Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

BAB I. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

            Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia.
Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan.  Makanan yang
dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
(http://afriathinks.blogspot.com). Menurut (http://www.silvikultur.com) cahaya merupakan faktor
penting terhadap berlangsungnya fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses yang
menjadi kunci dapat berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam tanaman.

            Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM
memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran
oleh cahaya matahari (Onrizal, 2009). Selain itu, setiap jenis tanaman memiliki sifat yang berbeda
dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang diterima tanaman.
Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama penyinaran atau disebut juga fotoperiodisme,
menjadikan tanaman dikelompokkan menjadi tanaman hari netral, tanaman hari panjang, dan
tanaman hari pendek (http://thejeber.wordpress.com).

            Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan,
meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat
perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan
tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak
hijau ). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat
yang gelap. Cahaya juga dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan,
hal ini terjadi karena dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya
(http://kampoengpintar.blogspot.com). Cahaya yang bersifat sebagai inhibitor tersebut disebabkan
oleh tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel – sel
tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan –
tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, lebih lebar, lebih hijau, tampak
lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh (http://afriathinks.blogspot.com).

            Dikarenakan sinar matahari sangat penting dan memberikan pengaruh besar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, maka pada tugas kelompok kali ini, akan dibahas lebih
lanjut dan mendalam mengenai peranan dan pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan
tanaman dari sudut pandang proses fisiologi, pertumbuhan vegetatif, dan pertumbuhan generatif
tanaman.

1.2  Rumusan Masalah

1. Bagaimana peranan cahaya matahari terhadap kehidupan

2. Bagaimana proses tanaman mendapatkan energi?

3. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap kehidupan tanaman?


1.3  Tujuan

1. Untuk mengetahui peranan cahaya matahari terhadap kehidupan.

2. Untuk mengetahui proses tanaman mendapatkan energi.

3. Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap kehidupan tanaman.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Cahaya

            Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari diradiasikan
kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi. Energi matahari yang
dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi dikarenakan aliran energi matahari
menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang
jatuh ke permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar dengan kecepatan
cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya dinyatakan dalam mikron
(Tjasjono, 1995:55).

3.2    Pengetian Tumbuhan

            Tumbuhan adalah salah satu benda hidup yang terdapat di alam semesta. Tumbuhan adalah
organisme benda hidup yang terkandung dalam alam Plantae. Biasanya, organisme yang
menjalankan proses fotosintesis adalah diklasifikasikan sebagai tumbuhan. Tumbuhan memerlukan
cahaya matahari untuk menjalani proses fotosintesis. Tumbuhan merangkumi semua benda hidup
yang mampu menghasilkan makanan dengan menggunakan klorofil untuk menjalani
proses fotosintesis(http://duniatumbuhan.blogspot.com).

            Jika dihubungkan dengan fotosintesis, tanaman dibedakan menjadi 3, yaiu tanaman C3, C4
dan tanaman CAM. Perbedaan yang mendasar antara tanaman tipe C3, C4, dan CAM adalah pada
reaksi yang terjadi di dalamnya.  Pada tanaman yang bertipe C3 produk awal reduksi CO2 (fiksasi CO2)
adalah asam 3-fosfogliserat atau PGA. Terdiri atas sekumpulan reaksi kimia yang berlangsung di
dalam stroma kloroplas yang tidak membutuhkan energi dari cahaya mataharai secara langsung.
Sumber energi yang diperlukan berasal dari fase terang fotosintesis. Sekumpulan reaksi tersebut
terjadi secara simultan dan berkelanjutan. Memerlukan energi sebanyak 3 ATP. PGAL yang dihasilkan
dapat digunakan dalam peristiwa yaitu sebagai bahan membangun sel, untuk pemeliharaan sel dan
disimpan dalam bentuk pati(http://ipul-biologi.blogspot.com). Berdasarkan proses reaksi yang
terjadi pada tanaman C3, telah diketahui bahwa tanaman C3 dapat tumbuh baik dibawah naungan
tau ditempat yang intensitas mataharinya rendah.

            Tanaman C4 adalah tanaman yang mampu hidup di lahan yang terpapar intensitas matahari
penuh. Pada tanaman tipe C4 yang menjadi cirinya adalah produk awal reduksi CO2 (fiksasi CO2)
adalah asam oksaloasetat, malat, dan aspartat ( hasilnya berupa asam-asam yang berkarbon C4).
Reaksinya berlangsung di mesofil daun, yang terlebih dahulu bereaksi dengan H2O membentuk
HCO3 dengan bantuan enzim karbonik anhidrase. Memiliki sel seludang di samping mesofil. Tiap
molekul CO2 yang difiksasi memerlukan 2 ATP. Tanaman c4 juga mengalami siklus calvin seperti
peda tanaman C3 dengan bantuan enzim Rubisko (http://ipul-biologi.blogspot.com).

Sedangkan pada tanaman tipe CAM yang menjadi ciri mendasarnya adalah memiliki daun yang
cukup tebal sehingga laju transpirasinya rendah. Stomatanya membuka pada malam hari. Pati
diuraikan melalui proses glikolisis dan membentuk PEP. CO2 yang masuk setelah bereaksi dengan air
seperti pada tanaman C4 difiksasi oleh PEP dan diubah menjadi malat. Pada siang hari malat berdifusi
secara pasif keluar dari vakuola dan mengalami dekarboksilasi. Melakukan proses yang sama dengan
tanaman C3 pada siang hari yaitu daur Calvin. Melakukan proses yang sama dengan tanaman C4
pada malam hari yaitu daur Hatch dan Slack (http://ipul-biologi.blogspot.com).

2.3 Pengertian Fotosinesis

            Dalam hubungan antara cahaya matahari dengan tanaman, selalu terdapat keterkaitan antara
sinar matahari dan proses fotosintesis. Fotosintesis  merupakan proses pembuatan makanan yang
terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan sinar matahari dan enzim-enzim. fotosintesis adalah
fungsi utama dari daun tumbuhan. Proses fotoseintesis ialah proses
dimana tumbuhan menyerap karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang
diperlukan sebagai makanannya. Tumbuhanmenyerap cahaya karena mempunyai pigmen yang
disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam
organel yang disebut kloroplast. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis.
Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah
juta kloroplassetiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan
yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.

6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2

            Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat
pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi
baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi  seluler adalah
kebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi
dengan oksigen untuk menghasilkan karbondioksida, air, dan energi kimia.

BAB III. PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Cahaya dan Peranan dalam Kehidupan

            Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari diradiasikan
kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi. Energi matahari yang
dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi dikarenakan aliran energi matahari
menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang
jatuh ke permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar dengan kecepatan
cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya dinyatakan dalam mikron
(Tjasjono, 1995:55).

            Bagi manusia dan hewan cahaya matahari berfungsi sebagai penerang. Sedangkan bagi
tumbuhan dan organisme berklorofil, cahaya matahari dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya diperlukan untuk berlangsungnya
penyatuan CO₂ dan air untuk membentuk karbohidrat.

            Lebih lanjut, adanya sinar matahari merupakan sumber dari energi yang menyebabkan
tanaman dapat membentuk gula. Tanpa bantuan dari sinar matahari, tanaman tidak dapat memasak
makanan yang diserap oleh tanah, yang mengakibatkan tanaman menjadi lemah atau mati (AAK,
1983:18)

3.2 Proses Tanaman Mendapatkan Energi

            Pada kegiatan budaya pertanian, Pengaruh unsur cahaya menjadi perhatian serius. Hal
tersebut dikarenakan hampir semua objek agronomi berupa tanaman hijau yang memiliki kegiatan
fotosintesa. Penerapan energi pelengkap dalam bentuk kerja manusia dan hewan, bahan bakar,
mesin, alat-alat pertanian, pupuk, dan, obat-obatan tidak lain adalah sebagai usaha untuk
meningkatkan proses konversi energi matahari ke dalam bentuk produk tanaman (Jumin, 2008:8).

