SKRIPSI
Oleh
Katijah M
Nim : 11C20101143
Nama : Katijah M
Nim : 11C20101143
Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa didalam skripsi adalah hasil karya
saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau satu kesatuan yang utuh dari skripsi,
tesis, desertasi, buku atau bentuk lain yang saya kutip dari orang lain tanpa saya
Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat reproduksi karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain yang dijadikan seolah-olah
karya asli saya sendiri. Apabila ternyata dalam skripsi saya terdapat bagian-bagian
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan seperlunya.
Materai
6.000
M
a
Katijah M t
NIM: 11C20101143 e
r
a
i
6
.
iv 0
0
0
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi:
Nama : Katijah M
NIM : 11C20101143
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir: Suak Palembang, 10 Mei 1991
Agama : Islam
Alamat : Suak Palembang, Kecamatan. Darul Makmur Kabupaten.
Nagan Raya
Status Perkawinan : Belum Menikah
Nama Orang Tua :
1. Ayah : Muhammad SY
Pekerjaan : Tani
2. Ibu : Siti Aisyah
Pekerjaan : IRT
Pendidikan Formal:
1. SD Negeri Tripa Lulus Tahun 2005
2. MTs Darul Makmur Lulus Tahun 2008
3. SMA Negeri 1 Darul Makmur Lulus Tahun 2011
4. Perguruan Tinggi Universitas Teuku Umar Tahun 2016
v
vi
KATA PENGANTAR
Shalawat beriring salam kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing dan menuntun kita menuju jalan yang penuh keutamaan dan
kemuliaan hidup dunia akhirat. Adapun maksud dan tujuan penulisan skripsi ini
dalam proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan dari
1. Ayahnda tercinta Muhammad SY dan Ibunda tersayang Siti Aisyah yang telah
2. Ibu Yayuk EW., SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
3. Bapak T.M. Haiqal, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Anggota yang turut
4. Bapak Dr. Ishak Hasan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Teuku Umar.
5. Bapak Yasrizal, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
vii
6. Ayah dan Ibunda yang senantiasa memberikan dukungan dan do’anya kepada
penulis.
7. Seluruh keluarga penulis yang turut memberikan semangat dan arahan dalam
kekurang oleh karena itu kritik dan saran yang sangat penulis harapkan demi
KATIJAH
viii
ABSTRACT
This study aims to determine the factors that affect the import of rice in Indonesia
in the period 2002-2014. The factors studied were rice production in the country
and population. The analysis model used is multiple linear regression analysis,
the correlation coefficient (r), determinansi coefficient (Adjusted R), t test and F.
Calculations using Software Statistical Product and Service Solutions (SPSS).
Based on estimates obtained constants for -5,967,041, rice production
regression coefficient (X1) is -0.101, and the regression coefficients a population
of 0.046 correlation coefficient (R) of 0.726, while the coefficient of determination
(Adjusted R) of 0.432. This means that imports of rice in Indonesia amounted to
43.2 percent influenced by the production and the number of inhabitants and the
remaining 56.8 percent is explained by other variables outside this research
model. T test results showed that for the production variables obtained by value t
count> t-table, (-3.217> -2.179) at α 0.05, meaning that in partial production of
rice (X1) significantly affect the import of rice in Indonesia. Furthermore, for a
variable number of population values obtained t count> t-table 2.688> 2.179) in
α of 0.05, meaning that a partial number of people significantly affected the
import of rice in Indonesia. Then for the F test values obtained F count> F-table
(5.562> 4.74), which means that the production of rice and the number of people
together (simultaneously) significantly affect the import of rice in Indonesia in the
period 2005-2014.
ix
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
1.5. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 5
xi
2.4.4. Pelaksanaan Impor Beras ............................................................ 23
2.5. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 24
2.6. Perumusan Hipotesis .............................................................................. 25
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiv
I. PENDAHULUAN
urat nadi perekonomian suatu negara.Melalui perdagangan pula suatu negara bisa
atau perniagaan pada umumnya adalah pekerjaan membeli barang dari suatu
tempat dan suatu waktu dan menjual barang tersebut di tempat dan waktu
Impor adalah arus masuk sejumlah barang dan jasa ke pasar sebuah
negara, baik untuk keperluan konsumsi atau sebagai barang modal maupun untuk
bahan baku produksi dalam negeri. Negara importee biasanya melakukan kegiatan
pendapatan negara karena adanya devisa dari pajak barang impor. Selain itu impor
negeri. Kegiatan impor inilah yang nantinya membentuk dasar dari perdagangan
internasional.
