Jtptunimus GDL Fajarprana 6565 3 14.bab I - 3
Jtptunimus GDL Fajarprana 6565 3 14.bab I - 3
dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam
antara lain:
3. Penuaan
4. Beban lebih
Penyebab gangguan dari luar untuk saluran kabel tegangan menengah ( SKTM )
antara lain:
2. Surja petir
3. Penuaan
7
4. Beban lebih
3. Binatang
V
I= ………………………………………( 1.1)
Z
(Ω/km).
sistem, maka besarnya arus gangguan hubung singkat dapat dihitung dengan
rumus di atas.
fasa ke tanah adalah impedansi yang terbentuk sesuai dengan macam gangguan
itu sendiri dan tegangan yang memasok arus ke titik gangguan, impedansi yang
Dimana,
tama hitung impedansi sumber ( reaktansi ) dalam hal ini diambil dari data
9
hubung singkat pada bus 150 kV , kedua menghitung reaktansi trafo tenaga,
kV 2
Xs = ………………………………………………………………( 1.2)
MVA
Perlu diingat bahwa impedansi sumber ini adalah nilai ohm pada sisi 150
kV, karena arus gagguan hubung singkat yang akan dihitung adalah gangguan
dikonversikan dulu ke sisi 20 kV, sehingga pada perhitungan arus gangguan nanti
kV 2
Xs (sisi 20 kV) = x Xs (sisi 150 kV) .....................................................( 1.3)
MVA
kV 2
Xt (pada 100%) = ……………………………….………….( 1.4 )
MVA(trafo )
Reaktansi urutan nol ini didapat dengan memperhatikan data trafo tenaga
itu sendiri yaitu dengan melihat kapasitas belitan delta yang ada dalam trafo itu :
1. Untuk trafo tenaga dengan hubungan belitan /Y dimana kapasitas belitan
2. Untuk trafo tenaga dengan belitan Yyd dimana kapasitas belitan delta (d)
menyalurkan daya, sedangkan belitan delta tetap ada di dalam tetapi tidak
Xt0=3Xt1,
dimana besar nilainya ditentukan dari konsfigurasi tiang yang digunakan untuk
jaringan SUTM atau dari jenis kabel tanah untuk jaringan SKTM. Dalam
dalam perhitungan ini disimulasikan terjadi pada lokasi dengan jarak 0%, 25%,
Perhitungan Z1 eq dan Z2 eq :
Karena lokasi gangguan diasumsikan terjadi pada 25%, 50%, 75% dan
100% panjang penyulang, maka Z1 eq (Z2 eq ) yang didapat juga pada lokasi
tersebut.
Perhitungan Z0 eq :
Karena lokasi gangguan diasumsikan terjadi pada 25%, 50%, 75% dan
100% panjang penyulang, maka Z0 eq yang didapat juga pada lokasi tersebut.
kawat fasa yang letaknya paling atas pada transmisi atau distribusi, dengan
Kemungkinan lain adalah akibat pohon yang cukup tinggi dan berayun
sewaktu angin kencang, kemudian menyentuh ketiga kawat pada transmisi atau
distribusi.
V
I= ………………………………………………….…( 1.8 )
Z
20000
V = Tegangan fasa-netral system 20 kV = = Vph
3
Sehingga arus gagguan hubung singkat 3 fasa dapat dihitung sebagai berikut :
13
20000
E fasa V ph 3 11547
I 3 fasa = = = = ………………………( 1.9 )
Z 1eq Z 1eq Z 1eq Z 1eq
kawat fasa tengah pada transmisi atau distribusi. Kemungkinan lainnya adalah
V
I= ……………………………………………………( 1.10 )
Z
Sehingga arus gagguan hubung singkat 2 fasa dapat dihitung sebagai berikut :
V ph ph 20000
I 2 fasa = = ………………….……( 1.11 )
Z 1eq Z 2eq Z 1eq Z 2eq
14
dihitung untuk lokasi gangguan yang diasumsikan terjadi pada 25%, 50%, 75%
dan 100% panjang penyulang. Dalam hal ini dianggap nilai Z1eq = Z2eq, sehingga
menjadi :
V ph ph
I 2 fasa = ……………………………………( 1.12 )
2 * Z 1eq
flashover antara tiang ke salah satu kawat transmisi dan distribusi. Sesaat setelah
tiang tersambar petir yang besar walaupun tahanan kaki tiangya cukup rendah
namun bisa juga gangguan fasa ke tanah ini terjadi sewaktu salah satu kawat fasa
V
I= ……………………………………………………( 1.13 )
Z
20000
V = Tegangan Fasa – Netral system 20 kV = = Vph
3
sebagai berikut :
20.000
3x
3xV ph 3
I 1 fasa = 3xI0 = =
Z1eq Z 2eq Z 0eq Z 1eq Z 2 eq Z 0 eq
34641,016 34641,016
= = ……………( 1.15 )
Z1eq Z 2eq Z 0eq 2 xZ 1eq Z 0eq
Fasa, Arus gangguan 1 Fasa ketanah juga dihitung untuk lokasi gangguan yang
di asumsikan terjadi pada 25%, 50%, 75% dan 100% panjang penyulang,
sehingga dengan rumus terakhir diatas dapat dihitung besarnya arus gangguan 1
dan 1 Fasa ke tanah), dapat digunakan untuk koordinasi Relai Proteksi Arus
Lebih, terutama pada Over Current Relay ( OCR ) dari jenis Inverse, manfaatnya
menjadi amat terasa karena waktu kerja Relai dapat diketahui untuk setiap lokasi
gangguan. Lebih lanjut pada bab berikut akan dicoba menghitung nilai setelan
Arus dan Waktu (Td atau Tms) dari Over Current Relay ( OCR ).
16
dapat dipertahankan salah satu alat pengaman yang digunakan adalah relai.
mungkin.
kepada konsumen.
sebagai berikut:
1. Selektif
Maka tugas relai adalah mendeteksi adanya gangguan yang terjadi pada
sistem yang lain yang tidak terganggu dapat beroperasi dengan normal.
2. Dapat diandalkan
mungkin berbulan – bulan atau bertahun - tahun. Tetapi bila pada suatu
saat ada gangguan, maka ia harus bekerja, maka dalam hal ini relai tidak
boleh gagal bekerja, karena pemadaman akan meluas. Disamping itu juga
Dalam hal yang harus dapat diandalkan bukan hanya relainya saja,
3. Cepat
Waktu kerja relai cepat, makin cepat relai bekerja, maka tidak hanya
dikehendaki waktu kerja relai yang cepat. Jadi harus dapat memberikan
4. Peka
Relai dikatakan peka bila dapat bekerja dengan masukan ( input ) dari
besaran yang dideteksi adalah kecil. Jadi relai dapat bekerja pada awal
kejadian gangguan.
berdasarkan adanya kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengaman tertentu
dalam jangka waktu tertentu, sehingga relai ini dapat dipakai sebagai pola
listrik terhadap arus lebih yang disebabkan oleh gangguan arus hubung singkat
atau dapat pula dikatakan bahwa relai ini berfungsi merasakan adanya arus lebih
gangguan dapat dihindari. Selain itu Over Current Relay ( OCR ) juga berfungsi
untuk mengamankan transformator dari arus yang melebihi dari arus yang
besar, jaringan transmisi tegangan tinggi), bila dilengkapi dengan relai arah
19
pengaman gangguan tanah sampai tegangan ektra tinggi, hanya disini yang
yang diatas yaitu mencegah kerusakan trafo atau SUTT dari gangguan hubung
hanya bekerja apabila pengaman utama di peralatan tersebut tidak bekerja. Selain
itu Over Current Relay ( OCR ) dijadikan pengaman cadangan karena untuk
yaitu :
a. Dapat mengamankan arus lebih yang terjadi karena hubung singkat atau
beban lebih.