            Tidak semua energi cahaya matahari dapat diabsorpsi oleh tanaman. Hanya cahaya tampak
saja yang dapat berpengaruh pada tanaman dalam kegiatan fotosintesisnya. Cahaya itu disebut
dengan PAR (Photosynthetic Activity Radiation) dan mempunyai panjang gelombang 400 mili
mikron sampai 750 mili mikron (Jumin, 2008:9). Tanaman juga memberikan respon yang berbeda
terhadap tingkatan pengaruh cahaya yang dibagi menjadi tiga yaitu,  intensitas cahaya, kualitas
cahaya, dan lamanya penyinaran (Jumin 2008:08).

            Oleh tumbuhan radiasi matahari berupa cahaya tampak ditangkap oleh klorofil pada tanaman
dalam proses yang disebut proses fotosintesis. Hasil fotosintesis menjadikan bahan utama untuk
proses pertumbuhan dan cadangan makanan tanaman.

            Proses fotosintesis pada tanaman dilakukan di siang hari dikala matahari menyinari bumi.
Dengan menggunakan cahaya matahari tumbuhan mengubah gas karbondioksida dan unsur-unsur
mineral dalam tanah serta air untuk menghasilkan gula (glukosa) dan oksigen. Proses ini dilakukan
oleh zat hijau daun bernama klorofil yang berada di daun dan dilindungi oleh lapisan lilin untuk
mencegah penguapan. Gula hasil fotosintesis disimpan tumbuhan sebagai cadangan energi, dan
oksigen sebagai hasil sampingannya (http://tanaman.org).

             Gula yang telah dibuat kemudian digunakan oleh tumbuhan untuk proses metabolismenya.
Pemanfaatan energi gula oleh tumbuhan memerlukan serangkaian proses sehingga energi yang ada
dalam bentuk gelombang elektromagnetik tersebut dapat diubah menjadi energi kimia (ATP dan
NADPH) yang  dikenal dengan reaksi terang.  Hasil reaksi terang ini (ATP dan NADPH) selanjutnya
dapat dimanfaatkan dalam reaksi metabolisme khususnya reduksi CO (http://dc200.4shared.com/).

            Seperti telah kita ketahui, reaksi fotosintesis terdiri atas dua tahapan yaitu : tahapan Reaksi
Terang ( disebut juga Reaksi Hill ) dan Reaksi Gelap ( disebut juga Reaksi Blackman atau siklus
Calvin ). Masing-masing tahapan menunjukkan proses reaksi yang berbeda. Namun keduanya
merupakan satu rangkaian reaksi  yang tak terpisahkan dari reaksi fotosintesis. Perbedaan antara
reaksi terang dengan reaksi gelap, secara ringkas dijelaskan dalam tabel seperti berikut ini
(http://pelajaranbiologi-sma1.blogspot.com).

 
Tabel 3.3 Perbedaan reaksi gelap dan reaksi terang

N
O DILIHAT DARI REAKSI TERANG REAKSI GELAP

bagian kloroplas bernama bagian kloroplas


1. Tempat berlangsung Grana bernama Stroma

ATP dan NADPH2 dari


2. Sumber energi Cahaya / matahari reaksi terang

Fiksasi : pengikatan
CO2 , penyusunan /
Fotolisis : pemecahan H2O pengkombinasian
menggunakan energi hydrogen dg
cahaya menjadi ion karbondioksida
3. Proses yang terjadi Hidrogen dan molekul air membentuk gula

4. Hasilnya O2, ATP dan NADPH2 Karbohidrat sederhana

Sumber : http://pelajaranbiologi-sma1.blogspot.com

3.2.3 Faktor Pembatas Fotosinstesis

            Terdapat beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis, yaitu : 1. Intensitas
cahaya  Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya; 2. Konsentrasi karbon dioksida Semakin
banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan
untuk melangsungkan fotosintesis; 3. Suhu Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis
hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring
dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim;  4. Kadar air  Kekurangan air atau
kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis; 5. Kadar fotosintat (hasil
fotosintesis)  Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila
kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju
fotosintesis akan berkurang; 6.  Tahap pertumbuhan  Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis
jauh lebih tinggi padatumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini
mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk
tumbuh.

3.3 Pengaruh Cahaya terhadap Kehidupan Tanaman

3.3.1 Pengaruh Radiasi Terhadap Pertumbuhan Tanaman

            Radiasi matahari yang ditangkap klorofil pada tanaman yang mempunyai hijau daun
merupakan energi dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini menjadi bahan utama dalam
pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Selain meningkatkan laju fotosintesis, peningkatan
cahaya matahari biasanya mempercepat pembungaan dan pembuahan. Sebaliknya, penurunan
intensitas radiasi matahari akan memperpanjang masa pertumbuhan tanaman. Jika air cukup maka
pertumbuhan dan produksi padi hampir seluruhnya ditentukan oleh suhu dan oleh radiasi matahari
(Tjasjono 1995:190).

            Radisasi matahari merupakan faktor penting dalam metabolisme tanaman yang mempunyai
hijau daun, karena dapat dikatakan bahwa produksi tanaman dipengaruhi oleh tersedianya sinar
matahari. Akan tetapi pada umumnya terjadi fluktuasi hasil panen (hasil fotosintesis) dari tahun ke
tahun, hal tersebut dikarenakan faktor-faktor lain seperti curah hujan, suhu udara, hama penyakit
dan lainnya turut mempengaruhi hasil panen (hasil fotosintesis) (Tjasjono, 1995:55).

            Pengaruh unsur cahaya pada tanaman tertuju pada pertumbuhan vegetatif dan generatif.
Tanggapan tanaman terhadap cahaya ditentukan oleh sintesis hijau daun, kegiatan stomata
( respirasi, transpirasi), pembentukan anthosianin, suhu dari organ-organ permukaan, absorpsi
mineral hara, permeabilitas, laju pernafasan, dan aliran protoplasma (Jumin 2008:8). Secara teoritis,
semakin besar jumlah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis.

3.3.2 Pengaruh Kuantitas Cahaya Matahari terhadap Tanaman

Sebagian besar tanaman dari daerah sedang adalah fotoperiodik. Namun demikian, di daerah
ekuator, panjang siang hari pada setiap bulan menunjukkan perbedaan yang kecil sehingga pengaruh
kuantitas atau lamanya penyinaran matahari dalam satu hari tidak mempengaruhi pertumbuhandan
perkembangan tanaman secara signifikan (Fitter dan Hay, 1991:52).

Respon fotoperiodik memungkinkan tanaman untuk mengatur waktu bagi pertumbuhan vegetatif
dan pertumbuhan untuk membentuk bunga agar tetap tegar menghadapi perubahan musim di
dalam lingkungannya. Bila satu tanaman dipindahkan ke daerah dengan garis lintang berbeda, maka
akan menghentikan fasenya dan tanaman tersebut dapat mati, misalnya karena berusaha tumbuh
secara vegetatif pada musim dingin atau musim semi (Fitter dan Hay, 1991:53).

3.3.3        Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari terhadap Tanaman

Intensitas cahaya matahari menunjukkan pengaruh primer pada fotosintesis, dan pengaruh
sekundernya pada morfogenetik. Pengaruh terhadap morofogenetik hanya terjadi pada intensitas
rendah  (Fitter dan Hay, 1991:54). Pengaruh tanaman dalam kaitannya dengan intensitas cahaya
salah satunya adalah penempatan daun dalam posisi di mana akan diterima intersepsi cahaya
maksimum. Daun yang menerima intensitas maksimal adalah daun yang berada pada tajuk utama
yang terkena sinar matahari (Fitter dan Hay, 1991:54).

Masing-masing tanaman memiliki reaksi yang berbeda terhadap intensitas cahaya. Berdasarkan
perbedaan reaksi tersebut, tanaman dibedakan menjadi tanaman C3, C4, CAM. Tanaman C3 adalah
tanaman yang hidup baik pada intensitas cahaya rendah, dan tanaman C4 adalah tanaman yang
hidup baik pada intensitas cahaya tinggi, sedangkan tanaman CAM adalah tanaman yang hidup
didaerah kering.
Penelitian yang dilakukan oleh Grime dalam Fitter dan Hay (1991:55) membuktikan bahwa tanaman
yang terbiasa hidup tanpa naungan seperti Arenaria servillifoliamemperlihatkan kondisi yang tidak
dapat berkembang dan tumbuh jika diberi naungan. Hal tersebut terbukti oleh habisnya persediaan
karbohidat.

Lebih lanjut, jika tanaman yang tanpa naungan ternaungi, terdapat beberapa kemungkinan yang
akan terjadi. Masalah yang dihadapi oleh sebuah daun yang ternaungi adalah untuk
mempertahankan suatu keseimbangan karbon yang positif, dan kerapatan pengaliran di mana
keadan ini tercapai, merupakan titik kompensasi. Dibawah intensitas cahaya yang rendah terdapat
tiga pilihan, yaitu : Pengurangan kecepatan respirasi, peningkatan luas daun untuk memperoleh
permukaan absorbsi cahaya yang lebih besar; dan peningkatan kecepatan fotosintesis setiap unit
energi cahaya dan luas daun.

3.3.4   Pengaruh Kualitas Cahaya Matahari terhadap Tanaman

Radiasi energi yang diterima oleh bumi dari matahari berbentuk gelombang elektromagnetik yang
bervariasi panjangnya yaitu dari 5000-290 milimikron. Rangkaian spektrum matahari ini dapat
dikelompokan berdasarkan panjang gelombangnya. Cahaya mempunyai sifat gelombang dan sifat
partikel (http://satopepelakan.blogspot.com/).

Cahaya hanya merupakan bagian dari energi cahaya yang memiliki panjang gelombang tampak bagi
mata manusia sekitar 390-760 nanometer. Sipat partikel cahaya biasanya diungkapkan dalam
pernyataan bahwa cahaya itu datang dalam bentuk kuanta dan foton, yaitu paket energi yang
terpotong-potong dan masing-masing mempunyai panjang gelombang tertentu
(http://satopepelakan.blogspot.com/).

Cahaya memberikan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman/pohon secara langsung
melalui tumbuhan hijau atau melalui organisme lain, hal ini tergantung kepada zat-zat organik yang
disintesa oleh tumbuhan hijau. Kualitas cahaya berkaitan erat dengan panjang gelombang, dimana
panjang gelombang ungu dan biru mempunyai foton yang lebih berenergi bila dibanding dengan
panjang gelombang jingga dan merah. Kualitas cahaya dibedakan berdasarkan panjang gelombang
menjadi.

                  · Panjang gelombang 750-626 mu adalah warna merah.

                  · Panjang gelombang 626-595 mu adalah warna orange/jingga.

                  · Panjang gelombang 595-574 mu adalah warna kuninga.

                  · Panjang gelombang 574-490 mu adalah warana hijau.

                  · Panjang gelombang 490-435 mu adalah warna biru.

                  · Panjang gelombang 435-400 mu adalah warna ungu.

Semua warna-warni dari panjang gelombang ini mempengaruhi terhadap fotosintesis dan juga
mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan pohon baik secara generatif maupun
vegetatif, tetapi kuning dan hijau dimanfaatkan oleh tanaman sangat sedikit, panjang gelombang
yang paling banyak diabsorbsi beada di wilayah violet sampai biru dan orange sampai merah
(http://satopepelakan.blogspot.com/).

Variasi harian dan variasi musiman tidak hanya mempengaruhi masukan energi, tetapi juga suatu
masukan faktor periode yang penting. Panjang siang hari pada waktu yang berbeda dalam satu
tahun, untuk organisme yang non tropis dan merupakan indikator yang paling dapat dipercaya dan
sebagian besar tanaman bersifat fotoperiodik. Irradiasi langsung pada dini hari dan senja hari
mengandung banyak radiasi panjang gelombang yang disebabkan oleh celah atmosfer yang lebih
panjang dan berakibat penghamburan gelombang pendek.

3.3.4.1 Cahaya UV

Cahaya dengan kualitas yang berbeda-beda ditemukan dalam dua keadaan terestial bumi ini : di
bawah kanopi daun dan di daerah dengan altitut tinggi. Pada daerah yang memiliki altitut tinggi,
terjadi radiasi dengan penambahan jumlah sinar utra-violet (UV). Di daerah yang altitutnya lebih
rendah, UV disaring oleh atmosfir terutama oleh oksigen dan ozon.

            Tetapi perbedaan UV di tempat tinggi dan rendah secara relatif hanya memiliki pengaruh
yang kecil pada vegetasi tempat yang tinggi. Caldwell (1968)dalam (Fitter dan Hay, 1991)
menemukan peningkatan sebesar 26% radiasi matahari langsung pada pita 280-315 nm pada
ketinggian 4450 m bila dibandingkan dengan tempat pada ketinggian 1670 m, tetapi hal ini sebagai
besar diimbangi oleh suatu penurunan dalam radiasi UV difusi, sehingga sinar UV tidak terlalu
nampak berbahaya bagi tanaman (Fitter dan Hay, 1991).

3.3.4.2  Cahaya Infra Merah

                Rangsangan cahaya pada perkecambahan merupakan satu peristiwa yang dapat melibatkan
fitokrom, yaitu komponen daun yang peka terhadap cahaya merah dan infra merah. Biji dengan ciri
peka terhadap rangsangan dapat berkecambah jika terkena cahaya merah. Akan tetapi biji menjadi
tidak akan berkecambah jika diberi cahaya inframerah.

            Hal tersebut diperkuat dengan beberapa peneliti yang memperlihatkan bahwa biji yang peka
terhadap cahaya tidak akan berkecambah dibawah kanopi daun (black, 1969 ; stoutjesdijk, 1972 ;
King, 1975 dalam Fitter dan Hay, 1991:50).  Menurut Gorski dalam Fitter dan Hay (1991:50)
peningkatan derajat Infra merah dapat menghambatan perkecambahan  tujuh spesies biji-biji yang
tumbuh baik jika diberi rangsangan cahaya.

            Kasperbauer dan Peaslee dalam Fitter dan Hay (1991:50) berturut-turut menunjukkan bahwa
tanaman yang diberi perlakuan FR (dianalogikan untuk tanaman-tanaman di bagian tengan barisan)
daun-daunnya lebih panjang, lebih sempit dan lebih ringan dengan stomata yang lebih sedikit dan
klorophyl per unit luasan yang lebih sedikit. Asimilasi karbondioksida sama atas dasar satuan luasan,
tetapi lebih besar berdasarkan berat sehelai daun, yag memperlihatkan bahwa tanaman-tanaman
yang diberi perlakuakn FR telah mempertahankan asimilasi fotosintetik pada kerapatan pengaliran
yang lebih rendah dengan meningkatkan luas daun (Fitter dan Hay, 1991:50).

            Pengaruh variasi kualitas cahaya pada tanaman baru saja diamati akhir-akhir ini. Erez dan
Kadman-Zahavi dalam Fitter dan Hay (1991:50) menanam pohon peach (Prunus persica) pada
keadaan ternaungi akan menghalangi secara berturut-turut cahaya biru (tidak ada transmisi di atas
550 nm), biru dengan FR (tembus cahaya di atas 660 nm), dan merah dengan FR (tembus cahaya di
atas 500 nm). Mereka nememukan bahwa luas daun terbesar terdapat pada keadaan R + FR dan
terkecil di bawah biru + FR dan penaungan terbuka (Stoutjesdijk dalam Fitter dan Hay, 1991:51).

3.3.4.3 Pengaruh Intensitas  Cahaya terhadap Laju Fotosintesis

            Pola dari pucuk tanaman diarahkan untuk menuju efisiensi dalam fotosintesis struktur dari
mesosfil kurang dan organ stomata memungkinkan perubahan gas secara cepat, bahkan adanya
fakta bahwa fotosintesis memanfaatkan sebagian besar radiasi panjang gelombang yang terlihat
sangat nyata, karena panjang gelombang ini adalah wilayah spektrum dengan nilai energi yang
paling besar disamping adaptasi diatas, sebenarnya hanya sedikit energi matahari yang dapat
dimanfaatkan dalam proses fotosintesis (0,025%) (http://satopepelakan.blogspot.com).

            Kebanyakan daun telah menjadi jenuh cahaya dan hanya 20% dari cahaya matahari penuh
yang dapat diserap. Dari jumlah ini hanya 20% yang disimpan dalam molekul gula yang dihasilkan.
Sejumlah cahaya yang dibutuhkan untuk fotosintesis, agar dapat seimbang dengan menggunakan
ikatan karbon yang digunakan untuk respirasi. Dalam hal ini prosentase dari cahaya penuh, titik
kopensasiuntuk permudaan tanaman biasanya berada antara 2 dan 30%
(http://satopepelakan.blogspot.com).

Cahaya dapat menembus daun dengan 4 cara

1. Irradiasi langsung yang tidak terhalang yang diberikan oleh noda-noda matahari. Noda
matahari ini mempunyai sifat berirradiasi langsung kecuali bila terjadi pengaruh bayangan.
(Anderson dan miller 1974). Cahaya matahari langsung nampak menjadi berkurang nilainya
pada sebagian besar di bawah kanopi.

2. Radiasi difusi yang tak terhalang merupakan cahaya langit difusi yang mengiringi noda
matahari.

3. Refleksi daun-daun tidak hanya meneruskan cahaya, tetapi sama dengan permukaan
biologis lainnya, memantulkan sebagian tertentu. Jumlah yang dipantulkan akan tergantung
pada beberapa parameter cahaya yang dipantulkan. Juga diubah spektrumnya dengan cara
yang sama seperti cahaya yang diteruskan.

4. Transmisi derajat penaungan lebih tergantung jumlah cahaya yang diabsorbsi dan yang
dipantulkan oleh daun.

            Dari keempat cara tersebut diatas sudah jelas akan mempengaruhi terhadap proses
fotosintesis karena kualitas, intensitas dan fotoperiode cahaya untuk proses fotosintesa terjadinya
pada daun (http://satopepelakan.blogspot.com/).

DAFTAR PUSTAKA

RUJUKAN BUKU

AAK. 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta: Kanisius


Fitter A.H. dan Hay R.K.M. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press

Jumin, H.B. 2008. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Tjasjono Bayong. 1995. Klomatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB Bandung

RUJUKAN INTERNET

Admin. 2009. Pengaruh Cahaya pada Pertumbuhan Tumbuhan.[serial on


line]. http://kampoengpintar.blogspot.com/2009/03/pengaruh-cahaya-pada-pertumbuhan.html.
[7 Maret 2012].

Admin. 2009. Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tumbuhan Kacang Hijau. [serial on
line]. http://afriathinks.blogspot.com/2009/09/pengaruh-cahaya-terhadap-pertumbuhan.html.
[7 Maret 2012].

Admin. 2009 Fungsi Tanaman. [serial on line]. http://tanaman.org/fungsi-tanaman_123.htm 2009. 


[7 Maret 2012].

Admin. [TanpaTahun]. Penaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman. [serial


online] http://www.silvikultur.com/pengaruh_cahaya_terhadap_tanaman [7 Maret 2012].

Admin. [Tanpa Tahun]. Reaksi Cahaya Fotosintesis dan Aspek-Aspek Fotofisilogi. [serial on
line]. http://dc200.4shared.com/doc/-81SG5Iu/preview.html. [7 Maret 2012].

Onrizal. 2009. Bahan Ajar Silvika, Pertumbuhan Pohon Kaitannya dengan Tanah, Air, dan Iklim. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara.

Admin. 2010. Manipulas Pencahayaan untuk Merangsang Pembungaan. [serial


online]. http://thejeber.wordpress.com/2010/03/05/manipulasi-pencahayaan-untuk-merangsang-
pembungaan/. [7 Maret 2012].

Admin. 2007. Pengertian Tumbuhan. [serial on


line] http://duniatumbuhan.blogspot.com/2007/07/pengertian-tumbuhan.html. [7 Maret 2012].

Admin. 2011. Perbedaan Tanaman Jenis C3, C4, CAM. [serial on line]. http://ipul-
biologi.blogspot.com/2011/02/perbedaan-tanaman-jenis-c3-c4-dan-cam.html. [7 Maret 2012].

Admin. 2011. Perbedaan Reaksi Gelap dan Terang. [serial on line]. http://pelajaranbiologi-


sma1.blogspot.com/2011/09/perbedaan-reaksi-terang-dengan-reaksi.html. [7 Maret 2012].

http://satopepelakan.blogspot.com/2010/11/kualitas-cahaya-dan-pertumbuhan-tanaman.html

Anda mungkin juga menyukai