Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
A. LATAR BELAKANG
Pada setiap kasus keganasan kanker, semua fungsi tubuh akan
terpengaruh dan kemampuan adaptasi tubuh terhadap gangguan yang terjadi
juga akan menurun. Adanya proliferasi sel kanker pada sistem tubuh dapat
menekan pertumbuhan sel normal yang kemudian berkompetisi dengan sel
normal untuk mendapatkan nutrisi, sehingga menyebabkan zat-zat
pembentukan sel darah berkurang dan terjadi anemia. Berkurangnya zat
pembentukan darah yang berfungsi untuk metabolisme sel dapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan tubuh untuk mempertahankan
sejumlah besar energi yang digunakan untuk adaptasi. Ketidakmampuan
dalam mempertahankan energi dalam waktu yang lama mengakibatkan
kelemahan umum atau fatigue pada anak.
Fatigue atau kelelahan merupakan suatu kondisi yang menimbulkan
stres dan masalah yang mendalam bagi pasien yang menderita kanker,
menjalani pengobatan dan pasien kanker pada akhir kehidupan. Dalam
perspektif anak, fatigue adalah suatu keadaan dimana anak merasa fisiknya
sangat lemah, kesulitan untuk menggerakkan lengan dan kaki atau membuka
mata. Anak remaja menggambarkan fatigue sebagai suatu keadaan keletihan
pada fisik, mental dan emosional.
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Chiang et al., menunjukkan hasil
bahwa pasien anak dengan usia yang berbeda dapat menggambarkan fatigue
sebagai sesuatu yang berbeda. Anak yang lebih muda (< 9 tahun)
mengungkapkan bahwa fatigue mempengaruhi kemampuan mereka dalam
aktivitas fisik. Anak usia 10-12 tahun menjelaskan bahwa kelelahan yang
berat akan mempengaruhi aktivitas harian mereka baik fisik ataupun
psikososial dengan perubahan rutinitas harian, sekolah dan penampilan.
Prodi Pendidikan Profesi Ners
Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Remaja menggambarkan fatigue sebagai suatu keadaan yang sangat lelah dan
berbeda dengan kelelahan normal serta memberikan dampak yang sangat
besar terhadap aspek fisik, psikososial terutama perubahan rencana masa
depan mereka dan penampilan diri.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya fatigue adalah karena
efek samping pengobatan, stres emosional, anemia, gangguan tidur,
ketidakseimbangan nutrisi (tidak adekuat), penurunan status fungsional dan
gejala ikutan akibat penyakit lain seperti alkohol/penyalahgunaan obat,
gangguan jantung, gangguan endokrin, gangguan gastrointestinal (GI),
gangguan hepar, infeksi, gangguan neurologis, gangguan pernafasan dan
gangguan perkemihan. Pada anak, penggunaan obat kortikosteroid dan
penurunan nilai hemoglobin meningkatkan terjadinya gejala fatigue.
1. Subjek
An. A dengan diagnosa Anemia + Trombositopenia +Hiperleukositosis ec
Susp Keganasan ec Susp Acute Lymphoblastic Leukemia di Ruangan
Edelweis RSUD M. Yunus Bengkulu.
2. Waktu & Tempat
6-8 April 2021 di Ruangan Edelweis RSUD M. Yunus Bengkulu
3. Prosedur Inovasi
a. Fase Orientasi
1) Persiapan alat dan bahan
2) Memperkenalkan diri kepada pasien (Melakukan salam, sapa dan
senyum kepada pasien dalam bina hubungan saling percaya)
3) Evaluasi validasi
4) Melakukan informed consent dan menjelaskan tujuan
5) Persiapan lingkungan
6) Perawat mencuci tangan
7) Mengatur posisi pasien supinasi
b. Fase Interaksi (Kerja)
1) Bantu melepaskan pakaian pasien atau aksesoris yang dapat
menghambat tindakan akupresur yang akan dilakukan,
2) Melakukan pengkajian skala kelelahan
3) Tempat penekanan pada P6, lakukan penekanan selama 10-15
menit dan lakukan pada kedua tangan
4) Tempat penekanan pada P 6, lakukan penekanan selama 10-15
menit dan lakukan pada kedua kaki
5) Membereskan alat
6) Mencuci tangan
c. Fase Terminasi
1) Mengevaluasi tindakan dan respon saat dilakukan tindakan
2) Dokumentasi tindakan
3) Terminasi kepada pasien dan keluarga
Prodi Pendidikan Profesi Ners
Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
A. Pengertian
Akupresur atau yang biasa dikenal dengan terapi totok/tusuk jari adalah
salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi
pada titik-titik tertentu pada tubuh
B. Tujuan
Membangun kembali sel –sel dalam tubuh yang melemah serta mampuh
membuat sistem pertahanan dan meregenerasi sel tubuh
C. Indikasi
Memberikan rasa nyaman
Mengurangi kelelahan
Mengurangi mual muntah
D. Kontraindikasi
1. Bagian Tubuh Yang Luka
2. Bagian Tubuh Yang Bengkak
3. Bagian Kulit Yang Terbakar
4. Bagian Tulang Yang Patah atau Retak
F. Prosedur Kerja
1. Fase Orientasi
a. Persiapan alat dan bahan
b. Memperkenalkan diri kepada pasien (Melakukan salam, sapa dan
senyum kepada pasien dalam bina hubungan saling percaya)
c. Evaluasi validasi
d. Melakukan informed consent dan menjelaskan tujuan
e. Persiapan lingkungan
f. Perawat mencuci tangan
g. Mengatur posisi pasien supinasi
e. Membereskan alat
f. Mencuci tangan
3. Fase Terminasi
a. Mengevaluasi tindakan dan respon saat dilakukan tindakan
b. Dokumentasi tindakan
c. Terminasi kepada pasien dan keluarga