c. Pengamannya sederhana.
cadangan.
a. Untuk jaringan dengan sirkuit ganda tanpa dilengkapi dengan relai arah
karena sukar untuk dapat selektif bila tidak dilengkapi dengan relai arah.
diantaranya adalah :
dari arus gangguan. Relai ini akan memberikan perintah kepada PMT ( pemutus
tenaga ) pada saat terjadi gangguan bila besar gangguannya melampaui arus
penyetelannya dan jangka waktu relai ini mulai pick up sampai kerja waktunya
Sifat atau karakteristik dari relai inverse adalah relai baru akan bekerja bila
yang mengalir pada relai tersebut melebihi besarnya arus setting ( Is) yang telah
trupping adalah paling lambat sesuai dengan waktu setting ( Ts) yang dipilih.
Pada relai ini waktu bekerjanya ( T tripp ) tidak sama dengan waktu setting ( Ts ).
Karena sangat tergantung dengan besarnya arus yang mengerjakan relai tersebut,
sehingga makin besar arus yang mengerjakan relai tersebut maka makin cepat
berikut :
a. Standard Inverse
b. Very Inverse
c. Extremely Inverse
tergantung dari arus gangguan. Relai ini memberikan perintah kepada PMT
melampaui arus penyetelannya, dan jangka waktu relai ini mulai pick up
Sifat atau karakteristik dari relai definite adalah relai baru akan bekerja
bila yang mengalir pada relai tersebut melebihi besarnya arus setting ( Is )
yang telah ditentukan. Dan lamanya selang waktu relai bekerja untuk
tersebut.
Adalah Over Current Relay ( OCR ) yang bekerja tanpa waktu tunda.
Relai ini akan memberikan perintah kepada PMT ( Pemutus Tenaga ) pada
penyetelannya, dan jangka waktu kerja mulai pick up sampai kerja sangat
relai ini karena bekerjanya seketika atau tanpa perlambatan waktu, supaya
23
maksimum.
besaran arus lebih akibat adanya gangguan hubung singkat dan memberikan
dipergunakan untuk menentukan nilai setelan arus lebih, terutama nilai setelan
Tms (Time Multiple Setting) dari Over Current Relay ( OCR ) dari jenis inverse.
24
Di samping itu setelah nilai setelan relai didapatkan, nilai–nilai arus gangguan
hubung singkat pada setiap lokasi gangguan yang diasumsikan dipakai untuk
memeriksa kerja Over Current Relay ( OCR ), apakah masih dapat dinilai selektif
atau nilai setelan harus diubah ke nilai lain yang memberikan kerja relai yang
lebih selektif atau didapatkan kerja selektifias yang optimum (relai bekerja tidak
terlalu lama tetapi menghasilkan selektifitas yang baik). Sedangkan untuk setelan
Relai inverse biasa diset sebesar 1,05 – 1,1 x Ibeban, sedangkan definit diset
minimum dari relai arus lebih (terutama di penyulang) tidak lebih kecil dari 0,3
detik. Pertimbangan ini diambil agar relai tidak sampai trip lagi akibat arus
inrush dari trafo – trafo distribusi ketika penyulang PMT penyulang tersebut
dimasukan.
