Anda di halaman 1dari 11

MODUL 2 PEMODELAN

PROSES BISNIS
TI-3205 Perancangan Teknik Industri II

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen 1 : Pemodelan Proses Bisnis

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2011

LSIK ITB | MODUL 2 PEMODELAN PROSES BISNIS 1


Judul Praktikum

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen I : Pemodelan Proses Bisnis

Tujuan Praktikum

Tujuan Umum :
1. Mahasiswa mengetahui definisi sistem informasi, klasifikasi sistem informasi, dan pelaku sistem
informasi.
2. Mahasiswa memahami berbagai pendekatan dalam analisis dan perancangan sistem informasi.
3. Mahasiswa dapat melakukan analisis dan perancangan sistem informasi manajemen sederhana
dalam sebuah perusahaan manufaktur.
Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa memahami dan mampu mentransformasikan proses bisnis dari IDEF 0 ke DFD.
2. Mahasiswa dapat melakukan analisis dan perancangan sistem informasi dengan menggunakan
pendekatan model-driven.
3. Mahasiswa dapat memahami dan mampu merancang context diagram, decomposition diagram, dan
data-dictionary.

Teori Singkat

Pendahuluan

Sistem
Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berinteraksi dalam satu lingkungan tertentu untuk
menampilkan fungsi-fungsi apapun yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dari sistem tersebut. Suatu
sistem tersusun atas bagian-bagian sebagai berikut:
 Scope : ruang lingkup operasi/pengaruh
 Environment : di luar sistem (tidak dapat dikontrol)
 Boundary : batas scope dari sistem
 Interface : interaksi dengan lingkungan
 Subsystem (komponen) : bagian dari sistem

Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah pengaturan sekelompok elemen-elemen yang terdiri atas sekumpulan orang, proses,
data dan teknologi informasi yang saling berinteraksi untuk mendukung dan meningkatkan kegiatan
operasional bisnis, maupun penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan.

Perlu diperhatikan perbedaan antara data dan informasi. Data adalah fakta mentah yang belum diolah,
sedangkan informasi adalah fakta yang sudah diolah, diorganisasikan, sehingga dapat memberi arti dan
relevan dengan tujuan pengolahannya.

LSIK ITB | MODUL 2 PEMODELAN PROSES BISNIS 1


Pelaku dalam sistem informasi (Whitten, 2004) :
 System owners
Membiayai pembangunan dan perawatan sistem. Mereka memiliki sistem, menentukan prioritas,
tujuan sistem, dan kebijakan penggunaannya. Fokus utama dari system owners adalah biaya untuk
merancang sistem dan keuntungan apa yang diberikan sistem kepada perusahaan.
 System users
Pengguna sebenarnya dari sistem. Ia menggunakan sistem untuk mendukung atau menyelesaikan
suatu pekerjaan. System users mendefinisikan kebutuhan bisnis dan ekspektasi performansi sistem
yang akan dibangun. Fokus utama dari system users yaitu fungsionalitas sistem yang dirancang
untuk mendukung pekerjaan mereka, kemudahan penggunaan, dan kemudahan untuk dipelajari.
 System designers
Spesialis teknis yang merancang sistem sesuai dengan kebutuhan user. System designers
merancang blueprint sistem sebagai pedoman sistem informasi yang akan dirancang. Dalam
beberapa kasus, system designers adalah juga system builders.
 System builders
Spesialis teknis yang membangun sistem informasi dan komponen-komponennya berdasarkan
spesifikasi yang dirancang oleh system builder. Contoh dari system builder adalah systems
programmers, network administrators, webmasters, dsb..
 System analyst
Spesialis yang mempelajari permasalahan dan kebutuhan dari perusahaan untuk menentukan
bagaimana orang, data, proses, dan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
System analyst memfasilitasi pembangunan sistem informasi dan aplikasi komputer dengan
menjembatani celah komunikasi antara pelaku nonteknis (owners dan users) dan teknis (designers
dan builders)
 IT vendors and consultants
Menyediakan perangkat keras, perangkat lunak, dan pelayanan berkaitan dengan sistem informasi
yang dibangun.

Dalam praktikum ini praktikan akan berperan sebagai system analyst, kemudian dilanjutkan sebagai system
designer. Peran ini dimulai dengan memodelkan proses bisnis perusahaan yang memiliki karakteristik
berbeda-beda.

