Anda di halaman 1dari 10

Studi Sistem Pelayanan Pengobatan PT.

ASKES (PERSERO) Cabang Denpasar Berdasarkan


Aturan Perundangan (Wiradarma, M.A., N.M.P., Susanti, N.M.D., Diantari, I M.A.G., Wirasuta)

STUDI SISTEM PELAYANAN PENGOBATAN PT. ASKES (PERSERO) CABANG


DENPASAR BERDASARKAN ATURAN PERUNDANGAN

M.A. Wiradarma 1, N.M.P. Susanti1, N.M.D. Diantari2, I.M.A. Wirasuta 1


1
Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
2
Asisten Manager, Kepala Seksi Manajemen Manfaat, PT. Askes (Persero) Cabang Denpasar

Korespondensi: Dr.rer.nat. I Made Agus Gelgel Wirasuta, M. Si., Apt


Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837
Email: mgelgel1@yahoo.de

ABSTRAK

Sistem pelayanan kesehatan mengedepankan keamanan pasien dan peningkatan kualitas hidup
pasien. PT. Askes (Persero) adalah salah satu perusahan asuransi kesehatan yang mendapat mandat
mengembangkan sistem jaminan kesehatan nasional pada tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari pelaksanaan pelayanan pengobatan oleh dokter keluarga (PPK-I) dan apotek yang
bekerjasama dengan PT. Askes (Persero) Cabang Denpasar.
Penelitian dilakukan secara observasional, dengan melibatkan 18 dokter PPK-I, 12 apoteker di 8
apotek Askes, dan 270 peserta Askes di wilayah Kota Denpasar dan terdaftar pada PT. Askes (Persero)
Cabang Denpasar. Observasi meliputi: distribusi tempat praktek dokter dan apotek, tingkat kunjungan
peserta ke dokter, tingkat dispensing oleh dokter, dan pelayanan kefarmasian oleh apoteker di apotek
mengacu pada PP RI No. 51 tahun 2009 dan Kepmenkes RI No. 1027 tahun 2004. Analisis data
dilakukan secara deskriptif.
Tempat praktek dokter PPK-I dan apotek Askes tidak terdistribusi secara merata di seluruh Kota
Denpasar. Terdapat 72,22% dari 18 dokter PPK-I melakukan praktek dispensing dan sebesar 84,6% dari
dokter dispensing tersebut melakukan praktek dispensing penuh tanpa tindakan peresepan. Dokter PPK-I
yang tidak sepenuhnya dispensing hanya melakukan tindakan peresepan ketika tidak tersedianya obat
untuk penyakit tertentu di tempat praktek pribadi dokter PPK-I bersangkutan. Lima dokter PPK-I tidak
melakukan praktek dispensing karena praktek bersama dengan apotek. Kontrak kerjasama PT. Askes
(Persero) dengan dokter PPK-I memungkinkan dokter untuk melakukan praktek dispensing. Seluruh
apoteker di apotek Askes belum melakukan praktek kefarmasiannya secara utuh mengacu pada peraturan
yang berlaku. Masih dijumpai beberapa dokter dan apotek yang memungut biaya tambahan kepada
peserta khususnya pada pelayanan obat, yang tidak tercantum pada Daftar Plafon Harga Obat (DPHO)
PT. Askes (Persero).

Keywords: dispensing, pelayanan kefarmasian, dokter PPK-I, apotek Askes

1. PENDAHULUAN (Persero) bekerjasama dengan dokter keluarga


PT. Askes (Persero) adalah perusahan dan beberapa apotek guna melayani peserta
asuransi pemerintah yang menjadi motor dalam Askes. Undang-Undang Praktek Kedokteran
penyelenggaraan sistem asuransi kesehatan di (UUPK) tidak membenarkan seorang dokter
Indonesia. Penyelenggaraan asuransi oleh PT. melakukan penyerahan obat kepada pasien
Askes (Persero) mengedepankan isu patient secara langsung, kecuali pada daerah terpencil
safety (keamanan pasien) dalam sistem (anonima, 2004). Mengacu pada peraturan
pelayanan kesehatan. Kerjasama antar profesi perundangan yang berlaku, pescribing adalah
kesehatan merupakan syarat utama dalam usaha kewenangan dari seorang dokter, sedangkan
mewujudkan keselamatan pasien. PT. Askes compounding dan dispensing adalah