yang besar. Kelapa sawit, karet, dan coklat produksi Indonesia mulai bergerak
menguasai pasar dunia. Namun, meski menduduki posisi ketiga sebagai negara
masih harus mengimpor beras dari Negara penghasil pangan lain seperti Thailand.
Produksi padi Indonesia mengambil pangsa sekitar 9 persen dari total produksi
dunia. Indonesia negara penghasil beras ke tiga terbesar di dunia, setelah China
(30%) dan India (21%). Namun, ke dua negara terakhir adalah net eksportir beras,
berbeda dengan Indonesia yang menjadi negara net importir beras sejak akhir
negeri dan mengelola stok beras nasional untuk tujuan emerjensi dan stabilisasi
tingginya risiko ketidakstabilan harga dan suplai beras dari pasar dunia,
daya alam yang melimpah. Hal ini terbukti dengan keadaan tanah Indonesia yang
sangat subur. Negara Indonesia memiliki peran penting sebagai produsen bahan
pangan di mata dunia. Kontribusi Indonesia terhadap produksi beras dunia sebesar
8,5% atau 51 juta ton. China dan India sebagai produsen utama beras
negara eksportir beras hanya berkontribusi 5,4% dan 3,9%. Produksi beras
akibatnya Indonesia masih harus mengimpor beras dari Negara penghasil pangan
Tabel 1
Jumlah Produksi, dan Impor Beras
di Indonesia Tahun 2007-2014
Produksi Impor
No Tahun
(Ton) (Ton)
1 2007 35.940.591 1.406.847
2 2008 38.306.962 289.689
3 2009 40.360.221 250.473
4 2010 40.716.871 687.581
5 2011 30.340.000 2.750.476
6 2012 32.000.000 1.810.372
7 2013 50.456.000 472.664
8 2014 50.100.000 844.163
Sumber : Badan Pusat Statistik (2015)
Indonesia pada tahun 2007 sebesar 35.940.591 ton, jumlah ini meningkat di tahun
menjadi 30.340.000 ton, dan pada tahun 2014 produksi beras di Indonesia sebesar
50.100.000 ton. Sedangkan impor beras pada tahun 2007 sebesar 1.406.847 ton,
kemudian turun drastis menjadi 289.689 ton pada tahun 2008 selanjutnya
peningkatan drastis terjadi pada tahun 2011 yaitu 2.750.476 dan sedikit menurun
di tahun 2012 menjadi 1.810.372 ton, penurun ini terus terjadi hingga tahun 2014
produksi dalam daerah semakin barkurang hal ini disebabkan oleh, kekurangan
luas lahan padi sawah akibat terjadinya alih fungsi lahan pertanian untuk
barang bahan pokok seperti beras oleh karena pemerintah harus berupaya
melalui perluasan area lahan sawah baru dalam upaya menigkatkan produksi.
kemukakan sebelumnya, maka perlu diketahui tujuan penelitian ini adalah untuk
kontribusi atau masukan terhadap impor beras di Indonesia serta sebagai bahan
Bagian kedua tinjauan pustka dalam ini membahas mengenai landasan teori
Bagian ketiga metode penelitian yang terdiri dari ruang lingkup penelitian,
jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data definisi operasional variabel
Indonesia, hasil regresi linier berganda, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil
penelitian.
Bagian kelima simpulan dan saran yang berisi tentang simpulan mengenai
produk yang terjadi antar negara yang dilakukan individu dengan individu,
perpindahan jasa- jasa dari suatu Negara ke Negara lain yang disebut transfer
internasional sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu, namun dalam ruang
lingkup dan jumlah yang terbatas. Pemenuhan kebutuhan setempat yang tidak
dapat diproduksi sendiri, dilakukan dengan cara barter, yaitu pertukaran barang
dengan barang yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak. Lama kelamaan, atas
skala luas yang sering disebut perdagangan internasional (Waluya 2003, h. 3-4)
manfaat atau keuntungan tersebut adalah sebagai berikut (Sukirno 2004 h. 44) :
8
akan memperoleh devisa. Devisa adalah semua benda yang dapat digunakan
sebagai alat pembayaran internasional. Devisa bisa berbentuk mata uang asing,
emas, wesel, cek, dan surat-surat berharga lainnya. Devisa yang diperoleh suatu
dimaksud tidak bisa memenuhi permintaan pasar, dengan kata lain jumlah barang
lebih sedikit dibanding permintaan. Agar harga tidak terus naik, pemerintah dapat
5. Memperluas Konsumsi
dikonsumsi secara lebih luas ke negara lain. Misalnya, buah kiwi dari Selandia
9
Baru dan kurma dari Arab bisa dinikmati di banyak negara. Demikian juga
berbagai hasil produksi pabrik, seperti TV, kulkas, handphone dan komputer bisa
Satelit adalah salah satu contoh barang yang tidak bisa diproduksi oleh
dengan cara membeli dari Amerika. Selain satelit, masih banyak barang lain yang
internasional.
pengolahan alam yang dinikmati juga berbeda. Oleh karena sumber kekayaan
alam yang dimiliki suatu negara sangat terbatas, sehingga diperlukan tukar-
seorang pengusaha. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan oleh suatu negara
biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat barang, maka bisa jadi dalam
Sehingga negara tersebut bermaksud mengimpor barang dari luar negeri karena
maupun yang lainnya, maka tidak semua barang yang dibutuhkan oleh suatu
antarbangsa.
hasil produksi dengan biaya yang ringan, sehingga dapat bersaing dalam dunia
1. Perdagangan Bilateral
2. Perdagangan Regional
3. Perdagangan Multilateral
dua negara yang tidak terbatas pada kawasan tertentu ( Sukirno, 2004, h. 52)
untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor
dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkan selanjutnya akan
dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas
dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh sebuah negara,
maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. Kaum Merkantilisme mengukur
kekayaan sebuah negara dengan stok/ cadangan logam mulia yang dimilikinya.
Sebaliknya, pada saat sekarang ini kita mengukur kekayaan sebuah negara dengan
cadangan sumber daya manusia, hasil produksi manusia, serta kekayaan alam
yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa. Semakin besar cadangan ini,
12
semakin besar pula arus barang dan jasa untuk memenuhi keinginan manusia.
Semakin besar pula arus barang dan jasa untuk memenuhi keingi nan manusia,
dengan demikian akan semakin besar pula standar hidup masyarakat negara
efisien daripada negara lain dalam memproduksi sebuah komoditi, namun kurang
efisien dibanding negara lain dalam memproduksi komoditi lainnya, maka kedua
absolute. Melalui proses ini sumber daya di kedua negara dapat digunakan
dalam cara yang paling efisien. Output kedua komoditi yang diproduksipun akan
disederhanakan. Salah satunya adalah yang disebut dengan nilai tenaga kerja
(labour theory of value) yang mengatakan bahwa nilai atau harga dari suatu
komoditi adalah sama dengan atau dapat diperoleh dari jumlah tenaga kerja yang
komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien dibanding negara lain dalam
13
memiliki kerugian absolute lebih kecil dan mengimpor komoditi yang memiliki
keunggulan komparatif berdasarkan teori nilai kerja yang tidak dapat diterima
oleh banyak kalangan ekonom. Karena menurut teori nilai tenaga kerja, nilai atau
harga sebuah komoditi tergantung dari jumlah tenaga kerja yang dipergunakan
setiap tenaga kerja adalah satu-satunya faktor produksi, atau tenaga kerja
digunakan dalam proporsi yang tetap dan sama jumlahnya dalam membuat
semua komoditi, dan tenaga kerja bersifat homogeny (Amalia, 2007, h.17).