Klasifikasi sistem informasi


Sistem informasi hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran. Maka untuk memudahkan, sistem informasi
diklasifikasikan berdasarkan fungsi yang disediakan sistem tersebut. Sistem informasi secara umum dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
 Transaction processing system (TPS)
Sebuah sistem informasi yang meng-capture dan memproses data transaksi bisnis. Penggunaannya
pada level operasional dan berfokus pada data.
 Management information system (MIS)
Sebuahi sistem informasi yang bertujuan menyediakan informasi dan laporan di bidang
manajemen (management-oriented reporting) berdasarkan proses transaksi dan operasi dalam
sebuah organisasi tersebut.
 Decision support system (DSS)
Sebuah sistem informasi yang membantu mengidentifikasi alternatif keputusan dan menyediakan
informasi pada situasi pengambilan keputusan (decision-oriented information)
 Executive Information System (EIS)
2 MODUL 2 PEMODELAN PROSES BISNIS | LSIK ITB
Sebuah sistem informasi untuk mendukung perencanaan dan asesmen kebutuhan dari level
eksekutif (executive manager)
 Expert system
Sebuah sistem informasi yang diprogram untuk menghasilkan keputusan dengan memindahkan
dan mereproduksi pengetahuan serta keahlian dari seorang pakar (expertise) dan problem solver
kemudian mensimulasikannya.
 Office automation system
Sistem yang membantu pegawai untuk membuat dan membagikan dokumen yang mendukung
aktivitas bisnis.

Analisis dan perancangan sistem informasi

Traditional
Method
Pendekatan
Analisis dan
Analisis Perancangan
Perancangan
Sistem Sistem
Sistem :
Model -Driven Object
Oriented
Method

Analisis sistem adalah salah satu teknik pemecahan masalah yang mendekomposisi sistem menjadi
komponen-komponen yang lebih kecil dengan tujuan mempelajari kinerja dan interaksi yang terjadi antar
komponen-komponen tersebut untuk mencapai tujuan sistem.

Perancangan sistem (disebut juga sintesis sistem) adalah teknik pemecahan masalah yang melengkapi
analisis sistem, merakit ulang komponen-komponen sistem yang telah didekomposisi menjadi satu sistem
yang lengkap, yang diharapkan telah lebih baik.

Analisis sistem informasi memiliki fokus pada business problem dan independen dari teknologi apapun yang
dapat atau akan digunakan dalam implementasi solusi. Adapun perancangan sistem informasi memiliki fokus
pada spesifikasi solusi yang bersifat computer based dan merupakan desain fisik solusi.

Pendekatan dalam analisis dan perancangan sistem informasi


Terdapat berbagai pendekatan dalam analisis dan perancangan sistem informasi. Pada kesempatan ini
praktikan akan diperkenalkan kepada beberapa pendekatan yang bersifat model-driven, mempelajari dan
menerapkannya pada analisis dan perancangan sistem informasi manajemen pada praktikum ini.

Model merupakan representasi sederhana dari sebuah realita yang kompleks, di mana hanya hal-hal yang
relevan saja yang perlu untuk dimodelkan. Model hanya merepresentasikan aspek-aspek tertentu yang
menjadi tujuan dalam memodelkan suatu sistem.

Pendekatan yang bersifat model-driven terbagi dua:


 Traditional method
Pendekatan ini memisahkan analisis proses dan data, dan merupakan pendekatan yang telah
digunakan selama paling tidak 25 tahun terakhir. Pendekatan ini terbagi dua, yaitu:

LSIK ITB | MODUL 2 PEMODELAN PROSES BISNIS 3


o Structured analysis (process centered)
Metode ini lebih menitikberatkan pada analisis proses baru kemudian analisis data. Dengan
kata lain metode ini membuat model proses terlebih dahulu daripada model data. Salah satu
metode dalam pendekatan ini adalah structured spesification. Dalam metode ini, system
analyst menggambar model proses bisnis dalam serangkaian Data Flow Diagram (DFD).
Metode inilah yang akan digunakan dalam parktikum ini. Penjelasan lebih lanjut dari metode
ini terdapat dalam subbab selanjutnya. Contoh lain dari structured analysis adalah Bussiness
System Planning (BSP) yang dikembangkan IBM, BSP memetakan hubungan proses bisnis
dengan kelas data dalam bentuk matriks untuk memudahkan analyst melakukan analisis
terhadap sistem.
o Information engineering (data centered)
Metode ini lebih menitkberatkan pada analisis kebutuhan data baru kemudian analisis
kebutuhan proses. Dengan kata lain metode ini membuat model data terlebih dahulu
daripada model proses.

