Maternitas 2
Maternitas 2
SISTEM REPRODUKSI
OLEH:
KELOMPOK 1
Nama Kelompok :
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah SISTEM REPRODUKSI .
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Penyususn
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
primer ini mengalami masa istirahat (dorman), kemudian proses oogenesis
akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber.
Masa pubertas pada wanita merupakan masa yang ditandai dengan adanya
menstrusi atau peluruhan dinding rahim. Masa pubertas dapat dikatakan
sebagai masa produktif yaitu masa untuk mendapat keturunan, yang
berlangsung kurang lebih 40 tahun. Pada masa ini hormon-hormon reproduksi
berkembang baik sehingga dapat menghasilkan keturunan.Berdasarkan uraian
di atas, maka penting untuk mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksi.
Dengan mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka
seorang wanita tak perlu merasa cemas dan gelisah terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi pada masa remaja dan itu adalah suatu hal yang
normal. Oleh karena itu, perlu disusun makalah ini guna mengetahui anatomi
dan fisiologi sistem reproduksi wanita.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Mons Pubis
Mons Pubis atau Mons Veneris. Mons pubis, atau yang juga disebut
dengan mons veneris merupakan bagian terluar dari organ reproduksi pada
perempuan. Bagian ini berbentuk segitiga yang melindung tulang kemaluan
3
(Simfisis pubis). Pada bagian ini juga terdapat jaringan kulit, jaringan lemak,
jaringan ikat, kelenjar keringat dan juga akar rambut.
2. Labia Mayor
Labia mayor disebut juga sebagai bibir kemaluan. Bagian ini berupa
lipatan yang menyerupai bibir yang merupakan kelanjutan dari mons pubis.
Labia mayor dibedakan menjadi dua berdasarkan letaknya, yaitu permukaan
luar dan permukaan dalamnya. Pada bagian luar labia mayora ini dilapisi sel
epitel bertanduk serta terdapat akar rambut. Sedangkan pada bagian labia
mayora sebelah dalam, atau yang menghadap ke labia minora tampak licin
karena banyak terdapat jaringan lemak, tidak mempunyai kelenjar sebacea,
folikel rambut dan kelenjar keringat
3. Labia Minor
Labia minora atau yang biasa disebut sebagai bibir kecil kemaluan berada
disebelah dalam, tepatnya setelah labia mayora dan sebelum vagina. Pada
dasarnya labia minora sama dengan labia mayora, yang membedakan hanya
pada labia minora tidak terdapat akar rambut dan memiliki banyak pembuluh
darah.
4. Klitoris
4
Lubang vagina tertutup oleh membran tipis yang disebut Hymen atau
selaput dara. Pada organ ini terdapat lubang kecil sebagai jalan keluar darah
saat menstruasi. Hymen biasanya dijadikan acuan atau sebagai penanda
keperawanan seseorang. Hal ini disebabkan karena hymenmemeiliki struktur
yang tipis dan mudah sobek.
6. Vestibulum
7. Kelenjar bartholini
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan
mudah robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
5
2. Alat genetalia bagian dalam
1. Vagina
6
sphincter ani atau otot anus. Lapisan ketiga adalah lapisan paling dalam,
tersusun dari jaringan ikat.
2. Uterus
Uterus terdiri dari lapisan-lapisan otot yang kuat dan elastic, yang mampu
menyesuaikan diri ketika terjadi fase kehamilan. Struktur penyusun uterus
lapisan otot juga terdapat jaringan ikat serta ligament, hal ini berfungsi
mempertahankan posisinya. tiga lapisan yang menyusun dinding uterus
dijelaskan sebagai berikut
7
pembuluh darah serta lapisan epitel, guna mendukung tumbuh dan
berkembangnya embrio selama proses kehamilan.
Pada bagian atas terdapat corpus uteri, cervix uteri, dan fundus uteri
Itsmus, adalah daerah sempit yang merupakan peralihan corpus menjadi
cervix
Portio vaginalis, merupakan penonjolan daerah cervix ke dalam vagina.
Bagian lain pada rahim akan mengalami perubahan struktur saat pra
ovulasi maupun pasca ovulasi , sedangkan bagian ini tidak mengalaminya.
3. Oviduk
8
Itsmus adalah saluran tuba fallopi dengan diameter yang lebih sempit.
Pada bagian Dindingnya dilengkapi lapisan otot yang cukup tebal.
Intra mural memiliki saluran yang sempit juga seperti itsmus, serta
menembus dinding uterus.
4. Ovarium
Ovarium adalah indung telur yang berfungsi sebagai organ penghasil sel
kelamin pada wanita. Organ ini berjumlah dua buah dan terletak di sisi kanan
dan kiri dari rahim dan berbentuk bulat lonjong.
Cortex ovarium – Pada bagian inilah akan dihasilkan folikel ovarium atau
calon ovum beserta sel yang mengelilinginya, corpus luteum, dan corpus
albican. Bagian cortex pada ovarium tersusun oleh jaringan ikat padat,
sabut-sabut retikuler, tunika albiginea, serta ditutup oleh epitel permukaan.
Medula ovarium –Bagian medula terdiri dari jaringan ikat kendor dan
memiliki banyak pembuluh darah. pada medulla juga terdapat pembuluh
limfe, saraf, serta otot polos. Medula terletak lebih dalam daripada bagian
cortex.
9
endometrium selama kehamilan, Mencegah indung telur menghasilkan sel
telur selama kehamilan. Hormone ini memiliki peranan yang penting
dalam tubuh perempuan.
Glandula Mammae (Kelenjar Payudara) – Glandula mammae sangat
berkaitan erat dengan sistem reproduksi wanita. Pertumbuhan dan
perkembangan kelenjar payudara dipengaruhi oleh keberadaan hormon
yang dihasilkan oleh ovarium. kelenjar payudara akan berkembang dengan
cepat seiring masa pubertas. Hal ini disebabkan bertambahnya jaringan
ikat dan lemak. Sedangkan kelenjarnya sendiri baru akan berfungsi ketika
terjadi kehamilan.
Alat repduksi pada pria terdiri dari penis, skrotum, testis, epididimis, vas
deference, dan kelenjar kelamin yang akan membantu saluran pada alat
reproduksi pria.
1. Penis
Menurut bahasa penis berasal dari kata Phallus yang memiliki arti sebagai
ekor. Penis adalah organ bagian luar dari alat reproduksi, karena penis berada
dibagian luar, penis dapat di lihat dengan mata tanpa bantuan alat apapun. Pada
bagian reproduksi penis ini memilki jaringan erektil yang cukup besar. Jaringan
10
tersbut terdiri dari tiga jaringan, disetiap jaringan mengandung pembuluh darah
yang jumlahnya cukup besar dan beranastomosa.
Fungsi Penis :
Sebagai sarana untuk jalur air seni di buang – Penis merupakan saluran,
seperti hal nya sebuah pipa, ia akan digunakan untuk membuang kotoran
yang berada di dalam. Melalui penis, kotoran atau air seni dapat disalurkan
keluar agar tidak terjadi penyakit di dalamnya
11
Dapat digunakan untuk alat senggama
2. Skrotum
3. Testis
Testis adalah organ reproduksi pria yang berada di dalam organ reproduksi,
testis ini memiliki bentuk oval dan juga testis terletak di bagian daalam skrotum,
seperti telah dijelaskan diatas tadi bahwa skrotum adalah alat yang digunakan
untuk menjaga testis agar tetap memiliki suhu yang sesuai dengan suhu pada
lingkungannya.
Fungsi testis
12
4. Epididimis
Bagian ini adalah bagian organ pada alat reproduksi yang memilki bentuk
sebagai saluran yang berkelok kelok, saluran epdidimin berada pada skrotum dan
juga berada diluar testis. Apabila dilihat epdidimis ini berbentuk hampir seperti
huruf C
Fungsi epididimis
5. Vas deferens
6. Kelenjar kelamin
13
1. Vesikula seminalis atau kandung mani merupakan organ yang berfungsi
ungtuk mensekresikan cairan dalam tubuh yang memiliki sifat basa, selain
itu vesikula seminalis ini berjumlah sepasang yaitu kanan dan kiri
2. Kelenjar prostat adalah organ reproduksi pria yang berada dibawah
kandung kemih. Kelenjar ini berfungsi untuk mensekresikan cairan yang
berada dalam kelenjar ini. Cairan ini dan juga cairan pada seminalis
bermanfaat untuk tempat ruang gerak sperma
3. Kelenjar bulboutetra adalah kelenjar yang juga memiliki jumlah sepasang,
kelenjar ini memiliki fungsi untuk menghasilkan lender pada saluran
ejakulasi yang memiliki sifat basa. Kelenjar bulboutetra ini beradi di bawah
kelenjar prostat.
4. Saluran ejakulasi
14
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia
menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan
faktor eksogen, yaitu status sosial ekonomi keluarga, status gizi, keadaan
keluarga, tempat tinggal, kegiatan fisik dan keterpaparan terhadap media massa
orang dewasa . Sebagian menerangkan bahwa lingkungan rumah tangga;
lingkungan pendidikan formal dan lingkungan per kelompok berpengaruh
terhadap usia menarche.
B. Siklus Menstruasi
Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedkit-
sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya
lama haid itu tetap.
Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 ± 6 hari. Pada wanita yang lebih tua
bisanya darah yang kelua lebih banyak. Pada wanita dengan anemia defisiensi
besi jumah darah haidnya juga lebih banyak. Jumlah darah yang lebih dari 80 cc
dianggap patologik. Darah haid tidak membeku; ini mungkin disebabkan
fibrinolisis.
15
Kompleks Hipotalamus-Hipofisis-Ovariuum
16
sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan
masa sekresi.
17
sehinggamenyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah
fase pendarahan/menstruasi.
18
Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu
endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan
hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
19
Pada garis besarnya ovarium terbagi atas dua bagian, yaitu korteks
dan medulla. Korteks terdiri atas stroma yang padat, dimana terdapat
folikel-folikel dengan sel telurnya. Folikel dapat dijumpai dalam berbagai
tingkat perkembangan, yaitu folikel primer, sekunder, dan folikel yang
masak (folikel de Graaf). Juga ada folikel yang telah mengalami degenerasi
yang disebut atresia folikel. Dalam korteks juga dapat dijumpai korpus
rubrum, korpus luteum dan korpus albikans.
Makin muda usia wanita makin banyak folikel dijumpai. Pada bayi
baru lahir terdapat ±400.000 folikel pada kedua reproduksi. Pada masa
pascamenopause sangat jarang dijumpai folikel karena kebanyakan telah
mengalami atresia. Dalam medulla ovarium terdapat pembuluh-pembuluh
darah, serabut-serabut saraf, dan jaringan ikat elastis.
20
dan pada suatu waktu oleh mekanisme yang belum jelas betul, folikel pecah
dan keluarlah cairan dari folikel bersama-sama vum yang dikelilingi sel
kumulus ooforus.
Sel-sel dari membrana granulosa dan teka interna yang tinggal pada
ovarium membentuk korpus rubrum yang berwarna merah oleh karena
perdarahan waktu ovulasi dan yang kemudian menjadi korpus luteum.
Korpus luteun berwarna kuning karena mengandung zat kuning yang disebut
lutein; ia mengeluarkan hormon progesteron dan estrogen.jika tidak terjadi
pembuahan (konsepsi), setelah 8 hari korpus luteum mulai berdegenarasi dan
setelah 14 hari mengalami atrofi menjadi korpus albikans (Jaringan parut).
Korpus luteum tadi disebut korpus luteum menstruasionis. Jika terjadi
konsepsi, korpus luteum dipelihara oleh hormon chorionic gonadotropin
(hCG) yang dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas dari korion. Ini
dinamakan korpus luteum graviditas dan berlangsung hingga 9-10
minggu.
