Kelompok 1:
1. Ade Hilman
2. Ahmad Bahtiar
3. Ahmad Nur Mahmudi
4. Annisa Lintang Gumanti
5. Arsya Aulia Isfahani
6. Ayu Sri Mia Ilmia
7. Dea Sinta Lestari
8. Delvina Sheila Prastika
9. Dewi Widiastusi
10. Dian Hartiningrum
Selain itu, sarana pembuangan air limbah rumah tangga memiliki kondisi
yang tidak memenuhi syarat kesehatan, dimana terlihat air limbah rumah
tangga yang dihasilkan langsung dibuang ke badan sungai. Kondisi ini jelas
sangat berpengaruh pada kualitas sumber air bersih karena dapat mengandung
senyawa kimia dan mikroorganisme berbahaya.
Berdasarkan data dari Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Medan
Maimun tahun 2011, diare merupakan penyakit terbesar ketiga (879 kasus)
setelah ISPA (7405 kasus) dan Gastritis (2536 kasus).
2.1. Air
Air merupakan senyawa yang disusun oleh unsur Hidrogen dan Oksigen
dengan rumus molekulnya H2O, di dalam kondisi suhu sekitar (250C) dan
tekanan 1 atmosfir yang berupa fluida cair. Air menutupi sekitar 70%
permukaan bumi dengan jumlah sekitar 1.368 juta 𝑘𝑚3 (Angel dan Wolseley,
1992 dalam Effendi, 2001).
Sungai yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di
daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Sebagian besar air
hujan yang turun ke permukaan tanah, mengalir ke tempat-tempat yang lebih
rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan akibat gaya berat,
akhirnya melimpah ke danau atau laut. Suatu alur yang panjang di atas
permukaan bumi tempat mengalirnya air yang berasal dari hujan disebut alur
sunga dan perpaduan antara alur sungai dan aliran air di dalamnya disebut
sungai ( Gayo, 1994).
Dari sudut pandang ekologi, secara umum wilayah sungai juga dapat
dimasukkan ke dalam bagian wilayah keairan, baik wilayah keairan diam (tidak
mengalir) dan wilayah keairan dinamis (mengalir). Wilayah keairan tidak
mengalir misalnya danau, telaga, sungai mati, anak sungai yang mengalir hanya
pada musim penghujan, rawa dan lain- lain. Adapun yang termasuk wilayah
keairan yang dinamis atau mengalir adalah sungai permukaan, sungai bawah
tanah dan lain-lain.
2.2. Morfologi Sungai
Faktor dominan yang berpengaruh terhadap pembentukan permukaan
bumi adalah aliran air, termasuk di dalamnya sungai permukaan. Aliran air ini
melintasi permukaan bumi dan membentuk alur aliran sungai atau morfologi
sungai tertentu. Morfologi sungai tersebut menggambarkan keterpaduan antara
karakteristik abiotik (fisik-hidrologi, hidraulika, sedimen, dan lain-lain) dan
karakteristik biotik (biologi atau ekologi-flora dan fauna) daerah yang
dilaluinya. Faktor yang berpengaruh terhadap morfologi sungai tidak hanya
faktor abiotik dan biotik namun juga campur tangan manusia dalam
aktivitasnya mengadakan pembangunan-pembangunan di wilayah sungai.
Pengaruh campur tangan manusia ini dapat mengakibatkan perubahan
morfologi sungai yang jauh lebih cepat dari pada pengaruh alamiah biotik dan
abiotik saja.
Kelayakan air dapat diukur secara kualitas dan kuantitas. Kualitas air
adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain
dalam air yang mencakup kualitas fisik, kimia dan biologis (Effendi, 2003).
Mg/l
3 Kekeruhan 25 -
NTU
4. Rasa - - Tidak
berasa
5. Suhu 0C Suhu udara -
±30C
6. Warna 50 -
TCU
Sumber : Depkes RI, 1990
1. Waterborne mechanism
Di dalam mekanisme ini, kuman patogen dalam air yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia ditularkan melalui mulut atau sistem
percernaan. Contoh
penyakit yang ditularkan melalui mekanisme ini antara lain kolera, tifoid, hepatitis
viral, disentri basiler, dan poliomielitis.
2. Waterwashed mechanism
Mekanisme penularan semacam ini berkaitan dengan kebersihan umum
dan perorangan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penularan, yaitu:
a. Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare.
b. Infeksi melalui kulit dan mata, seperti skabies dan trakhoma.
c. Penularan melalui binatang pengerat seperti penyakit leptospirosis.
3. Water-based mechanism
Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini memiliki agens penyebab
yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagian
intermediate host yang hidup di dalam air. Contohnya skistosomiasis dan
penyakit akibat Dracunculus medinensis.
2.8. Diare
a. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak
yang sebelumnya sehat. Biasanya diare ini berlangsung selama kurang dari 14
hari .
b. Diare Kronik
Diare kronik adalah diare yang berlanjut selama 2 minggu atau lebih (>14
hari ), dengan kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah selama
masa diare tersebut.
Diare kronik kemudian dibagi lagi menjadi beberapa bagian, antara lain
Keluhan
Sarana Air Bersih Kesehatan Diare
Jamban keluarga
Pembuangan sampah
Saluran Pembuangan air
Fisik
a. Suhu
Kimia
a. Se b.
Biologi
a. E. Coli
2.10. Hipotesis
Jenis penelitian ini adalah survai analitik dengan desain jenis Cross
Sectional. Penelitian ini untuk menganalisa kualitas air sungai dan mengetahuji
hubungan kondisi sanitasi dasar dengan keluhan kesehatan diare pada
pengguna air sungai Deli di kelurahan Sukaraja kecamatan Medan Maimun
kota Medan Tahun 2012.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1.Lokasi penelitia
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan
Maimun.
3.2.2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan sampai Bulan Maret - Oktober 2012.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah seluruh ibu rumah tangga yang menggunakan air sungai
Deli di lingkungan VIII, kelurahan Suka Raja, kecamatan Medan Maimun yang
berjumlah 59 ibu rumah tangga.
3.3.2. Sampel
Objek penelitian ini adalah air sungai Deli di Kelurahan Suka Raja Medan
Maimun. Sampel air diambil pada tiga titik yaitu : hulu (Gg.Alfalah), Tengah
(Gg.bahagia), dan Hilir (Gg.Usaha) pada lokasi sampel.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Data primer adalah sampel air yang diambil dari ketiga titik tersebut
secara langsung ke lapangan kemudian dianalisis di laboratorium BTKL
Medan. Selain itu, dilakukan observasi pada rumah penduduk mengenai
kondisi sanitasi rumah penduduk dan dilakukan wawancara pada masyarakat
yang bermukim di pinggiran sungai.
Data kualitas air sungai Deli yang diperoleh dengan cara mengambil
air sungai dan diambil pada siang hari, dikarenakan aktivitas pada siang hari
lebih banyak dibanding pagi atau sore hari.
Menurut Effendi (2000), dalam Kumpulan Standard Nasional Indonesia
Bidang Pekerjaan Umum mengenai kualitas air tahun 1990. Pengambilan
sampel air dapat dilakukan melalui langkah-langkah kerja sebagai berikut :
1. Disiapkan alat pengambil sampel yang sesuai dengan keadaan sumber air.
2. Alat- alat tersebut dibilas sebanyak 3 kali dengan sampel air yang akan
diambil.
3. Dilakukan pengambilan sampel sesuai dengan keperluan sampel yang
diperoleh diambil secara merata di dalam penampung sementara.
4. Jika pengambilan sampel pada beberapa titik maka volume sampel dari
setiap titik harus sama.
Dalam pengambilan sampel sebaiknya harus wadah baru, agar dapat
menjamin wadah tersebut bebas dari pengaruh sampel. Setelah pengambilan
sebaiknya segera dianalisis, jika harus disimpan setiap parameter kualitas air
memerlukan perlakuan tertentu terhadap sampel, selain pengawetan bahan
kimia pengawetan pada pendinginan suhu 4 ˚C. Selama transportasi dan
penyimpanan.
Teknik pengambilan sampel air secara rinci:
1. Menyiapkan alat pengambil contoh sesuai dengan analisis yang diperlukan.
2. Bilas alat dengan contoh yang akan diambil sebanyak 3(tiga) kali.
3. Mengambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis.
4. Memasukkan air ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis.
5. Hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan
khusus.
6. Pengambilan contoh untuk parameter pengujian dilakukan di laboratorium.
7. Pengambilan sampel air diambil pada kedalaman 135 cm, dan berjarak 2,5
m dari permukaan.
3.5.2. Data Sekunder
Data Sekunder diperoleh pada penelitian ini adalah data demografi yang
diperoleh dari Kantor Kelurahan Suka Raja, data Puskesmas Kampung Baru.
3.6. Definisi Operasional
9. Nitrat (𝑁𝑂3) adalah ion anorganik alami merupakan nitrogen organik yang
menjadi amonia, dioksidasikan menjadi nitrat dan nitrit
10. Selenium adalah trace mineral yang sangat penting dalam tubuh yang
mempunyai nomor Atom adalah nomor 34.
11. Esscherhia coli adalah bakteri pathogen tergolong coliform dan hidup
secara normal didalam kotoran manusia maupun hewan sehingga
digunakan sebagai bakteri indikator pencemaran air yang berasal dari
kotoran hewan berdarah panas
3.7. Aspek Pengukuran
b. Pada sumur gali kedalaman 3 meter dari permukaan tanah dibuat kedap
air dan dilengkapi tutup dan bibir sumur.
c. Sumber air diperoleh dari air PAM, air sumur gali dan air sungai.
d. kondisi fisik air yaitu tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
keruh.