30 Rangkaian etika
dari al-Qur`anul karim
Segala puji hanya milik Allah ta‟ala, shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
Nabi kita Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam beserta para keluarganya, para
sahabatnya, dan pengikut-pengikutnya yang selalu berjalan di atas sunnahnya.
Rangkaian kutipan ayat-ayat dari al-Qur`anul karim ini, berisi tentang etika dasar
seorang muslim, sebagai pedoman khususnya bagi para penuntut ilmu Syar‟i dalam
kehidupannya bersama keluarga, kawan, dan masyarakat sekitarnya,. Kami berharap dengan
metode penyusunan secara tematik seperti ini dapat memudahkan pembacanya untuk
memahami ayat-ayat sekaligus mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Metode penyusunan kami di sini ialah menyantumkan ayat sesuai dengan tema beserta
terjemahannya, tafsirnya secara singkat, beberapa faedah yang bisa diambil, dan arahan
sederhana mengenai cara penerapannya. Mengenai referensi, kami mengambil dari berbagai
sumber, di antaranya: situs https://quranenc.com/id/home, at-Tafsir al-Muyassar, dan Aisar
at-Tafasir. Saran dan masukkan dari pembaca sangat kami harapkan, semoga menjadi amal
jariah bagi semua pihak yang ikut andil dalam penyusunan buku kecil ini. Amiin.
Penyusun Tim Diniyah IDN Boarding School Jonggol, Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Tujuan utama hidup seorang manusia di dunia ini adalah untuk beribadah kepada
Allah SubhanahuWa Ta'ala. Ibadah yang dikerjakan harus sesuai dengan tuntunan Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam sebagai utusan Allah serta rasul dan Nabi terakhir,
tidak ada Nabi lain sepeninggal beliau.
Penerapan ayat:
1. Semua jenis ibadah dilakukan secara ikhlas, hanya berharap kepada Allah
SubhanahuWa Ta'ala, tidak berharap apa pun dari manusia.
2. Mengerjakan ibadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa
Sallam, seperti: shalat, puasa, berzikir, membaca al-Qur`an, ibadah haji, dan jenis
amalan ibadah lainnya.
3. ..........................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
َ ََ لِ ََ ْن ي
ش اوُ َوَم ْن يُ ْش ِر ْك بِاللَّ ِه َْ َق ْد َ َّ َ ًََّل َ ِإِ َّن اللَّهَ ََّل يَ ْغ ِف ُر أَ ْن يُ ْش َر َك بِ ِه َويَ ْغ ِف ُر َما ُدو َن َذل
بَ ِعيدا
“Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan
Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali.”
(QS. an-Nisaa`: 116).
Allah ta‟ala berfirman:
ِ الشر َك لَظُل ِ ِ ِِ ِ
يم
ٌ ْم َعظ
ٌ ْ ِّ ال لُْق ََا ُن َّلبْنه َو ُه َو يَعظُهُ يَابُنَ َّي ََّل تُ ْش ِر ْك بِاللَّه إِ َّن
َ ََوإِ ْذ ق
“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu dia memberi pelajaran
kepadanya, “Hai anakku! janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13).
Beribadah hanya kepada Allah SubhanahuWa Ta'ala merupakan perintah mutlak yang
tidak bisa ditawar-tawar. Allah-lah yang telah menciptakan dan melimpahkan berbagai
nikmat kepada manusia dan segenap makhluk di alam semesta ini. Sehingga, tidak patut jika
seseorang menyekutukan dan menyembah sebuah benda atau sesama makhluk. Tidak boleh
seseorang mengagungkan siapa pun dan benda apa pun layaknya Tuhan. Karena sifat
ketuhanan dan Dzat yang hanya layak untuk disembah adalah Allah, tidak ada yang lainnya.
Penerapan ayat:
Ayah dan ibu yang telah mengasuh dan merawat anaknya sejak lahir hingga dewasa
mempunyai hak yang sangat besar. Hingga Allah SubhanahuWa Ta'ala menyandingkan hak
keduanya setelah memenuhi hak-Nya.
1) Allah subhanahu wata‟ala memerintahkan seorang anak agar berbakti kepada kedua
orang tua.
2) Larangan menghardik kedua orang tua.
