Anda di halaman 1dari 7

Alkohol

Senyawa organik yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
etanol digunakan sebagai pelarut, sebagai sterilisasi alat kedokteran, campuran minyak harum
dan lainnya. Senyawa alkohol mempunyai gugus fungsi hidroksil (-OH) yang menggantikan
satu atau lebih atom H pada senyawa alkana.
1. Penamaan Alkohol
Senyawa organik yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya etanol digunakan sebagai pelarut, sebagai sterilisasi alat kedokteran,
campuran minyak harum dan lainnya. Senyawa alkohol mempunyai gugus fungsi
hidroksil (-OH) yang menggantikan satu atau lebih atom H pada senyawa alkana.
Penamaan alkohol dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: nama trivial diberi
nama alkil alkohol (alkohol sebagai nama pokok dan rantai karbonnya sebagai gugus
(substituten). Cara penamaan kedua berdasarkan nama sistematik IUPAC. Tata nama
sistematik IUPAC diberi akhiran “ol” digunakan dimana gugus –OH terikat dan posisi
gugus –OH diberi nomor kecil dari ujung rantai induk. Rantai induk adalah rantai C
terpanjang yang memiliki gugus hidroksil.

2. Sifat Fisik dan Karakteristik Alkohol


Senyawa alkohol mempunyai gugus hidroksi (-OH) dan gugus alkil (-R).
Kebanyakan pembawa sifat dan karakteristik senyawa alkohol adalah gugus –OH.
Walaupun gugus -R juga mempunyai kontribusi terhadap senyawa alkohol. Di antara
sifat-sifat fisika alkohol sebagai berikut:
a. Mudah terbakar;
b. Mudah bercampur dengan air
c. Pada suhu ruang jumlah atom C1-C4 berwujud gas;
d. Pada suhu ruang jumlah atom C5-C9 berupa cairan kental seperti minyak;
e. Pada suhu ruang jumlah atom C10 atau lebih berupa zat padat
f. Pada umumnya alkohol mempunyai titik didih yang cuku ptinggi,
dibandingkan titik didih alkana pada jumlah atom yang sama. Hal ini
disebabkan adanya ikatan hidrogen pada molekul alkohol
g. Pada jumlah atom karbon yang sama alkohol mempunyai titik didih yang
tinggi, dibandingkan dengan senyawa alkana, maupun senyawa alkil halida
3. Reaksi Kimia Senyawa Alkohol
Senyawa alkohol dapat bereaksi dengan senyawa asam karboksilat
membentuk senyawa ester. Reaksi ini biasa disebut reaksi esterifikasi. Senyawa
alkohol juga dapat bereaksi dengan oksidator kuat, di mana alkohol primer
membentuk senyawa aldehida, kemudian oksidasi lanjut membentuk senyawa asam
karboksilat, alkohol sekunder membentuk keton, dan senyawa alkohol tersier tidak
bereaksi.
Di lain pihak, senyawa alkohol dapat bereaksi dengan logam atau hidrida
reduktor kuat seperti Na atau NaH membentuk senyawa natrium alkoksida (R-ONa).
Salah satu contoh senyawa alkohol adalah etanol dapat bereaksi dengan asam kuat
membentuk etilen dan air.
a. Reaksi senyawa alkohol dengan asam karboksilat (Esterifikasi)
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan
alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester
asam karboksilat. Ester asam karboksilat adalah suatu senyawa yang
mengandung gugus -CO2 R, gugus R dapat berupa alkil maupun aril.
Esterifikasi menggunakan katalisi asam dan bersifat dapat balik.
Pada hasil percobaan dalam reaksi esterifikasi antar senyawa etanol
dan asam asetat menimbulkan bau harum dan menyengat yang berbau
pisang, disebabkan oleh terbentuknya etil asetat yang merupakan senyawa
ester yang memiliki bau yang harum dan menyengat. Pada reaksi tersebut
di atas, atom H dari H2O berasal dari etanol, sedangkan gugus OH dari
H2O berasal dari asam asetat.
b. Oksidasi senyawa alkohol
Senyawa alkohol mempunyai hidrogen a dan hidrogen yang
terikat pada atom okesigen gugus hidroksil. Akibat dari sifat
hidrogen tersebut, senyawa alkohol dapat dioksidasi membentuk
senyawa keton.

Berdasarkan struktur alkohol tersebut di atas, maka syarat


berlangsungnya reaksi oksidasi pada senyawa alkohol harus
mengandung minimal 1 atom Ha, sehingga senyawa alkohol tersier tidak
dapat mengalami oksidasi karena tidak mengandung atom Ha. Senyawa
oksidator yang umum digunakan dalam reaksi oksidasi adalah KMnO4
dan K2Cr2O7.

c. Reaksi substitusi senyawa alkohol


Reaksi substitusi alkohol adalah reaksi substitusi gugus fungsi hidroksi
(-OH) dengan gugus fungsi lain di antaranya gugus fungsi halida (Cl, Br,
I) maupun gugus fungsi yang lainnya. Reaksi umum dari reaksi tersebut
dijelaskan pada Gambar 6.25 berikut.

Reaktivitas senyawa asam halida, dengan bertambahnya nomor atom


semakin reaktif, yaitu HI>HBr>HCl>>HF. Bahkan untuk gugus fungsi –F
tidak membentuk senyawa alkil florida.Bardasarkan berbagai observasi
dari berbagai literatur,dinyatakan bahwa alkohol tersier paling reaktif
terhadap asam halida. Urutan reaktivitas tersebut dapat dijelaskan pada
Gambar 6.26 berikut.

4. Pembuatan Senyawa Alkohol


Sintesis atau pembuatan alkohol dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
dapat dilakukan secara fisika maupun dengan berbagai reaksi kimia. Pada buku ini
fokus pada pembuatan alkohol secara kimia di antaranya melalui hidrolisis alkil
halida dengan air atau basa, metode Grignard, reaksi organologam dengan senyawa
keton, metode hidrogenasi senyawa ester dan asam karboksilat, reduksi senyawa
aldehid dan keton.
Senyawa alkohol dapat dibuat melalui hidrolisis alkil halida. Alkil halida
dihidrolisis dengan ion hidroksil (-OH) yang berasal air dan dapat pula berasal dari
larutan NaOH atau KOH. Senyawa alkohol juga dapat dibuat di laboratorium dengan
pereaksi Grignard. Pereaksi Grignard bertindak sebagai nukleofil terhadap atom
karbon yang elektrofil dan berikatan rangkap dua dengan oksigen. Selain pereaksi
Grignard, ada pereaksi organologam lain yang telah digunakan untuk sintesa alkohol
seperti pereaksi Grignard. Senyawa organologam tersebut adalah Litium yang analog
dengan pereaksi Grignard yang prosedurnya sangat kompleks (rumit). Tetapi dengan
pereaksi Litium, reaksiny sama secara eksak dengan magnesium. Untuk senyawa
yang mempunyai tugas besar kadang-kadang pereaksi Grignard tidak dapat
digunakan, tetapi dengan litium dapat bereaksi.

5. Isomeri Senyawa Alkohol


Isomer struktural pada senyawa alkohol terbagi dua yaitu isomer posisi dan
isomer gugus fungsi. Isomer posisi secara struktural dari senyawa alkohol adalah dua
atau lebih senyawa alkohol yang mempunyai rumus molekul dan gugus fungsi yang
sama, tetapi mempunyai letak posisi gugus fungsi yang berbeda. Lebih jelasnya,
untuk menggambarkan isomer stuktur senyawa alkohol tersebut dapat dilihat pada
Gambar 6.58 Isomer gugus fungsi senyawa adalah senyawa eter. Sehingga, isomer
gugus fungsi secara struktural dari senyawa alkohol adalah dua atau lebih senyawa
alkohol dan eter yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi mempunyai gugus
fungsi yang berbeda. Untuk kita memahami lebih jelas dari isomer gugus fungsi dari
senyawa alkohol tersebut, maka disajikan Gambar 6.58.
Kesimpulan Senyawa Alkohol
Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih gugus
fungsi hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat dikenali dengan
rumus umumnya R-OH. Alkohol merupakan salah satu zat yang penting dalam kimia
organik karena dapat diubah dari dan ke banyak tipe senyawa lainnya. Reaksi dengan
alkohol akan menghasilkan 2 macam senyawa. Reaksi bisa menghasilkan senyawa
yang mengandung ikatan R-O atau dapat juga menghasilkan senyawa mengandung
ikatan O-H. Salah satu senyawa alkohol, etanol (etil alkohol, atau alkohol sehari-hari),
adalah salah satu senyawa yang dapat ditemukan pada minuman beralkohol. 
6. Kegunaan Senyawa Alkohol
Pada umumnya alkohol digunakan sebagai pelarut, misalnya sebagai lak dan
vernis. Etanol dengan kadar 76% digunakan sebagai zat antiseptik. Senayawa etanol
juga banyak digunakan sebagai bahan pembuat plastik, bahan peledak, dan kosmestik.
Campuran senyawa etanol dengan metanol digunakan sebagai bahan bakar yang biasa
dikenal dengan nama spirtus. Senyawa etanol atau yang biasa disebut alkohol banyak
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minuman keras.

Anda mungkin juga menyukai