 Object oriented method


Pendekatan ini baru berkembang beberapa tahun terakhir. Menurut Whitten (2004), Object Oriented
Method (OOM) merupakan teknik model-driven yang mengintegrasikan data dan proses dalam
sebuah object. OOM mengilustrasikan objek-objek dari sistem dari berbagai perspektif, seperti
struktur, perilaku, dan interaksi antar objek.

Metode Structured Spesification

System Description (Business Process Decomposition)


Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis sistem adalah dengan
memetakan (memodelkan) proses bisnis yang terjadi dalam sistem tersebut. Sebuah proses bisnis
menjelaskan bagaimana sebuah organisasi mencapai tujuannya. Dalam kaitannya dengan praktikum yang
akan dilakukan, perusahaan (sebagai organisasi) yang memiliki salah satu tujuan menghasilkan profit melalui
berbagai cara, salah satunya adalah kebijakan mengenai tipe perusahaan (Job shop, Mass Production, dll.),
maupun penentuan target pasar. Maka dapat disimpulkan, cara organisasi mencapai tujuan yang berbeda
berarti memiliki proses bisnis yang berbeda pula.

Proses bisnis memiliki banyak pengertian, yaitu :


 Proses-proses yang mewakili aliran dari pekerjaan dan informasi seluruh bisnis yang bersangkutan.
Proses-proses ini berinteraksi dalam entitas-entitas bisnis untuk menjalankan bisnis tersebut. Proses
bisnis dapat bertahan lama, seperti siklus permintaan, atau hanya dalam jangka yang pendek, seperti
laporan akhir tahun. Proses bisnis dengan siklus yang lama merupakan tipikal bagian dari analisa
Business Process Reengineering (BPR) [OMG, 2003].
 Sebuah bagian dari sekumpulan langkah-langkah yang ditujukan untuk mencapai tujuan. Sebuah
proses dapat didekomposisi menjadi langkah-langkah proses dan komponen-komponen proses.
Langkah proses menunjukkan bagian yang terkecil, level atomik, komponen proses dapat berupa
daerah dari langkah-langkah proses individual menuju bagian yang paling besar dari proses-proses.
[CMU/SEI-93-TR-23]

4 MODUL 2 PEMODELAN PROSES BISNIS | LSIK ITB


Proses-proses secara umum diidentifikasikan sebagai titik awal dan akhir, interface, dan unit organisasi terkait,
khususnya unit konsumen. Contoh dari proses-proses tersebut adalah: menciptakan produk baru, pemesanan
kebutuhan dari sebuah supplier, membuat rencana marketing, pemrosesan dan pembayaran klaim asuransi
dan lain-lain.

Pemodelan proses adalah suatu teknik untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan struktur dan aliran
data yang melalui proses sistem, dan/atau logika, kebijakan, dan prosedur yang diimplementasikan oleh
proses sistem. Sistem kompleks biasanya terlalu sulit untuk dipahami secara menyeluruh pada saat
ditampilkan sebagai suatu keseluruhan (dalam artian suatu proses tunggal). Oleh karena itu dalam analisis
sistem, dipisahkan sistem menjadi subsistem komponennya, yang diuraikan menjadi subsistem yang lebih
kecil, sampai didapatkan subset yang mampu dikelola dari keseluruhan sistem. Hal ini disebut dekomposisi.

Dalam analisis sistem, dekomposisi memungkinkan analis mempartisi sistem menjadi subsistem logika dari
proses untuk peningkatan komunikasi, analisis dan desain. Pada perancangan kali ini digunakan
Decomposition Diagram untuk mempartisi sistem. Decomposition diagram menunjukan dekomposisi sistem
secara top-down. Diagram Dekomposisi pada dasarnya adalah alat perencanaan untuk model proses yang
lebih detail, yang disebut data flow diagram.

