Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Program : Pembangunan Turap/Talud/Bronjong


Kegiatan : Pembangunan Turap/Talud/Bronjong
Pekerjaan : Perencanaan Pembangunan DAM Penahan Tebing RT III Kampung
Manggis
Sumber Dana : Dana APBD Kota Padang Panjang
Pagu Anggaran : Rp. 11.250.000,- (Sebelas Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)
Klasifikasi : Greed 2
Sub Bidang : Jasa Nasihat/Pra-Disain, Disain dan Administrasi Kontrak Arsitektur
(11001)

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Umum
1. Setiap bangunan negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga
mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal, dan dapat sebagai
teladan bagi lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan
arsitektur di Indonesia.
2. Setiap bangunan negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaik-baiknya,
sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu,
biaya dan kriteria administrasi bagi bangunan negara.
3. Pemberian jasa perencanaan untuk bangunan negara perlu diarahkan secara baik
dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis
bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata
laku proffesional.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara
matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai
bagi kepentingan proyek.

1.2. Maksud dan Tujuan


1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana
yang memuat : masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi
dan diperhatikan serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencanaan.
2. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai
sesuai KAK ini.
1.3. Latar Belakang
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan merupakan bagian dan lingkup tugas Kepala
Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang Panjang selaku Pengguna Anggaran.
2. Untuk penyelenggaraan kegiatan termaksud, dibentuk Panitia Pengadaan
Barang/Jasa untuk pembangunan dan Pengawas Teknik/Monitoring diangkat dan
bertanggung jawab kepada Kuasa Pengguna Anggaran.
1.4. Lingkup Kegiatan
a. Menyiapkan dokumen pengadaan yang terdiri dari :
1) Gambar pelaksanaan
2) Rencana Kerja dan Syarat - Syarat (RKS)
3) Perhitungan Volume Pekerjaan
4) Rencana Anggaran Biaya (RAB), beserta analisa pekerjaan dan daftar harga
satuan.
5) Bill of Quantity (BoQ)
6) Perhitungan-perhitungan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan ini.
b. Membantu panitia pada proses Pengadaan Kontraktor dengan bobot 5% :
1) Menjelaskan pekerjaan (aanwijzing) kepada calon kontraktor
2) Membuat berita acara aanwizjing
3) Membantu evaluasi penawaran calon kontraktor
4) Dll
BAB II KEGIATAN PERENCANAAN
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana berpedoman pada
ketentuan yang berlaku, khususnya mengacu kepada Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Negara, menurut Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor :
45/PRT/M/2007, tanggal 27 Desember 2007, meliputi tugas-tugas perencanaan fisik
bangunan negara yang terdiri dari :
1. Persiapan perencanaan, seperti : mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat
interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan Pemerintah Daerah
setempat mengenai peraturan daerah/perijinan bangunan.
2. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat:
a. Rencana arsitektural
b. Rencana utilitas, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
c. Perkiraan biaya.
3. Penyusunan rencana detail, antara lain meliputi :
a. Gambar-gambar detail arsitektur, detail utilitas yang sesuai dengan gambar rencana
yang telah disetujui.
b. Gambar-gambar rencana site development,
c. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
d. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi.
e. Laporan Akhir Perencanaan
4. Mengadakan persiapan dan menyusun dokumen pengadaan jasa konstruksi.
5. Membantu Panitia Pengadaan pada waktu penjelasan pekerjaan dan pembuatan risalah
aanwijzing.
6. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstuksi fisik dan melaksanakan
kegiatan seperti :
a. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan.
b. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan konstruksi.
c. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan
bahan.
e. Melakukan inspeksi lapangan secara berkala (minimal 2 kali dalam 1 bulan) atas
kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan di lapangan.

BAB III TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN


1. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara proffesional atas jasa perencanaan yang
dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :
a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil
karya perencanaan yang berlaku.
b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-
batasan yang telah diberikan oleh proyek, antara lain melalui KAK ini, seperti dari segi
pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang
akan diwujudkan.
c. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar
dan pedoman teknis bangunan yang berlaku untuk bangunan pada umumnya dan
yang khusus untuk bangunan negara.
d. Perencana harus menyerahkan dokumen hasil perencanaan secara lengkap sebanyak
5 (lima) rangkap, yang dilengkapi dengan CD Data yang memuat seluruh hasil
perencanaan tersebut.
e. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Konsultan diwajibkan untuk mengasuransikan tenaga
personil yang ditugaskan selama masa Kontrak.
BAB IV BIAYA
4.1. Biaya Perencanaan
1. Besarnya biaya pekerjaan perencanaan mengikuti pedoman dalam Keputusan
Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 45/PRT/M/2007, tanggal 27
Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Negara.
2. Besarnya biaya langsung personil maupun non personil menyesuaikan dengan
Surat Keputusan tentang Standar Biaya Belanja Daerah.
a. Biaya Langsung Personil (Tenaga Ahli) untuk Jasa Konsultasi dan untuk
tenaga pendukung dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku dan wajar
serta didasarkan pada dokumen yang dapat dipertanggungjawabkan, yaitu
melalui daftar gaji yang telah diperiksa, disertai bukti pembayaran pajak
terhadap gaji yang diterima.
b. Biaya Langsung Personil bagi seorang tenaga ahli yang memberikan jasa
konsultasi dihitung menurut jumlah satuan waktu tertentu (bulan, minggu,
hari dan jam) dikalikan dengan Biaya Langsung Personil yang
ditetapkan berdasarkan pengalaman profesional riil sejak lulus dari
pendidikan tinggi.
c. Pengaturan komponen pembiayaan pada butir a dan b di atas adalah
dipisahkan antara bangunan standar, serta non standar dan harus terbaca
dalam suatu rekapitulasi akhir yang menyebut angka dan huruf.
d. Besarnya biaya Konsultan Perencana merupakan merupakan biaya yang pasti
dan tetap (lumpsum fixed price).
e. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian
pekerjaan perencanaan yang dibuat oleh Kuasa Pengguna Anggaran dan
Konsultan Perencana dan diketahui Oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota
Padang Panjang.
f. Semua komponen biaya langsung personil dan biaya langsung non personil
harus disertai dengan bukti pembayaran.

4.2. Komponen Pembiayaan


1. Biaya pekerjaan bagi Konsultan Perencana dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan Konsultan Perencana sesuai
peraturan yang berlaku, yang terdiri dari:
a. Penugasan luar kota
b. Materi dan penggandaan laporan.
c. Kerja/kantor
d. Sewa kendaraan
e. Sewa komputer/ploter
f. Perjalanan (lokal maupun luar kota)
g. Biaya komunikasi
h. Pajak dan iuran daerah lainnya.
i. Dan lain-lain yang dapat dipertanggungjawabkan
4.3. Cara Pembayaran
Pembayaran biaya Konsultan Perencana didasarkan pada prestasi kemajuan pekerjaan
perencanaan.
4.4. Sumber Dana
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada APBD Kota Padang
Panjang.

BAB V KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini
selanjutnya akan diatur dalam surat perjanjian tersendiri, yang minimal meliputi paket
Perencanaan Pembangunan Turap/Talud/Bronjong Kota Padang Panjang.
Keluaran ini harus diserahkan dalam bentuk Dokumen Perencanaan sebanyak 5 (lima) buku
dan CD Data Dokumen Perencanaan, yang terdiri dari :
1. Rencana Kerja dan Syarat - Syarat (RKS)
2. Perhitungan Volume masing-masing item pekerjaan.
3. Daftar Kuantitas dan Harga, yang dilengkapi dengan analisa harga pekerjaan,
daftar harga bahan dan rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan.
4. Bill of Quantity (BoQ)
5. Album Gambar Perencanaan

BAB VI KRITERIA
6.1. Kriteria Umum
1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
a. Menjamin Pembangunan Turap/Talud/Bronjong sesuai dengan rencana
Kota Padang Panjang.
b. Menjamin Pembangunan Turap/Talud/Bronjong dapat berfungsi dan
menghasilkan output yang memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan.
c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan

2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan


a. Menjamin terwujudnya Pembangunan Turap/Talud/Bronjong yang didirikan
berdasarkan karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan, dan
budaya daerah, sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya
(fisik, sosial dan budaya)
b. Menjamin terwujudnya Pembangunan Turap/Talud/Bronjong yang
Pembangunan Turap/Talud/Bronjong dibangun dan dimanfaatkan dengan
tidak menimbulkan dampak negatif (bau dsb) terhadap lingkungan.
3. Persyaratan Struktur Pembangunan Turap/Talud/Bronjong
a. Menjamin terwujudnya Pembangunan Turap/Talud/Bronjong yang
mampu menampung beban hidrostatis dan hidrodinamis.
b. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik atau kebocoran
yang disebabkan oleh kegagalan struktur sehingga dapat menyebabkan
pencemaran tanah dan air tanah.
4. Persyaratan Sanitasi dalam Pembangunan Pembangunan Turap/Talud/Bronjong
a. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan
bagi penghuni bangunan dan lingkungan.
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara
baik terutama untuk menangani ekses proses seperti Lumpur dalam
suatu pengolahan lebih lanjut.
6.2. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik
berkaitan dengan bangunan yang akan direncanakan baik dari segi fungsi khusus,
dan segi teknis lainnya, misalnya:
1. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada
2. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar, seperti
dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
3. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat,
geografi klimatologi, dll.

BAB VII AZAS-AZAS


Selain dari kriteria di atas, di dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas bangunan negara sebagai berikut:
1. Bangunan negara hendaknya : fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.
2. Kreativitas desain hendaknya tidak ditekankan pada ketahanan gaya dan kemewahan
material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi
sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
3. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan
bangunan sepanjang umurnya hendaknya diusahakan serendah mungkin.
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
5. Bangunan negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan menjadi
acuan tata bangunan dan lingkungan disekitarnya.
BAB VIII PROSES PERENCANAAN
1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
Konsultan Perencana harus menyusun jadual pertemuan berkala dengan Pengelola Bagian
Proyek.
2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus
dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.
3. Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
4. Jangka waktu pelaksanaan adalah 30 (Tiga Puluh) hari kalender, terhitung sejak
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

BAB IX MASUKAN
9.1. Informasi
1. Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana harus mencari informasi
yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran „ termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Dinas Pekerjaan Umum Kota
Padang Panjang maupun yang dicari sendiri. Kesalahan/kelalaian pekerjaan
perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab
Konsultan Perencana.
3. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk
bahan perencanaan diantaranya mengenai hai-hal sebagai berikut:
a. Informasi tentang lahan, meliputi:
i. Kondisi fisik lokasi seperti: luasan, batas-batas
ii. Koefisien dasar bangunan
iii. Koefisien lantai bangunan
iv. Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan tain-lain.
b. Pemakaian (user) bangunan :
i. Struktur organisasi
ii. Jumlah personil-personil sekarang dan proyeksi pengembangan untuk 5
(lima) tahun mendatang (umumnya 5 tahun)
iii. Kegiatan utama, penunjang, pelengkap.
iv. Perlengkapan/peralatan khusus, jenis, berat dan dimensinya.
c. Kebutuhan bangunan :
i. Program ruang
ii. Keinginan tentang organisasi/pemanfaatan ruang.
d. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan
dengan pemakai atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang
tersebut.
e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan.
f. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti :
i. Air bersih :
1) Kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang),
2) Sumber air, jaringan dan kapasitasnya
ii. Air hujan dan air buangan:
1) Letak saluran eksisting yang ada
2) Cara pembuangan keluar tapak
iii. Air kotor dan sampah,
iv. Transportasi vertikal dalam bangunan:
1) Tipe dan kapasitas yang akan dipilih
2) Interval dan waktu tunggu (waiting time)
3) Penggunaan eskalator dan konveyor
v. Penanggulangan bahaya kebakaran
1) Detector (jenis, tipe)
2) Fire alarm (jenis) & 3) Peralatan pemadam kebakaran
vi. Pengamanan dari bahaya pencurian dan perusakan
1) Alarm (jenis, tipe)
2) Sistem yang dipilih
vii. Jaringan listrik
1) Kebutuhan daya
2) Sumber daya dan spesifikasi
3) Cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi)

viii. Jaringan komunikasi (telepon, telex, radio, intercom)


1) Kebutuhan titik pembicaraan
2) Sistem yang dipilih
ix. Dan lain-lain sesuai keperluannya

9.2. Tenaga
Untuk melaksanakan tujuannya, Konsultan Perencana harus menyediakan tenaga
yang memenuhi ketentuan proyek, baik ditinjau dari segi lengkap (besarnya) kegiatan
maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.

Dalam melaksanakan tugasnya, tenaga yang diusulkan harus berkoordinasi dengan


pihak terkait dengan pekerjaan ini. Dan sewaktu-waktu dapat dipanggil oleh
Pengguna Jasa untuk menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi dalam proses
perencanaan maupun dalam tahap Pengawasan Berkala. Untuk Calon Penyedia Jasa
yang berkantor pusat di luar Kota Padang Panjang harus membuat kantor cabang di
Kota Padang Panjang, guna untuk memudahkan koordinasi sebagaimana hal diatas.

Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan perencanaan minimal terdiri


dari: (kualifikasi masing-masing tenaga ahli disesuaikan berdasarkan kebutuhan/
kompleksitas kegiatan).
Adapun kebutuhan personil yang diperlukan dalam pekerjaan perencanaan dapat
diuraikan sebagai berikut :
A. Tenaga Ahli terdiri dari :
1. Team Leader
Team Leader merupakan seorang tamatan Sarjana Teknik Sipil/Arsitektur
yang memiliki pengalaman minimal 3 tahun
2. Ahli Sipil
Ahli Sipil merupakan seorang tamatan Sarjana Teknik Sipil yang memiliki
pengalaman minimal minimal 3 tahun
B. Tenaga Teknis
1. Estimator
Estimator merupakan seorang tamatan Sarjana Muda Teknik Sipil atau STM
yang memiliki pengalaman 2 tahun
2. Surveyor
Surveyor merupakan seorang tamatan STM
3. Cad Operator
Cad Operator merupakan seorang tamatan STM
C. Tenaga Penunjang
1. Operator Komputer
Operator Computer merupakan seorang tamatan SMK

BAB X PROGRAM KERJA


10.1. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal, meliputi :
a. Jadual kegiatan secara detail
b. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan
10.2. Program kerja keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Kuasa Pengguna
Anggaran dan diketahui oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang Panjang,
setelah sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan Perencana dan mendapatkan
masukan teknis dari Pengelola Teknis Kegiatan.

BAB XI PENUTUP
11.1. Berdasarkan RKS dan KAK ini Calon Konsultan Perencana segera menyusun Dokumen
Penawaran sesuai persyaratan yang dimiliki.
11.2. Hal-hal lain yang belum dijelaskan/disebutkan dalam KAK ini bilamana dianggap perlu
akan dijelaskan pada saat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).

Padang Panjang, Februari 2011


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

ALVI SENA,ST, MT
Nip. 19750825 200212 1 004

Anda mungkin juga menyukai