Penggunaanya juga tidak dilakukan dalam proporsi yang tetap dan dalam jumlah
yang sama pada semua komoditi. Sebagai contoh, diperlukan lebih banyak
yaitu Eli Hecksher (1919) dan Bertil Ohlin ( 1933) mengemukakan penjelasan
yang dihasilkan. Oleh karena itu, teori modern H-O ini dikenal sebagai “The
masing Negara akan mengimpor barang tertentu jika Negara tersebut memiliki
faktor produksi yang relative angka atau mahal dalam memproduksinya. Model
Heckscher-Ohlin seringkali disebut pula sebagai teori kepemil ikan aktor (factor
endowment theory) atau teori proporsi faktor ( factor propor ti onstheory). Teori
15
dan mengekspor komoditi yang banyak menyerap faktor produksi yang tersedia di
negara itu dalam jumlah banyak dan berharga relative murah, serta mengimpor
komoditi di mana faktor produksi di negara itu relative langka dan mahal
Beras adalah bagian butir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam.
Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut palea (bagian yang ditutupi)
dan lemma (bagian yang menutupi). Pada salah satu tahap pemrosesan hasil
panen padi, gabah digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari
isinya. Bagian isi inilah yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan
hitam, yang disebut beras. Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi
nasi, makanan pokok terpenting warga dunia. Beras juga digunakan sebagai bahan
pembuat berbagai macam penganan dan kue-kue, utamanya dari ketan, termasuk
pula untuk dijadikan tapai. Selain itu, beras merupakan komponen penting bagi
jamu beras kencur dan param. Dalam bidang industri pangan, beras diolah
menjadi tepung beras. Sosohan beras (lapisan aleuron), yang memiliki kandungan
/wiki/Beras)
mengolah input baik berupa barang dan jasa menjadi output berupa barang dan
jasa yang lebih bernilai atau yang lebih bermanfaat bagi konsumen, untuk
16
untuk meningkatkan manfaat suatu barang sesuai dengan asumsi bahwa sumber-
harus dikombinasi secara baik atau secara efisien sehingga dicapai kombinasi
faktor dengan yang paling rendah (least cost combination). Produksi adalah suatu
kegiatan yang mengubah output, kegiatan tersebut dalam ekonomi bisa dinyatakan
tertentu.
yang diolah menjadi nasi. Masyarakat Indonesia dari Sabang samapai Marouke
Indonesia ada yang mengkonsumsi sagu, gandum, jagung dan singkong tapi minat
indonesia.com/edisice.).
yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan
untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi yang tersedia dalam
b. Tenaga kerja
c. Modal
d. Keahlian Keusahawan.
Menurut Noor (2007, h. 148) faktor produksi adalah segala sesuatu yang
diperlukan untuk menghasilkan produksi. Faktor produksi ini antara lain meliputi
bahan baku, bahan penolong, teknologi, dan pendapatan produksi, tenaga kerja
produksi beras di dalam negeri selain memberi manfaat pada penghematan devisa
Peningkatan produksi beras sebanyak dua juta ton / tahun mempunyai makna
bahwa produksi padi tahun 2007 harus meningkat sebanyak 5,6% terhadap
produksi tahun 2006 yaitu 54,66 juta ton GKG atau setara dengan 33,53 juta ton
beras. Target kenaikan produksi beras sebanyak dua juta ton merupakan target
yang terlalu optimis (sangat tinggi) karena pertumbuhan produksi tertinggi yang
pernah dicapai (1980-1990) hanya sebesar 4,34%. Hal penting yang perlu
penurunan nilai tukar petani. Nilai tukar pada bulan Agustus 2006 turun 0,53%
dari 103,15 dalam bulan Juli 2006 menjadi 102,6 dalam bulan Agustus 2006
(BPS, 2006). Bahkan bila dibandingkan dengan tahun 1995 dan 2001 kondisi
kesejahteraan petani saat ini sangat merosot karena nilai tukar petani tahun 1995
mencapai 120 sedangkan tahun 2001 mencapai 150. Dengan demikian berarti
(GKG) (Rp. 2250/kg dan gabah kering panen (GKP) (Rp 1730/kg) masih belum
mampu mengimbangi kenaikan input produksi dan harga barang dan jasa lainnya
(Muhtadi 2007, h. 4)
enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan
daerah tertentu dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu tingkat kelahiran, tingkat
nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini
menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Natalitas mempunyai arti yang
kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta,
yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Mati adalah
yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Data kematian sangat
2.3.3. Migrasi
penduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi
sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain.
