Anda di halaman 1dari 6

e-ISSN : 2715-4424

T
IN
GG
I ILM
U
K
E
Jurnal Abdimas Saintika

S
EH
A
S EK O L

AT A N
Volume 1 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

TINGKAT PENGETAHUAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS


(DM) TIPE 2
Putri dafriani1, Ratna Indah Sari Dewi2
1,2
Program Studi S1 Keperawatan, Stikes Syedza Saintika
Ratnadewiindahsari@gmail.com

ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yangditandai dengan kadar glukosa darah
yang tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara
adekuat. Tujuan dalam kegiatanini untuk melihat pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap tingkat pengetahuan pasien DM Tipe 2. Kegiatan ini dilakukan terhadap 20
orang pasien diabetes melitus tipe 2. Kegiatan ini menghasilkan peningkatan
pengetahuan pasien diabetes melitus terhadap perawatan diabetes melitus tipe 2.
Dengan peningkatan pengetahuan ini diharapkan pasien diabetes melitus memiliki
perhatian khusus terhadap perawatan diabetes melitus, serta memiliki kepedulian yang
tinggi terhadap perawatan dirinya serta anggota keluarga yang menderita diabetes
melitus tipe 2.
Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Tingkat pengetahuan

ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) is a disease characterized by high blood glucose levels because
the body can not release or use insulin in optimal. The aims is investigate the influence
of health education to level of knowledge on type 2 DM patients. 20 peoples of type 2
diabetes mellitus joint with this activities . The activities result in increased knowledge
of the patient's response to treatment of diabetes mellitus type 2 diabetes mellitus. Good
knowledge will increase good behaviour on diabetes care.
Keywords : Health education, level of knowledge

PENDAHULUAN terjadi pada usia kurang dari 30 tahun,


sedangkan DM tipe II adalah keadaan
Diabetes melitus (DM) pankreas tetap menghasilkan insulin,
merupakan penyakit yang banyak kadang lebih tinggi dari normal tetapi
diderita oleh masyarakat di negara tubuh membentuk kekebalan terhadap
berkembang, ditandai dengan kadar efeknya, biasanya terjadi pada usia di
glukosa darah yang tinggi karena tubuh atas 30 tahun karena kadar gula darah
tidak dapat melepaskan atau cenderung meningkat secara ringan tapi
menggunakan insulin secara adekuat. progresif setelah usia 50 tahun terutama
DM terbagi atas DM tipe I jika pankreas pada orang yang tidak aktif dan
hanya menghasilkan sedikit atau sama mengalami obesitas. Penyebab diabetes
sekali tidak menghasilkan insulin lainnya adalah kadarkortikosteroid yang
sehingga penderita selamanya tinggi, kehamilan (diabetes gestasional),
tergantung insulin dari luar, biasanya obat-obatan.(Santoso, 2006).

45
e-ISSN : 2715-4424
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
Jurnal Abdimas Saintika