52
kewenangan dan kompetensi dari seorang dengan lembar isian observasi yang telah
apoteker (anonima, 2004; anonimb, 2009). disusun.
Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) PP No. 51
Tahun 2009 mewajibkan apoteker harus 2.3 Perijinan Penelitian
menerapkan standar pelayanan kefarmasian serta Penelitian ini telah mendapatkan ijin dengan
penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan surat bernomor 498/XI/01/0412 dari PT. Askes
resep dokter dilakukan oleh apoteker. Standar (Persero) Cabang Denpasar yang memuat
pelayanan kefarmasian di apotek diterapkan perihal ijin praktek dan penelitian pada kantor
mengacu kepada Kepmenkes RI Nomor PT. Askes (Persero) Cabang Denpasar.
1027/MENKES/SK/IX/2004.
Pada tahun 2014, PT. Askes (Persero) akan 2.4 Batasan Operasional Penelitian
menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Batasan operasional dalam penelitian ini
(BPJS) Kesehatan sebagai badan pelaksana dan adalah dengan mengacu kepada ketentuan
penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional praktek dokter berdasarkan Undang-Undang
(SJSN) (anonim, 2011). Pelayanan jaminan Praktek Kedokteran (UUPK), ketentuan praktek
kesehatan dan pengobatan harus dilaksanakan dokter keluarga dan sistem pelayanan obat PT.
sesuai aturan perundangan yang berlaku dan Askes (Persero), ketentuan pekerjaan
mengikat kepada setiap pemberi pelayanan kefarmasian dalam PP Nomor 51 Tahun 2009,
kesehatan (PPK) yang bekerjasama dengan dan ketentuan standar pelayanan kefarmasian di
BPJS. Sebagai penyelenggara BPJS Kesehatan, apotek dalam Kepmenkes RI Nomor
PT. Askes (Persero) berkewajiban mempelopori 1027/MENKES/SK/IX/2004.
terlaksananya peraturan perundangan praktek
kesehatan secara menyeluruh, sehingga dapat 2.5 Prosedur Penelitian
diwujudkan tujuan dari SJSN tersebut. Pendataan dilakukan secara retrospektif
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui selama 6 bulan (Desember 2011 - Mei 2012)
sejauh mana pelaksanaan pelayanan pengobatan terhadap 18 dokter PPK-I, 12 apoteker di 8
sesuai aturan perundangan yang dilakukan oleh apotek Askes dan 270 peserta Askes.
dokter PPK-I (dokter keluarga Askes) dan Pengamatan meliputi tingkat kunjungan peserta
apotek yang bekerjasama dalam sistem perbulan pada setiap dokter PPK-I, tingkat
pelayanan kesehatan PT. Askes (Persero). Objek dispensing dokter PPK-I, ada tidaknya
penelitian dikhususkan pada dokter PPK-I dan pemungutan biaya tambahan oleh dokter PPK-I
apotek di wilayah kota Denpasar, provinsi Bali. atau apotek Askes, serta pelaksanaan praktek
kefarmasian oleh apoteker di apotek Askes.
Hasil dinominasikan, ditabulasikan, dan
2. MATERI DAN METODE dianalisis menggunakan statistik sederhana.
2.1 Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah 18 dokter
PPK-I (dokter keluarga Askes), 12 apoteker pada 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
8 apotek yang bekerjasama dengan PT. Askes Dokter PPK-I dan apotek Askes di kota
(Persero) Cabang Denpasar (selanjutnya disebut Denpasar terdistribusi secara tidak merata dan
apotek Askes), dan 270 pasien peserta Askes. sebagian besar terdapat di wilayah Kecamatan
Keseluruhan sampel penelitian tersebut Denpasar Barat (lihat Tabel B.1). PT. Askes
berdomisili di wilayah Kota Denpasar dan (Persero) Cabang Denpasar dalam melakukan
terdaftar pada PT. Askes (Persero) Cabang kontrak dokter PPK-I didasarkan pada distribusi
Denpasar. tempat tinggal peserta. Secara keseluruhan,
sebagain besar peserta Askes berdomisili di
2.2 Alat wilayah Kecamatan Denpasar Barat.
Alat yang digunakan pada penelitian ini Berdasarkan hal tersebut, dokter PPK-I lebih
adalah lembar isian observasi yaitu dengan banyak tersebar di wilayah Kecamatan Denpasar
melakukan pengamatan langsung terhadap Barat. Selain dokter PPK-I, PT. Askes (Persero)
sampel dan mencatat kejadian di lapangan sesuai Cabang Denpasar juga bekerjasama dengan

53
Studi Sistem Pelayanan Pengobatan PT. ASKES (PERSERO) Cabang Denpasar Berdasarkan
Aturan Perundangan (Wiradarma, M.A., N.M.P., Susanti, N.M.D., Diantari, I M.A.G., Wirasuta)

Puskesmas untuk memberikan pelayanan PPK-I yang melakukan praktek dispensing dan
kesehatan tingkat pertama bagi peserta Askes. sebesar 84,6% dari dokter tersebut memberikan
Puskesmas di Kota Denpasar telah terdistribusi obat secara penuh tanpa bekerjasama dengan
secara merata. apotek. Dokter PPK-I yang tidak sepenuhnya
Apotek Askes sebagian besar terdistribusi di dispensing hanya melakukan tindakan peresepan
wilayah Kecamatan Denpasar Barat dan Timur. ketika tidak tersedianya obat untuk penyakit
Lokasi apotek Askes ditemukan berdekatan tertentu di tempat praktek pribadi dokter PPK-I
dengan rumah sakit yang melayani peserta bersangkutan. Hanya ditemukan 5 dokter PPK-I
Askes, sedangkan untuk tempat praktek dokter yang tidak melaksanakan dispensing. Dokter
PPK-I hampir tidak ada yang berdekatan dengan PPK-I tersebut adalah dokter yang praktek
apotek Askes. Pada umumnya, apotek tersebut bersama di apotek (bukan apotek Askes),
bekerja sama dengan PT. Askes (Persero) untuk sehingga peserta Askes mendapatkan resep dan
melayani resep atau pelayanan obat peserta selanjutnya ditebus di apotek tersebut.
asuransi rawat jalan dan rawat inap yang berasal Persentase tindakan penyerahan obat secara
dari rumah sakit yang melayani peserta Askes. langsung (dispensing) oleh dokter PPK-I dapat
Tabel B.1 juga menunjukkan perbedaan antara dilihat dalam Gambar A.2.
jumlah dokter keluarga Askes dan apotek Askes Kewenangan dokter untuk menyerahkan
untuk setiap kecamatan di Kota Denpasar. obat kepada pasien ditetapkan dalam pasal 35
PT. Askes (Persero) Cabang Denpasar ayat (1) huruf j Undang-Undang Nomor 29
melayani peserta Askes berjumlah ± 10.452 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
yang terdaftar pada dokter PPK-I (Anonim, (UUPK). Ketentuan tersebut tidak membenarkan
2012). Jumlah peserta Askes terdaftar di setiap seorang dokter melakukan penyerahan obat
dokter PPK-I ditemukan hampir selalu kepada pasien secara langsung, kecuali pada
mengalami perubahan dalam setiap bulan daerah terpencil (anonima, 2004). Ketentuan
pelayanan. Tingkat kunjungan dan ratio serupa juga ditemukan pada salah satu literatur
kunjungan peserta Askes ditampilkan pada Tabel dari PT. Askes (Persero) yang menyatakan
B.2. Ratio kunjungan peserta Askes setiap bahwa dokter keluarga Askes (dokter PPK-I)
bulannya ditemukan berada pada rentang 1,9- tidak diperkenankan untuk melaksanakan
10,7%. tindakan dispensing, kecuali pada daerah
Dokter PPK-I sebagian besar melakukan tertentu (daerah terpencil) yang memenuhi
tindakan dispensing berdasarkan hasil observasi persyaratan dispensing (PT. Askesa, 2011).
terhadap sampel peserta Askes yang telah Berdasarkan kajian menurut ketentuan hukum
melakukan kunjungan berobat pada setiap dokter dan perundangan yang telah dilaksanakan
PPK-I bersangkutan (lihat Tabel B.3). Hanya Widnyana (2009), dinyatakan bahwa secara
ditemukan sebanyak 85 sampel peserta Askes fakta geografis tidak satupun tempat di wilayah
(31,5%) yang tidak menerima obat dalam Kota Denpasar memenuhi ketentuan Permenkes
pelayanan yang diberikan oleh dokter PPK-I. RI Nomor 949/MENKES/PER/VIII/2007
Peserta Askes tersebut mendapatkan resep yang sebagai daerah terpencil. Fakta tersebut
selanjutnya dilayani di apotek tempat praktek bertentangan dengan ketentuan hukum yang
dokter PPK-I tersebut (bukan apotek Askes). menjadi acuan dokter untuk menyerahkan obat
Praktek tindakan dispensing tertinggi kepada pasien.
ditemukan di wilayah Kecamatan Denpasar Tingginya tingkat dispensing yang
Timur (Gambar A.1). Penentuan persentase dilakukan oleh dokter PPK-I (dokter keluarga
dalam diagram tersebut dihitung berdasarkan Askes) kemungkinan disebabkan oleh kontrak
jumlah sampel peserta Askes yang mengalami kerjasama dan beberapa literatur dari PT. Askes
tindakan penyerahan obat secara langsung dan (Persero). Salah satu literatur dari PT. Askes
dibandingkan dengan jumlah peserta Askes (Persero) tentang pedoman pelayanan RJTL oleh
secara keseluruhan di setiap kecamatan. dokter keluarga yang menyatakan bahwa
Berdasarkan hasil observasi, ditemukan besaran kapitasi pembayaran disesuaikan pada
sebesar 72,22% dari keseluruhan sampel dokter kualitas dokter keluarga dan mencakup tindakan

