Anda di halaman 1dari 7

SALINAN

WALIKOTA PALU

PERATURAN WALIKOTA PALU


NOMOR 31 TAHUN 2011

TENTANG

IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PALU,

Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi merupakan salah satu kegiatan dalam


bidang ekonomi, sosial, dan budaya yang mempunyai peranan
penting dalam pencapaian berbagai sasaran guna menunjang
terwujudnya tujuan pembangunan nasional dan daerah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf


a, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Izin Usaha Jasa
Konstruksi;

Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 4 Tahun 1994 tentang Pembentukan


Kota Madya Daerah Tingkat II Palu (Lembaran Negara Tahun
1994 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3684);

2. Undang–Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa


Konstruksi(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3833);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), Sebagaimana Telah diubah Beberapa kali
Terakhir Dengan undang–undang Nomor 12 Tahun 2008
Tentang Perubahan kedua atas undang-undang nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaga Negara Republik
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaga Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5233);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 Tentang Usaha


dan peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 63, Tambagan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3955)sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2010
(lembaran Negara republic Indonesia Tahun 2010 Nomor 157);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2005 Tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 64, Tambagan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3956) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 95) ;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 Tentang Pedoman


Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambagan lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang


pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah ,
pemerintah Daerah provinsi dan pemerintah kabupaten / kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 82, Tambagan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4337);

10. Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 3 Tahun 2008 Tentang


Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Kota Palu
(Lembaran Daerah Kota Palu Nomor 3 Tahun 2008, Tambahan
Daerah Kota Palu Nomor 3);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG IZIN USAHA JASA


KONSTRUKSI

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Palu.

2. Kepala Daerah adalah Walikota Palu.

3. Pemerintah Daerah adalah Walikota beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain
sebagai Badan Eksekutif Daerah.

4. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi,


layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi
pengawasan pekerjaan konstruksi.

5. Badan Usaha jasa Konstruksi yang selanjutnya disingkat BUJK adalah badan usaha yang
berbentuk badan hokum yang kegiatannya usahanya bergerak dibidang jasa
konsultasi.

6. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan


perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan
arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.
7. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi, yang selanjutnya disebut SIUJK adalah izin yang di
perlukan bagi perusahaan jasa konstruksi untuk dapat melaksanakan kegiatan di
bidang usaha jasa konstruksi.

8. Surat Permohonan izin, yang selanjutnya disebut SPI adalah surat permohonan untuk
mendapatkan SIUJK.

9. Tenaga Tugas Penuh adalah tenaga konstruksi dan Non Konstruksi yang bekerja
selama jam kerja perusahaan dan tidak bekerja pada perusahaan lain.

10. Tenaga Konstruksi adalah tenaga dengan latar belakang pendidikan serendah-
rendahnya Sekolah Menegah Atas atau sederajat dengan pengalaman sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun dan mempunyai Nomor Kode Tenaga Konstruksi.

11. Nomor Kode Tenaga Konstruksi, yang selanjutnya disebut NKTK adalah nomor
identitas tenaga konstruksi.

12. Sertifikat Badan Usaha Jasa Konstruksi adalah tanda bukti pengakuan dalam penetapan
klasifikasi dan kualifikasi atas kompentensi dan kemampuan usaha dibidang jasa
konstruksi.

13. Dinas PU, Energi dan Sumber Daya Mineral adalah Dinas PU, Energi dan Sumber Daya
Mineral Kota Palu.

14. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu adalah Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota
Palu.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Maksud Pengaturan jasa konstruksi adalah memberikan acuan bagi Pemerintah Daerah
untuk pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi.

Pasal 3

Pengaturan jasa konstruksi bertujuan untuk :

a. memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk


mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil
pekerjaan konstruksi yang berkualitas; dan

b. mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang menjamin


kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak dan
kewajiban, serta meningkatkan kepatuhan pada ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

BAB III
KEWENANGAN PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

Pasal 4

(1) Walikota memiliki kewenangan pemberian izin Usaha Jasa Konstruksi .


(2) Walikota menyerahkan kewenangan kepada :
a. Dinas PU, Energi dan SDM dalam hal pengaturan, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian; dan
b. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dalam hal pelaksanaan proses administrasi
dimulai dari permohonan, pemeriksaan berkas, penerbitan izin usaha jasa
konstruksi.

BAB IV
SYARAT-SYARAT PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

Pasal 5

(1) Permohonan Izin Usaha Jasa Konstruksi ditujukan kepada Walikota melalui Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :


a. Permohonan izin baru;
b. Perpajangan izin;
c. Perubahan data; dan/atau
d. Penutupan izin.

(3) Persyaratan permohonan izin baru sebagaimana dalam pasal 5 ayat (2) huruf a,
meliputi:
a. Mengisi formulir permohonan;
b. Menyerahkan rekaman Akta pendirian BUJK;
c. Menyerahkan rekaman sertifikat badan usaha (SBU) yang telah diregistrasi oleh
lembaga;
d. Menyerahkan rekeman sertifikat keahlian (SKA) dan/atau sertifikat keterampilan
(SKT) dari penanggung jawab teknik badan usaha (PJT-BU) yang telah diregistrasi
oleh lembaga;
e. Menyerahkan rekeman kartu penanggung jawab teknik badan usaha (PJT-BU) yang
dilengkapi surat pernyataan pengikatan diri tenaga ahli/terampil dengan
penanggung jawab Badan Usaha (PJU-BU).

(4) Persyaratan perpanjangan izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf b
meliputi:
a. Mengisi formulir permohonan menyesuaikan Rekam Akta Pendirian BUJK;
b. Menyerahkan rekaman Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang telah diregistrasi oleh
lembaga;
c. Menyerahkan rekaman Sertifikat Keahlian (SKA) dan/ atau Sertifikat Keterampilan
(SKT) dari penanggung Jawab Teknik Badan Usaha (PJT-BU) yang telah diregistrasi
oleh Lembaga;
d. Menyerahkan rekaman Kartu Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha (PJT-BU)
yang dilengkapi surat pernyataan pengikatan diri Tenaga Ahli/ Terampil dengan
Penanggung jawab Utama Badan Usaha (PJU-BU); dan
e. Menyelesaikan kewajiban pembayaran Pajak Penghasilan (PPh atas Kontrak) yang
diperolehnya yang menjadi kewajibannya.

(4) Persyaratan perubahan data sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf c
meliputi:
a. Mengisi Formulir Permohonan;
b. Menyerahkan rekaman:
1. Akta Perubahan nama direksi/ pengurus untuk perubahan data nama dan
direksi/ pengurus;
2. Surat Keterangan Domisili BUJK untuk perubahan alamat BUJK;
3. Akta Perubahan untuk perubahan nama BUJK; dan/ atau
4. Sertifikat BAdan Usaha untuk perubahan klasifikasi dan kualifikasi usaha.
(5) Persyaratan penutupan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf d
meliputi:
a. Mengisi Formulir Permohonan;
b. Menyerahkan IUJK yang asli; dan
c. Menyerahkan Surat Pajak Nihil.

Pasal 6

(1) Dinas PU,Energi dan SDM melakukan pemeriksaan terhadap dokumen permohonan
dan dapat melakukan verifikasi lapangan sesuai kebutuhan.

(2) IUJK diberikan oleh Unit kerja/ instansi paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah
berkas dokumen persyaratan dinyatakan lengkap.

(3) IUJK diberikan dalam bentuk sertifikat yang ditandatangani oleh Walikota, atau kepala
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu yang ditunjuk atas nama Walikota.

(4) IUJK yang sudah diberikan, ditayangkan melalui media internet.

(5) Setiap IUJK yang diberikan wajib mencantumkan klasifikasi dan kualifikasi badan
usaha yang tertera dalam SBU.

(6) Kualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri atas usaha besar, menengah,
dan kecil.

(7) Setiap IUJK yang diberikan, menggunakan nomor kode izin.

(8) Nomor kode izin sebagaimana dimaksud pada ayat (7) akan berubah dalam hal terjadi
perubahan nama perusahaan.

BAB V
TANDA DAFTAR USAHA ORANG PERSEORANGAN

Pasal 7

(1) Usaha orang perseorangan wajib memiliki SKA/ SKT dan terdaftar pada Instansi
Teknis.

(2) Usaha orang perseorangan sebagaimana ayat (1) diberikan Kartu Tanda Daftar.

BAB IV
JANGKA WAKTU DAN WILAYAH OPERASI IUJK

Pasal 8

(1) Masa berlaku IUJK selama 3 Tahun dan dapat diperpanjang.

(2) IUJK yang diberikan berlaku diseluruh wilayah Republik Indonesia.

BAB VII
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 9

(1) Setiap BUJK yang telah memiliki IUJK berhak untuk mengikuti proses pengadaan jasa
konstruksi.

(2) BUJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban untuk :


a. Mentaati ketentuan peraturan Perundang-Undangan;
b. Melaporkan perubahan data BUJK dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari
setelah terjadinya perubahan data BUJK;
c. Menyampaikan dokumen yang benar dan asli dalam proses permohonan
pemberian IUJK; dan
d. Menyampaikan laporan akhir tahun yang disampaikan kepada unit kerja/ instansi
pemberi IUJK paling lambat bulan Desember tahun berjalan.

(3) Laporan sebgaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d meliputi ;


a. Nama dan nilai paket pekerjaan yang diperoleh;
b. Institusi/lembaga pengguna jasa; dan
c. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

BAB VIII
lAPORAN

Pasal 10

(1) Badanpelayanan Perizinan Terpadu memberikan laporan hasil pendaftaran kepada


Dinas PU, Energi dan SDM setiap bulan.

(2) Dinas PU, Energi dan SDM melaporakan hasil pemberian izin usaha jasa konstruksi
kepada Walikota setiap 3 (tiga) bulan sekali.

(3) Laporan pertanggungjawaban pemberian IUJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Daftar pemberian IUJK baru;
b. Daftar perpanjangan IUJK;
c. Daftar perubahan data IUJK;
d. Daftar penutupan data IUJK;
e. Daftar penutupan IUJK;
f. Daftar usaha orang perseorangan;
g. Daftar BUJK yang terkena sanksi administrasi; dan
h. Kegiatan pengawasan dan pemberdayaan terhadap tertib IUJK.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud ayat (2) meliputi :


a. Nama usaha jasa konstruksi;
b. Lokasi usaha konstruksi;dan
c. Jumlah usaha konstruksi;

BAB IX
PENGAWASAN

Pasal 11

(1) Walikota atau Dinas PU, Energi dan SDM melakukan pengawasan dalam rangka
Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat meliputi pemeriksaan
sewaktu-waktu ke lapangan untuk memastikan kesesuaian kegiatan usaha dengan
Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi.

BAB X
SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 12

(1) BUJK yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(2) dikenakan sanksi administratif.
(2) Sanksi administrative sbagaimana dimaksud ayat (1) berupa;
a. Peringatan tertulis ; atau
b. Pembekuan Izin usaha ; atau
c. Pencabutan Izin Usaha.

(3) Sanksi Administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Peringatan tertulis diberikan sebagai peringatan pertama atas pelanggaran
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 Ayat (2);
b. Pembekuan Izin usaha, diberikan dalam hal BUJK telah mendapat peringatan
tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a namun tetap tidak memenuhi
kewajibannya dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari.

(4) IUJK yang telah dibekukan dapat diberlakukan kembali apabila BUJK telah memenuhi
kewajibannya.

(5) Bagi BUJK yang diberikan sanksi sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf c dapat
memperoleh IUJK setelahmemenuhi kewajibannya dalam peraturan walikota ini.

BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 13

(1) Izin usaha Jasa Konstruksi yang masih berlaku dan telah dimiliki pengusaha sebelum
ditetapkannya Peraturan Walikota,dinyatakan masih tetap berlaku.

(2) Pengusaha yang memiliki izin usaha jasa konstruksi sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1) wajib mengajukan permohonan pemberian izin usaha jasa konstruksi dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak peraturan walikota ini ditetapkan.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini


dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Palu.

Ditetapkan di Palu
pada tanggal

WALIKOTA PALU,

RUSDY MASTURA
Diundangkan di Palu
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KOTA PALU,

AMINUDDIN ATJO

BERITA DAERAH KOTA PALU TAHUN 2011 NOMOR

Anda mungkin juga menyukai