3) Allah melarang seorang anak mengatakan perkataan „ah‟ atau perkataan yang semisal
kepada kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya.
4) Perintah agar anak mendoakan kedua orang tuanya baik semasa hidup mereka atau
wafat keduanya.
5) Di dalam al-Qur‟an terdapat banyak ayat yang berisi bahwa Allah menyandingkan
perintah agar jangan beribadah (menyembah) kecuali hanya kepadanya dan berbakti
(berbuat baik) kepada kedua orang tua, hal ini menunjukkan betapa pentingnya
berbuat baik kepada kedua orang tua.
6) Mematuhi kedua orang tua hanya pada hal-hal yang baik dan perkara mubah, tetapi
jika menyangkut perkara dosa dan maksiat perintah kedua orang tua tidak boleh
ditaati.
Penerapan ayat:
1. Membantu kedua orang tua dalam segala jenis tugas, seperti: menyapu rumah,
mengepel lantai, membersihkan kamar mandi dan sekitarnya, serta membelikan
keperluan-keperluan lainnya.
2. Tidak membentak ayah dan ibu, dalam kondisi apa pun, justru kita harus bertutur kata
baik dan sopan disertai suara yang rendah dan wajar. Tatkala kita memandang beliau
berdua, dengan menampakkan sikap hormat, rendah hati, santun, dan senyuman tulus.
3. ..........................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
1) Ada tiga waktu seseorang diwajibkan meminta izin saat hendak masuk kamar orang
lain: sebelum shalat Subuh, waktu tengah hari (waktu dzuhur) saat beristirahat, dan
setelah shalat Isya, dalam tiga waktu ini hamba sahaya (budak) laki-laki dan wanita
serta anak-anak yang masih kecil (belum balig) harus meminta ijin untuk bertemu
majikannya dan orang tua mereka (anak-anak). untuk memasuki kamar atau ruangan
yang mereka tempati.
2) Hamba sahaya dan anak-anak disamakan hukummnya dalam masalah meminta izin
dan permisi.
3) Orang yang sudah dewasa berbeda hukumnya dari hamba sahaya dan anak-anak
dalam permasalahan meminta izin untuk memasuki ruangan atau rumah, mereka
harus meminta izin dan permisi setiap kali ingin masuk.
Penerapan ayat:
1. Seorang anak harus meminta izin kepada ayah dan ibu yang sedang berada di dalam
kamar, terutama pada ketiga waktu: Sebelum shalat Subuh, waktu siang hari, dan
setelah Isya.
2. Tata cara meminta izin, yaitu mengetuk pintu dan mengucapkan salam, jika tidak ada
jawaban setelah mengetuk tiga kali atau setelah mengucapkan salam, maka tidak
boleh memaksa masuk ke dalam.
3. ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................
5. Bersyukur
ش ِدي ٌد
َ َلَئِ ْن َش َد ْرتُ ْم َأَ ِزي َدنَّ ُد ْم َولَئِ ْن َك َف ْرتُ ْم إِ َّن َع ََابِي ل
“Jika kamu bersyukur niscaya aku menambahi nikmatku atas kamu,jika kamu kufur
sesungguhnya adzabku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7).
Jika kalian bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya yang telah Dia berikan
kepada kalian, niscaya Dia akan menambahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kalian. akan
tetapi jika kalian mengingkari nikmat-nikmat-Nya atas kalian dan kalian tidak
mensyukurinya, maka azab Allah atas siapa yang mengingkari nikmat-nikmat-Nya dan tidak
mensyukurinya benar-benar berat.
Penerapan ayat:
6. Bersabar
صابِ ُروا َوَرابِطُوا َواتَّ ُقوا اللَّهَ لَ َعلَّ ُد ْم تُ ْفلِ ُحو َن
َ اصبِ ُروا َو
ْ آمنُوا
َ ين
ِ َّ
َ َيَاأَيك َاا ال
“Wahai orang-orang yang beriman bersabarlah kamu dan berusaha untuk bersabar dan
tetaplah bersiap-siaga serta bertaqwalah kamu kepada Allah mudah-mudahan kamu
mendapat keberuntungan.” (QS. Ali „Imran: 200).
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya, bersabarlah
kalian terhadap beban-beban syariat (agama) serta musibah-musibah dunia yang menimpa
kalian. Dan kalahkanlah orang-orang kafir dalam hal kesabaran. Jangan sampai mereka lebih
sabar dari kalian. Tegakkanlah jihad di jalan Allah. Dan takutlah kalian kepada Allah dengan
cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, supaya kalian
mendapatkan apa yang kalian harapkan. Yaitu selamat dari Neraka dan masuk ke dalam
Surga.
Penerapan ayat:
1. Menahan diri untuk tidak lekas terpancing emosi dan mudah marah.
2. Mengingat, betapa besarnya pahala orang yang mampu bersabar, terutama saat
ditimpa musibah dan cobaan, entah itu berupa sakit, kekurangan harta, tertusuk duri,
dan perkara berat lainnya.
3. ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................
7. Berdoa
ِ ال ربك ُدم ا ْدعونِي أَذت ِجب لَ ُدم إِ َّن الَّ َِين يإت ْدبِرو َن عن ِعبادتِي ذي ْد ُخلُو َن اان
َ َّم َداخ ِر
ين َ ََ ََ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ ْ ْ َْ ُ ُ َ َ ََوق
“Dan Rabb (Tuhan) kamu berfirman:berdaoalah kamu kepadaku niscaya aku kabulkan bagi
kamu,sesungguhnya orang-orang yang sombong dari beribadah kepadaku maka mereka
akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan terhina.” (QS. Ghafir: 60).
Rabb kalian -wahai manusia- berfirman, “Esakanlah Aku dalam (doa) ibadah dan
permintaa, nisacaya Aku akan memperkenankan doa kalian, memaafkan kalian dan
merahmati kalian. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah
kepada-Ku akan masuk ke neraka Jahanam pada hari Kiamat dalam keadaan hina dina.”
Penerapan ayat:
Allah berfirman:
َس ِم ْن َرْو ُِّ اللَّ ِه إََِّّل الْ َق ْو ُم الْ َداِْ ُرو َن ِ ِ َّ ِ وََّل تَ يأ
ُ َذوا م ْن َرْو ُِّ الله إنَّهُ ََّل يَ ْيأ
ُ ْ َ
“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah,sesungguhnya tidaklah berputus asa
dari rahmat Allah kecuali orang-orang yang kafir.” (QS. Yusuf: 87).
Dan jangan pernah merasa putus asa terhadap pertolongan serta jalan keluar dari
Allah kepada hamba. Orang yang merasa putus asa terhadap pertolongan Allah hanyalah
orang-orang kafir, karena mereka tidak mengetahui besarnya kekuasaan Allah dan rahasia
anugerah-Nya kepada hamba-hamba-Nya.
Penerapan ayat:
1. Berusaha keras dalam meraih tujuan dan cita-cita mulia, tidak mudah lelah dan
kecewa.
2. Rahmat Allah ta‟ala sangat luas, setelah berusah keras, hendaknya seorang Muslim
berdoa supaya usaha kerasnya dimudahkan dan terasa ringan.
3. Meminta bantuan orang lain yang dirasa mampu, saat menghadapi sebuah kesulitan
yang belum bisa ia tangani sendiri.
4. ..........................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
9. Bertawakal hanya kepada Allah
ِ ِ
ُب َوَم ْن يَتَ َوَّك ْ َعلَ اللَّ ِه َْ ُا َو َا ْإ بُهُ إِ َّن اللَّ هَ بَال َُ أ َْم ِرب قَ ْد َا َع َ اللَّ ه ِ ُ َويَ ْرُزقْهُ ِم ْن َا ْي
ُ ث ََّل يَ ْحتَإ
لِ ُد ِّ َش ْيو قَ ْدرا
“Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa
bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya
Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap
sesuatu.” (QS. ath-Thalaq: 3).
Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak terdetik di dalam hatinya dan tidak ada
dalam perhitungannya. Barangsiapa bersandar kepada Allah dalam segala urusannya, maka
Allah akan mencukupi kebutuhannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya, tidak
lemah untuk berbuat sesuatu dan tidak ada sesuatu yang luput dari-Nya. Allah sudah
membuat batasan untuk segala sesuatu yang akan selesai pada batasnya. Kesusahan ada
batasnya, kesenangan ada batasnya, masing-masing dari keduanya tidak kekal menimpa
manusia.
Penerapan ayat:
10. Jujur
Penerapan ayat:
1. Jujur dalam setiap perkataan dan perbuatan, tidak menutup-nutupinya, sepahit apa
pun.
2. Selalu mengingat-ingat bahwa perilaku jujur akan mengarahkan seseorang kepada
kebaikan, dan setelah itu menuju surga, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah
hadits al-Bukhari (6094) dan Muslim (2607).
3. ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................
11. Amanah
Penerapan ayat:
1. Jika ada seseorang yang menitipkan barangnya kepada kita, maka kita wajib
menjaganya dengan sebaik-baiknya.
2. Apabila meminjam barang milik orang lain, maka harus dikembalikan dalam keadaan
utuh.
3. Tugas yang diberikan oleh orang tua atau guru pun termasuk amanah yang harus
ditunaikan dan dikerjakan dengan benar serta tuntas sampai selesai, jika tidak sampai
tuntas dan selesai, maka kita tidak menunaikan amanah dengan baik.
4. ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................
ين
َ ْخائن إِ َّن اللَّهَ ََّل يُ ِح ك
ِِ َ ب ال
Khianat adalah melakukan sesuatu yang menyelisihi apa yang telah diamanahkan oleh
pemberi amanah tanpa sepengetahuannya. Ada yang berpendapat, bahwa khianat adalah
menyelisihi kebenaran dengan melanggar perjanjian secara sembunyi-sembunyi.
Penerapan ayat:
1. Menjalankan segala macam tugas dan tanggung jawa dengan maksimal, tidak
menyelisihi apa yang sudh ditugaskan.
2. Apabila hendak mengubah tugas yang ada, maka harus sepengetahuan pemberi tugas
atau meminta izin terlebih dahulu kepadanya.
3. ..........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
Penerapan ayat:
14. Bersedekah
Penerapan ayat:
15. Berinfak
Penerapan ayat:
ِ َّ ِ ت لِل ِ ات و ْاأَر َّ َو َذا ِرعُوا إِلَ َم ْغ ِف َرة ِم ْن َربِّ ُد ْم َو َانَّ ة َع ْر ُ َاا
ين
َ َ ) ال322 ين َ َْتَّقُ ْ ِ أُع َّد ُ ْ َ ُ الإ ََ َاو
ِِ اس َواللَّ هُ يُ ِح ك
ِ َّين َع ِن الن ِ َ ين الْغَ ْي ِِ ِ َّ الإ َّر ِاو و ِ ِ
ين
َ ب ال َُْ ْحإ ن َ َْ َوال َْع ا َ َالض َّراو َوالْ َد اظ َ َّ يُ ْنف ُق و َن ْ ي
)322
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Robb(Tuhan)mu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.(yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya),baik di waktu lapang maupun sempit,dan orang-
orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang.Allah menyukai orang-
orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali „Imran: 133-134).
Penerapan ayat:
1. Berusaha keras menahan emosi, dengan mengubah posisi, dari yang sebelumnya
berdiri silakan duduk, atau berbaring, atau beranjak dari tempat tersebut untuk
mengambil air wudhu.
2. Memaafkan orang lain yang telah berbuat kekeliruan kepada kita sambil mengingat
betapa besarnya pahala, yaitu menjadi orang yang mulia dan brtakwa di sisi Allah
ta‟ala.
3. ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................
ِِ ِ ِ ُ الشيطَا ُن ي َخ ِّو ِ
َ وه ْم َو َخاُْون إِ ْن ُك ْنتُ ْم ُم ْؤمن
ين ُ ُْاوبُ َْ ًَ تَ َخا
َ َا أ َْولي ُ ْ َّ إِنَّ ََا ذَل ُد ُم
“Sesungguhnya mereka hanyalah syetan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman
setianya,karena itu janganlah kamu takut kepada mereka tetapi takutlah kepada-ku jika kamu
benar-benar orang-orang yang beriman.” (QS. Ali „Imran: 175).
Penerapan ayat:
1. Rasa takut yang wajar masih dibolehkan di dalam agama, contohnya: takut kepada
hewan singa, harimau, ular, dan hal-hal lainnya yang membahayakan diri dan ia
dituntut untuk menghindar serta menyelamatkan diri.
2. Tidak boleh merasa takut saat melintasi kuburan, karena hakikatnya mereka semua
sudah berada di alam lain.
3. ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................
اذ تَ َق ُاموا تَ تَ نَ َُّ ُل َعلَ ْي ِا ُم ال ََْ ًَئِ َد ةُ أ َََّّل تَ َخ اُْوا َوََّل تَ ْح َُنُ وا َوأَبْ ِش ُروا
ْ ين قَ الُوا َربكنَ ا اللَّ هُ َُ َّم
ِ َّ
َ َ إِ َّن ال
َ ُْجن َِّة الَّتِي ُك ْنتُ ْم ت
وع ُدو َن َ بِال
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan
berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." (QS.
Fushshilat ayat 30).
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Rabb kami adalah Allah, tidak ada Rabb
bagi kami kecuali Allah,” mereka istikamah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya, maka para Malaikat turun kepada mereka saat mereka menghadapi ajal dengan
mengatakan, “Jangan takut kepada kematian dan kejadian sesudahnya, jangan bersedih atas
dunia yang kalian tinggalkan, berbahagialah dengan Surga yang dijanjikan kepada kalian di
dunia karena iman dan amal saleh kalian.
Penerapan ayat:
ِ ْخ ْي ر
ات ِ ْ َْ
َ َ اذتَب ُقوا ال
“Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan.” (QS. al-Baqarah: ayat 148).
Penerapan ayat:
1. Berlomba dan saling berkompetisi untuk meraih kebaikan sebanyak mungkin dengan
melakukan amalan-amalan saleh, sebagai contoh: berpuasa, bersedekah, menimba
ilmu, serta amalan saleh lainnya.
2. Meniatkan semua amalan yang dilakukan guna meraih ridha dan ampuna dari-Nya,
supaya kelak dapat masuk ke dalam surga-Nya.
3. ..........................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
20. Berbuat baik kepada sesama
ِ ِ
َ إ ْنتُ ْم أَنْ ُفإ ُد ْم َوإِ ْن أ
َذأْتُ ْم َْ لَ َاا َ َا
ْ إ ْنتُ ْم أ ْ إِ ْن أ
َ َا
“Jika kamu berbuat baik maka kebaikan itu untuk diri kamu,dan jika kamu melakukan
kejahatan maka kejahatan itu akan kembali kepadanya(diri).” (QS. al-Israa`: 7).
Seandainya kalian memperbaiki amalan kalian, dan mengerjakannya sesuai tata cara
yang diperintahkan, niscaya ganjaran amalan tersebut pasti kembali pada diri kalian, sebab
Allah tidak membutuhkan amalan-amalan tersebut. Sebaliknya, andai kalian berbuat
keburukan maka balasannya juga akan kembali kepada kalian
ينِ ِ َ لِل ِ
َ َْ ْؤمن
ُ َ اا
َ ََوا ْخف ْ َان
“Berendah hati (Tawaduklah) kamu terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. al-Hijr: 88).
Tawaduk merupakan sifat terpuji, yaitu berperilaku sewajarnya serta merasa dirinya
tidak memiliki kelebihan apa pun daripada orang lain, padahal dirinya layak untuk dihormati
dan disanjung.
Faedah dari ayat:
Penerapan ayat:
1. Bersikap rendah hati dan tidak merasa dirinya paling baik dan hebat dibandingkan
orang lain, walaupun pada kenyataannya demikian.
2. Meyakini, bahwa sehebat apa pun diri kita, pasti memiliki kekurangan dan
kelemahan, sehingga masih butuh bantuan orang lain.
3. ..........................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Perintah Allah subhanahu wa ta'ala untuk menundukkan pandangan dari lawan jenis
dan hal-hal terlarang yang semisal, berlaku bagi kaum laki-laki dan kaum wanita. Seorang
laki-laki muslim tidak boleh membiarkan pandangannya bebas melihat wanita yang bukan
mahramnya, sama halnya dengan seorang muslimah, tidak boleh melihat kaum laki-laki yang
bukan mahramnya.