21
Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lendir
uterus mengalami perubahan-perubahan siklik yang berkaitan erat dengan
aktivitas ovarium. Dapat dibedakan 4 fase endometrium dalam siklus haid, yaitu.
22
adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar-
kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar
ini merupakan ciri khas fase proliferasi; sel-sel kelenjar
mengalami mitosis. Sebagian sediaan masih menunjukkan
suasana fase menstruasi di manaterlihat perubahan-perubahan
involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboid. Stroma
padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel-selnya
berbentuk bintang dan dengan tonjolan-tonjolan anastomosis.
Nukleus sel stroma relatif besar sebab sitoplasma relatif sedikit.
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14
sampai ke-28 pada fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya,
tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berlekuk-lekuk dan
mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Daam
endometrium telah tertimbun glikogen dan kapuk yang kelak
diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Memang
23
tujuan perubahan ini adalah untuk mempersiapkan endometrium
menerima telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi atas:
Endometrium dalam fase ini tebalnya 5-6 mm. Dalam fase ini terdapat
peningkatam dari fase sekresi dini, dengan endometrium sangat banyak
mengandung pembuluh darah yang berkeluk-keluk dan kaya dengan
glikogen. Fase ini sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum.
Sitoplasma sel- sel stroma bertambah. Sel stroma menjadi sel desidua jika
terjadi kehamilan.
24
dipelihara oleh arteriola-arteriola miometrium di dekatnya. Mulai dari fase
proliferasi terus ke fase sekresi pembuluh-pembuluh darah dalam
endometrium berkembang dan menjadi lebih berkeluk-keluk, dan segera
mencapai permukaan membentuk jaringan kapiler yang banyak. Pada
miometrium kapiler-kapiler mempunyai endotel yang tebal dan lumen yang
kecil. Vena-vena yang berdinding tipis membentuk pleksus dan pada lapisan
yang lebih dalam dari lamina propria mukosa, dan membentuk jaringan
anastomosis yang tidak teratur dengan sinusoid-sinusoid pada semua
lapisan.
Pleksus lainnya dari vena-vena yang besar tanpa katup terdapat di stratum
vaskulare dari miometrium. Hampir sepanjang siklus haid pembuluh-
pembuluh darah menyempit dan melebar secara ritmis, sehingga permukaan
endometrium memucat dan berwarna merah karena penuh dengan
darah, berganti-ganti. Bila tidak terjadi pembuahan, korpus luteum
mengalami kemunduran yang menyebabkan kadar progesteron dan
estrogen menurun. Penurunan kadar hormon ini mempengaruhi keadaan
endometrium ke arah regresi, dan pada satu saat lapisan lapisan fngsionalis
endometrium terlepas dari stratum basale yang di bawahnya. Peristiwa ini
menyebabkan pembuluh- pembuluh darah terputus, dan terjadilah
pengeluaran darah yang disebut haid.
5) Dating Endometrium
25
Biopsi endometrium adalah cara terbaik untuk menentukan secara
tidak langsung adanya ovulasi dan menilai efek progesteron terhadap
perkembangan endometrium. Untuk ini, diperlukan kemahiran mengenali
ciri-ciri permukaan endometrium, stroma, dan¾terutama sekali¾ kelenjar-
kelenjar endometrium dan sel yang membatasinya pada waktu tertentu dari
siklus haid. Dengan demikian, dapat ditentukan hari yang tepat dari siklus
haid tersebut; hal ini disebut dating endometrium. Untuk dapat dilakukan
dengan tepat pada masa sekresi, oleh karena berbeda dari fase proliferasi fase
ini menunjukkan perubahan-perubahan yang nyata setiap harinya dengan
perubahan morfologi tertentu.
26
o Hari ke-16: Vakuola basal subnukleus terlihat banyak kelenjar. Hari ini ialah
hari terakhir pseudostratifikasi barisan inti. Terlihat mitosis pada kelenjar-
kelenjar dan stroma.
27
o Hari ke-23 : edema stroma menetap. Perubahan yang khas ialah kondensasi
stroma di sekitar arteriola spiralis. Hal ini terjadi karena pembesaran inti
stroma dan bertambahnya sitoplasma, dan disebut sel pradesidua. Dapat
juga dijumpai mitosis.
o Hari ke-28 : Mulai terlihat daerah dengan nekrosis (focal nekrosis) dan
daerah- daerah kecil dengan perdarahan dalam stroma. Sel-sel stroma
berkumpul bersama- sama. Infiltasi sel-sel leukosit polinuklear sangat
banyak. Kelenjar-kelenja keluhatan mengalami secreory exhaust.
28
menghasilkan hormon FSH. Hormon FSH merangsang pertumbuhan dan
pematangan folikel di dalam ovarium.
A. Menopause
29
Tidak hanya berhenti menstruasi, banyak perubahan lain terjadi dalam tubuh
wanita yang menopause, mulai dari penampilan fisik, kondisi psikologis, hasrat
seksual, hingga kesuburan. Wanita yang sudah menopause tidak bisa hamil lagi.
Perubahan ini bisa terjadi secara bertahap atau tiba-tiba, dan disebut sebagai
gejala menopause. Masa terjadinya perubahan tersebut dinamakan masa
perimenopause, yang dapat berlangsung selama beberapa tahun sebelum
menopause, dan umumnya dimulai saat usia 40 tahun atau bisa juga lebih awal.
. Gejala Menopause
Menstruasi menjadi tidak teratur, kadang terlambat atau lebih awal dari
biasanya (0ligomenorea).
Darah yang keluar saat menstruasi dapat lebih sedikit atau justru lebih
banyak.
Rambut rontok.
Kulit kering.
Payudara kendur.
Berat badan bertambah.
30
3. Perubahan psikologis
4. Perubahan seksual
Perubahan fisik
Penyebab Menopause
Namun, menopause juga dapat terjadi lebih dini, yaitu sebelum usia 40
tahun. Menopause dini dapat terjadi akibat:
31
Primary ovarian insufficienc
Pengobatan kanker
Kemoterapi atau radioterapi untuk mengatasi kanker rahim dapat merusak
indung telur, sehingga memicu menopause dini.
B. Perimenopause
32
Semakin mendekati menopause, menstruasi akan semakin jarang, hingga
beberapa bulan sekali.
33
Histerektomi
Faktor keturunan
Wanita yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat menopause dini akan
lebih berisiko untuk mengalami kondisi serupa.
Merokok
Wanita yang memiliki kebiasaan merokok dapat mengalami menopause 1-2 tahun
lebih awal daripada wanita yang tidak merokok.
Pengobatan kanker
Kemoterapi atau radioterapi pada daerah panggul dapat menyebabkan menopause
dini.
34
membentuk individu berhubungan dengan dunia dan bagaimana mereka memilih
berhubungan seksual dengan orang lain.
B. Kesehatan Seksualitas
Kesehatan seksual adalah kemampuan seseorang mencapai kesejahteraan
fisik, mental dan sosial yang terkait dengan seksualitas, hal ini tercermin dari
ekspresi yang bebas namun bertanggung jawab dalamkehidupan pribadi dan
sosialnya misalnya dalam menjaga hubungan dengan teman atau pacar dalam
batasan yang diperbolehkan oleh norma dalam masyarakat atau agama. Bukan
hanya tidak adanya kecacatan, penyakit atau gangguan lainnya. Kondisi ini
hanya bisa dicapai bila hak seksual individu perempuan dan laki-laki diakui
dan dihormati (BKKBN, 2006).
C. Pertumbuhan Dan Perkembangan Seks Manusia
Pertumbuhan dan perkembangan seks manusia disebut libido. Terdiri dari
beberapa tahap yaitu:
1. Tahap oral: Sampai mencapai umur sekitar 1-2 tahun, tingkat kepuasan
seks dengan menghisap puting susu ibu, dot botol, menghisap jari tangan,
Dengan bayi baru dapat tidur setelah disusui ibu, menghisap botol atau
tidur sambil menghisap jarinya. Oleh karena itu perilaku demikian tidak
perlu dilarang.
2. Tahap anal: Kepuasan seks anak didapat melalui rangsangan anus saat
buang air besar, antara umur 3-4 tahun sering duduk lama ditoilet,
sehingga kepuasannya tercapai.
3. Tahap falik: Terjadi sekitar umur 4-5 tahun, dengan jalan mempermainkan
alat kelaminnya.
4. Tahap laten: Terjadi sekitar umur 6-12 tahun. Tingkah laku seksual
35
dan terus berlangsung sampai mencapai usia lanjut. Suara mulai berubah,
keinginan dipuja dan memuja mulai muncul, keingian dicumbu dan
mencumbu pun mulai tampak. Saat ini masa yang sangat berbahaya,
sehingga memerlukan perhatian orang tua. Pada wanita telah mulai dating
bulan (menstruasi) dan pria mulai mimpi basah sehingga dapat
menyebabkan kehamilan atau hamil bila mereka melakukan hubungan
seksual. Karena kematangan jiwa dan jasmani belum mencapai tingkat
dewasa, sehingga bila terjadi kehamilan yang tidak dihendaki,
memberikan dampak kejiwaan yang sangat menyedihkan. (chandranita :
2009)
36
perubahan fisik dan mekanis. Periode pascanatal, karena berbagai alasan
merupakan salah satu periode saat munculnya kesulitan-kesulitan seksual yang
apabila pasangan obesitas belum mengembangkan metode-metode yang sesuai
untuk mengatasinya, dapat menimbulkan kesulitan berkepanjangan. Masalah
jangka panjang yang paling sering dalam hali ini adalah hilangnya gairah
seksual pihak wanita.
4. Usia paruh baya
Seksualitas pada hubungan yang sudah terjalin lama biasanya
menghadapi hambatan yang berbeda-beda. Pada tahap ini sesuatu yang baru
dalam hubungan seksual telah lama hilang. Bagi banyakorang halini tidak
menimbulkan masalah. Mereka telah mengembangkan bentuk kenyamanan
intimasiseksual lain yang tetap menjadi bagian integral dari hubungan mereka.
Tetapi bagi yang lain, kualitas hubungan seksual yang rutin ini akan memakan
korban. Pada keadaan seperti ini stress di tempat kerja misalnya akan mudah
menyebabkan kelelahan dan memadamkan semua antusiasme spontan untuk
melakukan aktivitas seksual. Hubungan intim menjadi jarang dilakukan dan
sebagai konsekuensinya dapat timbul ketegangan dalam hubungan pasangan
tersebut.
Pada kelompok yang lebih tua lagi masalah seksual yang kita hadapi
terutama adalah masalah ereksi pada pria dan hilangnya minat seksual pada
wanita. Proses penuaan memang menimbulkan dampak pada seksualitas tetapi
tentu tidak selalu negatif. Pasangan pada usia ini lebih kecil kemungkinannya
meminta pertolongan dalam konteks keluarga berencana atau kesehatan
reproduksi.
37
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Anatomi sistem reproduksi wanita dan pria terdiri dari dua bagian yaitu
organ reproduksi eksterna dan interna.
Menstruasi merupakan peristiwa meluruhnya dinding rahim. Ada beberapa
fase yang terjadi yaitu fase menstruasi, fase proliferasi, fase sekresi/luteal dan
fase iskemi/premenstrual di mana fase-fase tersebut berhubungan dengan
sekresi hormon estrogen, progesteron dan LH serta FSH.
Menopause adalah masa setelah satu tahun berhentinya menstruasi/haid
yang disebabkan oleh menurunnya produksi hormon estrogen dan progesteron
di ovarium dan berakhirnya masa reproduksi seorang wanita.
38
DAFTAR PUSTAKA
39