20
bencana baik alam maupun perang. Pada umumnya orang yang datang dan pergi
undang- undang yang dibuat oleh banyak negara umumnya sangat sulit dan ketat
bagi seseorang untuk bisa menjadi warga negara atau menetap secara permanen
yang dibayar dengan mempergunakan valuta asing. Impor beras termasuk impor
barang kerena pajak tertentu yang bersifat strategis yang dibebaskan pajak
pertambahan nilai (PPN). Selain itu dalam prosedur pemberian fasilitas impor
beras atau barang hasil pertanian tidak menggunakan surat keterangan bebas pajak
pertambahan nilai (SKB PPN), hanya barang modal yang menggunakan SKB
PPN. Tujuan dari pembebasan PPN adalah untuk menjamin tersedianya barang-
pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, baik dari segi jumlah beras maupun
keterjangkauan harga beras. Dengan kata lain pemerintah harus menjamin bahwa
harga terjangkau. Pemenuhan kebutuhan beras, dari segi jumlah, bisa dilakukan
21
melalui dua cara, yaitu menaikkan produksi pertanian dalam negeri, atau cara
kedua dengan melakukan impor beras. Dalam hal ini pemerintah cenderung
berbiaya tinggi. Peningkatan produksi pangan tidak bisa dicapai dengan cepat,
kebijakan pemerintahan. Artinya, pemerintah yang akan datang harus rela dan
adalah cara instan karena begitu pemerintah mengeluarkan uang, sejumlah beras
penawaran dan permintaan. Kelangkaan beras serta merta menaikkan harga beras.
Untuk mengontrol harga beras pada level yang diinginkan, pemerintah melakukan
intervensi pasar. Saat harga beras di pasaran mulai merambat naik pemerintah
operasi pasar. Dengan demikian harga beras akan selalu stabil pada level yang
Thailand dan Vietnam sebanyak 210.000 ton dengan harga pada kisaran Rp 3.000
Harga gabah merosot karena pasar dalam negeri memiliki kelebihan stok
gabah. Produksi gabah petani mencapai 54 juta ton gabah kering giling (GKG).
Jika dijadikan beras akan mencapai jumlah 35 juta ton beras. Sementara
kebutuhan konsumsi hanya 33 juta ton. Kelebihan stok sebanyak 2 juta ton yang
harus mengimpor dari luar negeri. Lebih bijak jika Bulog membeli surplus beras
petani pada waktu panen. Kongkretnya dengan membeli stok beras petani yang
Begitu pula perimbangan kemampuan pasok antara produksi dalam negeri dengan
terdiri dari barang konsumsi, bahan baku, dan kemudian disusul dengan barang
23
barang konsumsi atau yang lebih dikenal dengan industri substitusi impor
lain :
(API).
2. Beras hanya dapat diimpor oleh importir yang telah mendapat pengakuan
3. Impor beras dilarang dalam masa 1 (satu) bulan sebelum panen raya, selama
4. Beras yang diimpor oleh IP Beras hanya boleh dipergunakan sebagai bahan
5. Setiap kali importasi beras oleh IT Beras harus mendapat persetujuan impor
terlebih dahulu dari Direktur Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian (BPPHP), mengenai jumlah dan jenis beras, pelabuhan tujuan dan
waktu pengimporan.
6. Pelaksanaan setiap importasi beras oleh IP Beras atau IT Beras wajib terlebih
(http://www.kemenperin.go.id/).
volume impor beras di Indonesia. Hal ini disebabkan karena meskipun produksi
beras meningkat, apabila cadangan beras yang ada dalam negeri tidak mencukupi
impor beras.
beras di Indonesia dan signifikan. Hal ini berarti ketika konsumsi beras per kapita
meningkat. Faktor harga beras dunia menunjukkan bahwa harga beras dunia pada
Hal ini berarti ketika harga beras dunia meningkat, volume impor beras ke
menghabiskan devisa negaranya hanya untuk mengimpor beras dari luar negeri.