S
EH
A
S EK O L

AT A N
Volume 1 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
Berdasarkan estimasi data menjad landasan jika pengetahuan
International Diabetes Federation masyarakat yang cukup, sangat penting
(IDF), kasus DM di Indonesia pada untuk mencegah terjadinya seseorang
tahun 2010 menempati urutan ke empat menderita diabetes millitus
tertinggi di dunia setelah Cina, India (Notoadmodjo, 2010).
dan Amerika, yaitu 10,4 juta jiwa dan Pengetahuan penderita DMtipe 2
diperkirakan jumlahnya melebihi 21 memberikan peluang bagi perawat
juta jiwa pada tahun 2025 mendatang. dalam memberikan edukasi terhadap
Profil Kesehatan Indonesia pada tahun penderita DM. Peran perawat tidak saja
2012 menunjukkan bahwa DM berada memberikan pelayanan pendidikan
pada urutan ke 6 dari 10 penyakit utama kesehatan terhadap individu, keluarga
pada pasien rawat jalan di rumah sakit dan masyarakat (Song & Lipman, 2008).
di Indonesia (Kemenkes RI, 2013). Pendidkan kesehatan sangatlah penting
Berdasarkan data yang di dapat dari diberikan kepada penderita DM tipe 2
dinas kesehatan provinsi sumatera barat agar mempunyai kemampuan untuk
pada tahun 2013 terdapat sebanyak sebisa mungkin mandiri dalam
7.882 penderita DM di sumater melakukan perawatan diri, maka pasien
barat.Angka tersebut menunjukan dan keluarga harus bias mengambil alih
terjadinya peningkatan jumlah pasien tanggung jawab tersebut dengan cara
DM tipe 2 yang melakukan kunjungan harus bias melakukan perawatan secara
ke Rumah sakit. Peningkatan kejadian mandiri (self care) sehingga pasien
DM tipe 2 akan diikuti dengan harus dibekali pengetahuan dan
peningkatan kejadian komplikasi DM keterampilan yang cukup untuk
tipe 2 yang diakibatkan oleh perawatan mencegah kemungkinan rawat ulang
yang kurang optimal (Sudoyo, 2009; (rehospita-lisasi) dengan kondisi yang
Perkeni, 2011). Komplikasi yang lebih buruk (Carey et al, 2002).
menyertai yang menyertai pasien Menurut Perkeni (2006) salah satu
dengan DM tipe 2 adalah komplikasi pilar dalam penanganan DM adalah
metabolik akut maupun komplikasi pendidikan kesehatan.Hal ini sesuai
vaskuler kronis, baik mikroangiopati dengan pendapat Falvo di dalam Atak
maupun makroangiopati (Price, 2006). (2010) yang menyatakan, pemberian
Pengetahuan merupakan hasil pendidikan kesehatan dapat
“tahu” dan ini terjadi setelah orang meningkatkan selfefficacypenderita
mengadakan penginderaan terhadap sehingga pengelolaan diabetes dapat
suatu obek tertentu., sebagian besarpun optimal.Sehingga untuk meningkatkan
pengetahuan manusia diperoleh melalui pengelolaan diabetes secara mandiri
mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). yang dapat dilakukan oleh perawat
Menurut Notoadmodjo, pada adalah dengan memberikan pendidikan
kenyataanya masyarakat belum kesehatan pada pasien selama masa
mengetahui tentang penyakit diabetes perawatan di rumah sakit dengan
millitus, hal ini dikarenakan rendahnya tepat.Menurut Orem di dalam Tomey
tingkat pengetahuan dan minimnya dan Alligood (2006), perawat memiliki
akses informasi kesehatan mengenai peran sebagai educator dan conselor
diabetes millitus, sehingga bagi pasien dimana seorang
menyebabkan angka kejadian diabetes perawatdapat memberikan bantuan
meningkat dari tahun ketahun.Hal ini kepada pasien dalam bentuk supportive-

46
e-ISSN : 2715-4424
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
Jurnal Abdimas Saintika