1) Allah memerintahkan kepada kaum laki-laki dan wanita yang beriman agar
menundukkan pandangan (ghaddhul bashar).
2) Menjelaskan siapa saja di antara laki-laki yang menjadi mahram bagi seorang wanita.
3) Larangan bagi wanita untuk menggerak-gerakkan kaki secara berlebihan sehingga
bunyi perhiasan yang ada pada kakinya terdengar.
4) Perintah untuk bertobat.
5) Orang yang bertobat termasuk orang yang beruntung.
Penerapan ayat:
1. Menahan pandangan dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah SubhanahuWa Ta'ala.
2. Contoh di antara hal-hal yang tidak boleh dilihat: lawan jenis yang bukan mahram,
entah itu wajah atau anggota badan yang seharusnya ditutup, aurat orang lain, gambar
atau video yang memperlihatkan adegan dan tampilan aurat dan yang serupa.
3. Mengingat bahwa Allah ta‟ala maha melihat, dan selalu merasa diawasi oleh Allah
SubhanahuWa Ta'ala meski pun tidak ada orang lain yang melihat dirinya.
4. ..........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
Allah berfirman:
ِ آد َم ُخ َُوا ِزينَتَ ُد ْم ِع ْن َد ُك ِّ َم ْإ ِجد َوُكلُوا َوا ْش َربُوا َوََّل تُ ْإ ِرُْوا إِنَّهُ ََّل يُ ِح ك
َ ْب ال َُْ ْإ ِر
ين َ يَابَنِي
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid,
makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan! Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang
yang berlebih-lebihan.” (QS. al-A‟raf: 31).
Kebutuhan pokok setiap individu berbeda-beda, harus disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing, tidak berlebihan sehingga ada yang terbuang, atau justru kekurangan hingga
harus meminta-minta. Makan atau minum pun demikian, sebaiknya dengan porsi yang
secukupnya, mengenakan pakaian yang bersih rapi dan layak serta yang terpenting menutup
aurat.
Penerapan ayat:
1. Makan dan minum secukupnya, tidak sampai merasa terlalu kenyang, apalagi sampai
muntah.
2. Membeli barang-barang yang diperlukan saja, harganya tidak terlalu mahal dan
membeli sesuai dengan kebutuhan, sehingga uangnya nanti bisa digunakan untuk
membeli barang lain yang lebih dibutuhkan.
3. ..........................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Janji di dalam kehidupan antarmanusia kerap kali terjadi, di antara mereka ada yang
menepatinya dan ada pula yang melanggarnya. Seorang muslim harus menepati janjinya,
karena ia termasuk dari rangkaian dari syariat Allah subhanahu wa ta'ala.
Penerapan ayat:
1. Janji yang telah terucap dan didengar oleh orang lain, maka harus ditunaikan.
2. Akibat sering melanggar janji, di antaranya: tidak akan ada lagi orang yang
mempercayai dirinya dan mendengarkan perkataannya.
3. ..........................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
25. Bermusyawarah
Penerapan ayat:
1. Meminta pendapat orang lain saat ingin melakukan perkara yang besar dan
menyangkut orang banyak, contohnya: saat hendak membuka usaha, menimba ilmu
ke daerah yang jauh, menentukan program-program kegiatan, dan lain sebagainya.
2. Mengajak musyawarah orang-orang yang berilmu agama, bijak, berumur, dan dikenal
saleh. Tidak sembarang mengajak musyawarah orang yang ia temui atau sukai.
3. ..........................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Penerapan ayat:
1. Persatuan antarsesama Muslim menjadi kekuatan besar bagi umat ini, karena itu
hendaknya kita saling menghargai dan menghormati.
2. Tidak saling mencela dan mencemooh, karena setiap orang pasti butuh bantuan orang
lain, nantinya
3. Persatuan dan kesatuan harus berdasarkan kaidah agama dan jalan yang hak, tidak
sembarang bersatu di atas kebatilan.
4. ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................
كوها إِ َّن اللَّهَ َكا َن َعلَ ُك ِّ َش ْيو َا ِإيبا ِ وإِ َذا ايِّيتم بِت ِحيَّة َْحيكوا بِأَا
َ إ َن م ْن َاا أ َْو ُرد
َْ َ َ ُْ ُ َ
“Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan)
dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS. an-Nisaa`: 86).
