5663-Article Text-16021-1-10-20121020
5663-Article Text-16021-1-10-20121020
Perbandingan Pendekatan
Ekonomi-Politik Media dan Studi Kebudayaan dalam Kajian
Komunikasi Massa
S. Sarwoprasodjo-Agung
Staf PengajarMayor Komunikasi Pembangunan, FEMA IPB, Jl. Kamper Kampus IPB Darmaga
95
S. Sarwoprasodjo-Agung
96
Perbandingan Pendekatan
Ekonomi-Politik Media dan Studi Kebudayaan dalam Kajian Komunikasi Massa
97
S. Sarwoprasodjo-Agung
98
Perbandingan Pendekatan
Ekonomi-Politik Media dan Studi Kebudayaan dalam Kajian Komunikasi Massa
(iklan layanan kesehatan, berita, la- akses oleh orang-orang kaya karena
poran, atau program diskusi interaktif) harus menggunakan parabola. Secara
merupakan mekanisme untuk mengatur budaya, posisi sosial mengatur akses
wacana publik. Terdapat dua dimensi terhadap kompetensi budaya yang
proses ini yakni (1) sejauh mana ragam diperlukan untuk menginterpretasi dan
wacana dengan bentuk tertentu memberi menggunakan benda-benda fisik media
tempat pada wacana resmi atau artiku- dengan cara tertentu. Tradisi empiris
lasi wacana alternatif (2) sejauh mana yang ada dalam studi kebudayaan ada-
wacana yang disampaikan dalam teks lah subbudaya pemuda mempunyai ca-
memungkinkan khalayak untuk memilih ra menginterpretasi pesan dengan cara
bentuk yang diinginkannya atau sebe- berbeda.
rapa terbuka pilihan yang diberikan
kepada khalayak. Pendekatan Studi Budaya
Konsumsi -- kebebasan atau Sejarah dan Pengertian Studi
perjuangan. Sebagai reaksi terhadap Kebudayaan
pandangan khalayak sebagai penonton Studi kebudayaan menyangkut pa-
pasif dari media, maka muncul pan-
da cara-cara budaya diproduksi melalui
dangan bahwa terdapat pandangan kebe- pergulatan ideologi-ideologi. Kelom-
basan khalayak dalam pemberian mak- pok studi budaya yang terkenal adalah
na atau makna bersifat polisemi. Bagi
British Cultural Studies yang bekerja-
kelompok liberal pluralis ini mem- sama dengan the Centre for Contem-
perbaiki pandangan mengenai penyeim- porary Cultural Studies pada
bangan terhadap penawaran dan per- Universitas Of Birmingham. Asal
mintaan kebudayaan, karena khalayak
muasal tradisi ini adalah dapat
masih memiliki kemerdekaan. Bagi pe- ditelusuri pada tulisan-tulisan The
nulis yang kritis dan radikal pandangan Uses of Literacy oleh Richard Hoggart
ini merupakan romantisme golongan
(1957), Culture and Society oleh
populis. Raymond William. Dengan perkataan
Kemerdekaan total konsumen lain muncul dari disiplin kesusasteraan.
adalah tidak mungkin – tidak seorang- Sejak awal perkembangannya, studi
pun mempunyai akses terhadap segala
kebudayaan Inggris bersifat sangat
hal tanpa batasan. Tugas ekonomi poli- politis dan memfokuskan pada potensi-
tis adalah mempelajari hambatan-ham-
potensi resistensi dalam subbudaya se-
batan yang membatasi kebebasan ini. perti budaya kelas pekerja, subbudaya
Hambatan tersebut bersifat material dan
pemuda terhadap bentuk-bentuk hege-
budaya. Secara material, barang-barang moni dari dominasi kapitalis. Tetapi
dan fasilitas komunikasi tersedia de-
studi kebudayaan Inggris, tidak seperti
ngan harga tertentu yang hanya dapat Frankfurt School, tidak terlalu terlibat
diakses oleh pembeli yang mempunyai dengan modernis dan gerakan estetika
uang untuk itu. Selain itu, secara
avant garde, dan membatasi fokusnya
material status suatu media dapat mem- pada produk-produk budaya media
pengaruhi pola konsumsi kelompok
dan pop yang menjadi fokus
tertentu. Perubahan dari status barang
utamanya.
publik menjadi barang pribadi mempu-
Belakangan ini ada kecenderungan
nyai implikasi besar bagi kelompok-
masalah postmodernisme yang cende-
kelompok “miskin” dalam mengakses
rung menekankan kesenangan, kon-
barang-barang tersebut. Sebagai contoh,
sumsi dan konstruksi individu terhadap
suatu saluran televisi hanya dapat di-
99
S. Sarwoprasodjo-Agung
identitas yang dalam terminologi Mc- karena itu, dalam kaitannya dengan
Guigan (1992) disebut sebagai "cultural filsafat maka kajian studi kebudayaan
populism". Budaya media dengan pers- merupakan bagian dari postmodernis-
pektif ini menghasilkan benda-benda me. Burgesss (1990) seperti dikutip
untuk identitas, kesenangan, dan pem- oleh Mosco mengemukakan bahwa
berdayaan dan khalayak menciptakan studi-studi kebudayaan merupakan
budaya popular melalui konsumsi gerakan intelektual yang berkon-
mereka terhadap produk budaya. sentrasi pada pembentukan makna
Sejak tahun 1980 hingga saat ini -- dalam teks dan didefisisikan secara lu-
studi kebudayaan di Inggris dan as termasuk semua bentuk komunikasi
Amerika Utara berubah bentuk dari sifat sosial. Pada awalnya studi kebu-
politik sosialis dan revolusioner menjadi dayaan mendapat pengaruh yang
bentuk politik identitas dan kurang cukup kuat dari pendekatan Marxis.
bersifat kritis mengenai media dan Termasuk kecenderungan untuk
budaya konsumen. Dengan demikian melihat budaya sebagai terkait dengan
terdapat penekanan yang semakin besar hubungan sosial, terutama terkait
pada khalayak, konsumsi, dan dengan kelas, gender dan ras
penerimaan dan meninggalkan fokus khususnya dalam kaitannya dengan
perhatian pada produksi dan distribusi sifat asimetris dan antagonisme.
teks dalam industri media. Selanjutnya, terdapat pandangan yang
Tradisi studi kebudayaan mempu- menyatakan bahwa budaya tidaklah
nyai orientasi reformis dan kritis. Ke- independen dan tidak ditentukan oleh
lompok sarjana ini ingin melihat faktor eksternal, tetapi lebih sebagai
perubahan masyarakat Barat, dan mere- situs perbedaan, pergulatan, dan perju-
ka memandang madzabnya atau aliran- angan sosial.
nya sebagai instrumen perjuangan ke-
las. Mereka yakin bahwa perubahan ini Karakteristik Studi Kebudayaan
dapat ditempuh melalui dua cara (1) Karakteristik sentral studi kebuda-
mengidentifikasi kontradiksi-kontradik-
yaan (Mosco, 1996) adalah
si dalam masyarakat, pemecahan terha- 1. Kritik terhadap positivisme sebagai
dap kontradiksi-kontradiksi tersebut a- satu-satunya pendekatan dalam
kan mengarah pada perubahan yang po-
ilmu pengetahuan yang subyektif
sitif sebagai lawan dari perubahan yang dan sosial.
menindas, (2) dengan memberikan in- 2. Pandangan bahwa budaya adalah
terpretasi yang akan membantu orang
merupakan produk sehari-hari, di-
untuk memahami dominasi dan jenis produksi oleh aktor sosial tidak ha-
perubahan yang diinginkan. (Littlejohn, nya kelompok elit. Walaupun de-
1999)
mikian, studi kebudayaan
Studi mengenai komunikasi massa mengakui adanya pengaruh gender
merupakan pusat perhatiannya karena
dan identitas kebangsaan.
media dilihat sebagai alat bagi ideologi 3. Menolak pemikiran yang bersifat
dominan. Sebaliknya media juga dapat
sejarah dan totalitas sosial.
menjadi alat potensial untuk meningkat- 4. Studi kebudayaan melihat akibat-
kan kesadaran kelas, kekuasaan dan do-
akibat tidak langsung dari kapitalis
minasi.
dan hubungan sosial lainnya dalam
Studi Kebudayaan mewakili gam-
aturan-aturan yang ada mengenai
baran kecenderungan studi baru menge- bahasa dan wacana, khususnya per-
nai kebudayaan yang sejalan dengan
juangan kelas dan gender dalam
postmodernisme (Mosco, 1996). Oleh
100
Perbandingan Pendekatan
Ekonomi-Politik Media dan Studi Kebudayaan dalam Kajian Komunikasi Massa
efeknya ke simbol dan tanda-tanda lisis isi makna sebagai sesuatu yang
sosial yang berbeda. telah terdefinisikan secara terbatas
Sedangkan Hebdige (1988) seperti yang terpisah posisinya dari teks atau
dikutip oleh Morley (1996) berpendapat hubungan program terhadap teks yang
bahwa proyek postmodern melawan lainnya, studi kebudayaan berpendapat
pandangan-pandangan dalam modernis- bahwa makna beragam dan tergantung
me yakni pada konteks yang diberikan oleh
1. Anti totalitas berupa penolakan narasi secara keseluruhan, genre
terhadap klaim-klaim universal mi- program dan publisitas sebelumnya
salnya mengenai kebenaran, konsep yang mengitari pertunjukkan dan
abstrak keadilan atau masyarkat. bintang. (2) Dimensi relasional dari
Postmodernisme lebih meyakini per- makna dengan perhatian pada
gulatan lokal, issue-issue yang bagaimana khalayak menginter-
bersifat partikularistik atau micro- pretasikan media dan menggabungkan-
politics menurut Foucault (1980). nya dalam pandangan dunianya dan
2. Anti teleologi berupa penolakan gaya hidupnya. Ini melihat khalayak
terhadap “model kedalaman“ seperti sebagai subyek aktif, yang senantiasa
kebenaran tersembunyi seperti da- bergulat untuk memahami situasinya
lam klaim Marx mengenai relasi daripada sebagai obyek pasif dari
ekonomi yang tersembunyi dibalik sistem produksi dominan (3)
penampakan ideologi, klaim psiko- Supremasi konsumen yang mempunyai
analisa mengenai motif alam bawah pusat perhatian pada momen
sadar dibalik aktivitas sehari-hari, pertukaran pada saat makna yang
dan klaim strukturalisme mengenai dibawa oleh teks bertemu dengan
pola-pola dibalik bahasa dan buda- makna yang dibawa oleh pembaca.
ya. Sebagai gantinya Postmodernis- Tipe ini memisahkan diri dari konteks
me mengajukan konsep penampakan yang lebih luas dan melihat supremasi
(appearance). konsumen dalam menentukan makna.
3. Anti utopia berupa penolakan ter- Menurut Fiske, studi kebudayaan
hadap missi yang dibawa oleh mo- mempunyai ciri lari dari ideologi,
dernisme seperti kesejahteraan. kekuasaan “bottom up” untuk
Menurut Golding and Murdock menentang top down dan disiplin ilmu
(1991) perspektif studi kebudayaan ber- sosial berhadapan dengan kekacauan.
kenaan dengan konstruksi makna -- Berdasarkan pengelompokan geo-
bagaimana makna diproduksi khususnya grafis, studi kebudayaan di Inggris cen-
melalui bentuk-bentuk ekspresif dan derung menganut pendekatan Marxian
bagaimana secara berkelanjutan dine- atau politik sedangkan pendekatan A-
gosiasikan dan dekonstruksi melalui merika cenderung pluralistik, dan
praktek-praktek kehidupan sehari-hari. mempunyai karakter afirmatif yakni
Terdapat tiga kelompok studi kebuda- pernyataan yang tidak terkait dengan
yaan yakni (1) analisis teks budaya ter- politik dan mempunyai pandangan
masuk yang didalamnya diproduksi oleh yang absolut mengenai khalayak.
media. Sebagai kebalikan dari model Terdapat kritik-kritik terhadap
transportasi yang memandang media studi kebudayaan terutama dari
sebagai sarana memindahkan pesan pa- kelompok kajian politik ekonomi
da konsumen, studi kebudayaan melihat media atau kelompok studi kebudayaan
media sebagai mekanisme untuk menata yang lebih banyak dipengaruhi oleh
makna dengan cara tertentu. Dalam ana-
101
S. Sarwoprasodjo-Agung
102
Perbandingan Pendekatan
Ekonomi-Politik Media dan Studi Kebudayaan dalam Kajian Komunikasi Massa
103
S. Sarwoprasodjo-Agung
104
Perbandingan Pendekatan
Ekonomi-Politik Media dan Studi Kebudayaan dalam Kajian Komunikasi Massa
105
S. Sarwoprasodjo-Agung
106
Perbandingan Pendekatan
Ekonomi-Politik Media dan Studi Kebudayaan dalam Kajian Komunikasi Massa
107