Penetrant Test Non Destructive Test
Penetrant Test Non Destructive Test
Oleh :
Pengujian NDT ini biasanya dilakukan paling sedikit 2 kali. Pertama, pada saat akhir proses
fabrikasi untuk menentukan komponen yang dapat diterima setelah melalui proses fabrikasi, hasil
dari pengujian ini akan dijadikan bagian kendali mutu komponen atau material. Kedua, NDT
dilakukan saat komponen telah digunakan pada jangka waktu tertentu, untuk menemukan
kesalahan sistem atau kegagalan pada komponen untuk mendeteksi kerusakan. .Tujuannya adalah
menemukan kegagalan parsial sebelum melampaui damage tolerance-nya.
Berdasarkan dari kerusakan atau cacat pada material, NDT dapat membedakan menjadi 2
macam, yaitu surface crack dan inside crack. Sebaiknya, saat pengujian berlangsung harus sudah
di tentukan target pengujian kesalahan seperti inside crack atau surface crack, setelah ditentukan
baru dimulai pengujian NDT tersebut.
PENETRANT TEST
Metode ini bisa dibilang sangat sederhana karena saat melakukan pengujian hanya dengan
menyemprotkan cairan berwarna terang dengan tujuan untuk mengetahui keretakan atau kerusakan
pada material solid seperti logam maupun non-logam. Dengan catatan cairan ini harus memiliki
tingkat penetrasi yang bagus dan viskositas rendah agar dapat masuk pada permukaan material.
Setelah itu, cairan yang tersisa akan di bersihkan. Cacat akan Nampak jelas dari perbedaan warna
dengan latar belakang cukup kontras.
Dalam pengujian
menggunakan metode liquid
penetrant, objek atau material
dilapisi dengan suatu cairan
pewarna yang gampang dilihat
sebagai penetrant. Kemudian
penetrant yang berlebih
dibersihkan dari permukaan dan developer diberikan pada permukaan material. Developer ini yang
akan mengangkat penetrant yang masuk masuk ke dalam celah atau cacat untuk bergerak ke
permukaan. Prinsip developer dan penetrant ini menggunakan perbedaan densitas antara developer
dan penetrant. Kemudian pada permukaan material akan terlihat jelas dimana posisi cacat yaitu
pada bagian yang terdapat penetrant.
Uji liquid penetrant merupakan salah satu metoda pengujian jenis NDT (Non–Destructive
Test) yang relatif mudah dan praktis untuk dilakukan. Uji liquid penetrant ini dapat digunakan
untuk mengetahui diskontinyuitas halus pada permukaan seperti retak, berlubang atau kebocoran.
Pada prinsipnya metoda pengujian dengan liquid penetrant memanfaatkan daya kapilaritas.
Diskontinyuitas yang mampu dideteksi dengan pengujian ini adalah diskontinyuitas yang
bersifat terbuka dengan prinsip kapilaritas seperti pada gambar dibawah (Proses kapilaritas pada
specimen uji). Deteksi diskontinyuitas dengan cara ini tidak terbatas pada ukuran, bentuk arah
diskontinyuitas, struktur bahan maupun komposisinya. Liquid penetrant dapat meresap kedalam
celah diskontinyuitas yang sangat kecil. Cacat yang mampu dideteksi dengan uji ini adalah
keretakan yang bersifat mikro. Yaitu keretakan yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
Pengujian penetrant tidak dapat mendeteksi kedalaman dari diskontinyuitas. Proses ini banyak
digunakan untuk menyelidiki keretakan permukaan (surface cracks), kekeroposan (porosity),
lapisan-lapisan bahan, dll. Penggunaan uji liquid penetrant tidak terbatas pada logam ferrous dan
non ferrous saja tetapi juga pada ceramics, plastic, gelas, dan benda-benda hasil powder
metalurgi.
Proses kapilaritas pada specimen uji
1. Keretakan atau kekeroposan yang ada dapat dideteksi jika keretakan tersebut merembat
hingga ke permukaan benda. Sedangkan keretakan yang ada dibawah permukaan benda,
tidak akan terdeteksi dengan menggunakan metoda pengujian ini.
2. Pada permukaan yang terlalu kasar atau berpori-pori juga dapat mengakibatkan indikasi
palsu.
3. Metoda pengujian ini tidak dianjurkan untuk menyelidiki benda-benda hasil hasil
metallurgy yang kurang padat.
SPP: γ Cos θ
Dimana:
SPP : Static penetration parameter
γ : Tekanan permukaan (antara cairan dengan udara)
Coes : Sudut kotak (antara cairan dengan udara)
Perhitungan Laju Penetrasi
Laju penetrasi, dikendalikan oleh:
1. Tegangan permukaan
2. Suduk kontak
3. Viskositas
Laju Penetrasi
Sistematika proses fluoresen water washable ditunjukkan dalam diagram alir berikut
untuk sensitivitas rendah, dan dapat dilakukan di ruangan terang karena tidak
membutuhkan lampu ultraviolet.
Pre Clean
Apply Penetrant
a. Visible penetrant
Visible penetrant adalah
zat pewarna merah yang tampak
jelas di bawah kondisi
pencahayaan normal. Pada
umumnya visible penetrant
berwarna merah. Hal ini
ditunjukkan pada penampilannya
uang contrast terhadap latar belakang warna developernya. Proses ini tidak
membutuhkan pencahayaan ultra violet, tetapi membutuhkan cahaya putih minimal
1000 lux untuk pengamatan.
b. Fluorescent penetrant
Liquid penetrant ini adalah
yang dapat berkilau bila disinar UV
Fluorescent penetrant bergantung
pada kemampuannya untuk
menampilkan diri terhadap cahaya
ultra violet yang lemah pada
ruangan yang gelap.
SALSABILLA RIZKI AMELIA 191711025 D3 TEN 2A
Pada jenis ini spesimen uji akan mengalami 2 kali proses pengujian yaitu
visible dan Fluorescent penetran, dengan 2 kali pengujian ini maka hasil pengamatan
akan lebih akurat.
1. Persiapan Permukaan.
Permukaan benda uji harus bersih dari berbagai jenis pengotor seperti
minyak, karat dan pengotor lainnya dengan lebar dari daerah uji minimal 25 mm.
Anda dapat membersihkannya dengan sikat baja, hal ini bertujuan agar tidak
mengganggu proses aplikasi penetran dan saat mengamati hasil pengujian.
2. Pre-Cleaning.
Setelah pembersihan dengan sikat baja, maka selanjutnya adalah pembersihan
menggunakan cleaner. Semprotkan langsung cleaner/remover ke permukaan benda
uji, setelah itu bersihkan dengan menggunakan kain yang bersih. Biarkan sekitar 1
menit supaya cairan cleaner yang berada di diskontinuitas menguap dan bersih. Pre-
cleaningdapat dilakukan dengan menggunakan :
a. Detergen
Detergen yang digunakan dapat bersifat asam, basa atau netral asal tidak
menimbulkan korosi atau kontaminasi.Pre-cleaningdilaksanakan antara 10-15
menit pada 75oC ~ 95oC dengan kosentrasi 35~50 kg/m3 atau sesuai dengan
rekomendasi pembuatnya.
SALSABILLA RIZKI AMELIA 191711025 D3 TEN 2A
b. Solven
Solven harus bebas residu dengan titik nyala mulai 90 oC baik untuk pre
cleaning cara lap atau pencelupan.Solvenini cocok untuk membersihkan oli atau
grease tetapi tidak cukup baik untuk membersihkan permukaan yang tertutup
kotoran tanah.
c. Vapour degreasing
Vapour degreasingdigunakan untuk pembersihan minyak berat,greaseatau
senyawa organik lainnya. Kotoran inorganik umumnya paling baik dibersihkan
dengan detergen.
e. Pembuang/pengupas cat
Lapisan cat dapat dibuang/dibersihkan secara efektif dengan larutan
pembuang cat atau dengan striper basa. Laisan cat harus dibuang atau dikupas
sehingga tidak menutupi benda uji yang akan diperiksa. Pembuang cat
tipesolvenberviskositas tinggi dipakai dengan cara disemprotkan atau dipoleskan,
sedangkan yang viskositasnya rendah dipakai untuk perendaman. Kedua tipe ini
digunakan pada temperatur ruang.
Pembuang cat tipestriperbasa adalah senyawa berupa serbuk yang
dilarutkan dalam air. Massa jenisya antara 50~100 kg/cm3 dengan temperatur
pemakaian 80~90oC.
Setelah cat terkupas, benda ui harus dicuci bersih untuk menghilangkan
kontaminan yang mungkin tertinggal kemudian dikeringkan.
f. Pembersih ultrasonik
Getaran ultrasonik dapat melepas kotoran pada benda uji dengan cepat.
SALSABILLA RIZKI AMELIA 191711025 D3 TEN 2A
g. Blasting
Proses blasting dapat menggunakan pasir,metal lignocellulose pelletatau
oksida aluminium. Kotoran yang dapat dibersihkan dengan cara ini adalah tanah
regas, karat, kerak atau arang. Cara ini diperkenankan asal tidak menyebabkan
luka atau terkelupas atau tidak akan menutupi celah.
h. Pembakaran
Pembakaran benda uji dalam atmosfir yang bersih dan bersifat pengoksidasi
adalah cara pembersihan yang efektif untuk menghilangkan uap air dan zat
organik. Benda uji keramik dapat dipanaskan sampai 980oC tanpa merusak benda
uji tersebut.
permukaan. Hati-hati menggunakan aqueous developer pada zat peresap jenis water
washable karena mungkin akan menghapus indikasi.
Developer basah berupa serbuk kering yang dilarutkan dalam air sehingga
membentuk cairan suspensi. Setiap kali akan digunakan developer perlu diaduk dan
diperiksa kosentrasinya sesuai dengan petunjuk pembuatnya. Pelapisan developer
pada benda uji harus dilakukan segera setelah dibersihkan/dicuci dan dikeringkan dan
juga agar tidak terlalu tebal. Bila terlalu tebal, pemunculan indikasi akan terganggu
sehingga menjadi kurang jelas.
Developer kering dilapiskan pada permukaan benda uji setelah benda uji
kering. Serbuk kering yang terlalu tebal dapat diindarkan dengan cara meniupkan
permukaan benda uji perlahan-lahan atau benda uji di ketok-ketok.
o Waktu developing
Waktu developing tidak boleh kurang dari 10 menit. Untuk jenis developer
bubuk kering, waktu developing mulai segera setelah developer diaplikasikan,
sedangkan tipe wet developer (aqueous ataunonaqueous), waktu developing
dihitung setelah developer mengering. Waktu developing maksimum yang
diizinkan adalah 2 jam untuk tipe aqueous dan 1 jam untuk tipenon aqueous.
SALSABILLA RIZKI AMELIA 191711025 D3 TEN 2A
EVALUASI INDIKASI
Indikasi akan dinyatakan oleh retensi penetrant partikel. Semua indikasi seperti itu
tidak selalu sempurna, tetapi bila permukaan yang kasar sangat banyak, penetrant akan
merembes ke HAZ, dll. Hal tersebut dapat menghasilkan indikasi yang serupa. Indikasi
yang tidak sempurna mungkin akan menjadi lebih besar. Namun ukuran indikasi
merupakan dasar untuk penerimaan evaluasi. Hanya indikasi yang memiliki dimensi yang
lebih besar dari 1/16 inchi akan dianggap relevan. Indikasi apapun yang di pertanyakan
atau meragukan akan dikaji ulang untuk menentukan apakah relevan atau tidak relevan.
Standar penolakan dan penerimaan dalam penetran biasanya disusun oleh pihak designer
untuk pekerjaan/proyek tertentu secara individual.
Biasanya satandar ini didasarkan atas pengalaman yang serupa pada waktu
lampau, dengan kesamaan prinsip yakni tingkat integritas yang dipersyaratkan.
Sebagai contoh misalnya untuk suatu jenis konstruksi yang tidak kritis, kadang-
kadang standar penerimaan mengizinkan keberadaan indikasi/dicontinuities dengan
SALSABILLA RIZKI AMELIA 191711025 D3 TEN 2A
ukuran tertentu di seluruh permukaan benda uji atau di lokasi tertentu saja. Kerap kali
inspeksi dilaksanakan hanya pada beberapa lokasi secara acak.
Sebaliknya pada kondisi konstruksi tertentu yang snagat kritis, persyaratan penetran
sedemikian ketatnya sehingga standar penerimaan tergantung pada bagian-bagian
konstruksi secara individual.
Hasil pengujian penetran ini akan menunjukkan beberapa tanda discontinuity yang
dinamakan indikasi dalam spesimen uji. Indikasi yang muncul digolongkan menjadi
indikasi non-relevan dan indikasi relevan. Indikasi non-relevan adalah apabila ukuran
indikasi ≤ 1,6 mm. Sedangkan indikasi relevan adalah apabila ukuran indikasi > 1,6 mm.
Yang termasuk indikasi relevan diantaranya :
3. Indikasi melingkar yang berjumlah 4 atau lebih dan berada dalam satu baris
dengan jarak antar indikasi dari tepi ke tepi kurang dari 1,5 mm.
SALSABILLA RIZKI AMELIA 191711025 D3 TEN 2A
1. Material tersebut akan direject apabila memiliki panjang atau lebar indikasi
lingkaran lebih dari 3/16 (4,8 mm).
2. Material tersebut akan direject apabila memiliki 4 atau lebih indikasi
lingkaran yang tersusun dalam satu baris, dengan jarak antara indikasi
lingkaran kurang dari 1,6 mm.
Kelebihan :
Kekurangan :
Tidak dapat dilakukan pada benda berpori atau material produk powder metallurgy.
Hal tersebut akan menyebabkan terserapnya cairan penetrant secara berlebihan
sehingga dapat mengindikasikan cacat palsu.
Hanya mendeteksi cacat pada bagian permukaan
Permukaan material tidak boleh berpori dan harus halus
Membuat kotor baik pada benda uji maupun sekitar
SALSABILLA RIZKI AMELIA 191711025 D3 TEN 2A
DAFTAR PUSTAKA