54
pelayanan medis, tenaga administratif, 16,25 jam/hari dan durasi kehadiran apoteker
pelayanan obat, serta pelayanan laboratorium sekitar 8,5 jam/hari. Jika kedua data tersebut
sederhana (PT. Askesb, 2011). Berdasarkan dari dibandingkan, maka dapat diketahui tingkat
sistem pembayaran kapitasi tersebut, PT. Askes kehadiran apoteker hanya sekitar 52,3% dari
(Persero) mengijinkan dokter PPK-I (dokter keseluruhan jam apotek Askes beroperasi.
keluarga Askes) melaksanakan tindakan Berdasarkan data tersebut, kemungkinan
penyerahan obat secara langsung kepada peserta terdapat resep yang tidak dilayani oleh apoteker.
Askes. Disamping literatur tersebut, terdapat Hasil observasi juga menunjukkan terdapat 2
literatur terbitan PT. Askes (Persero) yang juga apotek Askes yang memiliki apoteker lebih dari
mengijinkan dokter keluarga Askes untuk 1 sehingga apoteker dapat stand by (sistem shift)
melaksanakan tindakan dispensing. Literatur selama jam apotek Askes beroperasi.
tersebut menyatakan bahwa pelayanan obat pada Praktek pekerjaan kefarmasian diatur dalam
PPK Tingkat I diperoleh langsung di Puskesmas, PP Nomor 51 Tahun 2009 yang dilakukan sesuai
sedangkan untuk pelayanan di dokter keluarga, standar pelayanan kefarmasian. Standar
obat dapat diperoleh langsung di dokter keluarga pelayanan kefarmasian di apotek tertuang dalam
atau pada apotek yang ditunjuk (PT. Askesc, Kepmenkes RI Nomor
2011). 1027/MENKES/SK/IX/2004. Berdasarkan
Kedua literatur tersebut secara tidak ketentuan hukum ini, menjelaskan bahwa
langsung memberi keleluasaan kepada dokter praktek asuhan kefarmasian dalam pelayanan
keluarga Askes untuk melakukan tindakan resep, meliputi: skrining administrasi, skrining
dispensing yang jelas tidak diperkenankan oleh kesesuaian farmasetik, skrining kesesuaian
peraturan perundangan sesuai persyaratan yang farmakologi, compounding, dispensing disertai
harus dipenuhi. Hal ini tentu saja akan berimbas dengan pemberian informasi obat, konseling dan
kepada tidak maksimalnya pelayanan obat yang edukasi pasien tentang penggunaan obat,
diterima oleh peserta Askes. Mengacu pada monitoring pengobatan dan pelaksanaan home
peraturan perundangan yang berlaku, care pada kasus-kasus tertentu (Anonimb, 2004).
prescribing adalah kewenangan dari seorang Praktek pelayanan kefarmasian oleh
dokter, sedangkan compounding dan dispensing apoteker di setiap apotek Askes digambarkan
adalah kewenangan dan kompetensi dari seorang dalam Tabel B.4. Pelayanan kefarmasian yang
apoteker (anonima, 2004; anonimb, 2009). tentunya termasuk pelayanan obat di setiap
Berdasarkan Pasal 21 PP Nomor 51 Tahun apotek Askes dicerminkan oleh praktek apoteker
2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, dijelaskan pada setiap apotek bersangkutan. Data
bahwa pelayanan dan penyerahan obat atas resep menunjukkan seluruh apoteker telah
dokter harus dilakukan oleh apoteker. Apoteker melaksanakan penyerahan dan pelayanan obat
dalam melaksanakan pelayanan peresepan dan (jika hadir), skrining persyaratan administratif,
obat terutama di apotek harus sesuai dengan dan konsultasi kepada dokter penulis resep jika
standar pelayanan kefarmasian Kepmenkes RI terdapat permasalahan dalam resep. Hanya
Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004. Dari terdapat 3 apotek Askes yang telah
ketentuan tersebut, apoteker diwajibkan melaksanakan pelayanan kefarmasian sekitar 80-
melaksanakan praktek kefarmasian mengarah 90%, meliputi skiring persyaratan administratif,
kepada pharmaceutical care dengan tujuan skrining farmasetik dan farmakologi (evaluasi
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. POR), cross check pasien, konsultasi kepada
Sesuai dengan Pasal 51 PP Nomor 51 Tahun dokter penulis resep, prinsip farmakoekonomi,
2009, disebutkan bahwa pelayanan kefarmasian KIE, monitoring, home care, dan rekam
di apotek hanya dapat dilakukan oleh apoteker. pengobatan. Untuk apotek lainnya hanya
Ketentuan tersebut juga menuntut kehadiran melaksanakan pelayanan kefarmasian sekitar 30-
apoteker untuk melaksanakan praktek pelayanan 60% dari ketentuan yang telah ditetapkan.
resep dan obat di apotek. Tingkat kehadiran Secara keseluruhan, hasil penelitian
apoteker di apotek akan berpengaruh terhadap menunjukkan bahwa apoteker di apotek Askes
jumlah resep yang dilayani. Dari hasil observasi, belum sepenuhnya melakukan praktek profesi
rata-rata durasi apotek Askes beroperasi sekitar sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di

55
Studi Sistem Pelayanan Pengobatan PT. ASKES (PERSERO) Cabang Denpasar Berdasarkan
Aturan Perundangan (Wiradarma, M.A., N.M.P., Susanti, N.M.D., Diantari, I M.A.G., Wirasuta)

apotek berdasarkan Kepmenkes RI Nomor


1027/Menkes/SK/IX/2004 dan ketentuan PP 51 KESIMPULAN
Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Dari keseluruhan sampel dokter PPK-I,
Hasil observasi juga menunjukkan masih ditemukan sebesar 72,22% dokter PPK-I
dijumpai beberapa dokter dan apotek yang melakukan praktek dispensing dan sebesar
memungut biaya tambahan kepada peserta 84,6% dari dokter tersebut melakukan praktek
khususnya pada pelayanan obat terutama untuk dispensing penuh tanpa tindakan peresepan,
obat yang tidak tercantum pada Daftar dan sedangkan sisanya tidak sepenuhnya melakukan
Plafon Harga Obat (DPHO) PT. Askes (Persero). praktek dispensing. Dokter PPK-I yang
DPHO merupakan pedoman dalam penyediaan melakukan praktek dispensing adalah dokter
dan pemberian obat-obatan bagi peserta Askes PPK-I yang berpraktek di tempat praktek
yang ditanggung oleh PT. Askes (Persero) (PT. pribadi. Hanya ditemukan sebesar 27,78% dari
Askes, 2012). Tindakan peresepan dan keseluruhan sampel dokter PPK-I yang tidak
pemberian obat diluar tanggungan DPHO akan melakukan praktek dispensing. Dokter PPK-I
menyebabkan peserta Askes mengeluarkan biaya yang tidak melakukan praktek dispensing adalah
tambahan ketika melakukan pelayanan dokter PPK-I yang praktek bersama di apotek.
pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apoteker di
Pada tahun 2014, PT. Askes (Persero) akan apotek Askes belum melakukan praktek
menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kefarmasiannya secara utuh sesuai dengan
(BPJS) Kesehatan sebagai badan pelaksana dan peraturan perundangan yang berlaku.
penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) (anonim, 2011). Jaminan sosial terutama UCAPAN TERIMA KASIH
jaminan kesehatan adalah salah satu bentuk Ucapan terima kasih disampaikan kepada
perlindungan sosial untuk menjamin seluruh Bapak Drs. I Nyoman Kadjeng Widjaja, M.Si.,
rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar Apt., dan Ibu Luh Putu Mirah Kusuma Dewi,
terutama kesehatan. Untuk melaksanakan hal SF., Apt. sebagai reviewer. Terima kasih
tersebut, PT. Askes (Persero) dapat memberikan dihaturkan kepada segenap pihak baik dari
sebuah sistem pelayanan kesehatan dan Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas
pelayanan obat yang optimal sesuai dengan Udayana maupun PT. Askes (Persero) Cabang
ketentuan perundangan yang berlaku. Saat ini Denpasar yang telah banyak memberikan
pelayanan obat rawat jalan tingkat pertama bantuan dalam segala proses pelaksanaan
(dokter keluarga/dokter PPK-I) sebagian besar penelitian ini.
masih dilayani langsung oleh dokter
bersangkutan, semestinya pelayanan dan
penyerahan obat dilakukan oleh apoteker di DAFTAR PUSTAKA
apotek Askes sesuai salah satu ketentuan Anonima. (2004). Lembaran Negara Republik
pelayanan obat PT. Askes (Persero) (PT. Askesa, Indonesia Tahun 2004 Nomor 4431, UU
2011). Salah satu kemungkinan penyebab Nomot 29 tahun 2009 tentang Praktik
terjadinya hal ini adalah tidak meratanya Kedokteran. Jakarta: Pemerintah
persebaran apotek Askes terutama di wilayah Republik Indonesia.
Kota Denpasar yang umumnya berlokasi didekat Anonimb. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan
rumah sakit yang melayani peserta Askes. Republik Indonesia Nomor
Diharapkan pihak PT. Askes (Persero) dapat 1027/MENKES/SK/IX/2004, .tentang
memberikan sistem persebaran dan pelayanan Standar Pelayanan Kefarmasian di
obat di apotek Askes yang lebih baik atau Apotek. Jakarta: Menteri Kesehatan
menambah kerjasama dengan apotek lainnya Republik Indonesia.
mengingat nantinya PT. Askes (Persero) akan Anonima. (2009). Lembaran Negara Republik
menjadi BPJS Kesehatan yang memberikan Indonesia Tahun 2009 Nomor 5063, UU
jaminan kesehatan optimal kepada seluruh Nomor 36 Tahun 2009 tentang
rakyat. Kesehatan. Jakarta: Pemerintah

56
Republik Indonesia. Askes (Persero). Jakarta: PT. Askes
Anonimb. (2009). Peraturan Pemerintah (Persero).
Republik Indonesia Nomor 51 Tahun PT. Askesb. (2011). Pedoman Pelayanan Rawat
2009, tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jalan Tingkat Pertama oleh Dokter
Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia. Keluarga bagi Peserta Askes. Jakarta:
Anonim. (2011). Lembaran Negara Republik PT. Askes (Persero).
Indonesia Tahun 2011 Nomor 5256, UU PT. Askesc. (2011). Buku Petunjuk Layanan bagi
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Peserta Askes Sosial. Jakarta: PT. Askes
Penyelenggara Jaminan Sosial. Jakarta: (Persero). Hal 23.
Pemerintah Republik Indonesia. PT. Askes. (2012). Daftar dan Plafon Harga
Anonim. (2012). Data Lembar Kapitasi dan Obat (DPHO) Edisi XXXI. Jakarta: PT.
Jaringan Pelayanan PT. Askes (Persero) Askes (Persero).
Cabang Denpasar Bulan Mei 2012. Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian.
Denpasar: PT. Askes (Persero) Cabang Bandung: Alfabeta.
Denpasar. Widnyana, I.M.A. 2009. Tingkat Penyimpangan
Depkes RI. (2003). Indikator Indonesia Sehat Penyerahan Obat Oleh Kalangan
2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Tenaga Medis di Kota Denpasar
Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Berdasarkan Syarat Pelegalannya
Sehat. Jakarta: Departemen Kesehatan Dalam Undang-Undang Praktek
Republik Indonesia. Kedokteran (Skripsi). Denpasar:
PT. Askesa. (2011). Pedoman Administrasi Universitas Udayana.
Pelayanan Kesehatan Askes Sosial PT.

57
Studi Sistem Pelayanan Pengobatan PT. ASKES (PERSERO) Cabang Denpasar Berdasarkan
Aturan Perundangan (Wiradarma, M.A., N.M.P., Susanti, N.M.D., Diantari, I M.A.G., Wirasuta)

APENDIKS A.

100%
90%
80%
70%
60%
50%
86.7%
40%
75%
30% 62.2% 60%
20%
10%
0%
Denpasar Utara Denpasar Timur Denpasar Barat Denpasar Selatan

Gambar A.1 Tingkat penyerahan obat secara langsung oleh dokter PPK-I pada setiap Kecamatan di
Kota Denpasar berdasarkan hasil observasi terhadap peserta Askes

Gambar A.2 Persentase tingkat penyerahan obat secara langsung oleh dokter PPK-I (dokter keluarga
Askes) di Kota Denpasar

58
APENDIKS B.

Tabel B.1 Distribusi Sampel Penelitian untuk Setiap Kecamatan di Wilayah Kota Denpasar

Jumlah sampel Jumlah sampel Jumlah sampel


Lokasi
dokter PPK-I apotek Askes peserta Askes
Denpasar Utara 4 2 60
Denpasar Barat 6 3 90
Denpasar Timur 3 3 45
Denpasar Selatan 5 - 75

Tabel B.2 Persentase Jumlah Kunjungan Peserta Askes Selama 6 Bulan Dalam Rentang Bulan
Desember 2011 - Mei 2012

No. Dokter PPK-I Rata-rata Ʃ Rata-rata Ʃ kunjungan Ratio rata-rata Ʃ Persentase (%)
peserta peserta Askes per kunjungan point (5)
Askes per bulan bulan peserta Askes per bulan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Dokter PPK-I 1 210 16 0,071 7,1 %
2 Dokter PPK-I 2 143 14 0,097 9,7 %
3 Dokter PPK-I 3 846 56 0,066 6,6 %
4 Dokter PPK-I 4 229 3 0,013 1,3 %
5 Dokter PPK-I 5 202 4 0,019 1,9 %
6 Dokter PPK-I 6 224 6 0,026 2,6 %
7 Dokter PPK-I 7 261 12 0,045 4,5 %
8 Dokter PPK-I 8 873 59 0,067 6,7 %
9 Dokter PPK-I 9 251 27 0,107 10,7 %
10 Dokter PPK-I 10 300 23 0,076 7,6 %
11 Dokter PPK-I 11 565 40 0,071 7,1 %
12 Dokter PPK-I 12 460 14 0,031 3,1 %
13 Dokter PPK-I 13 253 14 0,055 5,5 %
14 Dokter PPK-I 14 330 13 0,039 3,9 %
15 Dokter PPK-I 15 724 51 0,071 7,1 %
16 Dokter PPK-I 16 696 64 0,092 9,2 %
17 Dokter PPK-I 17 855 30 0,035 3,5 %
18 Dokter PPK-I 18 143 13 0,091 9,1 %