Aturan pembuatan Diagram Dekomposisi :


 Tiap proses dalam diagram dekomposisi merupakan proses induk, proses anak atau keduanya.
 Induk harus memiliki dua anak atau lebih, satu anak tunggal tidak masuk akal karena tidak akan
menunjukan detail tambahan mengenai sistem tersebut.
 Dalam sebagian besar standar pendiagraman dekomposisi, satu anak hanya bisa memiliki satu induk.
 Pada akhirnya, anak daru satu induk dapat menjadi induk dari anak-anaknya sendiri.
 Setiap penulisan fungsi dalam induk maupun anak, haruslah diawali dengan menggunakan kata kerja

Berikut ini adalah contoh dari Decomposition Diagram Sistem Informasi Rental VCD :

1
Mengelola Sistem Informasi
Rental VCD

1.1 1.2 1.3


Mendaftarkan Mengadakan Meminjamkan
pelanggan VCD VCD

Data Flow Diagram


Data Flow Diagram (DFD) merupakan jenis dari sebuah pemodelan proses yang digunakan untuk
menggambarkan aliran dari data pada suatu sistem dan proses atau kerja yang dikerjakan pada sistem
tersebut (Whitten, et al,2004). Dengan kata lain, DFD adalah metode yang menggambarkan aliran data
melalui sistem informasi dan aktivitas atau proses yang dilakukan oleh sistem tersebut. Dengan DFD,
pemakai dapat memvisualisasikan bagaimana sebuah sistem bekerja, apa yang akan dibangun oleh sistem,
dan bagaimana sistem akan diimplementasikan. DFD berbeda dengan flow diagram, karena DFD tidak
menggambarkan waktu proses maupun urutan proses.

LSIK ITB | MODUL 2 PEMODELAN PROSES BISNIS 5


Terdapat empat simbol yang digunakan untuk membuat DFD :
Function
 Lingkaran menggambarkan proses, yang mengambil
data sebagai input, melakukan sesuatu, dan kemudian
mengeluarkannya. Database

 Persegi dengan garis kanan dan kiri yang terbuka


menggambarkan penyimpanan data, meliputi Entity

penyimpanan elektronik seperti database.


 Persegi merepresentasikan external entity yang
Flow
berhubungan dengan sistem (memberi/mengambil
data). External entitas adalah sumber dan tujuan dari
sistem input dan output. Jika ada bagian dari sistem yang Gambar 1. Simbol DFD
perlu menerima data hasil olahan dari sistem SI itu
sendiri, maka dia akan menjadi entitas luar. Misalnya
direktur pt pti yang perlu menerima data laporan dari
sistem, maka direktur pt pti dijadikan eksternal entitas
 Tanda panah menggambarkan aliran data, yang dapat
berupa elektronik data item fisik.

Beberapa aturan permodelan yang harus diperhatikan untuk merancang DFD, yaitu :
1. Setiap proses dan data store harus mempunyai paling tidak satu data yang masuk dan satu data
yang keluar
2. Penamaan proses harus diawali dengan kata kerja dan diakhiri dengan kata benda
3. Setiap data store harus dilibatkan oleh minimal satu aliran data masuk dan satu aliran data keluar
4. Setiap external entity harus dilibatkan dengan paling tidak satu aliran data
5. Satu aliran data harus meliputi paling tidak satu proses.
6. Tidak mungkin terdapat aliran data antar data store
7. Tidak boleh terdapat aliran data antar entitas
8. Aliran data keluar masuk suatu proses = aliran data keluar masuk hasil dekomposisi proses
tersebut
9. Pada setiap level diagram harus terdapat data store, kecuali pada context diagram
10. Boleh terdapat aliran data dari suatu proses ke proses lainnya, namun hanya jika data pada aliran
tersebut tidak disimpan (kasus khusus)

Untuk merancang DFD, dapat digunakan pendekatan Top-Down. Langkah–langkah pembuatan DFD dengan
menggunakan pendekatan ini adalah sebagai berikut :
1. System designer membuat context diagram yang menunjukkan interaksi (flow data) antara sistem
(yang direpresentasikan dengan satu proses) dan sistem lingkungan (direpresentasikan dengan
entitas).
2. Sistem didekompos pada level DFD yang lebih rendah menjadi satu set proses, dimana terdapat
external entities, data storage dan aliran data antara ketiganya
3. Setiap proses kemudian didekompos menjadi diagram dengan level lebih rendah yang terdiri dari
subprosesnya.
4. Pendekatan ini kemudian berlanjut pada subproses berikutnya, sampai detail kebutuhan cukup
untuk mencapai 'primitive process'

