OLEH:
NI WAYAN EKA JUNIAWATI
2014901010
B. Etiologi
Menurut Doenges (2014), penyebab fraktur antara lain:
1. Cedera Traumatik
Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh:
a. Cedera langsung, berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga
tulang patah seacara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur
melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya.
b. Cedera tidak langsung, berarti pukulan langsungberada jauh dari lokasi
benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan menyebabkan
fraktur klavikula.
c. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang
kuat.
2. Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma
minor dapat mengakibatkan fraktur, seperti:
a. Tumor tulang (jinak atau ganas), yaitu pertumbuhan jaringan baru yang
tidak terkendali atau progresif.
b. Infeksi seperti mosteomyelitis, dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut
atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif, lambat dan
sakit nyeri.
c. Rakhitis, suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi vitamin
D.
d. Stress tulang seperti pada penyakit polio dan orang yang bertugas di
kemiliteran.
C. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala fraktur femur umumnya antara lain (Helmi, 2012) :
1. Nyeri
Terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
dimobilisasi.Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai
alamiah yang dirncang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
2. Kehilangan fungsi.
3. Deformitas
Daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah kekuatan otot
menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya.
4. Pemendekan ekstermitas karena kontraksi otot.
Terjadi pada fraktur panjang, karena kontraksi otot yang melekat di atas dan
dibawah tempat fraktur.
5. Krepitasi.
Akibat gerakan fragmen satu dengan yang lainnya.
6. Pembengkakan.
7. Perubahan warna lokal pada kulit yang terjadi akibat trauma dan perdarahan
yang mengikuti fraktur.
D. Pemeriksaan diagnostik
Menurut Doenges (2000) ada beberapa pemeriksaan penunjang pada pasien fraktur
antara lain:
1. Pemeriksaan roentgen : untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur
2. Scan tulang, tomogram, CT – scan/MRI : memperlihatkan fraktur dan
mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak
3. Pemeriksaan darah lengkap : Ht mungkkin meningkat (hemokonsentrasi) atau
menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma
multiple). Peningkatan sel darah putih adalah respon stress normal setelah
trauma.
4. Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.
5. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfuse
multiple, atau cedera hati.
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan konservatif, merupakan penatalaksanaan non pembedahan agar
immobilisasi pada patah tulang dapat terpenuhi.
Penatalaksanaan pembedahan.
1. Reduksi tertutup dengan fiksasi eksternal atau fiksasi perkutan dengan K-Wire
(kawat kirschner), misalnya pada fraktur jari.
2. Reduksi terbuka dengan fiksasi internal (ORIF : Open Reduction internal Fixation).
3. Reduksi terbuka dengan fiksasi eksternal (OREF : Open reduction Eksternal
Fixation). Fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati fraktur terbuka dengan
kerusakan jaringan lunak. Alat ini memberikan dukungan yang stabil untuk
fraktur kominutif (hancur atau remuk)
1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Fraktur
a. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data
dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan klien. Tahap Pengkajian merupakan dasar utama
dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
individu (Nursalam, 2001).
Adapun data – data yang didapatkan pada pasien dengan
fraktur :
1) Data pre operasi
Pada pengkajian fraktur akan didapatkan data subyektif dan
data obyektif.
Data subyektif : pasien mengeluh rasa nyeri pada daerah
fraktur, pasien mengeluh mengalami
keterbatasan gerak, pasien mengeluh lemah,
pasien mengatakan tidak mampu melakukan
aktifitas, pasien mengeluh pusing, pasien
mengatakan cemas dengan keadaannya.
Data obyektif : pasien tampak meringis, ada perdarahan,
tampak bengkak pada luka atau area fraktur,
kehilangan fungsi pada bagian yang terkena,
hipertensi (respon terhadap nyeri/cemas),
hipotensi (kehilangan darah), lemah,
pemendekan tulang, perubahan warna pada
daerah fraktur (memar).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut
pasien pre operasi fraktur menurut SDKI adalah :
a) Nyeri akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisik
( mis.abses, amputasi,terpotong,prosedur operasi, trauma,
latihan fisik berlebihan )
b) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
integritas struktur tulang.
c) Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi /
kekhawatiran mengalami kegagalan dalam tindakan operasi
d) Resiko Hipovolemia berhubungan dengan Trauma /
perdarahan
e) Resiko perdarahan berhubungan dengan trauma
Gelisah tepat
Pengaturan Posisi
a. Observasi
□ Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah
mengubah posisi
b. Terapiutik
□ Tempatkan pada matras / tempat tidur terapiutik
yang tepat
□ Tempatkan pada posisi terapiutik
□ Tempatkan obyek yang sering digunakan dalam
jangkauan
□ Atur posisi tidur yang disukai, jika tidak
kontraindikasi
□ Atur posisi yang meningkatkan drainase
□ Motivasi melakukan ROM aktif atau pasif
□ Hindari posisi yang menimbulkan ketegangan
pada luka
c.Edukasi
□ Informasikan saat dilakukan perubahan posisi
□ Ajarkan cara menggunakan postur yang baik dan
mekanika tubuh yang baik selama melakukan
perubahan posisi
d.Kolaborasi
□ Kolaborasi pemberian pre medikasi sebelum
mengubah posisi, jika perlu
Teknik Distraksi
a. Observasi
□ Identifikasi teknik distraksi yang diinginkan
b.Terapiutik
□ Gunakan teknik distraksi
c.Edukasi
Penurunan konsentrasi Penyembuhan luka meningkat Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin,
Peningkatan tekanan darah Warna kulit pucat menurun Monitor perubahan kulit
Kekurangan volume cairan Nyeri ekstermitas menurun Monitor adanya tromboflebitis dan tromboemboli
Subjektif : Edukasi :
Dukungan Mobilisasi
Gangguan mobilitas fisik Observasi
Gangguan mobilitas fisik Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
laninnya
Definisi: Setelah dilakukan intervensi selama ... Dukungan Mobilisasi
4 Keterbatasan dalam gerak fisik x... menit, Kemampuan dalam gerakan Observasi
dari satu atau lebih ekstermitas fisik dari satu atau lebih ekstermitas Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
secara mandiri secara mandiri meningkat dengan
laninnya
criteria hasil
Identifikasi toleransi fisik melakukan
Penyebab Pergerakan ekstermitas gerakan
Kerusakan integritas meningkat Monitor kondisi umum selama melakukan
struktur tulang Kekuatan otot meningkat mobilisasi
Penurunan kendali otot Rentang gerakan(ROM) Monitor Frekuensi jantung dantekanan
Penurunan kekuatan otot Meningkat darah sebelum memulai mobilisasi
Kekakuan sendi Nyeri Menurun Terapeutik
Ansietas
Definisi:
Kondisi emosi dan pengalaman
subyektif individu terhadap objek Setelah dilakukan intervensi selama ...
yang tidak jelas dan spesifik x... menit, Tingkat ansietas menurun
5 akibat antisipasi bahaya yang dengan criteria hasil Reduksi Ansietas
memungkinkan individu Verbalisasi kebingungan Observasi
melakukan tindakan untuk menurun Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
menghadapi ancaman Verbalisasi khawatir akibat Identifikasi kemampuan mengambil
Penyebab kondisi yang dihadapi menurun keputusan
Krisis Situasional Perilaku gelisah menurun Monitor tanda tanda ansietas ( verbal dan
Ancaman terhadap konsep diri Perilaku tegang non verbal
Ancaman terhadap kematian Konsentrasi membaik Terapeutik
Kekhawatiran mengalami Pola tidur membaik Ciptakan suasana terapeutik untuk
kegagalan Frekuensi pernapsan Membaik menumbuhkan kepercayaan
Kurang terpapar informasi Frekuensi nadi Membaik Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan,jika memungkinkan
Tekanan darah membaik
Gejala dan Tanda Mayor
Pahami situasi ynag membuat ansietas
Subyektif
Dengarkan penuh perhatian
Merasa bingung
Gunakan pendekatan yang tenang dan
Merasa khawatir dengan
meyakinkan
akibat dari kondisi yang
Motivasi mengidentifikasi situasi yang
dihadapi
memicu kecemasan
Sulit berkonsentrasi
Edukasi
Obyektif
Jelaskan prosedur,termasuk sensasi yang
Tampak gelisah
mungkin alami
Tampak tegang
Informasikan secara factual mengenai
Sulit tidur
diagnosis,pengobatan dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien
Gejala dan Tanda Minor Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
Subyektif persepsi
Mengeluh pusing Latih teknik relaksasi
Anoreksia Kolaborasi
Palpitasi Kolaborasi pemberian obat antiansietas
Merasa tidak berdaya
Obyektif
Frekuensi napas
meningkat
Frekuensi nadi meningkat
Tekanan darah Meningkat
Diaforesis
Tremor
Muka Tampak Pucat
Suara Bergetar
Kontak Mata Buruk
Sering berkemih
Berorientasi pada masa
lalu
Resiko infeksi
Definisi :
Berisiko mengalami
peningkatan terserang
organisme patogenik
Faktor resiko
Efek prosedur invasive
Pencegahan Infeksi
Peningkatan paparan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
organism pathogen
selama ………x…….. kemampuan Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
lingkungan
untuk mencegah mengeleminasi sistemik
Kerusakan integritas
kulit ancaman kesehatan meningkat dengan Terapeutik
6 Penurunan hemoglobin kriteria hasil : Batasi jumlah pengeunjung
Kondisi Klinis terkait Berikan perawatan kulit pada area edema
Luka bakar Kemampuan mengidentifikasi Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
Tindakan invasive faktor resiko meningkat dengan pasien dan lingkungan pasien
AIDS Kemampuan melakukan strategi Pertahankan teknik aseptic pada pasien
PPOK control resiko meningkat beresiko tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
luka operasi
Resiko Luka Tekan Anjurkan Meningkatkan asupan nutrisi
Definisi : Kolaborasi
Beresiko mengalami cedera Kolaborasi pemberian imunisasi , jika perlu
local pada kulit dan/ atau
jaringan , biasanya pada
tonjolan tulang akibat tekanan
dan / atau gesekan Pencegahan Luka Tekan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
Faktor resiko selama ………x…….. kemampuan Periksa Adanya Luka Tekan sebelumnya
Penurunan mobilisasi untuk mencegah mengeleminasi Monitor suhu kulit yang tertekan
Penurunan perfusi ancaman kesehatan meningkat dengan Monitor ketat area yang memerah
7 jaringan kriteria hasil : Monitor sumber tekanan dan gesekan
Kulit kering Monitor mobilitas dan aktivitas individu
Edema Kemampuan mengidentifikasi
Monitor kulit di atas tonjolan tulang atau
Fraktur tungkai faktor resiko meningkat
titik tekan saat menubah posisi
Riwayat luka tekan Kemampuan melakukan strategi Terapeutik
control resiko meningkat
Imobilisasi fisik Keringkan daerah kulit yang lembab akibat
Gesekan permukaan kulit keringat, cairan luka.
Kondisi Klinis terkait Ubah posisi denga hati – hati setiap 1- 2 jam
Anemia Buat jadwal perubahan posisi
Trauma Jaga seprai tetap kering, bersih, dan tidak
Fraktur tungkai ada kerutan /lipatan
Imobilisasi Hindari pemberian lotian pada daerah yang
d. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan,
meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses
keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral pada setiap
tahap proses keperawatan. Pengumpulan data perlu direvisi untuk
menentukan apakah informasi yang telah dikumpulkan sudah
mencukupi dan apakah prilaku yang diobservasi sudah sesuai.
Diagnosa juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan
kelengkapannya. Tujuan dan intervensi dievaluasi adalah untuk
menentukan apakah tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif
(Nursalam, 2001).
Menurut Nursalam (2011), evaluasi keperawatan terdiri dari dua
jenis yaitu:
a. Evaluasi formatif
Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana evaluasi
dilakukan sampai dengan tujuan tercapai.
b. Evaluasi somatif
Merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode evaluasi ini
menggunakan SOAP.
PATHWAY FRAKTUR
Patologis
Traumatik (osteoporosis, tumor tulang, osteomielitis)
(jatuh, cedera) Stres/keletihan
FRAKTUR
2
2
1
tindakan
imobilisasi pembedahan
Perfusi perifer tidak
efektif
penekanan lama
pada kulit luka insisi operasi pasien takut dan cemas
terhadap tindakan yang
akan dilakukan
port entry mikroorganisme
Risiko luka patogen
tekan
Ansietas
Risiko Infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Appley, G. A. 2005.Orthopedi dan Fraktur Sistem Appley, Edisi VII. Jakarta: Widya
Medika.
Baradero, Mary. 2008. Keperawatan perioperatif .Jakarta : EGC.
Grace, Pierce A., dan Borley, Neil R., 2006. Nyeri Abdomen Akut. Dalam: Safitri,
Amalia, ed. At a Glance Ilmu Bedah.Edisi ketiga.Jakarta : Erlangga.
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Price, dkk. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, Ed. 6, volume
1&2. EGC: Jakarta.
Smeltzer, Suzanne, C. Bare Brenda, G. 2004. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Brunner & Suddarth, Edisi VIII. Jakarta: EGC.
Suratun,.2008. Klien Gangguan System Muskuloskelata. Seri Asuhan Keperawatan ;
Editor Monika Este. EGC: Jakarta.