Anda di halaman 1dari 22

MATA KULIAH FISIKA LINGKUNGAN

ANALISIS KONSEP FISIKA DALAM PEMBANGUNAN PLTN DI


KALBAR
DOSEN PENGAMPU : Dr. STEPANUS SAHALA S, M. Si

DI SUSUN OLEH :
EDY RIKO SOPIAN (F1051181050)
MUHAMMAD NIZAM (F1051181001)
MUTIARA CHELSIYANTI (F1051181024)
SARIZAN (F1051181005)
THIRA SONA (F1051181012)
WENI AFRIANI (F1051181034)
YULIA FRANCISCA (F1051181011)

PROGRAM STUDI PENDIDIKA FISIKA


PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulilah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul:
“Analisis Potensi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalbar“
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada
pihak – pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini,
yaitu Bapak Dr. Stepanus Sahala S, M. Si selaku dosen pengampu mata kuliah Fisika
Lingkungan dan juga kepada teman – teman yang telah mendukung dalam penyusunan
makalah ini.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr.
Stepanus Sahala S, M. Si selaku dosen yang mengampu mata kuliah Fisika Lingkungan.
Makalah ini kami buat memaparkan tentang analisis – analisis terhadap potensi
pengembangan PLTN di kalbar yang berkaitan dengan materi Fisika Lingkungan seperti
energi tak terbarukan.
Dengan selesainya penyusunan makalah ini, harapannya adalah penulis dan pembaca
dapat mengetahui bagaimana potensi pengembangan PLTN di Kalbar. Sehingga pelaksanaan
perkuliahan mata kuliah Fisika Lingkungan khususnya terkait dengan pembelajaran energi
tak terbarukan menjadi lebih terarah dan lancar karena telah dijelaskan dalam makalah ini.
Penulis menyadari bahwa hanyalah seorang manusia biasa yang tidak lepas dari salah
dan khilaf. Untuk itu penulis terbuka untuk menerima segala macam perbaikan dan saran
demi terwujudnya makalah yang lebih baik lagi.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Pontianak, 16 April 2021

Penulis
Kelompok 1

2
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2

BAB IPENDAHULUAN.............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................7

BAB III..................................................................................................................................................19

PENUTUP.............................................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Energi nuklir merupakan suatu energi yang tersimpan dalam atom. Energi ini
keluar ketika terjadi proses dalam reaksi nuklir. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
energi nuklir didapatkan dari perubahan sejumlah massa inti atom ketika berubah
menjadi inti atom yang lain dalam reaksi nuklir.
Dewasa ini banyak negara berlomba – lomba untuk mengembangkan energi
nuklir. Negara – negara tersebut tahu betul bahwa energi nuklir merupakan energi
yang paling efektif karena dengan sedikit nuklir yang dikeluarkan akan bisa
menambah pasokan listrik yang cukup besar.
Sudah seharusnya Indonesia berlomba – lomba dalam membuat Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia. Mengingat saat ini Indonesia mengalami krisis
energi khususnya energi listrik. Yang mana masih sebagian daerah yang belum teraliri
listrik.
Selain itu menurut data yang ada ada beberapa daerah di indonesia memiliki
pasokan bahan bakar nuklir yang cukup banyak salah satunya Kalbar. Berdasarkan hal
tersebut dapat memungkinkan jika pemerntah dapat mengembangkan bahan bakar
tersebut menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi minyak bumi
memaksa kita untuk mencari dan mengembangkan sumber energi baru. Salah satu
alternatif sumber energi baru yang potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak
dan bahaya yang ditimbulkan amat besar, tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir
adalah salah satu alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan.
Fakta – fakta tentang bencana yang disebabkan karena radiasi nuklir mulai
dari yang terdahsyat yang terjadi di Chembyol, Ukraina serta terjadi di Fukushima,
Jepang menunjukkan bahwa pemanfaatan energi nuklir perlu sebuah tinjuan ulang.
Serta memerlukan sebuah mitigasi bencana alam penanganan bencana tersebut.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dan diselesaikan pada penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut :

4
1. Bagaimana penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia ?
2. Bagaimana prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) ?
3. Apa kajian fisika yang berhubungan dengan bahan bakar Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN) ?
4. Bagaimana reaksi fisi yang terdapat pada bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir (PLTN) ?
5. Bagaimana analisis terhadap bahanbakar nuklir di Kalbar untuk pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) ?
6. Dimana saja daerah yang berpotensi dalam pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalbar ?
7. Apa saja keuntungan dan kerugian dalam pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalbar ?

C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui cara penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di
Indonesia.
2. Dapat mengetahui prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
3. Dapat mengetahui kajian fisika yang berhubungan dengan bahan bakar
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
4. Dapat mengetahui reaksi fisi yang terdapat pada bahan bakar Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN).
5. Dapat mengetahui hasil analisis terhadap bahanbakar nuklir di Kalbar untuk
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
6. Dapat mengetahui daerah yang berpotensi dalam pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalbar.
7. Dapat mengetahui keuntungan dan kerugian dalam pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalbar.