S
EH
A
S EK O L

AT A N
Volume 1 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
educative systemdengan memberikan yang berdinas di poli penyakit dalam
pendidikan dengan tujuan pasien RS Tk. III Dr. Reksodiwiryo Padang
mampu melakukan perawatan secara mengatakan bahwabelum pernah
mandiri.Pendidikan kesehatan harus mengadakan pendidikan kesehatan
sering dilakukan oleh dokter atau tentang DM dan cara perawatannya di
perawat dan dapat diberikan langsung poli penyakit dalam RS Tk. III Dr.
baik secara perseorangan atau kelompok, Reksodiwiryo Padang.
atau melalui poster dan selebaran. Berdasarkan hasil pendahuluan
Pendidikan kesehatan tersebut meliputi tersebut maka tim pengusul ingin
beberapa hal, antara lain: tentang DM, membantu mengatasi masalah tersebut
pengetahuan mengenai perlunya diet dengan mengadakan kegiatan
secara ketat, latihan fisik atau senam penyuluhan guna memberikan
kaki, minum obat dan juga pengetahuan pendidikan kesehatan terhadap pasien
tentang komplikasi, pencegahan diabetes melitus tipe 2.
maupun perawatannya. Berdasarkan hal
tersebut, maka erkumpulan atau klub METODE
para penderita diabetes melitus, Kegiatan ini menggunakan
memang perlu diadakan atau dibentuk rancangandesain Quasy Exsperiment
di setiap kota. (Laniwaty, 2001). design dengan rancangan Time Series
Berdasarkan data dari Rekam Design Pretest Posttest one group
Medik RS Tk. III Reksodiwiryo Padang (Notoatmodjo, 2012). Desain kegiatan
Tahun 2015, DM termasuk sepuluh yang melakukan observasi (pengukuran)
besar dari penyakit yang terbanyak, DM sebelum dan sesudah diberikan
menempati urutan yang ke tujuh dengan perlakuan pada satu kelompok
jumlah penderita sebanyak 3202 orang, (dilakukan pengukuran terhadap
dan tahun 2016 pada bulan Januari, pengetahuan pasien DM tipe II sebelum
Februari dan Maret di dapatkan dan sesudah diberikan pendidikan
sebanyak 852 orang penderita DM. kesehatan tentang perawatan pasien DM.
(Uryanmed RS Tk. III Reksodiwiryo
Padang 2016). HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan survey pendahuluan Tingkat Pengetahuan Pasien DM
yang dilakukan tim pengusul pada Tipe 2 (Pretest)
tanggal 21 april 2016, dalam bentuk Berdasarkan hasil penelitian,
wawancara singkat di Wilayah Kerja didapatkan rata-rata tingkat
RS Tk. III Dr. Rekssodiwiryo Padang pengetahuan pasien TM tipe 2 tentang
10 penderita DM Tipe II, didapatkan 4 perawat DM tipe 2 sebelum diberikan
dari 10 orang penderita DM mengetahui pendidikan kesehatan yaitu 11,25
apa DM, penyebab, tanda dan gejala dengan standar deviasi adalah 2,789.
serta perawatannya, sedangkan 6 dari 10 Skor terendah adalah 7 dan tertinggi
orang penderita DM lainya tidak adalah 17 di Poli penyakit dalam RS Tk.
mengetahui tentang DM dan tindakan III Dr. Reksodiwiryo Padang tahun
pencegahanya. Mereka 2016.
mengatakanbahwa selama melakukan Sebelum diberikan pendidikan
kunjungan ke RS belum pernah kesehatan didapatkan rata-rata tingkat
mendapatkan pendidikan kesehatan pengetahuan pasien adalah 11,25. Ini
tentang DM. Diketahui dari perawat juga terlihat dari hasil frekuensi

47
e-ISSN : 2715-4424
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
Jurnal Abdimas Saintika

