Penelitian ini dilaksanakan di Ruang IGD dan ICU RSUD Dayaku Raja
Kota Bangun. Lokasi RSUD Dayaku Raja berada di Kecamatan Kota Bangun
Rumah sakit yang terletak di jalan poros Kota Bangun-Tenggarong ini merupakan
rumah sakit yang di proyeksikan menjadi rumah sakit kelas C hingga saat ini
RSUD masih mengusung konsep tanpa tarif dan kelas, sama seperti konsep awal
Gambaran karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada table 5.1
sebagi berikut
Tabel 5.1
Perempuan 10 33,3%
menunjukan bahwa mayoritas resonden adalah laki-laki. Dan tabel diatas menunjukan
(90%) dan responden S-I Ners sebanyak 3 orang (10%). Data tersebut menunjukan
(BHD)
Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) di RSUD
Dayaku Raja Kota Bangun dapat dilihat pada table 5.2 sebagai berikut
Tabel 5.2
Baik 8 26,7%
Sumber: Data Primer (2018)
hidup dasar. Perawat yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 8 orang (26,7%), pengetahun
cukup sebanyak 13 orang (43,3%) dan pengetahuan kurang sebanyak 9 orang (30%). Data
Gambaran Sikap Perawat tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) di RSUD Dayaku Raja
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi berdasarkan Sikap tentang Bantuan Hidup Dasar di RSUD Dayaku
Baik 20 66,7%
Sumber: Data Primer (2018)
Mahasiswa yang memiliki sikap baik sebanyak 20 orang (66,7%) dan sikap cukup
sikap baik.
5.2 Pembahasan
perawat sangat dibutuhkan untuk tenaga laki-laki karena bekerja di unit darurat dan
kritis sangat membutuhakan banyak tenaga, apalagi jika dalam satu waktu langsung
terdapat pasien yang membutuhkan tindakan gawat darurat.Selain itu peneliti berasumsi
bahwa karena perempuan dianggap lemah pada saat melakukan tindakan medis yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dahlan, dkk.
Tingkat pengetahuan perawat tentang bantuan hidup dasar di RSUD Dayaku Raja
terbanyak pertama adalah cukup sebanyak 13 orang (43,3%), kedua adalah kurang
sebanyak 9 orang (30%), dan terakhir adalah baik sebanyak 8 orang (26,7%). Dari hasil
perawat tentang bantuan hidup dasar memiliki kategori cukup. Peneliti berasumsi
bahwa pengetahuan cukup yang di miliki oleh responden dapat dikarenakan oleh
pelatihan BHD terakhir yang dilakukan perawat di ruang IGD dan ICU yaitu terakhir
pelatihan BHD dua tahun terakhir. Dan peneliti berasumsi jumlah responden dengan
rumah sakit.
Hasil tersebut sesuai dengan Benner (1982) yaitu seorang perawat itu memiliki 5
tingkat atau tahap akuisisi peran dan perkembangan profesi meliputi Novice, yaitu secara
umum level ini di aplikasikan untuk mahasiswa keperawatan, tetapi Benner bisa
mengklasifikasikan perawat pada level yang lebih tinggi ke novice jika ditempatkan
pada area atau situasi yang tidak familiar dengannya. Advance Beginner, yaitu
mempunyai pengalaman yang cukup untuk memgang suatu situasi, situasi klinis di
tunjukan oleh perawat pada level advance beginner sbagai ujian terhadap
kemempuannya dan permintaan terhadap situasi pada pasien yang membutuhkan dan
lebih pada respon pasien, lebih realistis dan dapat menampilkan kemampuan kritis pada
dirinya. Proficient, pada tahapan ini menunjukan kemampuan baru untuk melihat
perubahan yang relevan pada situasi. Expert, pada tingkatan ini perawat mempunyai
pegangan intuitiv dari situasi yang terjadi sehingga mampu mengidentifikasi area dari
masalah tanpa kehilangan pertimbangan waktu untuk membuat diagnosa alternatif dan
penyelesaian.
untuk dikuasai karena tidak mungkin seseorang dapat memberikan tindakan yang cepat
tepat dan akurat kalau tidak menguasai ilmunya. Keterlambatan dalam semenit saja
sangat mempengaruhi prognosis seseorang karena kegagalan sistem otak dan jantung
selama 4-6 menit dapat menyebabkan kematian biologi sementara kematian klinis dapat
memiliki sikap baik tentang BHD yaitu sebanyak 20 orang ( 66,7%), cukup sebanyak
10 orang (33,3%). Hal ini ditandai dari pengisian kuesioner responden, yaitu sebanyak
20 orang responden masih banyak yang beranggapan bahwa tindakan BHD penting
bagi dirinya. Atau dalam tingkatan sikap para responden masuk dalam tingkatan
menerima (receiving). Menerima dapat di artikan bahwa orang (subyek) mau dan
mayoritas sikap responden besikap positif. Sikap positif adalah kecenderungan untuk
masih ada yang menganggap tidak penting 3A pada awal dari BHD.
dalam melakukan suatu tindakan. pengetahuan yang baik tentang bantuan hidup dasar
akan mengoptimalkan sikap perawat dalam pemberian BHD. Penelitian yang dilakukan
oleh Supratman (2011) bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan
Hal ini terjadi karena responden masih ada responden yang belum memiliki
tidak terlepas dari pengetahuan yang dimiliki seseorang maka akan semakin positif
(Notoatmojo, 2007).