Anda di halaman 1dari 3

PENALARAN, LOGIKA, SUMBER PENGETAHUAN DAN KRITERIA KEBENARAN

 PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang menarik kesimpulan berupa pengetahuan.
Penalaran memiliki cara berpikir tertentu dan penalaran bertujuan untuk menemukan
kebenaran. Kemampuan penalaran yang membedakan manusia dari hewan. Kemampuan
bernalar adalah tenaga yang memungkinkan orang untuk mengembangkan pengetahuan.
Hewan juga memiliki pengetahuan, tetapi hanya untuk bertahan hidup. Misalnya, Rani
memiliki pohon jambu di rumah. Pohon jambu tersebutsudah berbuah tetapi masih belum
matang. Namun, keesokan harinya tiba-tiba buah tersebut telah di makan kelelawar atau
hewan lainnya. Hal tersebut salah satu cara hewan berfikir menemukan buah untuk bertahan
hidup.
Manusia dapat mengembangkan kemampuannya sendiri karena dua hal: Pertama,
manusia memiliki bahasa untuk berkomunikasi dan dapat menyampaikan informasi atau
pendapat kepada orang lain. Kedua, adalah manusia memiliki kemampuan berpikir secara
logis. Penalaran memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu (1) logis atau logika adalah adanya berbagai
macam cara berpikir; (2) sifat analitis dari proses berpikir adalah aktivitas berpikir yang
didasarkan pada langkah-langkah tertentu. Namun, tidak semua proses berpikir didasarkan
pada logika dan penalaran analitis. Ada pula proses berpikir yang tidak berdasarkan pada
penalaran, yaitu perasaan. Perasaan merupakan kesimpulan yang tidak didasarkan pada
penalaran. Selain itu, aktivitas berpikir lain yang juga didasarkan pada penalaran disebut juga
intuisi. Intuisi adalah aktivitas berpikir non-analitis, tidak didasarkan pada cara berpikir
tertentu.
Dalam penalaran terdapat dua paham, yaitu (1) paham rasionalisme yang mana
berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran dan (2) paham empirisme yang
berpendapat bahwa fakta adalah sumber kebenaran. Prinsip penalaran merupakan dasar dari
segala nalar yang terdiri dari tiga prinsip. Ketiga prinsip penalaran yaitu: 1) prinsip identitas
menyatakan bahwa segala sesuatunya sama dengan diri mereka sendiri. Hal yang disebut "q"
sama dengan "q", yang tidak lain adalah dirinya sendiri. 2) prinsip non-kontradiksi
menyataan bahwa sesuatu tidak bisa menjadi sesuatu. Prinsip ini juga menyatakan bahwa dua
hal yang sepenuhnya berlawanan tidak dapat ada dalam suatu benda pada saat yang
bersamaan. Dan 3) prinsip eksklusi menyatakan bahwa jika sesuatu dikatakan sesuatu atau
bukan sesuatu, maka ketiga hal ini tidak mungkin menjadi jalan tengah. Prinsip eksklusi juga
menunjukkan bahwa suatu objek tidak dapat memiliki dua sifat yang sepenuhnya berlawanan
pada saat yang sama, dan hanya satu dari mereka yang dapat memiliki sifat "q" atau "non q".
 LOGIKA
Istilah kata logika, berasal dari kata Yunani yaitu “logos” yang artinya bahasa, kata,
pengertian, pikiran. Dari kata logos kemudian diturunkan kata sifat logis yang memiliki arti
“masuk akal” atau segala sesuatu yang sesuai dengan akal sehat kita. Logika merupakan
salah satu upaya agar ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh proses penalaran memiliki
dasar kebenaran. Logika merupakan kajian filsafat yang bersifat praktis berpangkal pada
penalaran lurus, dasar filsafat serta sarana ilmu pengetahuan.
Logika dibagi menjadi dua cabang, yaitu logika deduktif dan logika induktif. Logika
deduktif mencoba menemukan aturan yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan wajib