5
D. Manfaat
Adapun manfaat yang ingin disampaikan dalam pembahasan tentang analisis
potensi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalbar ialah agar
masyarakat dapat mengetahui sumber energi yang dapat digunakan sebagai
pembangkit listrik selain diesel dan lainnya. Sehingga kebutuhan pasokan listrik di
Kalbar ini dapat terpenuhi dengan baik lagi. Setelah mendapatkan pasokan listrik
diharapakan segala aktivitas yang dilakukan masyarakat dapat terbantu dan dapat
berjalan dengan lebih baik dan efesien.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia


Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik
termal yang menggunakan bahan bakar nuklir (uranium) untuk membangkitkan
energi. Energi yang dihasilkan oleh reaksi fisi di dalam reaktor nuklir berubah
menjadi panas dan air berubah menjadi uap panas dan kemudian diambil tenaganya
untuk memutar turbin yang selanjutnya membangkitkan tenaga listrik.
Pemanfaatan energi nuklir sebagai pembangkit listrik telah merupakan bagian
penting dari program listrik nasional berbagai negara terutama untuk mengantisipasi
makin menipisnya sumber energi fosil. Dalam kurun waktu 60 tahun terakhir telah
tercapai kemajuan yang meyakinkan dalam pengembangan dan pemanfaatan
teknologi nuklir tidak saja di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, negara
Eropa Barat dan Jepang, tetapi juga di beberapa negara-negara berkembang seperti
Korea Selatan, China, Argentina, Brazil, dan India. Negara-negara Asia adalah negara
yang sedang berkembang, serta ditandai dengan padatnya penduduk dan konsumsi
energi per kapita, konsumsi listrik per kapita maupun pendapatan per kapita yang
relatif rendah. Beberapa negara di Asia yang sudah membangun PLTN adalah Jepang,
Korea Selatan,India, Pakistan, China, dan Iran. Korea Selatan termasuk negara nomor
enam terbanyak di dunia menggunakan PLTN. Sejumlah negara antara lain Vietnam
dan Turki sudah melakukan studi kelayakan pembangunan PLTN, sedangkan di
Eropa khususnya negara Prancis, hampir seluruh kebutuhan listrik negaranya di suplai
dari PLTN.
Indonesia harus belajar dari pengalaman negara-negara di Asia yang telah
lebih dahulu membangun PLTN. Dalam penggunaan PLTN untuk pembangkit listrik
ini, sesungguhnya Indonesia sudah tertinggal jauh dari negeri lain. Korea Selatan
yang pada tahun 1960-an dalam hal penguasaan iptek nuklir sejajar dengan Indonesia,
sekarang telah memiliki 23 buah PLTN dengan kapasitas 20.717 MWe atau 30,4%
total listrik. India sekarang memiliki 21 buah PLTN dengan kapasitas 5.308 MWe
atau 3,5% dari total listrik dan direncanakan tahun 2050 sebanyak 25% listriknya
berasal dari PLTN. China pada tahun 1993 baru mempunyai 1 buah PLTN (288
MWe), pada akhir tahun 2005 telah mempunyai 9 buah PLTN dengan kapasitas 6.572

7
MWe, pada tahun 2011 menjadi 13 buah dengan kapasitas 10.058 MWe (1,82%),
pada tahun 2015 menjadi 23 buah dengan kapasitas 19.007 MWe (3,4%) dan
diperkirakan mencapai sekitar 40 GWe pada tahun 2020.
Dalam sudut pandang kebutuhan energi listrik di masa sekarang dan akan
datang, sebagian besar masyarakat sepakat bahwa Indonesia harus meningkatkan
produksi energinya yang sering gagal diantisipasi. Selain sebagai sumber penerangan,
listrik mempunyai peranan lain, yaitu sebagai pendorong kemajuan perekonomian
suatu negara. Oleh karena itu, ada suatu hubungan antara konsumsi listrik dengan
keadaan perekonomian suatu masyarakat. Dari beberapa sumber energi yang ada
perlu ditentukan juga beberapa alternatif pilihan yang sudah sering ditawarkan oleh
pemerintah dan banyak dibahas, dikaji, dikomentari oleh para pakar energi, pakar
listrik, maupun masyarakat umum, dan PLTN merupakan salah satu alternatif untuk
mengantisipasi kebutuhan listrik Indonesia yang terus meningkat tersebut. Dengan
memperhatikan kondisi ketersediaan energi sekarang tidak mungkin kebutuhan
tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi yang mantap
yang dapat digunakan sebagai acuan dalam lingkungan IPTEK yang mampu
mendukung ketersediaan energi berkelanjutan. Dengan memperhatikan jumlah dan
angka pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya standar hidup,
dan issu lingkungan, maka perencanaan energi jangka panjang harus dilakukan secara
arif dan bijaksana. Dengan keterbatasan sumber energi tak terbarukan, maka untuk
memenuhi kebutuhan energi di masa mendatang, harus diterapkan konsep bauran
energi (energy mix) serta harus lebih mengarah kepada energi berbasis teknologi
(technology base), dibanding energi berbasis fosil. Sebetulnya sumber energi
alternatif cukup tersedia. Misalnya, energi matahari di musim kemarau atau musim
kering, energi angin dan air.
Tenaga air memang paling banyak dimanfaatkan dalam bentuk pembangkit
listrik tenaga air (PLTA), namun bagi sumber energi lain belum kelihatan secara
signifikan. Pada saat ini, kebutuhan energi di Indonesia semakin meningkat namun
cadangan sumber energi utama yang tak terbarukan seperti minyak bumi, gas, dan
batu bara semakin lama semakin menipis. Berbagai upaya dilakukan pemerintah
untuk mengembangkan sumber daya energi alternatif seperti contohnya :
biomassa,bio-etanol,biogas, serta sumber daya alam lain yang masih bisa
dimanfaatkan untuk menggantikan fossil fuel seperti : panas bumi, air, angin, dan
panas matahari.Kegiatan eksplorasi dan produksi gas bumi bisa ditingkatkan, tidak