Context Diagram adalah level tertinggi dari DFD yang menunjukan relasi aliran data antara sistem dan entitas
eksternalnya. Disebut juga DFD level 0 (nol). Tujuan dari diagram ini adalah untuk menggambarkan aliran data
6 MODUL 2 PEMODELAN PROSES BISNIS | LSIK ITB
dari dan ke sistem terhadap entitas-entitas eksternal yang berkepentingan terhadap sistem tersebut. Context
Diagram berisi :
 Orang/organisasi yang berkomunikasi dengan sistem
 Data yang diterima sistem untuk diproses
 Data yang dihasilkan sistem dan diekspor
 Batas antara sistem dan lingkungannya
 Hanya berisi satu buah proses
 Proses-proses di dalamnya tidak tampak karena yang digambarkan hanya batasan sistemnya.

Berikut ini adalah contoh dari Context Diagram Sistem Informasi Rental VCD :

Gambar 2. Context Diagram SI Rental VCD

Dekomposisi dari Context Diagram menghasilkan Data Flow Diagram Level 1. Dalam DFD Level 1 ini, sistem
dalam Context Diagram di break-down hingga menjadi komponen-komponen sistem yang lebih detail.
Dekomposisi ini bersifat partisi top-down, dimulai dari yang umum hingga menjadi lebih spesifik. Berikut ini
adalah contoh DFD level 1 dari Sistem Informasi Rental VCD :

LSIK ITB | MODUL 2 PEMODELAN PROSES BISNIS 7


Gambar 3. DFD level 1 SI Rental VCD

Data Dictionary merupakan pendeskripsian makna tiap aliran data yang meliputi nama, deskripsi, dan tipe
atau jenis datanya. Data dictionary adalah sebuah referensi yang digunakan untuk menjelaskan struktur dari
elemen-elemen data (untuk user, desainer dan programmer). Berikut ini adalah aturan untuk membuat Data
Dictionary :
 Definisi-definisi diusahakan berurutan sesuai urutan alfabet
 Dictionaries kecil dapat mengkategorikan entries (masukan)
 Berikan indent untuk definisi-definisi komponen dalam urutan seperti terlihat pada struktur
 Lebih praktis untuk mengasumsikan bahwa tipe low-level tertentu ada untuk mengurangi ukuran dan
detail yang tidak perlu dalam data dictionary.

Berikut adalah contoh data dictionary dari Sistem Informasi Rental VCD :

No Nama Proses Name Code Description Type


Mengelola Sistem
Alamat
1 Informasi Rental ALAMAT_PELANGGAN Alamat pelanggan rental TXT500
Pelanggan
VCD
ID Pelanggan ID_PELANGGAN Kode (unik) pelanggan rental TXT5

ID Supplier ID_SUPPLIER Kode (unik) supplier rental TXT5

ID Transaksi ID_TRANSAKSI Kode (unik) transaksi TXT5

ID VCD ID_VCD Kode (unik) VCD yang dimiliki rental TXT5

Judul VCD JUDUL_VCD Judul VCD yang dimiliki rental TXT50

Nama Pelanggan NAMA_PELANGGAN Nama pelanggan rental TXT50

Tgl Transaksi TGL_TRANSAKSI Tanggal terjadinya transaksi peminjaman VCD D

8 MODUL 2 PEMODELAN PROSES BISNIS | LSIK ITB


WARNING!!

SEGALA BENTUK PLAGIATISME MAUPUN KECURANGAN AKADEMIS


LAINNYA AKAN MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN YANG
BERLAKU DI ITB.

Sumber Tambahan:
http://yourdon.com/strucanalysis/wiki/index.php?title=chapter_9

ATURAN DASAR:
HARAP BERKEMEJA DAN BERSEPATU SAAT MENGIKUTI RESPONSI DAN
PRAKTIKUM

KETERLAMBATAN DALAM MENGHADIRI RESPONSI DAN PRAKTIKUM SERTA


PENGUMPULAN LAPORAN AKAN MENGAKIBATKAN PENGURANGAN NILAI SECARA
LINEAR 1 MENIT = 1 POIN

JIKA SAKIT ATAU BERHALANGAN HARAP MENYIAPKAN BUKTI TERTULIS DAN


SURAT IZIN DAN MENYERAHKANNYA KE PJ MODUL 2 – WILLIAM RUSLI P.

LSIK ITB | MODUL 2 PEMODELAN PROSES BISNIS 9

Anda mungkin juga menyukai