KURNIAWATI LATHIFAH
X3C
201941500209
PENDIDIKAN BIOLOGI
Tugas Papper Sejarah Pendidikan dan PGRI Mengenai Isu Pendidikan Terkini
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan papper ini dengan baik untuk melengkapi
tugas yang diberikan oleh dosen Sejarah Pendidikan dan PGRI di UNINDRA yaitu Bapak Giry
Marhento.Papper ini berisi tentang “Kualitas pendidikan yang semakin rendah karena sistem
belajar daring “.Dimana disini akan dijabarkan penjelasan tentang masalah yang timbul akibat
dari perubahan kebijakan pendidikan yang memiliki sejumlah konteks dalam dunia pendidikan.
Tujuan pembuatan papper ini seperti sudah disebutkan diatas adalah untuk menyelesaikan tugas
Sejarah Pendidikan dan PGRI.Di Samping itu juga dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman para pembaca guna mendapatkan wawasan tentang kualitas
pendidikan Indonesia supaya kelak bisa lebih maju.Dari hati yang terdalam,saya mengutarakan
permintaan maaf atas kekurangan dalam papper ini,karena saya tahu dalam papper yang saya
buat ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,saya berharap kritikan,saran dan masukan
yang membangun dari pembaca guna penyempurnaannya ke depan.Akhir kata saya ucapkan
terima kasih dan semoga papper ini dapat bermanfaat sesuai fungsinya.
PENULIS
ABSTRAK
Papper ini berisi tentang bagaimana kualitas pendidikan yang ada di Indonesia.
Penjelasan arti pendidikan,maksud dari kualitas dan kualitas pendidikan di Indonesia serta solusi
untuk mengatasi rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Pendidikan merupakan modal yang
sangat penting dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, didalam pendidikan kita dapat
memperoleh banyak pengetahuan seperti pengetahuan tentang moral, agama, kedisiplinan dan
masih banyak lagi yang lainnya. Namun pendidikan di Indonesia pada saat ini tergolong rendah
dibanding dengan negara-negara lain. Hal tersebut terbukti dengan adanya data yang berasal dari
UNNESCO dan Balitbang pada tahun 1996-2000. Pada tahun 2008 pendidikan di Indonesia
berada diperingkat ke-69 tingkat dunia. Dalam mengatasi masalah tersebut pemerintah berupaya
untuk meningkatkan akses terhadap masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan Indonesia,
menghilangkan ketidakmerataan dalam akses pendidikan, meningkatkan anggaran pendidikan
dan penggunaan teknologi informasi dalam aplikasi pendidikan.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu pilar pokok dalam pembangunan sebuah bangsa. Ini
berarti, untuk menetapkan standar tinggi rendahnya derajat suatu bangsa, kita bisa melihat
bagaimana mutu pendidikan yang diterapkan dalam bangsa tersebut. Semakin bagus mutu
pendidikannya, maka semakin baguslah bangsa tersebut. Sama halnya dengan majunya
mundurnya sebuah peradaban bukan disebabkan oleh para tentaranya yang jago perang atau
tidak. Tapi cukup dilihat apakah orang-orang yang didalamnya berpendidikan atau tidak.
dengan adanya pendidikan yang tepat sasaran dan efektif, akan melahirkan generasi bangsa yang
memiliki etos kerja yang tinggi, sehingga bisa membuat bangsa tersebut maju.
Negara-negara maju saat ini contohnya, mereka banyak mengawali kesuksesan mereka
dengan memberikan perhatian lebih pada sektor pendidikan nasional. Sektor pendidikan
mendapat dukungan penuh dari Negara, serta ada upaya dari mereka untuk terus memperbaiki
sistem di dalamnya, agar sejalan dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan.Namun bila dikaitkan
dengan hal di atas, mutu pendidikan Indonesia masih bisa dibilang mengecewakan. Apalagi bila
hal itu dikaitkan dengan UUD 1945 yang mematok tujuan pendidikan nasional Indonesia berupa,
bisa mencerdaskan bangsa Indonesia. Cerdas di sini dalam artian belajar dan mengajar dalam
segala aspek kesehariannya. Sebagai salah satu sarana pembentuk karakter sebuah bangsa, sudah
semestinya juga pendidikan memiliki ruang untuk melahirkan para intelektual yang nantinya bisa
menopang keberlangsungan perjalanan bangsa yang bersandar pada kesejahteraan rakyat.
Namun keberadaan intitusi pendidikan saat ini malah menghamba pada modal dan
kekuasaan.Hingga saat ini, pendidikan selalu dihadapakan dengan tantangan penigkatan layanan
dan mutu pendidikan. Tantangan inilah yang akhirnya memunculkan masalah isu-isu aktual
dalam masyarakat. Tuntutan akan peningkatan layanan atau mutu pendidikan adalah meruapakan
dampak keberhasilan pembangunan dalam perubahan sosial, antara lain meningkatkan apresiasi
masyarakat terhadap pendidikan.
Kualitas merupakan sesuatu yang menjadikan suatu barang atau jasa memiliki arti, namun
tergantung dari sisi mana orang melihatnya (aldialbani.blogspot.com, 2013). Sedangkan kualitas
pendidikan menurut Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar adalah kemampuan lembaga pendidikan
dalam mendayagunakan atau memanfaatkan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan
kemampuan belajar secara optimal (pengertianpengertian.blogspot.com, 2011).
Sedangkan tujuan dari pendidikan nasional itu, seperti yang tercantum dalam Undang-
Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 bab II pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional
dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (lihat zuwaily.blogspot.com,
2013).
Mencerdaskan kehidupan bangsa itu mempunyai 3 komponen yang mempunyai arti yang
sangat penting yaitu (1) cerdas, Cerdas disini bukan berarti hafal seluruh mata pelajaran, yang
bingung saat ditanya bagaimana menciptakan solusi bagi kehidupan nyata. Namun yang
dimakisud cerdas disini adalah memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah yang nyata, kreatif serta inovatif. (2) Hidup, Hidup itu memiliki filosofi untuk
menghargai kehidupan dan melakukan hal yang baik untuk kehidupan itu sendiri. Filosofi hidup
ini sangat erat akan makna individualisme yang mempunyai arti mengangkat kehidupan
seseorang, memanusiakan seorang manusia, memberikannya makna kehidupan berupa semangat,
nilai moral dan tujuan hidup. (3) Bangsa, Manusia selain sebagai sosok individu, dia juga
sebagai makhluk sosial, dimana antar manusia saling membutuhkan satu sama lain. Kewajiban
sebagai individu yaitu untuk menyebarakan pengetahuannya kepada masyarakat, berusaha
meningkatkan derajat kemuliaan masyarakat sekitarnya dan berperan aktif dalam dinamika
masyarakat. Yang dimaksud masyarakat disini adalah identitas bangsa yang menjadi ciri suatu
masyarakat.
Namun tujuan pendidikan diatas yang mempunyai arti sangat penting bagi kelangsungan
pendidikan di Indonesia belum tercapai secara optimal atau sepenuhnya, sehingga kualitas
pendidikan di Indonesia saat ini dalam kategori rendah, hal ini dibuktikan berdasarkan data dari
UNESCO (2000) tentang peringkat indeks pengembangan manusia yaitu komposisi dari
peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan dan penghasilan per kepala yang menunjukan
bahwa indeks pengembangan masyarakat Indonesia mengalami penurunan. Pada tahun 1996
Indonesia menempati peringkat ke-102, pengembangan masyarakat Indonesia mengalami
kenaikan menjadi peringkat ke-99 pada tahun 1997, namun pada tahun 1998-1999
pengembangan masyarakat Indonesia mengalami penurunan hingga menjadi peringkat ke-105
dan ke-109 (lihat meilanikasim.wordpress.com, 2009).
Pandemi COVID-19 merupakan musibah yang memilukan seluruh penduduk bumi.
Seluruh segmen kehidupan manusia di bumi terganggu, tanpa kecuali pendidikan. Banyak negara
memutuskan menutup sekolah, perguruan tinggi maupun universitas, termasuk Indonesia. Krisis
benar-benar datang tiba-tiba, pemerintah di belahan bumi manapun termasuk Indonesia harus
mengambil keputusan yang pahit menutup sekolah untuk mengurangi kontak orang-orang secara
masif dan untuk menyelamatkan hidup atau tetap harus membuka sekolah dalam rangka survive
para pekerja dalam menjaga keberlangsungan ekonomi. Ada dua dampak bagi keberlangsungan
pendidikan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Pertama adalah dampak jangka pendek, yang dirasakan oleh banyak keluarga di
Indonesia baik di kota maupun di desa. Di Indonesia banyak keluarga yang kurang familier
melakukan sekolah di rumah. Bersekolah di rumah bagi keluarga Indonesia adalah kejutan besar
khususnya bagi produktivitas orang tua yang biasanya sibuk dengan pekerjaannya di luar rumah.
Demikian juga dengan problem psikologis anak-anak peserta didik yang terbiasa belajar bertatap
muka langsung dengan guru-guru mereka. Seluruh elemen pendidikan secara kehidupan sosial
“terpapar” sakit karena covid-19. Pelaksanaan pengajaran berlangsung dengan cara online.
Proses ini berjalan pada skala yang belum pernah terukur dan teruji sebab belum pernah
terjadi sebelumnya. Tak Pelak di desadesa terpencil yang berpenduduk usia sekolah sangat padat
menjadi serba kebingungan, sebab infrastruktur informasi teknologi sangat terbatas. Penilaian
siswa bergerak online dan banyak trial and error dengan sistem yang tidak ada kepastian, malah
banyak penilaian yang banyak dibatalkan. Kedua adalah dampak jangka panjang. Banyak
kelompok masyarakat di Indonesia yang akan terpapar dampak jangka panjang dari covid-19 ini.
Dampak pendidikan dari sisi waktu jangka panjang adalah aspek keadilan dan peningkatan
ketidaksetaraan antar kelompok masyarakat dan antardaerah di Indonesia.
1.2 PEMBATASAN MASALAH
Dari uraian diatas dilihat begitu kompleksnya permasalahan dalam pendidikan yang ada
di Indonesia.Oleh karena itu penulis membatasi beberapa masalah dalam penulisan makalah
dengan “Masalah-masalah mendasar pendidikan di Indonesia,Kualitas pendidikan di
Indonesia,dan Solusi Pendidikan di Indonesia”.
1.3 TUJUAN
Sesuai dengan pembatasan masalah diatas,maka tujuan penulisan adalah untuk mengetahui
masalah-masalah apa saja yang terjadi pada pendidikan di Indonesia pada masa sebelum dan saat
pandemic yang dilihat dari kualitas pendidikannya semakin hari semakin menurun.
1.4 MANFAAT
Dari papper ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan pengetahuan serta
wawasan penulis kepada pembaca tentang keadaan pendidikan sekarang ini sehingga kita dapat
mencari solusinya secara bersama-sama supaya pendidikan dimasa yang akan datang (sesudah
pandemic) dapat meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang diberikan.
1.5 KERANGKA TEORI/KONSEP
Pembelajaran jarak jauh perlu dirancang secara matang agar dapat memfasilitasi
pembelajaran peserta didik secara optimal. Banyak prinsip-prinsip desain pengajaran yang
tersedia di literatur untuk melakukannya. Di sini saya akan menawarkan prinsip ‘pengajaran
sebagai interaksi’ sebagai kerangka dalam mendesain pembelajaran jarak jauh.
Mengapa prinsip ini? Prinsip ini mengakui bahwa pengajaran melibatkan proses yang
kompleks antar pelaku pembelajaran. Pelaku-pelaku pembelajaran tersebut saling tergantung satu
sama lain. Selanjutnya, prinsip ini dapat memberikan gambaran interaksi-interaksi antar pelaku
pembelajaran yang terjadi di dalam pembelajaran jarak jauh. Terakhir, prinsip ini juga
memberikan peluang bagi pendekatan pembelajaran modern yang mensyaratkan adanya interaksi
antar peserta didik di dalam lingkungan belajar daring, misalnya adalah pembelajaran kolaboratif
berbantuan komputer atau computer-supported collaborative learning (CSCL).
Prinsip pengajaran sebagai interaksi memiliki aksioma bahwa pengajaran adalah interaksi
antara pendidik dan peserta didik di seputaran konten pembelajaran. Dengan kata lain, prinsip ini
memaknai pengajaran sebagai apa yang pendidik lakukan, katakan, dan pikirkan bersama dengan
peserta didiknya mengenai konten pembelajaran di dalam suatu lingkungan belajar.
Prinsip ini diilustrasikan oleh Gambar 1. Oleh karena itu, untuk mendesain pembelajaran
jarak jauh yang efektif, perlu dipikirkan dan dirancang berbagai macam strategi untuk
memfasilitasi interaksi antara pendidik dengan konten pembelajaran, peserta didik dengan
konten pembelajaran, peserta didik dengan pendidik, dan peserta didik dengan peserta didik
lainnya.
1.6 METODE PENELITIAN
Metode Penelitian yang digunakan adalah Penelitian kualitatif Sederhana dengan cara
pengumpulan data menggunakan studi literatur. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan
pembelajaran daring yang diselenggarakan di Prodi Pendidikan Biologi X3C-UNINDRA sebagai
upaya dalam menekan mata rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan perguruan tinggi.
Pembelajaran daring yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang
menggunakan mediamedia pembelajaran yang dapat diakeses menggunakan layanan internet.
Analisis data penelitian tahap reduksi data merupakan tahap mengumpulkan seluruh
informasi yang dibutuhkan dari hasil wawancara lalu di kelompokkan datanya. Tahap display
data merupakan pemaparan data yang diperlukan dalam penelitian dan yang tidak perlu dibuang.
Tahap penarikan dan verifikasi kesimpulan adalah tahap interpretasi data penelitian untuk ditarik
kesimpulan berdasarkan fenomena yang didapatkan (Miles, M. B., & Huberman, M.,1994).
BAB II
PEMBAHASAN
Sales
Tantang lain yang dihadapi adalah kendala dalam pembiayaan pembelajaran daring.
Mahasiswa mengungkapkan bahwa untuk mengikuti pembelajaran daring, mereka harus
mengeluarkan biaya cukup mahal untuk membeli kuota data internet. Menurut mereka,
pembelajaran dalam bentuk konferensi video telah menghabiskan banyak kuota data, sementara
diskusi online melalui applikasi pesan instan tidak membutuhkan banyak kuota. Rata-rata
mahasiswa menghabiskan dana Rp. 100.000 sampai Rp. 200.000 per minggu, tergantung
provider seluler yang digunakan.
Penggunaan pembelajaran daring menggunakan konferensi video membutuhkan biaya
yang cukup mahal (Naserly, M. K., 2020). Walaupun penggunaan gawai dapat mendukung
pembelajaran daring, tetapi ada dampak negatif yang perlu mendapat perhatian dan diantisipasi
yaitu penggunaan gawai yang berlebihan. Mereka mengakui bahwa selain untuk pembelajaran,
mahasiswa juga menggunakan gawai untuk media sosial dan menonton youtube. Media sosial
telah memasuki ranah kehidupan golongnan dewasa awal (Lau, 2017).
Mahasiswa mengakses media sosial dalam rangka ekspresi diri, membangun jejaring
pertemanan dan opini (Kim, Wang, & Oh, 2016). Sangat disayangkan, banyak orang kecanduang
gawai akibat menggunakannya secara berlebihan (Waslh, White & Young, 2007). Perlu
dikhawatirkan masuknya informasi yang menyesatkan dan tidak perhatian selama belajar akibat
bermain media sosial (Siddiqui & Singh, 2016). Selain itu, peserta didik yang kecanduan gawai
memiliki masalah akademik dan sosial (Kwon et al., 2013). Peserta didik yang memiliki
kecanduan gadget memiliki masalah emosional dan perilaku (Asif, A. R., & Rahmadi, F. A.,
2017).
Proses pembelajaran di sekolah merupakan alat kebijakan publik terbaik sebagai upaya
peningkatan pengetahuan dan skill.2 Selain itu banyak siswa menganggap bahwa sekolah adalah
kegiatan yang sangat menyenangkan, mereka bisa berinteraksi satu sama lain. Sekolah dapat
meningkatkan keterampilan sosial dan kesadaran kelas sosial siswa. Sekolah secara keseluruhan
adalah media interaksi antar siswa dan guru untuk meningkatkan kemampuan integensi, skill dan
rasa kasih sayang diantara mereka. Tetapi sekarang kegiatan yang bernama sekolah berhenti
dengan tiba-tiba karena gangguan Covid-19. Sejauh mana dampaknya bagi proses Belajar di
sekolah? Khusus untuk Indonesia banyak bukti ketika sekolah sangat mempengaruhi
produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Situasi Indonesia dengan negara-negara lain di belahan dunia mesti segera diatasi dengan
seksama. Dalam keadaan normal saja banyak ketimpangan yang terjadi antardaerah.
Kementerian Pendidikan di bawah kepemimpinan Menteri Nadiem Makarim, mendengungkan
semangat peningkatan produktivitas bagi siswa untuk mengangkat peluang kerja ketika menjadi
lulusan sebuah sekolah.
Namun dengan hadirnya wabah Covid-19 yang sangat mendadak, maka dunia pendidikan
Indonesia perlu mengikuti alur yang sekiranya dapat menolong kondisi sekolah dalam keadaan
darurat. Sekolah perlu memaksakan diri menggunakan media daring. Namun penggunaan
teknologi bukan tidak ada masalah, banyak varians masalah yang menghambat terlaksananya
efektivitas pembelajaran dengan metode daring diantaranya adalah:
1. Keterbatasan Penguasaan Teknologi Informasi oleh Guru dan Siswa Kondisi guru di Indonesia
tidak seluruhnya paham penggunaan teknologi, ini bisa dilihat dari guru-guru yang lahir tahun
sebelum 1980-an. Kendala teknologi informasi membatasi mereka dalam menggunakan media
daring. Begitu juga dengan siswa yang kondisinya hampir sama dengan guru-guru yang
dimaksud dengan pemahaman penggunaan teknologi.
2. Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai Perangkat pendukung teknologi jelas mahal.
Banyak di daerah Indonesia yang guru pun masih dalam kondisi ekonominya yang
menghawatirkan. Kesejahteraan guru maupun murid yang membatasi mereka dari serba terbatas
dalam menikmati sarana dan prasarana teknologi informasi yang sangat diperlukan dengan
musibah Covid-19 ini.
3. Akses Internet yang terbatas Jaringan internet yang benar-benar masih belum merata di
pelosok negeri. Tidak semua lembaga pendidikan baik Sekolah dasar maupun sekolah menengah
dapat menikmati internet. Jika ada pun jaringan internet kondisinya masih belum mampu
mengkover media daring.
4. Kurang siapnya penyediaan Anggaran Biaya juga sesuatu yang menghambat karena, aspek
kesejahteraan guru dan murid masih jauh dari harapan. Ketika mereka menggunakan kuota
internet untuk memenuhi kebutuhan media daring, maka jelas mereka tidak sanggup
membayarnya. Ada dilema dalam pemanfaatan media daring, ketika menteri pendidikan
memberikan semangat produktivitas harus melaju, namun disisi lain kecakapan dan kemampuan
finansial guru dan siswa belum melaju ke arah yang sama. Negara pun belum hadir secara
menyeluruh dalam memfasilitasi kebutuhan biaya yang dimaksud.
Dalam penanganan dampak Covid-19 pada dunia pendidikan, seluruh steakholders harus
bahu membahu berbuat. Kondisi ini tidak boleh terlepas pandang dari kebijakan pemerintah dan
pelaksanaannya operasionalisasi di lapangan. Adapun hal-hal yang wajib dilakukan oleh semua
steakholders pendidikan adalah;
1. Pemerintah
Peran pemerintah sangat penting dan fundamental. Alokasi anggaran yang sudah diputuskan oleh
Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2020 tentang refocussing kegiatan, relokasi anggaran, serta
pengadaan barang dan jasa dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 harus segera
dilaksanakan.
2. Orang Tua
Orang tua sebagai pendidik utama di rumah tangga harus menjalankan fungsinya. Meskipun
demikian tetap saja bantuan guru di sekolah perlu hadir door to door disemua peserta didik. Ini
harus membuka cakrawala dan tanggungjwab orang tua bahwa pendidikan anaknya harus
dikembalikan pada effort orang tua dalam mendidikan mental, sikap dan pengetahuan
anakanaknya.
3.Guru
Langkah pembelajaran daring harus seefektif mungkin. Guru bukan membebani murid dalam
tugas-tugas yang dihantarkan dalam belajar di rumah. Jika perlu guru hadir secara gagasan dalam
door to door peserta didik. Guru bukan hanya memposisikan sebagai pentransfer ilmu, tetapi
tetap saja mengutamakan ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
4. Sekolah
3. 1 KESIMPULAN
Desain pembelajaran jarak jauh dengan memandang pengajaran sebagai proses interaksi
antar pelaku pembelajaran. Interaksi yang dimediasi oleh teknologi ini perlu didesain dengan
matang dan diimplementasikan dengan berpatokan pada kebutuhan peserta didik. Selain apa
yang telah dibagi di sini, ruang-ruang inovasi masih sangat terbuka lebar dalam desain dan
implementasi pembelajaran jarak jauh. Demikian juga dengan ruang belajar untuk terus
memperbaiki pengajaran. Masih luasnya ruang inovasi dan belajar inilah yang memerdekakan
pendidik untuk terus mengamati, bertanya, mencoba, menemukan, dan berefleksi tentang
bagaimana bentuk pembelajaran jarak jauh yang paling sesuai dengan konteks peserta didiknya.
3. 2 SARAN
Demikianlah yang dapat kami uraikan tentang isu-isu actual tentang penurunan kualitas
pendidikan yang terjadi di dunia pendidikan, kami menyarankan kepada teman-teman yang ingin
mengetahui lebih dalam lagi tentang hal tersebut di atas untuk mencari referensi melalui berbagai
media yang tersedia.
3. 3 DAFTAR PUSTAKA
- Anggrawan, A. (2019). Analisis Deskriptif Hasil Belajar Pembelajaran Tatap Muka dan Pembelajaran
Online Menurut Gaya Belajar Mahasiswa. MATRIK: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika Dan Rekayasa
Komputer, 18(2), 339-346. https://doi.org/10.30812/matrik.v18i2.411
- Dedi Supriyadi. Guru di Indoensia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan