baru wajib menekuni tehknik serta aplikasi
kepemimpinan dari pemimpin kesehatan warga yang berpengalaman.
8. Pemimpin tidak Cuma wajib berkomitmen pada pendidikan sejauh hidup, tetapi pula
pada pertumbuhan dirinya. Harga diri ialah aspek utama dalam pengembangan diri
serta berarti buat konpentesi personal yang diperlukan buat mengalami tantangan
kehidupan.
10. Pemimpin kesehatan warga wajib berpikir secara lokal tetapi berperan secara lokal.
12. Pemimpin wajib berhubungan dengan manajer serta staf lain dalam organisasi,
pemimpin wajib jadi pengarah serta motivator aktivitas dalam organisasi, pemimpin
wajib pengaruhi seluruh fase kerja dalam organisasi, serta pemimpin wajib
mengestimasi masa depan serta meningkatkan organisasi dengan metode
memikirkan masa depan tersebut.
16. Pemimpin kesehatan warga wajib mempraktikkan apa yang mereka ajarkan.
C. Teori Kepemimpinan
Teori watak kepemimpinan berkomentar kalau pemimpin itu dilahirkan bukan diciptakan( leader are
born, not built), maksudnya seorang sudah bawa bakat kepemimpinan semenjak dilahirkan bukan
dididik ataupun dilatih. Pemimpin yang dilahirkan tanpa pembelajaran serta latihan telah bisa jadi
pemimpin yang efisien. Pelatihan kepemimpinan Cuma berguna untuk mereka yang memanglah
sudah mempunyai sifat- sifat kepemimpinan.
Teori style kepemimpinan berasumsi kalau keahlian buat mengetuai serta keinginan buat menjajaki
didasarkan atas sikap pemimpin ataupun style kepemimpinan. Bagi Silalahi( 2002), style
kepemimpinan merupakan pola sikap khusus yang ditampilkan oleh pemimpin dalam upaya
pengaruhi orang lain guna menggapai tujuan organisasi ataupun kelompoknya. Sebagian style
kepemimpinan, ialah:
2.
Style kepemimpinan suportif ialah style kepemimpinan dengan banyak membagikan pengarahan
serta sokongan, pengambilan keputusan dicoba dengan memikirkan usul serta anjuran staf. Style
kepemimpinan suportif digunakan apabila sokongan sumber energi organisasi mencukupi, efisien
digunakan buat tingkatan kematangan staf rendah ke lagi dimana pegawai tidak sanggup namun
ingin memikul tugas serta tanggung jawab.
2. Style kepemimpinan delegatif( laissez- faire, permissive) ialah style kepemimpinan dengan
sedikit membagikan pengarahan serta sokongan, pengambilan keputusan dilimpahkan
seluruhnya kepada staf, tanggung jawab penerapan tugas terletak pada pegawai.
Ada pula teori kepemimpinan situasional berasumsi kalau kepemimpinan yang efisien bergantung
pada kesesuaian antara style kepemimpinan dengan suasana yang dialami semacam suasana,
atasan, pegawai, tugas, organisasi, serta variabel- variabel area yang lain, dan style kepemimpinan
merupakan contingent/ dependent dalam ciri situasional yang cocok.
Langkah- langkah mencapai kepemimpinan yang sukses bagi O’ Connor( 2003) dicoba lewat 7( 7)
ialah:
Para pimpinan wajib sediakan waktu buat memikirkan kekuatan serta kelemahan diri sendiri. Perihal
ini membagikan dasar buat membetulkan prestasi kinerjanya sebaik meningkatnya rasa yakin diri
ataupun uraian terhadap orang lain.
Perihal ini menekankan berartinya mengidentifikasi perbandingan orang pegawai dalam semangat,
cita- cita, serta ambisinya.
3. Memusatkan atensi buat memahamimasalah kekuasaan serta wewenang
Kala seorang menerima tanggung jawab kepemimpinan, mereka mengalami tantangan buat
mengelola kekuasaan secara bijak demi kepentingan organisasi.
4. Komunikasi
Dimana seluruh pekerjaan serta pergantian sosial sangat tergantung pada komunikasi. Komunikasi
ialah perlengkapan buat berbagi pemikiran, perasaan, serta sumber energi. Apabila komunikasi
terputus yang hendak lekas terjalin cumalah ketidaksepakatan serta kesalahpahaman.
5. Pengambilan keputusan
Baik melaksanakannya sendiri ataupun bersama stafnya, yang terutama merupakan pimpinan
melaksanakannya dengan yakin diri. Sehabis dialog pengambilan keputusan berakhir, pimpinan
setelah itu melaksanakan aksi.
6. Menghasilkan visi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang seharusnya dimiliki oleh setiap pemimpin organisasi.
Efektivitas seorang pemimpin ditentukan oleh kepiawaiannya mempengaruhi dan mengarahkan
para anggotanya. kepemimpinan kesehatan masyarakat adalah penerapan teori kepemimpinan
(mempengaruhi, menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan) melalui upaya masyarakat yang
terorganisir dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Pemimpin kesehatan masyarakat sangat percaya bahwa promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit dapat dilakukan. Berkaitan dengan hal ini, kesehatan masyarakat berbeda dengan sistem
layanan medis, yang menekankan pada pengobatan dan rehabilitasi. Setiap individu harus
mempelajari manfaat kesehatan masyarakat dan bagaimana kualitas hidup dapat ditingkatkan
secara optimal jika aturan tertentu di ikuti.
B. Saran
Pemimpin kesehatan masyarakat yang baik harus mempelajari teknik dan praktik kepemimpinan dari
pemimpin kesehatan masyarakat yang berpengalaman dan pemimpin kesehatan masyarakat harus
mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka secara kontinu serta seorang pemimpin itu
tidak pernah berhenti belajar. Pemimpin kesehatan masyarakat memiliki juga tanggung jawab
penting terhadap staf lembaga. Jadi, para pemimpin harus memantau dan mengevaluasi kinerja
serta kepuasan kerja staf. Evaluasi kinerja ini harus dilakukan dengan baik dan kontinu, agar staf
dapat mempelajari tanggung jawab kerja sepenuhnya dan memahami tanggung jawab tersebut
dengan lebih efektif. Dan seorang pemimpin harus mengetahui masalah apa saja yang telah terjadi
baik internal maupun eksternal sehingga sesegera mungkin dapat mengambil keputusan dan
tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
Palutturi, Sukri. 2013. Public Health Leadership. Buku. Pustaka Pelajar: Yogyakarta