8
saja untuk meningkatkan ekspor LNG namun juga untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri. Masalah yang mendasar untuk jangka panjang adalah bahwa kebutuhan gas
yang sangat tinggi di pulau Jawa tidak akan dapat terpenuhi dari cadangan gas di
sekitarnya. Ketersediaan cadangan gas di luar Jawa akan dapat membantu pemenuhan
kebutuhan pulau Jawa dengan menjalurkannya melalui pipa. Untuk membangun
jaringan pipa sebagai sarana akan diperlukan dana yang sangat besar. Namun
demikian hanya dengan membangun jaringan gas terpadu, pemanfaatan gas secara
optimal dapat tercapai. Sekarang yang menjadi pertanyaan apakah benar Indonesia
membutuhkan nuklir? Sebenarnya nuklir merupakan salah satu solusi alternatif dan
realistis yang dapat diandalkan untuk mencukupi pasokan listrik di negeri ini. Bagi
siapa saja yang ingin menjadi negara maju dan ingin sejahtera pasti memiliki
pembangkit listrik bertenaga nuklir. Seperti Amerika Serikat, negara-negara Eropa,
Rusia, Israel, Korea Selatan, India, China, bahkan negara Jepang yang pernah menjadi
korban bom nuklir menggunakan program energi nuklir untuk mencukupi kebutuhan
energinya.

B. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)


Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN adalah sebuah pembangkit daya
thermal yang menggunakan satu atau beberapa reactor nuklir sebagai sumber
panasnya. Prinsip kerja PLTN hamper mirip dengan cara kerja pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU) berbahan bakar fosil lainnya. Jika PLTU menggunakan boiler
untuk menghasilkan energy panasnya, PLTN menggantinya dengan menggunakan
reactor nuklir.
Seperti terlihat pada gambar 1, PLTU menggunakan bahan bakar batu bara,
minyak bumi, gas alam dan sebagainya untuk menghasilkan panas dengan cara
dibakar, kemudian panas yang dihasilkan digunakan untuk memanaskan air di dalam
boiler sehingga menghasilkan uap air, uap air yang didapat digunakan untuk memutar
turbin uap, dari sini generator dapat menghasilkan listrik karena ikut berputar seporos
dengan turbin uap.
PLTN juga memiliki prinsip kerja yang sama yaitu di dalam reaktor kerja
direaksi fisi bahan bakar uranium sehingga menghasilkan energi panas, kemudian air
di dalam reactor dididihkan, energi kinetik uap air yang didapat digunakan untuk
memutar turbin sehingga menghasilkan listrik untuk diteruskan ke jaringan transmisi.

9
Gambar 1

C. Kajian Fisika Pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)


Energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu
pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi.
Salah satu mekanisme produksi energi nuklir, yaitu reaksi fisi nuklir.
Sebuah inti berat yang ditumbuk oleh partikel (misalnya neutron) dapat membelah
menjadi dua inti yang lebih ringan dan beberapa partikel lain. Mekanisme semacam
ini disebut pembelahan inti atau fisi nuklir. Contoh reaksi fisi adalah uranium yang
ditumbuk (atau menyerap) neutron lambat.
Reaksi fisi uranium seperti di atas menghasilkan neutron selain dua buah inti
atom yang lebih ringan. Neutron ini dapat menumbuk (diserap) kembali oleh inti
uranium untuk membentuk reaksi fisi berikutnya. Mekanisme ini terus terjadi dalam
waktu yang sangat cepat membentuk reaksi berantai tak terkendali. Akibatnya, terjadi
pelepasan energi yang besar dalam waktu singkat. Mekanisme ini yang terjadi di

10
dalam bom nuklir yang menghasilkan ledakan yang dahsyat. Jadi, reaksi fisi dapat
membentuk reaksi berantai tak terkendali yang memiliki potensi daya ledak yang
dahsyat dan dapat dibuat dalam bentuk bom nuklir.
Dibandingkan dibentuk dalam bentuk bom nuklir, pelepasan energi yang
dihasilkan melalui reaksi fisi dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih berguna.
Untuk itu, reaksi berantai yang terjadi dalam reaksi fisi harus dibuat lebih terkendali.
Usaha ini bisa dilakukan di dalam sebuah reaktor nuklir. Reaksi berantai terkendali
dapat diusahakan berlangsung di dalam reaktor yang terjamin keamanannya dan
energi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih berguna,
misalnya untuk penelitian dan untuk membangkitkan listrik.
Reaktor Nuklir
Energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat dimanfaatkan untuk
keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara terkendali di
dalam sebuah reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat
komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron, batang kendali, dan
perisai beton.
Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang akan mengalami fusi
nuklir. Bahan yang biasa digunakan sebagai bahan bakar adalah uranium U. elemen
bahan bakar dapat berbentuk batang yang ditempatkan di dalam teras reaktor.
Neutron-neutron yang dihasilkan dalam fisi uranium berada dalam kelajuan
yang cukup tinggi. Adapun, neutron yang memungkinkan terjadinya fisi nuklir adalah
neutron lambat sehingga diperlukan material yang dapat memperlambat kelajuan
neutron ini. Fungsi ini dijalankan oleh moderator neutron yang umumnya berupa air.
Jadi, di dalam teras reaktor terdapat air sebagai moderator yang berfungsi
memperlambat kelajuan neutron karena neutron akan kehilangan sebagian energinya
saat bertumbukan dengan molekul-molekul air.
Fungsi pengendalian jumlah neutron yang dapat menghasilkan fisi nuklir
dalam reaksi berantai dilakukan oleh batang-batang kendali. Agar reaksi berantai
yang terjadi terkendali dimana hanya satu neutron saja yang diserap untuk memicu
fisi nuklir berikutnya, digunakan bahan yang dapat menyerap neutron-neutron di
dalam teras reaktor. Bahan seperti boron atau kadmium sering digunakan sebagai
batang kendali karena efektif dalam menyerap neutron.
Batang kendali didesain sedemikian rupa agar secara otomatis dapat keluar-
masuk teras reaktor. Jika jumlah neutron di dalam teras reaktor melebihi jumlah yang

11
diizinkan (kondisi kritis), maka batang kendali dimasukkan ke dalam teras reaktor
untuk menyerap sebagian neutron agar tercapai kondisi kritis. Batang kendali akan
dikeluarkan dari teras reaktor jika jumlah neutron di bawah kondisi kritis (kekurangan
neutron), untuk mengembalikan kondisi ke kondisi kritis yang diizinkan.
Radiasi yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom atau fisi nuklir dapat
membahayakan lingkungan di sekitar reaktor. Diperlukan sebuah pelindung di sekeliling
reaktor nuklir agar radiasi dari zat radioaktif di dalam reaktor tidak menyebar ke
lingkungan di sekitar reaktor. Fungsi ini dilakukan oleh perisai beton yang dibuat
mengelilingi teras reaktor. Beton diketahui sangat efektif menyerap sinar hasil radiasi zat
radioaktif sehingga digunakan sebagai bahan perisai.

D. Reaksi Fisi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)


Untuk mendapatkan gambaran tentang besarnya energi yang dapat dilepaskan
oleh reaksi nuklir, berikut ini diberikan contoh perhitungan sederhana. Ambil 1 g
(0,001 kg) bahan bakar nuklir 235U. Jumlah atom di dalam bahan bakar ini adalah :
N = (1/235) x 6,02 x 1023 = 25,6 x 1020 atom 235U.

Karena setiap proses fisi bahan bakar nuklir 235U disertai dengan pelepasan
energi sebesar 200 MeV, maka 1 g 235U yang melakukan reaksi fisi sempurna dapat
melepaskan energi sebesar :
E = 25,6 x 1020 (atom) x 200 (MeV/atom) = 51,2 x 1022 MeV
Jika energi tersebut dinyatakan dengan satuan Joule (J), di mana 1 MeV = 1.6
x 10-13 J, maka energi yang dilepaskan menjadi :
E = 51,2 x 1022 (MeV) x 1,6 x 10-13 (J/MeV) = 81,92 x 109 J

Dengan menganggap hanya 30 % dari energi itu dapat diubah menjadi energi
listrik, maka energi listrik yang dapat diperoleh dari 1 g 235U adalah :
Elistrik = (30/100) x 81,92 x 109 J = 24,58 x 109 J

Karena 1J = 1 W.s ( E = P.t), maka peralatan elektronik seperti pesawat TV


dengan daya (P) 100 W dapat dipenuhi kebutuhan listriknya oleh 1 g 235U selama :
t = Elistrik / P = 24,58 x 109 (J) / 100 (W) = 24,58 x 107 s

12
Angka 24,58 x 107 sekon (detik) sama lamanya dengan 7,78 tahun terus-
menerus tanpa dimatikan. Jika diasumsikan pesawat TV tersebut hanya dinyalakan
selama 12 jam/hari, maka energi listrik dari 1 g 235U bisa dipakai untuk mensuplai
kebutuhan listrik pesawat TV selama lebih dari 15 tahun.
Contoh perhitungan di atas dapat memberikan gambaran yang cukup jelas
mengenai kandungan energi yang tersimpan di dalam bahan bakar nuklir. Energi
panas yang dikeluarkan dari pembelahan satu kg bahan bakar nuklir 235U adalah
sebesar 17 milyar kilo kalori, atau setara dengan energi yang dihasilkan dari
pembakaran 2,4 juta kg (2.400 ton) batubara. Melihat besarnya kandungan energi
tersebut, maka timbul keinginan dalam diri manusia untuk memanfaatkan energi
nuklir sebagai pembangkit listrik dalam rangka memenuhi kebutuhan energi dalam
kehidupan sehari-hari.