Penerapan ayat:
ِ ِ ِ ِ َّت لِلن
َ اس تَ أ ُْم ُرو َن بِ ال ََْ ْع ُروا َوتَ ْن َا ْو َن َع ِن ال َُْ ْن َد ِر َوتُ ْؤمنُ و َن بِاللَّ ه َولَ ْو
آم َن ْ ُك ْن تُ ْم َخ ْي َر أ َُّم ة أُ ْخ ِر َا
ِ اب لَ َدا َن َخي را لَام ِم ْن ام الَْ ْؤِمنُو َن وأَ ْكثَ رُهم الْ َف
اذ ُقو َن ِ َْدتِ أ َْه ال
ُ ُ َ ُ ُُ ُْ ْ ُ
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu)
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka
ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Ali ‘Imran:
110).
Penerapan ayat:
1. Tatkala seseorang melihat kawan atau saudaranya akan berbuat kejahatan atau
keburukan, sebaiknya ia menasihatinya dengan bahasa yang santun dan secara
sembunyi-sembunyi.
2. Ketika seseorang hendak melakukan amalan ibadah, sebaiknya mengajak kawan atau
saudaranya untuk ikut serta dalam amal ibdah tersebut.
3. ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................
إ ِ ِ ِيا أَيك َاا الَّ َِين آمنُوا ََّل يإ َخر قَ وٌم ِمن قَ وم َعإ أَ ْن ي ُدونُوا َخ ْي را ِم ْن ُام وََّل ن
َ إاو َع
َ إاوٌ م ْن نَ َْ َ َ ْ ْ ْ ْ َْ َ َ َ
ِ َاْلي
َ ِْ إ و ُ بَ ْع َد ِ أَ ْن يَ ُد َّن َخ ْي را ِم ْن ُا َّن َوََّل تَ ل َِْ ُُوا أَنْ ُفإ ُد ْم َوََّل تَ نَابَ ُُوا بِ ْاأَلْ َق
ِ اب بِْئ
ان ُ س اَّل ْذ ُم الْ ُف
َ َ
َ ُه ُم الظَّالِ َُو َن َ ِب َْأُولَئ ْ َُوَم ْن لَ ْم يَت
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain,
(karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan
lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan
(yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan)
yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim.” (QS. al-Hujurat: 11).
Penerapan ayat:
1. Tidak mengejek orang lain dengan ejekan apa pun, sekalipun orang yang diajak
mengatakan bahwa dirinya rela dengan ejekan tersebut. Karena hal itu termasuk
perbuatan tercela. Terlebih sesama muslim, maka lebih terlarang lagi.
2. Orang yang diejek bisa jadi lebih baik dan terhormat, daripada yang mengejeknya,
maka apa pun alasannya, perbuatan saling mengejek tetap tercela.
3. Perbuatan saling mengejek bukanlah termasuk perilaku orang-orang baik dan
terhormat, namun kebiasaan orang-orang jahat dan fasik.
4. ..........................................................................................................................................
......................................................................................................................................
30. Bertobat
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan menjalankan apa yang
disyariatkan untuk mereka, bertobatlah kalian kepada Allah dari dosa-dosa kalian dengan
tobat yang jujur, semoga Rabb kalian menghapuskan kesalahan-kesalahan kalian dan
memasukkan kalian ke dalam Surga-surga yang di bawah istana-istananya dan pepohonannya
mengalir sungai-sungai pada hari Kiamat, yaitu hari di mana Allah tidak menghinakan Nabi
dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan memasukkan mereka ke dalam Neraka.
Cahaya mereka memandu di hadapan mereka dan di sebelah kanan mereka di atas Ṣiraṭ (titian
di atas Neraka). Mereka berkata, “Wahai Rabb kami, sempurnakan bagi kami cahaya kami
hingga kami masuk Surga, sehingga kami tidak seperti orang-orang munafik yang mana
cahaya mereka padam di atas Ṣiraṭ. Dan ampunilah bagi kami dosa-dosa kami, sesungguhnya
Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu, tidak lemah dalam menyempurnakan cahaya kami
dan menghapus dosa-dosa kami.”
Penerapan ayat: