Anda di halaman 1dari 3

BERSIKAP KRITIS DALAM MENANGGAPI MARAKNYA ISU ATAU BERITA HOAKS

YANG BEREDAR DALAM MASYARAKAT

DIBUAT OLEH :

 JANICE ANGELA / 202001020096 / 12020001817


 MARIA RENATA / 202001020188 / 12020003295
 NADINE PUTRI / 202001020065 / 12020000786

I. LATAR BELAKANG

Dewasa ini, para generasi muda dituntut untuk lebih kritis, kreatif dan inovatif.
Hal ini terjadi bukan tanpa alasan. Alasan utama sikap tersebut harus dimiliki karena
perkembangan zaman sudah semakin maju dan teknologi sudah semakin canggih.
Selain itu, dengan adanya virus Covid-19, maka teknologi dan internet menjadi
tumpuan bagi generasi muda dalam mengemban ilmu. Kendati demikian, banyak
generasi muda yang masih belum siap untuk menjadi pribadi yang kritis, kreatif dan
inovatif. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, salah satu perihal utama nya adalah
mindset atau pola pikir. Mindset atau pola pikir yang hanya berorientasi pada tujuan
jangka pendek umumnya sulit untuk mengembangkan sikap tersebut dalam dirinya
dikarenakan pola pikir yang pendek hanya berpusat pada masa sekarang tanpa
memikirkan jangka panjang kedepan yang berdampak pada cara orang tersebut
berpikir dan mengambil keputusan. Oleh karena itu, pola pikir tersebut tidak akan
dapat menghasilkan sikap kritis, kreatif dan inovatif. Terutama kritis. Dengan
bersikap kritis, secara otomatis seseorang atau invidu memiliki cara berpikir yang
kritis juga dan ini merupakan hal yang penting untuk dimiliki oleh generasi muda.
Berpikir kritis dapat diartikan sebagai upaya seseorang untuk memeriksa kebenaran
suatu informasi menggunakan ketersediaan bukti, logika, dan kesadaran akan bias
(Halpern, 1998 ; Larsson, 2017). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil
benang merahnya dengan fenomena isu atau berita hoaks yang beredar dalam
masyarakat. Akhir- akhir ini Indonesia kerap kali diterpa oleh isu atau berita hoaks.
Hoaks diartikan sebagai informasi bohong1. Peredaran isu atau berita hoaks
seringkali ditemukan di berbagai macam media, baik media cetak maupun media
online. Istilah hoaks juga mulai sering terdengar akibat banyaknya informasi bohong
yang tersebar di media online. Media online sendiri merupakan suatu media yang
penggunaannya melibatkan internet. Dalam hal ini, segala hal yang berhubungan
dengan internet, baik itu sosial media, website dan lain-lain bersifat terbuka dan

1
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/hoaks
dapat diakses secara bebas oleh semua orang. Maka dari itu, informasi bohong juga
mudah untuk diciptakan dan disebar oleh seluruh lapisan masyarakat di bumi ini.
Dengan demikian, paparan latar belakang ini menjadi suatu bahan dalam mengkaji
rumusan masalah yang berhubungan dengan bersikap kritis dalam menanggapi isu
atau berita hoaks yang beredar dalam masyarakat.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja faktor yang mendasari terciptanya isu atau berita hoaks?
2. Bagaimana cara mahasiswa untuk bersikap kritis dalam menghadapi isi atau berita
hoaks yang beredar?

III. TUJUAN PENELITIAN


1. Mengidentifikasi faktor yang mendasari terciptanya isu atau berita hoaks yang
beredar di masyarakat
2. Mengetahui cara mahasiswa untuk bersikap dan berpikir kritis dalam menghadapi isu
atau berita hoaks yang beredar di dalam masyakarat

IV. DASAR TEORI


a. Berita

Beberapa definisi berita menurut para ahli, yaitu (Sumadiria, 2005:65) Laporan
tercepat mengenai ide atau fakta terbaru yang benar, menarik, dan penting bagi
sebagian besar khayalak, melalui media berkala, seperti surat kabar, radio, televisi,
atau media internet. (Nasution dalam Aliet, 2008:1) Laporan tentang peristiwa –
peristiwa yang terjadi yang ingin diketahui oleh umum, dengan sifat aktual, terjadi di
lingkungan pembaca, mengenai tokoh terkemuka, akibat peristiwa tersebut
berpengaruh terhadap pembaca. Berdasarkan pengertian - pengertian tersebut,
maka suatu berita harus memenuhi beberapa nilai – nilai berita:

1. Faktual dan Aktual : Sebuah berita harus berisi kejadian yang benar nyata,
dapat dibuktikkan kebenerannya, serta bersifat baru / up to date.
2. Berpengaruh bagi masyarakat luas: Sebuah berita harus bersifat menyeluruh
dan berpengaruh pada masyarakat secara luas.
3. Objektif : Sebuah berita harus sesuai dengan fakta – fakta yang ada dan tidak
dipengaruhi oleh pandangan dari suatu subjek.
4. Unik dan menarik : Selain bersifat aktual, suatu berita harus bersifat menarik
perhatian orang sehingga mau melihat atau memacanya.
Adapun, menurut KBBI, hoaks mengandung makna berita bohong, berita tidak
bersumber.2 Menurut Silverman (2015), hoaks merupakan sebagai rangkaian
informasi yang memang sengaja disesatkan, tetapi “dijual” sebagai kebenaran.3
Hoaks bukan sekadar misleading alias menyesatkan, informasi dalam fake news
juga tidak memiliki landasan faktual, tetapi disajikan seolah-olah sebagai
serangkaian fakta.4 Bagi penyebar hoaks, dapat diancam Pasal 28 ayat 1 Undang-
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau Undang-Undang ITE (UU ITE).

b. Sikap Kritis

.Secara garis besar, peneliti membagi ciri-ciri berpikir kritis ke dalam 6 pokok
indikator. Pemilihan 6 ciri berpikir kritis ini didasarkan pada langkah-langkah
pendekatan SAVI model pembelajaran berbasis masalah5, sehingga dapat dijadikan
sebagai indikator untuk mengamati kemampuan berpikir kritis siswa.

Ciri-ciri berpikir kritis tersebut antara lain: 1) Pandai mendeteksi permasalahan; 2)


Suka mengumpulkan data untuk pembuktian faktual; 3) Mampu menginterpretasi
gambar atau kartun; 4) Mampu membuat interpretasi pengertian, definisi, reasoning,
dan isu kontroversi; 5) Mampu mendaftar segala akibat yang mungkin terjadi atau
alternatif pemecahan terhadap masalah, ide, dan situasi; 6) Mampu menarik
kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi.

V. KESIMPULAN

Hoaks diartikan sebagai informasi bohong6. Peredaran isu atau berita hoaks
seringkali ditemukan di berbagai macam media, baik media cetak maupun media
online. Pada perkembangan zaman ini banyak sekali beredarnya hoax di dalam
media online. Bagi penyebar hoax dapat terancam Pasal 28 ayat 1. Faktor
terciptanya isu atau berita hoax adalah banyak orang lebih memprioritaskan isi artikel
dibandingkan dari pada sumber aslinya, banyaknya orang juga yang malas
membaca, namun ingin memberi informasi kepada orang lain yang belum tentu
benar terjadi. Oleh karena itu, berpikir kritis menjadi hal yang penting bagi generasi
muda untuk menghadapi segala isu atau berita - berita yang beredar dalam
masyarakat.

2 https://id.wikipedia.org/wiki/Berita_bohong#cite_note-3

3
https://id.wikipedia.org/wiki/Berita_bohong#cite_note-3
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Berita_bohong#cite_note-3
5
https://eprints.uny.ac.id/23884/4/4.%20BAB%20II.pdf
6
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/hoaks

Anda mungkin juga menyukai