E. Analisis Bahan Nuklir di Kalbar Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir


(PLTN)
Pada saat ini hampir 100% pasokan listrik di Kalimantan Barat bersumber dari
pembangkit berbahan bakar minyak. Kecukupan dan keandalan pasokan masih relatif
rendah karena umur beberapa mesin diesel sudah tua dan cadangan pembangkit tidak
memadai. Kebutuhan energi listrik untuk daerah perbatasan antara Kalimantan Barat
dan Sarawak juga belum terpenuhi. Kapasitas pembangkit terpasang di Kalimantan
Barat adalah 415 MW dengan daya mampu 355 MW. Beban puncak di sistem
kelistrika KalimantanBarat pada tahun 2011 sebesar 286 MW dengan produksi energi
listrik sebesar 1.616 GWh. Sistem interkoneksi merupakan yang terbesar dimana
sekitar 67% produksi listrik di Kalimantan Barat berada pada sistem tersebut.
Untuk memecahkan permasalahan kecukupan dan keandalan pasokan energi
listrik di Kalimantan Barat, perlu dilakukan perencanaan sistem kelistrikan yang
menggunakan semua sumber energi yang memungkinkan untuk dikembangkan di
Kalimantan Barat, salah satunya adalah energi nuklir (PLTN). Bahan bakar nuklir
adalah semua jenis material yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi nuklir.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah sebuah pembangkit daya thermal
yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya.
Biasanya sebuah PLTN menggunakan uranium sebagai sumber panasnya.
Berdasarkan data dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menyatakan

13
Kalimantan Barat memiliki 17.005 ton deposit uranium yang dapat menjadi sumber
bahan baku untuk bahan bakar nuklir pada pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Uranium adalah unsur utama di antara bahan radioaktif alami yang ada di
bebatuan terutama batuan beku dan metamorfosa dari batuan sedimen yang bersifat
asam, seperti granit, fosfat, dan black shales kaya organik, yang terdapat di kerak
bumi dan air laut Jumlah kebutuhan bahan bakar nuklir untuk 1 unit PLTN dapat
digunakan untuk memprediksi jumlah kebutuhan bijih uranium yang diperlukan untuk
memproduksi bahan bakar nuklir tersebut. Uranium adalah unsur terpenting dalam
bahan bakar nuklir untuk PLTN dalam menghasilkan panas. Banyaknya bahan bakar
nuklir yang dibutuhkan PLTN akan mempengaruhi jumlah penyediaan bijih uranium.
Untuk menjaga keberlangsungan operasi PLTN, sangat penting untuk menjaga
keseimbangan antara kebutuhan dan pasokan uranium.
Secara umum bahwa Kalimantan Barat terususun oleh batuan berumur pra-
tersier (Miosen–Kapur) dan ditutupi oleh aluuvial berumur kuarter. Terdapat beberapa
kelurusan berupa patahan Adang dan Patahan Lupar berarah Baratlaut-Tenggara yang
diindikasikan bukan merupakan patahan aktif. Kondisi geologi di Kalan menunjukkan
adanya mineral uranium pada batuan metalanau dan metatuf berkisar antara 150–5000
c/s yang terdapat pada urat tebal milimetrik–centimetrik berarah N65˚–85˚E. Daerah
tersebut secara detil belum diketahui proses pembentukan mineralisasi uranium,
karena itu perlu dilakukan survei detil yang menekankan pada aspek karakter,
keberadaan, alterasi dan mineral penyertanya, sehingga akan diperoleh kejelasan
cadangan mineralisasi U Sektor Kalan, Kalimantan Barat. Wilayah kajian meliputi
Kabupaten Sambas, Kota Singkawang, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten
Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Ketapang
dan Kabupaten Melawi. Kajian ini dilakukan secara swakelola oleh pusat kajian
sistem energi nuklir (PKSEN) BATAN dengan bantuan data sekunder dari Pemkot
Pontianak, dan beberapa Kabupaten di Kalimantan Barat.
Indikasi potensi mineral uranium menunjukkan bahwa sektor Engkala dan
Ririt, Kecamatan Kalan, Kabupaten Melawi termasuk dalam seri atas “upper serie“
dari Cekungan Kalan yang merupakan struktur sinklin dengan penunjaman NE-SW.
Mineralisasi uranium mengisi bidang breksiasi maupun bidang fraktur berarah NE-
SW, radiometri berkisar antara 500-15.000 c/s. Dari asosiasi mineral dan terdapatnya
urat-urat kalsit, gipsum, kuarsa felspatik menunjukkan bahwa pembentukan
pemineralan uranium akibat proses hidrotermal magmatik pada temperatur 246˚–