S
EH
A
S EK O L

AT A N
Volume 1 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
pengetahuan pasien yaitu 85% pasien DM tipe 2 dan akan berdampak
masih memiliki tingkat pengetahuan terhadap pengetahuan pasien.
rendah tentang perawatan DM tipe 2.
Rata-rata tingkat pengetahuan pasien Tingkat Pengetahuan Pasien DM
DM tipe 2 sebelum diberikan Tipe 2 (Postest)
pendidikan kesehatan tentang perawatan Berdasarkan hasil kegiatan,
DM tipe 2 ini juga dapat dilihat dari didapatkan rata-rata tingkat
hasil analisis kuesioner yaitu 60% pengetahuan pasien TM tipe 2 tentang
pasien tidak tahu tentang penyebab perawat DM tipe 2 sesudah diberikan
penyakti diabetes mellitus. Sebesar 55% pendidikan kesehatan yaitu 19,25
pasien tidak tahu tentang komplikasi dengan standar deviasi adalah 0,910.
akut dari diabetes melitus. Sebesar 60% Skor terendah adalah 17 dan tertinggi
pasien tidak tahu tentang akibat jika adalah 20 di Poli penyakit dalam RS Tk.
pasien tidak tahu tentang perawat DM. III Dr. Reksodiwiryo Padang tahun
Sebesar 55% pasien tidak tahu tentang 2016.
langkah dalam proses edukasi. Sebesar Sesudah diberikan pendidikan
70% pasien tidak tahu tentang dasar kesehatan tentang perawatan DM tipe 2
penting untuk perubahan perilaku didapatkan seluruh pasien memiliki
seorang penderita DM. Sebesar 60% tingkat pengetahuan tinggi. Hal ini
pasien tidak tahu tentang asal karena pada saat pemberian pendidikan
karbohidrat yang baik untuk penderita kesehatan terbukti mampu meningkat
DM. Sebesar 65% pasien tidak tahu pengetahuan pasien tentang perawatan
tentang komposisi makanan yang boleh DM tipe 2 dan ini terjadi karena pada
dikonsumsi dan waktu latihan bagi saat pemberian pendidikan kesehatan
penderita DM. pasien dapat memahami secara baik dari
Rendahnya tingkat pengetahuan pendidikan kesehatan yang diberikan,
pasien ini disebabkan oleh kurangnya sehingga menambah pengalaman dan
pasien memperoleh informasi tentang informasi tentang perawatan DM tipe 2
perawat DM tipe 2 dari wawancara bagi responden yang berlatar belakang
singkat dengan pasien dan perawat, dari berbagai profesi tersebut, baik bagi
dimana hal ini dipengaruhi oleh pedagang yang berpendidikan SMP
pendidikan dan pekerjaan pasien. Hasil ataupun bagi pekerja swasta yang
masih ditemukan pasien yang memiliki berpendidikan diploma.
pendidikan rendah yaitu 30% pasien Terjadinya peningkatan rata-rata
berpendidikan SMP, sehingga tingkat pengetahuan pasien sesudah
rendahnya pendidikan pasien diberikan pendidikan kesehatan, dapat
mempengaruhi dalam memperoleh dilihat dari hasil analisis kuesioner
informasi tentang perawat DM tipe. penelitian, dimana sebelumnya banyak
Sedangkan faktor pekerjaan ditemukan yang tidak mengetahui dan sesudah
65% pasien bekerja, ini juga dapat pendidikan kesehatan didapatkan 90%
mempengaruhi pasien dalam pasien tahu tentang penyebab penyakti
memperoleh informasi tentang diabetes mellitus. Sebesar 100% pasien
perawatan DM tipe 2 karena kesibukan tahu tentang komplikasi akut dari
pasien dengan pekerjaan membuat diabetes melitus. Sebesar 100% pasien
pasien tidak memiliki waktu untuk tahu tentang akibat jika pasien tidak
mencari informasi tentang perawatan tahu tentang perawatan DM. Sebesar

48
e-ISSN : 2715-4424
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
Jurnal Abdimas Saintika

S
EH
A
S EK O L

AT A N
Volume 1 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
90% pasien tahu tentang langkah dalam mengambil alih tanggung jawab
proses edukasi. Sebesar 100% pasien tersebut dengan cara harus bisa
tahu tentang dasar penting untuk melakukan perawatan secara mandiri,
perubahan perilaku seorang penderita sehingga pasien harus dibekali
DM. Sebesar 100% pasien tahu tentang pengetahuan.
asal karbohidrat yang baik untuk
penderita DM. Sebesar 100% pasien SIMPULAN
tahu tentang komposisi makanan yang Berdasarkan hasil kegiatan
boleh dikonsumsi dan waktu latihan tersebut didapatkan terjadinya
bagi penderita DM. peningkatan pengetahuan pasien
diabetes melitus tipe 2. Disarankan
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Perlunya perhatian khusus dalam
Terhadap Pengetahuan Pasien DM melakukan perawatan pada pasien
Tipe 2 diabetes melitus dan kepedulian
Berdasarkan hasil kegiatan, masyarakat terhadap peningkatan
didapatkan selisih rata-rata tingkat pengetahuan melalui pendidikan
pengetahuan pasien DM tipe 2 tentang kesehatan.
perawatan DM tipe 2 sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan DAFTAR PUSTAKA
yaitu 8,000 dengan standar deviasi
2,513. Hasil uji statistik t-test Prajayanti, Sari. 2013. Peningkatan
didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,005), Pengetahuan Siswa SMP Tentang
berarti, terlihat ada pengaruh Dampak Negatif Game Online
pendidikan kesehatan terhadap Bagi Kesehatan. Stikes Aisyyiyah
pengetahuan pasien DM tipe 2 di Poli Surakarta. Diakses pada tanggal
penyakit dalam RS Tk. III Dr. 25 Maret 2018.
Reksodiwiryo Padang tahun 2016.
American Diabetes Association. 2010.
Terdapatnya pengaruh
Standar of medical care in
pendidikan kesehatan terhadap
diabetes. Diabetes care,
pengetahuan pasien DM tipe 2. Hal ini
33(1),S11-S61
terlihat dari selisih rata-rata tingkat
pengetahuan pasien yaitu 8,00. Ini Banner, A. at al. 2008. “ prevalence of
membuktikan bahwa pemberian Diagnosed and undiagnosed
pendidikan kesehatan tentang perawat Diabetes Melitus and its risk
DM tipe 2 memberikan hasil yang baik factors in a population-Based
terhadap tingkat pengetahuan pasien, study of Qatar”. Volume 84.
dimana pasien yang sebelumnya tidak
mengetahui tentang perawatan DM tipe Buku Panduan Penulisan Skripsi
2 menjadi lebih tahu dan menambah Program Studi Ilmu Keperawatan
informasi bagi pasien sendiri terhadap Stikes Syedza Saintika Padang.
perawatan DM tipe 2. Pendidikan 2016
kesehatan sangatlah penting diberikan
kepada pasien DM tipe 2 agar Bustan, M.N. 2008. Epidemiologi
mempunyai kemampuan untuk sebisa Penyakit Tidak Menular. Jakarta :
mungkin mandiri dalam melakukan Rineka Cipta.
perawatan diri, maka pasien harus bisa

49
e-ISSN : 2715-4424
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
Jurnal Abdimas Saintika

S
EH
A
S EK O L

AT A N
Volume 1 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
CDC. 2011. Women at High Risk For
Diabetes Acces and Quality of
Health Care,2003-2006. U. S.
Departement of Health and
Human Services.
Depatrtemen Kesehatan RI. 2009. Profil
Kesehatan Indonesia2008. Jakata.
Departemen Kesehatan RI 2008. Riset
Kesehatan Dasar2007. Jakarta:
Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Ernawati. 2013. Penatalaksanaan
keperawatan Dibetes Mellitus
Terpadu Dengan Penerapan Teori
Keperawatan Self Care Orem.
Jakarta : Mitra Wacana Media.
Gandini, dkk. 2015.Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Terhadap
Pengetahuan, Perilaku dan Gula
Darah pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2 di Poliklinik
Penyakit Dalam RSUD. AW.
Sjahranie Samarinda.
Gea et all .2013. Validation of an
Information motivasi behavioral,
skills modelof self-care omang
Chinese adults with type 2
diabetes. BMC public Heaith Vol
13 : 100
Guyton & Hall. 2008. Fisiologi
kedokteran edisi 11. EGC :
Jakarta.

50

Anda mungkin juga menyukai