25
dengan judul Pengaruh Harga, Cadangan Devisa, dan Jumlah Penduduk terhadap
Impor Beras Indonesia. Model penelitian yang digunakan adalah analisis regresi
devisa yang berpengaruh positif dan signifikan sedangkan jumlah penduduk tidak
hipotesis dalam penelitian ini adalah di duga faktor produksi beras dalam negeri
Ruang lingkup penelitian ini meliputi produksi beras dalam negari, jumlah
Jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder.
Data sekunder data ini di peroleh pada kantor BPS, Perum Bulog maupun instansi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh variabel
bebas terhadap satu variabel terikat yang diformulasikan sebagai berikut (Gujarati,
2007, h. 150).
Y = α + βX1 + βX 2 + e.............................................(1)
Keterangan :
Y = Impor Beras
α = Intercept
β = Koefisien regresi
X2 = Jumlah penduduk
e = Error Term
hubungan antara variabel independent dan varibel dependent, atau antara variabel
signifikansi dari pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak terikat secara
individual dan menganggap variabel lain konstan (Hasan dan Misbahuddin 2013 :
151).
28
menguji signifikan atau tidaknya hubungan lebih dari dua variabel (Hasan dan
a. Impor beras (Y) adalah jumlah beras impor di Indonesia dalam kurun
b. Produksi beras (X1) adalah jumlah produksi beras yang dihasilkan oleh
satuan (ton)
Indonesia dalam kurun waktu 2002-2014 yang ikur dalam satuan (jiwa).
beras di Indonesia.
yang diteliti secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap impor
beras di Indonesia
b. Apabila th<tt maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya faktor-faktor yang diteliti
beras di Indonesia.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Indonesia sejak tahun 2002-2014 terlihat meningkat di setiap tahunya hal ini dapat
Tabel 2
Produksi dan Tingkat pertumbuhan Beras di Indonesia Tahun 2002-2014
Produksi Pertumbuhan
No Tahun
(Ton) (%)
2 2002 30.586.159 -
3 2003 30.892.021 1,00
4 2004 31.200.941 1,00
5 2005 31.669.630 1,50
6 2006 34.306.610 8,33
7 2007 35.940.591 4,76
8 2008 38.306.962 6,58
9 2009 40.360.221 5,36
10 2010 40.716.871 0,88
11 2011 30.340.000 -25,49
12 2012 32.000.000 5,47
13 2013 50.456.000 57,68
14 2014 50.100.000 -0,71
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (2015)
di Indonesia sejak tahun 2002-2014. Pada tahun 2002 jumlah produksi beras di
31
Indonesia sebesar 30.586.159 ton jumlah ini meningkat sebesar 30.892.021 ton
pada tahun 2003 atau tumbuh 1 persen dari tahun 2002 pertumbuhan tertinggi
terjadi pada tahun 2006 yaitu 8,33 persen. Kemudian tahun 2007 jumlah produksi
2011 yaitu 30.340.000 ton dan hingga tahun 2014 jumlah produksi beras di
Penduduk adalah orang yang secara hukum berhak tinggal di dalam suatu
daerah. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di
Tabel 3
Jumlah Penduduk di Indonesia Tahun 2001-2014
Jumlah Penduduk
No Tahun
(Jiwa)
1 2002 211.438.900
2 2003 214.251.300
3 2004 217.067.600
4 2005 219.898.300
5 2006 222.746.900
6 2007 225.642.000
7 2008 228.523.300
8 2009 231.369.500
9 2010 237.641.326
10 2011 244.621.662
11 2012 244.215.983
12 2013 247.424.598
13 2014 245.862.034
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (2015)
jiwa pada tahun 2003. Jumlah penduduk ini terus meningkat hingga tahun 2014
Indonesia secara legal. Perkembangan impor beras di Indonesia dapat dilihat pada
tabe 4 berikut :
Tabel 4
Impor Beras di Indonesia Tahun 2002-2014
Impor Beras
No Tahun
(Ton)
1 2002 644.733
2 2003 1.805.380
3 2004 1.428.505
4 2005 236.866
5 2006 189.616
6 2007 1.406.847
7 2008 289.689
8 2009 250.473
9 2010 687.581
10 2011 2.750.476
11 2012 1.810.372
12 2013 472.664
13 2014 844.163
Sumber : www.bps.go.id
Tahun 2002 Indonesia mengimpor beras sebesar 644.733 ton jumlah impor beras
di Indonesia meningkat drastis menjadi 1.805.380 ton pada tahun 2003. Jumlah
impor beras tertingi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 2.750.476 ton.