14
275˚C. Wilayah pantai Kalimantan Barat meliputi Kabupaten Pontianak, Kubu Raya,
Kayong Utara, dan Ketapang merupakan daerah yang direkomendasikan menjadi
tapak PLTN.
Pada daerah Ketapang, Kalimantan Barat juga dijadikan sebagai daerah target
eksplorasi mineral radioaktif dengan luas 115 km². Obyek penyelidikan diutamakan
pada sebaran aluvium hasil perombakan batuan granit di daerah Ketapang. Hasil
pemetaan geologi dan identifikasi bahan galian monasit yang telah dilakukan pada
sejumlah sampel di daerah Ketapang, secara khusus menunjukkan bahwa daerah
Semelangan, Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang merupakan daerah
berindikasi mengandung deposit mineral radioaktif monasit yang berasosiasi dengan
unsur tanah jarang (rare earth elements) yang cukup potensial. Monasit adalah salah
satu mineral radioaktif yang dikenali mengandung thorium. Thorium dapat berperan
sebagai sumber energi baru yang secara geologi keberadaannya dikenali berupa
monasit mengandung unsur tanah jarang, keberadaan monasit tersebut dikenali
bersama-sama dengan zirkon sebagai endapan plaser pantai dan aluvial sungai.
Monasit, secara kimiawi adalah salah satu mineral radioaktif dalam senyawa thorium
phospat dan cerium. Cerium adalah salah satu unsur tanah jarang dengan senyawa
oksida dari logam-logam lanthanium, samarium, praseodymium, neodymium,
promethium dan europium. Sebaran bahan galian monasit di daerah kajian
teridentifikasi pada material endapan plaser aluvial dengan radioaktivitas linkungan
sedimen 800 – 4.000 c/s, kandungan mineral berat 30– 45 % (pan heavy mineral
concentrate) berupa monasit dan xenotim, mineral yang hadir bersama-sama adalah
zirkon dan alanit, ilmenit, hematit, magnetit, pirit, rutil.
F. Daerah yang Berpotensi Dalam Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir (PLTN)
Rencana pembangunan PLTN di Kalbar, muncul beberapa tahun ini.
Sutarmidji, Gubernur Kalimantan Barat, menyambut gagasan ini. Dia mengatakan,
ada empat lokasi potensial pembangunan PLTN di Kalbar, yakni, Ketapang , Sambas,
Bengkayang dan Melawi.Dia mengklaim, pembangunan PLTN di Kalbar terobosan
penting dalam membangun industri di Kalbar mengingat daerah ini punya cadangan
uranium nomor dua terbaik setelah Nusa Tenggara Timur.
Dengan pembangunan PLTN, Sutarmidji optimis Kalbar bisa mandiri energi.
Kemandirian energi, katanya, kunci Kalbar bersaing dengan daerah lain. Industri,
memerlukan energi besar dalam mendukung operasional mereka.Saat ini, katanya,

15
pembangunan industri kerap terkendala ketersediaan energi, seperti smelter bauksit
memerlukan energi besar. “Harga beli lebih US$9 per Kwh, itu mahal, jadi tak
kompetitif. Dengan tenaga nuklir, bisa di bawah US$5 per Kwh,” katanya.
Saat ini, Kalimantan Barat, masih impor listrik dari Malaysia 200 Megawatt,
dengan harga US$8 per Kwh. Listrik dijual US$10-US$11 per Kwh. “Listrik bisa jadi
20% dari biaya produksi. Ini yang menyebabkan produk kita sulit bersaing,” kata
Midji.Alasan lain memilih energi nuklir, katanya, karena ketersediaan energi fosil
akan habis. Ditambah lagi, sumber daya Kalbar untuk uranium cukup besar. Dia pun
siap menghadapi pro dan kontra terkait wacana ini.
“Kajian ilmiah itu penting. Bisa kita tempatkan di satu pulau dengan radius
10-30 km dari permukiman. Jadi aman sekalipun terjadi apa-apa.”Badan Tenaga
Nuklir Nasional (Batan) menyatakan, terdapat cadangan 70.000 ton uranium dan
117.000 thorium tersebar di sejumlah lokasi di Indonesia, yang bisa bermanfaat
sebagai energi masa depan. Sebagian besar cadangan uranium, katanya, kebanyakan
di Kalbar, sebagian di Papua, Bangka Belitung dan Sulawesi Barat. Sedangkan
thorium banyak di Babel,sebagian Kalbar.
Penyelidikan umum mineral uranium di Kalimantan, dimulai 1970 sekitar
266.000 Km persegi, bekerja sama dengan CEA Prancis. Tahap eksplorasi pada 1974,
fokus Nanga Kalan, Kalimantan Barat dan Melawi-Mahakam, sekitar 30.000 Km
persegi hingga 1977.Di Kalbar, thorium ada pada mineral monasit yang dikenal ada
bersama zirkon, Ilmenit dan mineral berat lain pada endapan plaser sungai atau pantai,
seperti di Ketapang, Nanga Tayap, Tumbang Titi dan Marau.
Sebelumnya, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
memetakan delapan lokasi di Kalbar yang cocok pembangunan PLTN.Badan Tenaga
Nuklir Nasional (BATAN) masih melakukan uji kelayakan di beberapa daerah untuk
pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Hal ini dilakukan sebagai
persiapan jika nantinya ada lampu hijau untuk pembangunan infrastruktur listrik
nuklir ini.Terbaru, uji kelayakan yang sedang dilakukan oleh BATAN adalah di
daerah Kalimantan Barat melalui kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Barat, sejumlah instansi dan perguruan tinggi.
Kepala BATAN Anhar Riza Antariksawan mengatakan, studi ini masuk ke
dalam program prioritas riset nasional yang di mulai pada tahun ini hingga 2024
nanti."Saat ini sudah dilakukan beberapa pra-survei untuk daerah tapak potensial di
daerah pantai Gosong Kabupaten Bengkayang.Untuk memenuhi kebutuhan energi

16
daerah Provinsi Kalimantan Barat,kedepannya Pemerintah Provinsi kalimantan Barat
merencanakan pembangunanPembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) untuk
mensuplai Kawasan Industriyang akan dibangun di Kalimantan Barat. Untuk
persiapan pembangunanPembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Pemerintah
Provinsi Kalimantan Baratdalam hal ini Bappeda Provinsi Kalimantan Barat sejak
tahun 2012 telahbekerjasama dengan BATAN melakukan studi pemilihan tapak
potensial PLTN diKalimantan Barat, pada tahun 2015 mendapatkan 6 lokasi tapak
potensial PLTN. Adapun lokasinya dapat digambarkan berikut ini.

Kemudian di tahun 2019 BATAN kembali melakukan Groundcheck Rencana


Evaluasi Tapak PLTN di Kalimantan Barat di 9 Calon Lokasi Tapak yaitu
DesaSalatiga Kabupaten Sambas, Pantai Simping Pemerintah Kota
Singkawang,Tanjung Batubelah Pemerintah Kota Singkawang, Pantai Gosong
Kabupaten Bengkayang, Tanjung Suak Kabupaten Bengkayang, Pulau Temaju
Kabupaten Mempawah, Pulau Kumbang Kabupaten Kayong Utara, Pawan Kabupaten
Ketapang, Pagar Mentimun Kabupaten Ketapang.Dari 9 Nama Calon Lokasi Tapak
disepakati pada tanggal 2 Mei 2019 pada Fokus Group Discussion Penentuan Calon
Tapak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Kalimantan Barat adalah Pantai Gosong,
Desa Sungai Raya, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang dan
Desa Parit Baru, Kecamatan Salatiga, Kabupaten Sambas. Pemilihan ini didasarkan
pada kegiatan pra survei tapak PLTN di seluruh daerah potensial Kalimantan Barat

17
dengan mempertimbangkan faktor-faktor teknis keenergian, industri, geologi, tata
guna lahan, sosial dan geopolitik. Selanjutnya tapak terpilih tersebut diusulkan kepada
Gubernur Provinsi Kalimantan Barat untuk di tetapkan sebagai Tapak PLTN.

G. Keuntungan dan Kerugian dalam Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga


Nuklir (PLTN)
1. Keuntungan
a. Menambah kuota listrik di kalbar
b. Dapat melestarikan dan memanfaatkan uranium yang tersedia di kalbar
c. Biaya operasional pembangkitan listrik lebih murah.PLTN juga menggunakan
bahan bakar yang relatif lebih murah dibandingkan pembangkit listrik
tenagalain karena pada PLTN digunakan bahan bakar yang relatif lebih sedikit
dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya. Rasio bahan bakar yang
diperlukan dengan energi yang dihasilkan sangat besar. Untuk PLTN reaksi
fusi, bahan bakar yang digunakan sangat melimpah di bumi. Dimana reaksi
fusi ini menggunakan hidrogen yang dapat dielektrolisis dari air yang sangat
melimpah di bumi ini.
d. PLTN tidak membakar bahan bakar fosil, tetapi menggunakan bahan bakar
dapat belah (bahan fisil). Nuklir sebagai sumber daya alami mempunyai
potensi yang besar paling tidak sama dengan sumber daya lainnya seperti : air,
gas, minyak, geothermal dan batubara, dalam penyediaan energi yang
diperlukan.
e. Nuklir lebih menguntungkan ditinjau dari segi lingkungan, karena tidak
menghasilkan emisi zat berbahaya seperti : logam berat (Cd, Pb, As, Hg, V),
SO2, NOX, dan CO2.Dalam reaktor, bahan fisil tersebut direaksikan dengan
neutron sehingga terjadi reaksi berantai yang kemudian menghasilkan panas.
Panas yang dihasilkan digunakan untuk menghasilkan uap air bertekanan
tinggi, kemudian uap tersebut digunakan untuk menggerakkan turbin. Dengan
digunakannya bahan fisil, berarti tidak menghasilkan CO 2, hujan asam,
ataupun gas beracun lainnya seperti jika menggunakan bahan bakar fosil.
f. Selain itu PLTN mampu menghasilkan daya stabil yang jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya. Perlu diketahui juga bahwa
bahan bakar uranium yang sudah habis dipakai dapat di daur ulang kembali
menghasilkan bahan bakar baru untuk teknologi di masa yang akan datang.

18
2. Kerugian
a. Biaya untuk membangun sebuah PLTN (over head cost ) untuk permulaan
sangat tinggi sekali, sehingga perlu pemikiran yang serius dalam memperoleh
dana yang tidak merugikan masyarakat.
b. Apabila terjadi kecelakaan, maka biaya pemulihannya cukup besar bahkan
dapat lebih besar dari biaya pembangunannnya
c. Selain itu ledakan nuklir dapat menghasilkan radiasi sangat tinggi yang
melepaskan elektron dan mampu merusak DNA.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik
termal yang menggunakan bahan bakar nuklir (uranium) untuk membangkitkan
energi. Energi yang dihasilkan oleh reaksi fisi di dalam reaktor nuklir berubah
menjadi panas dan air berubah menjadi uap panas dan kemudian diambil tenaganya
untuk memutar turbin yang selanjutnya membangkitkan tenaga listrik.
Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) hampir sama dengan
prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) perbedaannya hanya terletak
pada jenis mesinnya pada PLTN menggunakan reaktor nuklir sedangkan pada PLTU
disebut boiler.
Di Kalimantan Barat terdapat beberapa daerah yang menjadi wilayah kajian
untuk bahan bakar uranium yang meliputi Kabupaten Sambas, Kota Singkawang,
Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten
Kayong Utara, Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Melawi. Kajian ini dilakukan
secara swakelola oleh pusat kajian sistem energi nuklir (PKSEN) BATAN dengan
bantuan data sekunder dari Pemkot Pontianak, dan beberapa Kabupaten di
Kalimantan Barat.
Penggunaan PLTN juga memiliki beberapa keuntungan dan kerugian. Salah
satu keuntungan dalam menggunakan PLTN adalah dapat melestarikan uranium yang
tersedia di Kalimantan Barat serta dengan adanya PLTN ini juga dapat membantu
menambah kouta listrik di berbagai daerah di Kalimantan Barat. Sedangkan kerugian
yang didapat ketika menggunakan PLTN salah satunya adalah dalam pembangunan
awal memerlukan biaya yang cukup banyak lalu apabila terjadi ledakan pada PLTN
akan menimbulkan radiasi yang sangat berbahaya.