59
Studi Sistem Pelayanan Pengobatan PT. ASKES (PERSERO) Cabang Denpasar Berdasarkan
Aturan Perundangan (Wiradarma, M.A., N.M.P., Susanti, N.M.D., Diantari, I M.A.G., Wirasuta)

Tabel B.3 Persentase Penyerahan Obat Secara Langsung oleh Dokter PPK-I di Kota Denpasar
Berdasarkan Hasil Observasi Terhadap Sampel Peserta Askes

Mengalami tindakan Tidak mengalami tindakan


penyerahan obat secara langsung penyerahan obat secara langsung
Dokter PPK-I
x (%) x X (%) x

Dokter PPK-I 1 9 60,0 6 40,0


Dokter PPK-I 2 15 100,0 0 0,0
Dokter PPK-I 3 0 0,0 15 100,0
Dokter PPK-I 4 15 100,0 0 0,0
Dokter PPK-I 5 0 0,0 15 100,0
Dokter PPK-I 6 15 100,0 0 0,0
Dokter PPK-I 7 15 100,0 0 0,0
Dokter PPK-I 8 15 100,0 0 0,0
Dokter PPK-I 9 15 100,0 0 0,0
Dokter PPK-I 10 11 73,3 4 26,7
Dokter PPK-I 11 0 0,0 15 100,0
Dokter PPK-I 12 15 100,0 0 0,0
Dokter PPK-I 13 15 100,0 0 0,0
Dokter PPK-I 14 0 0,0 15 100,0
Dokter PPK-I 15 15 100,0 0 0,0
Dokter PPK-I 16 15 100,0 0 0,0
Dokter PPK-I 17 0 0,0 15 100,0
Dokter PPK-I 18 15 100,0 0 0,0
Total 185 68,5 85 31,5
Keterangan: Jumlah sampel tiap dokter PPK-I sebanyak 15 orang,
Total jumlah sampel peserta Askes sebanyak 270 orang,
x = jumlah sampel yang memberikan respon
(%) x = persentase respon dari sampel (dalam %)

60
Tabel B.4. Pelayanan Kefarmasian oleh Apoteker di Setiap Apotek Askes
Pelayanan Kefarmasian Aptk Aptk Aptk Aptk Aptk Aptk Aptk Aptk
(%)
Kepmenkes 1027 th 2004 1 2 3 4 5 6 7 8
Penyerahan dan pelayanan obat
√ √ √ √ √ √ √ √ 100%
oleh apoteker
Skrining resep (persyaratan
√ √ √ √ √ √ √ √ 100%
administratif)
Evaluasi POR (farmasetik dan
√ - - √ - √ - - 37,5%
farmakologi)
Cross check pasien √ - - √ - √ - - 37,5%
Konsultasi kepada dokter
√ √ √ √ √ √ √ √ 100%
penulis resep
Prinsip farmako ekonomi - √ √ - - √ √ - 50%
KIE pada pelayanan resep √ - √ √ √ √ - - 62,5%
Monitoring penggunaan obat √ - - √ - - - - 25%
Pelayanan residensial (home
√ - - √ - - - - 25%
care)
Rekam Pengobatan √ √ √ √ √ √ - - 75%
(%) 90% 50% 60% 90% 50% 80% 40% 30%
Keterangan: Aptk = Apotek,

61

Anda mungkin juga menyukai