33
Tingginya impor di Indonesia pada tahun 2011 di sebabkan oleh produksi beras
dalam negeri yang sedang turun yaitu -25,49 persen dari tahun 2010. Kemudian
pada tahun 2014 jumlah impor beras di Indonesia tercatat sebesar 844.163 ton.
Beras impor beras ini di peroleh dari beberapa negara yaitu Vietnam
Tabel 5
Impor Beras Menurut Negara Asal Tahun 2011-2014
2011 2012 2013 2014
Negara Asal
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
Vietnam 1.778.481 1.084.783 171.287 306 418,1
Thailand 938.696 315.353 94.634 366 203,5
Tiongkok1 4.675 3.099 640 1 416,7
India 4.065 259.023 107.538 90 653,8
Pakistan 14.342 133.078 75.813 61 715,0
Amerika Serikat 2.074 2.446 2.790 1 078,6
Taiwan 5.000 - 1.240 840
Singapura 1.507 23 1 -
Lainnya 1.638 12.569 18.723 15 838,0
Jumlah 2.750.476 1.810.372 472.665 844.163,7
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (2015)
beras untuk Indonesia namun jumlah impor tertinggi berasal dari Negara Vietnam
yaitu sebesar 1.778.481 pada tahun 2007 dan 306 418 pada tahun 2014.
Sedangkan yang terendah adalah Negara Singapura yaitu 1.507 ton pada tahun
Tabel 6
Hasil Regresi Linier Berganda
Standardiz
Unstandardized ed
No Variabel Coefficients Coefficient t-hitung Sig.
s
B Std. Error Beta
1 Konstanta -5.967.041 3.371.958 -1,770 0,000
apabila variabel bebas yakni produksi dan jumlah penduduk sama dengan nol,
2. Koefisien regresi variabel produksi beras (X1 ) sebesar -0,101 artinya bahwa
setiap kenaikan produksi beras satu ton maka impor beras di Indonesia turun
3. Koefisien regresi variabel jumlah penduduk (X2) sebesar 0,046 yang berarti
bahwa setiap kenaikan jumlah penduduk 1 jiwa maka impor beras di Indonesia
t-hitung > t-tabel yakni sebesar -3,217 > -2,228 pada α 0,05 dengan derajat
signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,009 < 0,05. Maka H0 ditolak dan H1
diterima, artinya bahwa secara parsial variabel produksi beras (X1) berpengaruh
nyata terhadap impor beras di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh tingginya jumlah
produksi beras dalam negeri menyebabkan stok beras cukup sehingga tidak perlu
adanya impor.
Kemudian variabel jumlah penduduk diperoleh nilai t-hitung > t-tabel yakni
sebesar 2,688 > 2,228, pada α 0,05 dimana signifikansinya lebih kecil dari 0,05
(0,023 < 0,05). Maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya bahwa secara parsial
terjadinya pertambahan konsumsi beras sehingga jika produksi dalam negeri tidak
impor.
bebas yang dimasukkan kedalam model ini yakni produksi beras dan jumlah
penduduk terhadap impor beras di Indonesia. Hasil analisis nilai F hitung dan F
Tabel 7
Hasil Regresi Uji F
Sum of Mean
Model df F-hitung F- tabel Sig.
Squares Square
1 Regression 3,975E+12 2 1,987E+12 5,562 4,97 0,024a
Total 7,548E+12 12
Tabel 7 di atas menunjukan bahwa nilai F-hitung 5,562 dan F-tabel 4,97 jadi
F-hitung > F-tabel dimana signifikannya lebih kecil dari 0,05 (0,024 < 0,05),
maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa kedua variabel bebas yang
dimasukkan kedalam model ini yakni produksi beras dan jumlah penduduk secara
mengetahui tingkat kerentanan serta arah hubungaan antara produksi beras dan
jumlah penduduk terhadap impor beras di Indonesia. Hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 8
Model Summary
Adjusted Std. Error of
Model R
R Square the Estimate
a
1 0,726 0,432 597.756
Sumber : Hasil SPSS (Januari 2016)
artinya bahwa adanya hubungan yang kuat antara variabel bebas yakni produksi
beras dan jumlah penduduk dengan impor beras di Indonesia sebesar 72,6 persen.