dari satu atau lebih premis tertentu. Sedangkan, logika induktif mencoba menarik kesimpulan
dari susunan proposisi, bukan dari sifat-sifat sekumpulan hal yang diamati. Maka dapat
dilihat bahwa logika deduktif ditarik dari suatu masalah umum ke suatu kesimpulan dalam
kasus yang bersifat individu (khusus). Kesimpulan menggambar deduktif biasanya
menggunakan cara berpikir yang disebut silogisme. Silogisme terdiri dari dua pernyataan
(premis primer dan premis sekunder) dan kesimpulan. Sedangkan, kesimpulan yang diambil
dari logika induktif sangat penting sifatnya karena memiliki dua keunggulan. Salah satunya
keunggulannya adalah pernyataan umum dapat mereduksi berbagai jenis / aspek dari satu
pernyataan menjadi hanya beberapa pernyataan, sehingga lebih ekonomis dan juga
memungkinkan proses penalaran logis induktif dan deduktif selanjutnya.
 SUMBER PENGETAHUAN
Pengetahuan adalah wujud fakta, informasi, kemampuan dan keterampilan yang
manusia pelajari dari pendidikan dan pengalaman, wujud kesadaran manusia yang telah
manusia pahami atau kuasai. Setiap orang memiliki pengetahuan dan tingkatan yang
berbeda-beda, bergantung pada sumber ilmunya dan bagaimana orang tersebut memahami
pengetahuan yang diketahui dan kemampuan untuk menjelaskannya. sehingga, apa yang kita
jelaskan telah menjadi pemahaman kita tentang dunia, pandangan atau pendapat.
Sumber pengetahuan berada di balik keberadaan pengetahuan. Dengan demikian,
sangat penting untuk memahami hal ini. Menurut (suriasumantri, 2017 dan kebung, 2011)
menjelaskan bahwa sumber pengatahuan secara umum dapat bersumber dari 7 subtansi,
diantaranya adalah: (1) Rasio/akal merupakan salah satu sumber pengetahuan kita untuk
menunjukkan bahwa kita dapat menggunakan akal untuk memperoleh pengetahuan untuk
berpikir dan bernalar, (2) panca indera, seseorang dapat memperoleh pengetahuan melalui
panca inderanya. Setiap indera memiliki fungsinya masing-masing dan apapun yang
diperoleh indera akan diproses melalui otak dan prosesnya. Sehingga akan menjadi
pengetahuan bagi kita di masa yang akan datang. (3) Perasaan merupakan fungsi aktivitas
jiwa, terdiri dari pikiran, emosi, dan tekad. (4) Intuisi merupakan suatu pengetahuan yang
bisa didapatkan tanpa adanya penelaahan. (5) Wahyu ialah suatu pengetahuan yang
bersumber dari tuhan ataupun tidak. (6) Keyakinan dan kepercayaan yaitu seseorang bisa
meyakini sesuatu karena ada kepercayaan. Pengetahuan yang sudah kita yakini itu mutlak,
namun ketika keyakinan menjadi labil, maka ilmu itu berbeda, maka kemungkinan keyakinan
itu akan hilang, bahkan hal-hal yang selama ini diyakini dan dipercaya akan ditolak. Dan (7)
Otoritas adalah suatu kekuasaan untuk membuat keputusan, menegakkan kepatuhan dan
mengeluarkan perintah.
 KRITERIA KEBENARAN
Secara umum, definisi standar kebenaran diartikan sebagai kesesuaian antara pikiran
dan kenyataan. Kata "kebenaran" dapat digunakan sebagai kata benda konkret atau abstrak.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), kebenaran merujuk pada situasi yang cocok
dengan kedaan sebenarnya. Sedangkan, standar mengacu pada ukuran yang berfungsi sebagai
dasar untuk mengevaluasi hal-hal tertentu. Ada tiga jenis kebenaran, yakni kebenaran
epistemologis, kebenaran ontologis dan kebenaran sistematik. Kebenaran epistomologis
berkaitan dengan pengetahuan, kebenaran ontologis berkaitan dengan hakikat sesuatu, dan
kebenaran sistematik berkaitan dengan tutur kata atau bahasa

Anda mungkin juga menyukai