B. Saran

20
Diharapkan para pembaca dan penulis dapat melakukan penelitian lebih lanjut
terkait analisis potensi pembangunan PLTN ini. Serta memiliki banyak sumber dan
referensi dalam pembuatan makalah.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwardoyo. (1996). Prospek PLTN dalam penyediaan energi nasional. Prosiding Presentasi
Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir II, 19–20.

ANONIM, Energi Nuklir, Ilmu Pengetahuan Populer, Vol. 3, Grolier International Inc./P.T.
Widyadara (1997) hal. 266-279

Bastori, I., & Birmano, M. D. (2017).Analisis Ketersediaan Uranium di Indonesiauntuk


Kebutuhan PLTN Tipe PWR 1000 Mwe.Jurnal Pengembangan Energi Nuklir,
19(2), 95-102. Diunduh di http://repo-nkm.batan.go.id/2508/
D. Oktarina. (2016). “Pembelajaran Fisika Menggunakan Multi Representasi untuk
Meningkatkan Kognitif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta didik SMA".
Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya.
Departemen ESDM.(2005). BluePrint Pengelolaan Energi Nasional. Jakarta.
Ilyas, J.(1978). Pengolahan Bahan Reaktor dalam : Pengantar Ilmu dan Teknologi Nuklir.
Batan. Jakarta.
Muhammad, R.I., Juarsa, M., Martin, A., Giarno.,Heru K, G. B., (2019). Karakteristik
Blanket Ceramic-Brick Heater (Bch) 02 PadaUntaiFasilitasSimulasiSistemPasif
(Fassip) 01 Modifikasi 1.JurnalTeknikMesin, 5(1), 15-20. Diunduh di
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1051230&val=11739&title=KARAKTERISTIK%20BLANKET
%20CERAMIC-BRICK%20HEATER%20BCH%2002%20PADA%20UNTAI
%20FASILITAS%20SIMULASI%20SISTEM%20PASIF%20FASSIP
%2001%20MODIFIKASI%201
Subiantoro, L., Soetopo, B., & Haryanto, D. (2011). Kajian Awal Prospek Bahan Galian
Monasit Mengandung U DanElemen Asosiasi Di Semelangan Ketapang, Kalimantan

21
Barat. Eksplorium, 32(115), 1-16. Diunduh di
http://jurnal.batan.go.id/index.php/eksplorium/article/download/2826/2596
Suntoko, H., & Soetopo, B. (2013).Kajian Aspek Geologi Dan Potensi Mineral Uranium Di
Kalimantan Barat Untuk Persiapan PLTN.Jurnal Pengembangan Energi Nuklir,
15(2), 103-114. Diunduh di
http://jurnal.batan.go.id/index.php/jpen/article/view/1498#:~:text=ABSTRAK-,KA
JIAN%20ASPEK%20GEOLOGI%20dan%20POTENSI%20MINERAL
%20URANIUM%20DI%20KALIMANTAN%20BARAT,tidak%20dilalui
%20oleh%20patahan%20aktif.Sutarman, S. (2005). Pembangunan Pltn Sebagai
Satu Solusi Krisis Listrik Di Indonesia. Buletin Alara, 7(1), 242132.
Sutrisna,K, F. (2011). PrinsipKerjaPembangkitListrikTenagaNuklir.
http://blog.unnes.ac.id/handisurya/2015/10/14/prinsip-kerja-pembangkit-listrik-
tenaga-nuklir/. Diaksespada 15 April 2021 pukul 11.00

Widodo, W. L., Suparman., & S, R. F. (2014, 19 Juni). Studi Pengembangan Kelistrikan


Kalimantan Barat Dengan Opsi Nuklir Berdaya Kecil & Menengah. Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014Pontianak. Di unduh di
https://digilib.batan.go.id/eprosiding/File%20Prosiding/Iptek
%20Nuklir/Senten_2014/Data/Wiku_Lulus_Widodo_87.pdf
Widodo., Rahmawati, P., & Ngadenin. (2017, 12 Oktober). Identifikasi Keterdapatan
Thorium Pada Endapan LateritBauksit Di Daerah Nanga Tayap – Sandai,
KabupatenKetapang, Kalimantan Barat. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Energi Nuklir 2017Makassar. Di unduh di http://repo-nkm.batan.go.id/2132/

22

Anda mungkin juga menyukai