37
ini mengandung arti bahwa impor beras di Indonesia sebesar 43,2 persen
dipengaruhi oleh produksi beras dan jumlah penduduk dan sisanya sebesar 56,8
waktu 2002-2014. Artinya bahwa apabila produksi beras dalam negeri meningkat
maka impor beras berkurang. Oleh karena itu perintah perlu meningkatkan
produksi beras dalam negari sehingga impor dapat berkurang. Hal ini berdasarkan
hasil uji hipotesis dengan mengunakan uji t dan uji sig, ditemukan sig 0,009 <
(0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi produksi beras di Indonesia
akan mengurangi impor beras di Indonesia dengan asumsi bahwa variabel lain
konstan.
impor beras ikut meningkat. Hal ini berdasarkan hasil uji hipotesis dengan
mengunakan uji t dan uji sig, ditemukan sig 0,023 < a (0,05), hal ini menunjukkan
5.1. Kesimpulan
dan cenderung menurun. Hasil regresi menunjukkan bahwa faktor produksi beras
beras di Indonesia. Hal ini ditunjukkan degan nilai F hitung > F tabel
(5,562 > 1,96). Hasil uji t menunjukkan bahwa produksi beras dalam negeri
Hal ini tunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel (-3,217 ≤ -2,228) pada derajat
signifikan 0,009, dan alfa 0,05 persen. Selanjutnya jumlah penduduk secara
Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel (2,688 > 2,288) pada
derajat signifikan 0,023 dan alfa 0,05. Sedangkan nilai koefisien determinasi
sebesar 0,432. Artinya bahwa impor beras di Indonesia sebesar 43,2 persen
dipengaruhi oleh produksi beras dalam negeri dan jumlah penduduk dan sisanya
56,8 persen dipengaruhi oleh variabel lain selain kedua faktor tersebut.
39
5.1. Saran
jumlah impor.
DAFTAR PUSTAKA
Dwipayana, I Kadek Agus dan Kesumajaya Wayan Wita 2014. Pengaruh Harga,
Cadangan Devisa, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Impor Beras
Indonesia. E-Jurnal EP Unud, 3 [4] :164-172
Hasan Iqbal dan Misbahuddin. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.
Edisi Kedua. Bumi Aksara Jakarta.
Muhtadi, Tien R. 2007. Program Peningkatan Produksi Beras 2 Juta Ton Per
Tahun. Komisi Teknis Ketahanan Pangan. Jakarta
Noor, Henry Faisal. 2007. Ekonomi Manajerial. PT. Raja Grafindo. Jakarta.
Salvatore, Dominick. 2004. International Economic. USA: John Wiley and sons
inc.
Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi Ketiga. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Supangat, Andi. 2005. Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensif, dan Non
Parametrik .Kencana Pranada Media Group. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Dwipayana, I Kadek Agus dan Kesumajaya Wayan Wita 2014. Pengaruh Harga,
Cadangan Devisa, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Impor Beras
Indonesia. E-Jurnal EP Unud, 3 [4] :164-172
Hasan Iqbal dan Misbahuddin. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.
Edisi Kedua. Bumi Aksara Jakarta.
Muhtadi, Tien R. 2007. Program Peningkatan Produksi Beras 2 Juta Ton Per
Tahun. Komisi Teknis Ketahanan Pangan. Jakarta
Noor, Henry Faisal. 2007. Ekonomi Manajerial. PT. Raja Grafindo. Jakarta.
Salvatore, Dominick. 2004. International Economic. USA: John Wiley and sons
inc.
Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi Ketiga. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Supangat, Andi. 2005. Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensif, dan Non
Parametrik .Kencana Pranada Media Group. Jakarta.