Untuk menghitung nilai setelan arus lebih dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
setelan sekunder yang dapat disetkan pada Over Current Relay ( OCR ), maka
1
Iset(sek) = Iset(primer) x …………………………………( 1.17 )
RatioCT
Waktu Vs Arus. Rumus ini bermacam – macam sesuai desain Pabrik pembuat
Relai, dalam hal ini diambil rumus kurva Waktu Vs Arus dari Standard British,
sebagai berikut :
0,14 xTms
t= 0 , 02
……………………………………………..( 1.18 )
I fault
1
I set
Untuk mentukan nilai Tms yang akan disetelankan pada Over Current
Relay ( OCR ) diambil pada angka arus gangguan ( Ifault ) sebesar arus gangguan 3
fasa pada lokasi gangguan berapa persen dari panjang penyulang dan waktu kerja
Over Current Relay ( OCR ) di penyulang itu ( sesuai keterangan waktu tercepat
di atas ) misal diambil selama 0.3 detik, maka nilai Tms yang akan disetkan pada
I fault 0, 02
tx 1
I set
Tms = ………………………………….( 1.19 )
0,14
perlu dihitung terlebih dahulu arus nominal trafo tenaga itu yang datanya sesuai
kVA
In ( sisi 20 kV) = ........................................................( 1.20 )
kVx 3
setelan sekunder yang dapat disetkan pada Over Current Relay ( OCR ), maka
harus di hitung dengan menggunakan data rasio trafo arus yang terpasang di
1
Iset (sekunder) = Iset (primer) x ……………………….……( 1.22 )
RatioCT
Waktu Vs Arus dalam hal ini juga diambil dari standar British, maka rumusnya :
0,14.Tms
t= 0 , 02
……………………………………….……( 1.23 )
I fault
1
I set
disetelankan pada Over Current Relay ( OCR ) nya diambil pada angka arus
gangguan ( Ifault ) sebesar arus gangguan 3 fasa pada lokasi gangguan sebesar
berapa persen dari panjang penyulang, maka perhitungan menentukan nilai Tms
arus lebih di incoming juga harus berdasarkan besar arus gangguan hubung
KV harus dibuat lebih lambat 0,4 – 0,5 detik dari waktu kerja relai di penyulang
20 kV (dari relai yang di sisi hilirnya). Besarnya beda waktu ini dipengaruhi oleh
Selisih waktu kerja relai di incoming 20 kV ( sisi hulu ) lebih lama 0,4
detik dari waktu kerja relai di penyulang (sisi hilir) di sebut grading time, yang
Untuk itu, nilai Tms yang akan disetelankan pada relai arus lebih di
I fault 0, 02
tx 1
I set
Tms = ……………………………….……( 1.25 )
0,14
waktu koordinasi
Nilai setelan Tms yang didapat masih harus diuji lagi dengan arus
gangguan yang lain seperti arus gangguan hubung singkat untuk lokasi gangguan
3 fasa yang terjadi di lokasi lain misalnya pada 25%, 50%, 75% dan 100%
28
panjang penyulang. Demikian juga untuk jenis gangguan hubung singkat 2 fasa
Dengan cara yang sama dihitung nilai Tms pada Ground Fault Relay (
GFR ) yang tentunya berdasarkan hasil perhitungan arus gangguan satu fasa ke
tanah, sehingga dengan demikian lengkap sudah setelan relai yang diperlukan di
dalam sistem penyaluran distribusi yang dipasok dari trafo tenaga gardu induk.
dilakukan tetapi data yang dimasukkan bedanya hanya pada data penyulang, baik
Hasil perhitungan setelan Over Current Relay ( OCR ) yang didapat pada
bab IV masih harus diperiksa apakah untuk nilai arus gangguan hubung singkat
yang lain, waktu kerja Over Current Relay ( OCR ) yang terpasang di penyulang
dan yang terpasang di incoming trafo tenaga 20 kV sudah bekerja selektif, tetapi
masih harus diperiksa apakah memberikan beda waktu kerja (grading time) yang
terlalu lama.
Untuk Gradding Time yang terlalu lama, bila terjadi kegagalan kerja Over
jenis standar inverse, karena setelan waktu Tms pada Over Current Relay ( OCR
) jenis inverse bukan menunjukkan lamanya waktu kerja relai tersebut. Lamanya
waktu kerja relai ini ditentukan oleh besarnya arus gangguan yang mengalir di
29
relai. Makin besar arus gangguan yang mengalir di relai, makin cepat kerja relai
Gangguan satu fasa ke tanah sangat tergantung dari jenis pentanahan dan
kecil dan tidak bisa terdeteksi oleh Over Current Relay ( OCR ). Dengan
hubung singkat fasa ke tanah maka relai yang perlu digunakan adalah Ground
Fault Relay ( GFR ). Untuk gangguan penggerak Ground Fault Relay ( GFR )
dipakai arus urutan nol serta tegangan urutan nol.Untuk sistem yang beroperasi
Pada prinsipnya kerja Ground Fault Relay ( GFR ) dan Over Current Relay (
OCR ) sama namun karena besar arus gangguan tanah lebih kecil dibandingkan
besar arus gangguan fasa maka digunakan Ground Fault Relay ( GFR ). Prinsip
kerja Ground Fault Relay ( GFR ) yaitu pada kondisi normal dengan beban
seimbang arus –arus fasa Ir, Is, dan It ( Ib) sama besar sehingga kawat netral
tidak timbul arus dan relai gangguan tanah tidak dialiri arus. Namun bila terjadi
ketidakseimbangan arus atau terjadi gangguan hubung singkat fasa ke tanah maka
30
akan timbul arus urutan nol pada kawat netral. Arus urutan nol ini akan
terlebih dahulu diketahui besar arus hubung singkat yang mungkin terjadi, dan
harus diketahui terlebih dahulu impedansi sumber, reaktansi trafo tenaga, dan
impedansi penyulang. Dan setelah ketiga komponen yang telah disebutkan , baru
dapat ditentukan total impedansi jaringan. Total impedansi jaringan inilah yang
perhitungan arus hubung singkat satu fasa ke tanah sangat dipengaruhi oleh
2.7.2 Penyetelan Ground Fault Relay ( GFR ) pada Sistem Tanpa Pentanahan.
Pada sistem ini arus gangguan satu fasa ke tanah relatif kecil namun
nol. Maka relai ini tidak boleh bekerja bila terjadi pergeseran tegangan pada
keadaan normal.
Vo = 30% x V
V = Tegangan nol
Langsung.
Penyetelan untuk pengaman gangguan tanah pada sistem ini sama dengan
sistem pentanahan melalui tahanan rendah tetapi untuk sistem 3 fasa 4 kawat
31
Iset = ks x Ivb
Karena pada jaringan ini arus gangguan cukup besar maka kriteria
penyetelannya sama dengan relai gangguan antar fasa tetapi batas minimum dapat
2.7.3 Penyetelan Ground Fault Relay ( GFR ) pada Sistem Pentanahan Melalui
Tahanan Rendah
Arus gangguan pada umumnya lebih kecil, hal ini karena gangguan tanah
Iset = 10% x Io
Pada jaringan SKTM saat terjadi gangguan satu fasa ke tanah aka
mengalir arus kapasitif yang cukup besar termasuk pada penyulang yang tidak
minimum harus diperhitungkan bahwa relai tidak boleh bekerja pada saluran
Iset = ks x IsCE
3.7.4 Penyetelan Ground Fault Relay ( GFR ) pada Sistem Pentanahan Melalui
Tahanan Tinggi.
Pada sistem ini arus gangguan satu fasa ke tanah besarnya hanya 23 A dan
tidak jauh dengan kapasistansi ke tanah. Artinya arus kapasistansi ke tanah tidak
Adapaun relai yang digunakan adalah relai gangguan tanah berarah. Relai
ini sangat sensitif dengan karakteristik waktu tertentu. Relai ini mendapat suplai
dari arus urutan nol tegangan urutan nol. Setelan minimum relai gangguan ini
adalah 1 A.
Jika Is minimum masih bisa menyebabkan relai bekerja adalah 1,25 x Iset.
sekitar 8500 ohm. Jadi akibat sentuhan ranting pohon atau kawat putus