Anda di halaman 1dari 31

MKP_EKOLOGI ARSITEKTUR

AR-ITERA

Pertemuan 4

Perencanaan
Eko-Arsitektur II
FERDIANSYAH, S.T., M.ARCH.
Pola Perencanaan Eko-Arsitektur yang Holistis
disimpulkan dengan persyaratan sbb:
1. penyesuaian pada lingkungan alam setempat
2. menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan mengirit penggunaan
energi
3. memelihara sumber lingkungan (udara, tanah, air)
4. memelihara dan memperbaiki peredaran alam
5. mengurangi ketergantungan pada sistem pusat energi (listrik, air) dan limbah (air limbah,
sampah)
6. penghuni ikut serta secara aktif pada perencanaan, pembangunan, dan pemeliharaan
perumahan
7. tempat kerja dan permukiman dekat
8. kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhannya sehari-hari
9. menggunakan teknologi sederhana

(Frick, Dasar-Dasar Eko-Arsitektur, 1998)


`
Desain yang berinteraksi dengan kondisi iklim >>
Pencahayaan dan penghawaan alami
Penghawaan dan Pencahayaan Alami

Orientasi bangunan diletakkan antara lintasan matahari


dan angin. Letak gedung yang paling menguntungkan Letak bangunan tegak lurus terhadap arah angin
apabila memilih arah dari timur ke barat. Bukaan-bukaan
menghadap Selatan dan Utara agar tidak terpapar
langsung sinar matahari.
Penghawaan Alami
Angin
Angin adalah aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan oleh
rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di
sekitarnya.
Pada dasarnya angin begerak dari daerah tekanan tinggi (suhu
rendah) menuju daerah yang bertekanan rendah (suhu tinggi).
Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai
menjadi lebih ringan sehingga naik.
Angin dari luar mengalir ke dalam melalui bukaan-bukaan.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah di mana dan
bagaimana menempatkan bukaan-bukaan itu?
Bukaan itu, antara lain berupa jendela, lubang angin, pintu,
skylight, serta lubang di atap dan plafon.
Di Indonesia yang beriklim tropis, sirkulasi udara alami yang cocok
adalah dengan sistem “cross ventilation” (ventilasi silang).
a. Ventilasi Horisontal
Ventilasi horizontal timbul karena
udara dari sumber yang datang
secara horizontal. Kondisi ini bisa
terjadi bila ada satu sisi (bagian
rumah) yang sengaja dibuat panas
sementara di sisi lain kondisinya lebih
sejuk. Kondisi sejuk ini dapat
diperoleh bila bagian tersebut kita
tanami pohon yang cukup rindang
atau bagian tersebut sering terkena
bayangan (ingat prinsip dasar udara
yang mengalir dari daerah
bertekanan tinggi /dingin ke daerah
bertekanan rendah/panas).
b. Ventilasi Vertikal
Prinsip dasar ventilasi vertikal adalah
memanfaatkan perbedaan lapisan-
lapisan udara, baik di dalam maupun
di luar yang memiliki perbedaan
berat jenis. Ventilasi vertikal ini akan
sangat bermanfaat untuk bangunan
rumah 2 lantai atau lebih.
Dengan penempatan yang lebih tinggi, ±30
cm di atas permukaan lantai, hasil yang
diperoleh lebih maksimal di banding
peletakan bukaan tepat di atas lantai.

Bukaan pada atap difungsikan sebagai


pengalir panas

Konfigurasi bentuk bangunan Mengalirkan udara panas dari bawah ke atas.


Ventilasi silang
Lubang Atap
Sebagai
Jalur
Sirkulasi
Udara

Sumber : Frick, H. (2005)


Konsep wind tunnel sebagai pengarah aliran udara lebih tepat digunakan pada ruang-ruang terbuka. angin yang
dialirkan ke area yang sempit dari tempat terbuka yang luas memiliki kecepatan yang lebih tinggi dan tekanan yang
lebih besar sehingga hembusan angin diharapkan menjangkau ke daerah yang lebih jauh.
Pencahayaan Alami
Sistem Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber
pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari.
Sinar alami mempunyai banyak
keuntungan, selain menghemat energi
listrik dan mengurangi tingkat polusi,
juga dapat membunuh kuman.
Tujuan digunakannya pencahayaan
alami yaitu untuk menghasilkan cahaya
berkualitas yang efisien serta
meminimalkan silau dan berlebihnya
rasio tingkat terang.
Selain itu cahaya alami dalam sebuah
bangunan juga dapat memberikan
suasana yang lebih menyenangkan dan
membawa efek positif lainnya dalam
psikologi manusi.
Sumber pencahayaan alami memiliki
kekurangan:
intensitas cahaya yang tidak tetap,
sumber alami menghasilkan panas terutama
saat siang hari.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar
penggunaan sinar alami mendapat keuntungan
 Variasi intensitas cahaya
matahari.
 Distribusi dari terangnya
cahaya.
 Efek dari lokasi, pemantulan
cahaya.
 Letak geografis dan
kegunaan bangunan gedung.
sumber cahaya utama yang dapat
dimanfaatkan :
 Sunlight, cahaya matahari langsung dan tingkat cahayanya tinggi.
 Daylight, cahaya matahari yang sudah tersebar dilangit dan tingkat cahayanya rendah.
 Reflected light, cahaya matahari yang sudah dipantulkan.

Beberapa Sumber Cahaya Alami. Lechner, Norbert. (2001)


Lima strategi dalam merancang untuk
pencahayaan matahari efektif (Egan & Olgyay,
1983):
 Naungan (shade),
 Pengalihan (redirect)
 Pengendalian (control)
 Efisiensi
 Integrasi
Naungan (shade)
naungi bukaan pada bangunan
untuk mencegah silau (glare)
dan panas yang berlebihan
karena terkena cahaya
langsung.
Pengalihan (redirect)
alihkan dan arahkan cahaya
matahari ketempat-tempat
yang diperlukan. Pembagian
cahaya yang cukup dan sesuai
dengan kebutuhan adalah inti
dari pencahayaan yang baik.
Pengendalian (control)
kendalikan jumlah cahaya yang masuk
kedalam ruang sesuai dengan
kebutuhan dan pada waktu yang
diinginkan.
Jangan terlalu banyak memasukkan
cahaya ke dalam ruang, terkecuali jika
kondisi untuk visual tidaklah penting
atau ruangan tersebut memang
membutuhkan kelebihan suhu dan
cahaya tersebut (contoh : rumah
kaca).
Efisiensi
gunakan cahaya secara efisien,
dengan membentuk ruang dalam
sedemikian rupa sehingga
terintegrasi dengan pencahayaan
dan menggunakan material yang
dapat disalurkan dengan lebih
baik dan dapat mengurangi
jumlah cahaya masuk yang
diperlukan.
Integrasi
integrasikan bentuk pencahayaan
dengan arsitektur bangunan
tersebut. Karena jika bukaan untuk
masuk cahaya matahari tidak
mengisi sebuah peranan dalam
arsitektur bangunan tersebut,
bukaan itu cenderung akan ditutupi
dengan tirai atau penutup lainnya
dan akan kehilangan fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai