Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN ANAK USIA SEKOLAH

Disusun Oleh :

Elisa Julia Adi Putri 2018720070


Salsya Dhita Winday 2018720095
Irene De Jannah
Leti Komalia 2018720128
Ahmad Zadittaqwa 2018720055

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha esa allah swt, berkat rahmat
dankarunia nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan keluarga ini yang
berjudul “” dengantepat waktu.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah


membantu kami, sehingga kami merasa lebih ringan dan lebih mudah menyusun makalah
ini.

Kami menyadaribahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih
kurang sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung
dengan tujuan untuk menyempurnakan maklah ini

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1


1.2 Tujuan............................................................................................................................2

BAB II KONSEP TEORITIS

2.1 Konsep Anak Usia Sekolah..........................................................................................3


2.2 Konsep Keperawatan Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah.......................................5
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah.......................................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara
unik dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Menurut undang-undang No.
4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak menyebutkan, anak adalah seseorang yang
belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah menikah. Anak bersifat egosentris,
memiliki rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan mahluk sosial, unik dan kaya
fantasi, memiliki daya perhatian, yang pendek, dan merupakan masa yang paling
potensial untuk belajar (Dewi, 2013).
Usia sekolah dimulai dari umur 6 sampai 12 tahun. Di usia sekolah ini anak
mulai menyulitkan orangtua karena tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih
dipengaruhi oleh teman sebaya, anak mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan di
luar rumah, perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman sebaya,
di usia sekolah anak mempunyai keinginan bermain yang sangat besar karena adanya
minat dan kegiatan untuk bermain.
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Chayatin, 2012). Keluarga dengan Anak Usia Sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah
dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Pada masa ini
merupakan tahun-tahun yang sibuk. Kini anak-anak mempunyai keinginan dan
kegiatan-kegiatan masing-masing, disamping kegiatan-kegiatan wajib dari sekolah
dan dalam hidup, serta kegiatan-kegiatan orangtua sendiri. Setiap orang menjalani
tugas-tugas perkembangannya sendiri-sendiri, sama seperti keluarga berupaya
memenuhi tugas-tugas dan perkembangannya sendiri. Menurut Erikson, orangtua
berjuang dengan tuntutan ganda yaitu berupaya mencari kepuasan dalam mengasuh
generasi berikutnya (tugas perkembangan generativitas) dan memperhatikan
perkembangan mereka sendiri, sementara anak-anak usia sekolah bekerja untuk
mengembangkan sense of industry–kapasitas untuk menikmati pekerjaan dan
mencoba mengangkis perasaan rendah hati.

1
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Dalam penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa mapu mengenal dan
mengetahui tahap perkembengan keluarga anak usia sekolah dan asuhan
keperawatannya
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penulisan makalah ini adalah
a. Mengetahui tugas keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah
b. Mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan anak
usia sekolah

2
BAB II

KONSEP TEORITIS

2.1 Konsep Anak Usia Sekolah


A. Pengertian anak
Anak sekolah dasar yaitu anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih
kuat yang mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang
tua. Anak usia sekolah ini merupakan masa dimana terjadi perubahan yang bervariasi
pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang akan mempengaruhi pemebentukan
karakteristik dan kepribadian anak. Periode usia sekolah ini menjadi pengalaman inti
anak yang dianggap mula bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam
hubungan dengan teman sebaya, orang tua dan lannya. Selain itu usia sekolah
merupakan masa dimana anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan dalam
menentukan keberhasilan untuk menyesuaikan diri pada kehidupan dewasa dan
memperoleh keterampilan tertentu.
Anak sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun (middle childhood).
Kesehatan bagi anak sekolah tidak terlepas dari pengertian kesehatan pada umumnya.
Kesehatan disini meliputi kesehatan badan, rohani dan sosial, bukan hanya sekedar
bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan (UU No.9 Tahun 1980 tentang pokok-
pokok kesehatan). Anak pada usia ini telah memilih fisik yang lebih kuat sehingga
kebutuhan untuk melakukan aktivitas tampak menonjol. Penampilannya dan
pertumbuhan menjadi mantap pada diri anak tersebut.

B. Batasan usia anak sekolah


Anak sekolah dasar yaitu anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat
yang mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang tua.
Anak usia sekolah ini merupakan masa dimana terjadi perubahan yang bervariasi pada
pertumbuhan dan perkembangan anak yang akan mempengaruhi pemebentukan
karakteristik dan kepribadian anak. Periode usia sekolah ini menjadi pengalaman inti
anak yang dianggap mula bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam
hubungan dengan teman sebaya, orang tua dan lannya. Selain itu usia sekolah
merupakan masa dimana anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan dalam
menentukan keberhasilan untuk menyesuaikan diri pada kehidupan dewasa dan
memperoleh keterampilan tertentu.

3
C. Tumbuh kembang anak usia sekolah
Perkembangan jika dalam bahasa inggris disebut development. Menurut
Santrock development is the pattern of change that begins at conception and continues
through the life span, yang artinya perkembangan adalah perubahan pola yang dimulai
sejak masa konsepsi dan berlanjut sepanjang kehidupan. Perkembangan berorientasi
pada proses mental sedangkan pertumbuhan lebih berorientasi pada peningkatan
ukuran dan struktur. Jika perkembangan berkatan dengan hal yang bersifat fungsional,
sedangkan pertumbuhan bersifat biologis. Misalnya, jika dalam perkembangan
mengalami perubahan pasang surut mulai lahir sampai mati. Tetapi jika pertumbuhan
contohya 14 seperti, pertumbuhan tinggi badan dimula sejak lahir dan berhenti pada
usia 18 tahun.

D. Masalah anak usia sekolah


Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan anak usia
sekolah dasar salah satunya yaitu gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan
motorik anak. Perkembangan fisik dan motorik anak yang tidak tercapai dapat
diartikan bahwa perkembangan fisik dan motorik anak tersebut mengalami gangguan.
Menurut Syamsu Yusuf bahwa salah satu yang menyebabkan perkembangan
fisik motorik mengalami gangguan disebabkan karena kekurangan gizi pada ibu hamil
yang mengakibatkan berat badan bayi sangat rendah (berkaitan erat dengan angka
kematian yang tinggi), dan perkembangan yang buruk. (Yusuf, 2014).
Down syndrome dapat dideteksi melalui pemeriksaan dan pengujian antenatal.
Pemeriksaan antenatal digunakan untuk melihat hal tidak normal yang berkembang
selama kehamilan. Jika dalam pemeriksaan ini dinyatakan kemungkinan cukup tinggi
janin terkena down syndrome maka dilakukan tes diagnosis karenanya pemeriksaan
kesehatan rutin pada ibu hamil wajib dilakukan untuk mengurangi resiko anak lahir
dengan down syndrome.

E. Faktor yang mempengaruhi


faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku anak diantaranya, yakni:
4
1. Sekolah
Sekolah merupakan salah satu lembaga yang berperan dalam pengaruh
pembentukan perilaku siswa. Baik buruknya suasana sekolah sangat tergantung
pada kepemimpinan kepala sekolah, komitmen guru, sarana pendidkan, dan
kedisiplinan dalam sekolah. Selan dari terciptanya kedisiplinan ,yakni juga dari
kebiasaan belajar, dan pengendalian diri dari siswa.
2. Keluarga
Keluarga adalah sebagai lingkungan pertama dan yang utama bagi
perkembangan anak. Anak usia 4-5 tahun dianggap sebagai titik awal proses
identifikasi diri menurut jenis kelamin, sehingga peran ibu dan ayah atau orang tua
pengganti (seperti nenek, kakek, dan orang dewasa, dan lainnya) sangat besar.
3. Media Massa
Abad ini adalah abad informasi, yang ditandai oleh kemajuan yang pesat di
bidang tekonologi informasi. Selain membawa kegembiraan yang menyenangkan
serta wawasan luas. Kemajuan media elektronik yang sedang melanda saat ini
membuat anak atau remaja dipenuhi dengan tayangan dan berita yang kurang
mendidik.

2.2 Konsep Keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah


A. Tipe keluarga
a. Tradisional
1. Nuclear Family
Keluarga yg terdiri ayah, Ibu dan anak baik dari keturunannya maupun adopsi
2. Extended Family
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah.
b. Non Tradisional
1. Rekonstitusi Nuclear, Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam suatu ikatan perkawinan
lamanya maupun hasil dari perkawinan baru,satu/atau keduanya dapat bekerja
di luar rumah.
2. Niddle Age/Aging Couple, Suami sebagai pencari uang,istri dirumah/atau
kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/meniti karier.
5
3. Dyadic Nuclear, Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
yang keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.
4. Single Parent, Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
5. Dual Carrier, suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
6. Commuter Married, suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.
7. Single Adult, wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk kawin.
8. Cohibing Couple, dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
kawin.
B. Peran keluarga
1. Peran Formal
a. Peran Prenteral dan Perkawinan
Nye dan Gecas, (1976) yang dikutip Andarmoyo (2012), telah
mengidentifikasi enam peran dasar yang membentuk bentuk sosial sebagai
suami-ayah dan istri-ibu. Peran tersebut adalah;
1) Peran provider/penyedia,
2) Peran pengatur rumah tangga,
3) Peran perawatan anak,
4) Peran sosialisasi anak,
5) Peran rekreasi,
6) Peran persaudaraan/kindship/pemelihara hubungan keluarga paternal
dan maternal,
7) Peran terapeutik/memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan,
8) Peran seksual.
b. Peran Anak
Peran anak adalah melaksanakan tugas perkembangan dan pertumbuhan fisik,
psikis, dan sosial.

c. Peran Kakek/Nenek
Menurut Bengtson (1985) yang dikutip Andarmoyo (2012), peran
kakek/nenek dalam keluarga adalah:

6
1) Semata-mata hadir dalam keluarga,
2) Pengawal (menjaga dan melindungi bila diperlukan),
3) Menjadi hakim (arbritrator), negosiasi antara anak dan orang tua,
4) Menjadi partisipan aktif, menciptakan keterkaitan antara, masa lalu
dengan sekarang serta masa yang akan datang.
2. Peran Informal
Peran informal bersifat implisit biasanya tidak tampak ke permukaan dan
dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu
(Satir, 1967 dalam Andarmoyo 2012) dan/atau untuk menjaga keseimbangan
dalam keluarga. Keberadaan peran informal penting bagi tuntutan-tuntutan
integratif dan adaptif kelompok keluarga (Andarmoyo, 2012).
Beberapa contoh peran informal yang bersifat adaptif dan merusak
kesejahteraan keluarga diantaranya sebagai berikut :
a. Pendorong
Pendorong memuji, setuju dengan, dan menerima konstribusi dari orang
lain. Akibatnya dapat merangkul orang lain dan membuat mereka merasa
bahwa pemikiran mereka penting dan bernilai untuk didengar.
b. Pengharmonis
Pengharmonis menengahi perbedaan yang terdapat di antara para anggota
menghibur menyatukan kembali perbedaan pendapat.
c. Inisiator-konstributor
Inisiator-konstributor mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau
cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.
d. Pendamai
Pendamai (compromiser) merupakan salah satu bagian dari konflik dan
ketidaksepakatan. Pendamai menyatakan posisinya dan mengakui
kesalahannya, atau menawarkan penyelesaian “setengah jalan”.
e. Penghalang
Penghalang cenderung negatif terhadap semua ide yang ditolak tanpa
alasan.
f. Dominator
Dominator cenderung memaksakan kekuasaan atau superioritas dengan
memanipulasi anggota kelompok tertentu dan membanggakan

7
kekuasaannya dan bertindak seakan-akan mengetahui segala-galanya dan
tampil sempurna.
g. Perawat keluarga
Perawat keluarga adalah orang yang terpanggil untuk merawat dan
mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkan.
h. Penghubung keluarga
Perantara keluarga adalah penghubung, ia (biasanya ibu) mengirim dam
memonitor komunikasi dalam keluarga.
C. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif: fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarga saling menyayangi
2. Fungsi Sosial: fungsi mengembangkan dari tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berdampingan dengan
orang lain di luar rumah
3. Fungsi Reproduksi: Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga
4. Fungsi Ekonomi: Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
5. Fungsi Perawatan pemeliharaan kesehatan: fungsi untuk mempertahankan
keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap mempunyai produktivitas tinggi
D. Tugas keluarga
Selain aktfitas di sekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas dan minat sendiri
demikian orang tua yang memiliki aktifitas yang berbeda dengan anak. Perlu adanya
kerjasama untuk mencapai tugas perkembangan. Pada tahap ini orang tua perlu belajar
terpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi, baik
aktifitas di sekolah maupun di luar sekolah. Tugas perkembangan keluarga pada tahap
keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu:
1. Mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,
2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,
3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga,
4. Membiasakan belajar teratur,
5. Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.
8
Selain tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah keluarga perlu
melakukan tugas keluarga secara umum, yaitu:
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga dan perubahan-perubahan yang dialami
anggota keluarga.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga merupakan upaya
keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan
keadaan keluarga, tindakan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar
masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan diatasi.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan agar masalah yang
lebih parah tidak terjadi.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga

2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah


A. Demografi keluarga beserta genogram
1) Identitas anak
2) Riwayat kehamilan dan persalinan
3) Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
4) Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari)
5) Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah
dicapai)
6) Pemeriksaan fisik
B. Latar belakang budaya keluarga (kebiasaan anak dan kebersamaan dengan orang tua
atau pengasuh)
C. Status sosial ekonomi
D. Aktivitas rekreasi
E. Data lingkungan
1) Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air
minum yang digunakan serta denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW Menjelaskan mengenai karakteristik
tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi
kesehatan.
9
3) Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga  berpindah
tempat.
4) Perkumpulan keluarga  dan interaksi dengan masyarakat, menjelaskan mengenai
waktu yang digunakan keluarga  untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga
yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga  dengan masyarakat.
F. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga (riwayat tumbuh kembang anak sekolah)
G. Sistem pendukung keluarga seperti jumlah anggota keluarga  yang sehat, fasilitas-
fasilitas yang dimiliki keluarga  untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup
fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga  dan fasilitas
sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
H. Struktur keluarga
I. Fungsi keluarga
J. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
1) Bagaimana karakteristik teman bermain
2) Bagaimana lingkungan bermain
3) Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah
4) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang
dimilikinya
5) Bagaimana temperamen anak saat ini
6) Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang
7) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak
8) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini
9) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah
10) Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah
11) Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain
12) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini
13) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya
14) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya
15) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

Menyusun prioritas
Friedman, menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama yang
dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka terhadap

10
klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang. Cara membuat skor
penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga:
 
N KRITERIA SKOR BOBOT
O
1 Sifat masalah
       Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
       Ancaman kesehatan 2 1
       Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
       Mudah 2
       Sebagian 1 2
       Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah
       Tinggi 3
       Sedang 2 1
       Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
 Masalah berat, harus segera ditangani 2
 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1 1
ditangani
 Masalah tidak dirasakan 0

Skoring:

11
Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas
a) Kriteria 1
Sifat masalah; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena
yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan
dirasakan oleh keluarga
b) Kriteria 2
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan
terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut:
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah
2) Sumber daya keluarga  dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
3) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
waktu.
4) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam
masyarakat dan dukungan masyarakat
c) Kriteria 3
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
1) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
2) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu
ada
3) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat 
dalam memperbaiki masalah
4) Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.
d) Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga  melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih
dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu:
1. Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai usia anak.

12
2. Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas
keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi
perkembangan anak.

Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu:


1. Masalah aktual/risiko.
a. Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh.
b. Menarik diri dari lingkungan social.
c. Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah.
d. Mudah dan Sering marah.
e. Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
dibebankan.
f. Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga.
g. Keengganan melakukan kewajiban agama.
h. Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal.
i. Gangguan komunikasi verbal.
j. Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang digunakan
untuk bermain).
k. Nyeri (akut/kronis).
l. Trauma atai cedera pada sistem integumen dan gerak.
2. Potensial atau sejahtera
a. Meningkatnya kemandirian anak.
b. Peningkatan daya tahan tubuh.
c. Hubungan dalam keluarga yang harmonis.
d. Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya.
e. Pemeliharaan kesehatan yang optimal.

Intervensi Keperawatan

Tujuan Tujuan Khusus Intervensi


1. Keluarga mampu 1. Keluarga mampu 1. Diskusikan tentang
mengenal masalah mengenal masalah tugas keluarga.
kesehatan dan perilaku kesehatan dan perilaku 2. Diskusikan bahaya jika
kesehatan kesehatan hubungan keluarga
2. Keluarga mampu 2. Keluarga mampu tidak harmonis saat

13
memutuskan untuk memutuskan untuk anggota keluarga sakit.
merawat, meningkatkan merawat, meningkatkan 3. Kaji sumber dukungan
atau memperbaiki atau memperbaiki keluarga yang ada
kesehatan kesehatan disekitar keluarga.
3. Keluarga mampu 3. Keluarga mampu 4. Ajarkan anggota
merawat anggota merawat anggota keluarga memberikan
keluarga untuk keluarga untuk dukungan terhadap
meningkatkan atau meningkatkan atau upaya pertolongan yang
memperbaiki kesehatan memperbaiki kesehatan telah dilakukan.
4. Keluarga mampu 4. Keluarga mampu 5. Ajarkan cara merawat
memodifikasi lingkungan memodifikasi lingkungan anak dirumah.
5. Keluarga mampu 5. Keluarga mampu 6. Rujuk ke fasilitas
memanfaatkan fasilitas memanfaatkan fasilitas kesehatan yang sesuai
kesehatan kesehatan kemampuan keluarga.

Evaluasi
Evaluasi didasarakan pada tujuan yang hendalk dicapai mengacu pada kriteria
hasil yang telah ditetapkan. Perawat selalu memberi kesempatan pada keluarga
untuk menilai keberhasilannya kemudian arahkan sesuai dengan tugas
perkembangan keluarga dibidang kesehatan.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri atas kepala keluarga serta
beberapa orang yangberkumpul dan tinggal dalam satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.adapun pengkajian yang di lakukan pada keluarga dengan anak usia
sekolah meliputi identitas riwayat tahap perkembangan keluarga lingkungan, stuktur
keluarga, fungsi keluarga, penyebab masalah keluarga dan koping yang di lakukan
keluarga, identitas anak riwayat kehamilan sampai kelahiran riwayat kesehatan bayi
sampai saat ini, kebiasaan saat ini (pola prilaku dan kegiatan sehari–hari)
pertumbuhan dan perkembangan saat ini termasuk kemampuan yang telah di capai
dan pemeriksaan fisik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, Dan
Praktek, Ed. 5. Jakarta: EGC

Susanto T. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori Pada Praktik Asuhan
Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM

16

Anda mungkin juga menyukai