Anda di halaman 1dari 144

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

DENGAN ASFIKSIA RINGAN DI BPM “L”


KOTA BENGKULU
TAHUN 2020

LAPORAN TUGAS AKHIR

OLEH :

FIRANI MARDHA PRATIWI


1724260012 DB

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (DIII)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2020
i

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


DENGAN ASFIKSIA RINGAN DI BPM “L”
KOTA BENGKULU
TAHUN 2020

LAPORAN TUGAS AKHIR

OLEH :
FIRANI MADHA PRATIWI
1724260012 DB

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Kebidanan Pada Program Studi Kebidanan ( DIII )

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (DIII)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARULAHIR DENGAN


ASFIKSIA RINGAN DI BPM “L” KOTA BENGKULU

TAHUN 2020

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :

Firani Mardha Pratiwi

1724260012 DB

Telah di pertahankan di depan TIM penguji Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas


Dehasen Bengkulu pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 27 Agustus 2020

Waktu Ujian : 13.00 s.d 14.00 Wib

ii
Tempat : Ruang Sidang Fakultas Ilmu Kesehatan

Laporan Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui oleh tim penguji sbb :

Jabatan Nama Dosen Tanda Tanggal


NO Penguji Tangan Persetujuan
1 Ketua Dr. Ida Samidah,SKp.,M.Kes
2 Sekretaris Taufianie Rossita,SST,M.KM

3 Penguji utama Indra Iswari , SST,SKM.,MM

4 Penguji kedua Ns. Tita Septi handayani,S.Kep.MNS

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Ketua Program Studi Kebidanan (DIII)

Dr. Ida Samidah, SKp.,M.Kes Diyah Tepi R, SST,M.Keb


NIDN : 00-1009-6602 NIDN : 03-23098502

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

A. MOTTO

iii
“Bangkitlah tanpa menjatuhkan orang lain, karna kesuksesan butuh perjuangan

bukan kecurangan”

B. PERSEMBAHAN

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir Tepat pada waktunya. Laporan Tugas Akhir ini penulis

persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua ku tercinta, Bapak Machfirul Hadiansyah dan ibu Warini .

ini anakmu mencoba memberikan yang terbaik untuk kalian. Betapa diri ini

ingin melihat senyum bangga dari kalian atas diriku. Terimakasih atas

dukungan moral dan materi serta Do’a yang selalu kau panjatkan.

2. Adik- adikku Rara dan Akhza tersayang terimakasih atas dukungan dan kasih

sayang dari kalian membuatku mampu menyelesaikan pendidikan ini dengan

baik.

3. Terimakasih pada bunda Dr.Ida Samidah SKp.,M.Kes dan bunda Taufianie

Rossita.SST.,MKM selaku dosen pembimbing yang telah sabar

membimbing, membantu serta memberikan saran dalam penyusunan LTA

ini.

iv
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Jalan Merapi Raya No.43 kebun Tebeng Kota Bengkulu 38228

Telp (0736) 21977 Fax. (0736) 20598

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Firani Mardha Pratiwi

NPM : 1724260012DB

Program Studi : DIII Kebidanan

Institusi : Universitas Dehasen Bengkulu

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penelitian saya tulis ini adalah benar-benar
hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambilan alihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ilmu

v
kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu termasuk (pencabutan gelar
kesarjaan/sanksi) yang telah saya peroleh.

Bengkulu, 27 Agustus 2020

Pembuat pernyataan

Firani mardha pratiwi

Mengetahui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

vi
Dr.ida Samidah,S.Kp.,M.Kes Taufianie Rossita,SST.,MKM

NIDN: 00-1009-6602 NIDN: 02-2507-9301


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bengkulu, pada tanggal 10 Maret 2000.

Anak Pertama dari 3 bersaudara dari seorang ayah bernama

Machfirul Hadiansyah dan ibu yang bernama Warini. Penulis

tinggal di desa Wonosobo kecamatan penarik kabupaten

Mukomuko. Bangku pendidikan yang telah penulis tempuh saat ini

adalah : tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) Negeri Lubuk Mukti yang beralamat di

jalan KH. Mukhasudin Penarik, dimana penulis menamatkannya pada tahun 2011,

kemudian melanjutakn ketingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Lubuk Mukti

yang beralamat di jalan kihajar dewantoro penarik. yang diselesaikan pada tahun

2014, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan kesekolah Madrasah Aliyah (MA)

Negeri 01 Baturaja yang Diselesaikan pada tahun 2017, dengan keinginan yang keras

maka pada tahun 2017 penulis melanjutkan ketingkat perguruan tinggi yaitu di

Universitas Dehasen Bengkulu mengambil Program Studi Kebidanan (DIII) Fakultas

Ilmu Kesehatan dan Alhamdullilah selesai pada tahun 2020. Penulis bergabung

dengan Badan Eksekutif Mahasiswa fakultas Ilmu Kesehatan Dehasen sejak tahun

208 s/d tahun 2019.

vii
KATA PENGANTAR

Puji sukukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan
petunjukanya, serta solawat dan salam kita hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia ringan di BPM “L” Kota
Bengkulu Tahun 2020”. Laporan Tugas Akhir merupakan bagian yang tak
terpisahkan atau merupakan rangkaian kegiatan akademik yang merupakan syarat
yang diwajibkan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan pada Program
Studi Kebidanan (DIII) Fakultas Ilmu Kesehatan Dehasen Bengkulu.

Selanjutnya, tidak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Ucapan
Terimakasih khususnya penulis ucapkan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. agr. Ir. Johan Setianto Sebagai Rektor Universitas Dehasen
Bengkulu.
2. Ibu Dr. Ida Samidah, SKp.,M.Kes Sebagai Dekan dan pembimbing Utama
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu.
3. Ibu Ns. Berlian Kando Sianipar,S.Kep.,M.Kes Sebagai Wakil Dekan I
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu.
4. Ibu Dra. Hj.Ice Rakizah Syafrie,M.Kes Sebagai wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu.

viii
5. Ibu Diyah Tepi Rahmawati,SST.,M.Keb Sebagai Ketua Prodi Kebidanan
( DIII) Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah banyak membantu penulis dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
6. Ibu Taufianie Rossita,SST.,MKM Sebagai Dosen Pembimbing Pendamping
yang juga dengan sabar dan keprofesionalannya telah memberikan saran,
bimbingan, membantu dorongan dan petunjuk yang sangat berharga dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
7. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Program Studi Kebidanan (DIII)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu yang telah banyak
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung demi kelancaran
dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
8. Pimpinan BPM yaitu Bidan Lesti Niartia, Amd.Keb
9. Keluarga yang selalu memberi dukungan.
10. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
membantu penulis selama pengerjaan Laporan Tugas Akhir ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam


penulisan Proposal laporan tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan yang disebabkan oleh keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan Proposal laporan tugas akhir Ini sehingga akan lebih bermanfaat.

Bengkulu, Agustus 2020

Penulis

ix
ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA


RINGAN DI BPM “L” KOTA BENGKULU

x
TAHUN 2020

Oleh:

Firani Mardha Pratiwi1)

Ida Samidah2)

Taufianie Rossita2)

Penyebab utama kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah Asfikisa. Asfiksia
adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur Setelah
lahir (Wagiyo,Putrono,2016). Angka kejadian Asfiksia pada bayi baru lahir yaitu
35,9%.

Laporan kasus ini adalah Untuk Mampu memberikan Asuhan Kebidanan Pada
Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Ringan dengan pendekatan manjemen kebidanan
menurut VARNEY .

Dalam penyusunan laporan kasus ini menggunakan metode dskriftif yaitu dengan
mengungkapkan fakta-fakta sesuai dengan data-data yang didapat instrumen yang
digunakan adalah format asuhan kebidanan.

Dari pengkajian yang ditemukan pada bayi baru lahir dengan Asfiksia diketahui
Nilai APGAR score pada menit pertama yaitu 7, denyut jantung135 gerakan sedikit,
tubuh merah muda, pernapasan lambat tidak beratur, tonus otot fleksi sedikit. Asuhan
yang diberikan yaitu keringkan tubuh bayi, potong tali pusat, bersihkan jalan napas
dari hidung dan mulut, menilai APGAR score. Setelah diberikan asuhan selama 3 hari
kondisi asfiksia ringan dapat teratasi.

xi
Asfiksia pada bayi baru lahir merupakansalah satu penyebab kematian bayi baru
lahir karena berbagai faktor. Untuk itu ibu hamil diharapkan memperhatikan
kesehatan ibu dan janin.

Kata kunci : asfiksia ringan, Bayi baru lahir, Asuhan kebidanan.

Keterangan : 1) calon Ahli Madya Kebidanan

2) Pembimbing

ABSTRACT

A MIDWIFERY CARE FOR NEWBORNS WITH MILD ASPHYXIA AT BPM


"L" OF BENGKULU CITY IN 2020

xii
By:

Firani Mardha Pratiwi1)

Ida Samidah2)

Taufianie Rossita2)

The main cause of death for newborns in Indonesia is asphyxia. Asphyxia is a


condition in which the baby cannot breathe spontaneously and regularly after birth
(Wagiyo, Putrono, 2016). The incidence of asphyxia in newborns is 35.9%.

This case report is to be able to provide a midwifery care for newborns with mild
asphyxia with a midwifery management approach according to VARNEY.

In preparing this case report using a descriptive method, namely by disclosing


facts in accordance with the data obtained. The instrument used was the midwifery
care format.

From the studies found in newborns with asphyxia, it was known that the APGAR
score at the first minute was 7, heart rate 135 slight movement, pink body, slow
breathing was not regular, muscle tone was slightly flexed. The care given was to dry
the baby's body, cut the umbilical cord, clear the airway of the nose and mouth,
assess the APGAR score. After being given care for 3 days, the condition of mild
asphyxia was resolved.

Asphyxia in newborns is one of the causes of newborn death due to various


factors. For this reason, pregnant women are expected to pay attention to the health
of the mother and fetus.

xiii
Keywords : mild asphyxia, newborn, obstetric care.

Information :

1) Student

2) Supervisors

DAFTAR ISI

xiv
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAGAN ........................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv

DAFTAR RIWAT HIDUP ............................................................................ v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

ABSTRACT...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................... 4

xv
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
E. Implikasi Studi Kasus terhadap Kebidanan .......................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses kebidanan pada Bayi Baru Lahir Fisiologis ............... 9


1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir......................................... 9
a. Pengertian .................................................................. 9
b. Etiologi ...................................................................... 10
c. Faktor Resiko.............................................................. 11
d. Adaptasi Fisiologi Bayi baru Lahir ........................... 14
e. Patofisiologi Bayi baru Lahir ..................................... 19
f. Manisfestasi Klinik...................................................... 23
g. Klasifikasi Neonatorum ............................................. 24
h. Tes Diagnostik............................................................. 24
2. Konsep Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Fisiologis ......................................................................... 33
a. Pengertian Asuhan Kebidanan ................................... 33
b. Tujuan dan Manfaat Asuhan Kebidanan ................... 33
c. Tahapan Asuhan Kebidanan ....................................... 33
B. Asuhan Kebidanan ................................................................. 40
C. Kerangka Konsep ................................................................. 54

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ..................................................................... 55


B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 55
C. Seting Penelitian ..................................................................... 55
D. Subjek Penelitian atau Partisipan ........................................... 56
E. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 56
F. Metode Keabsahan Data/Uji Triangulasi sumber .................... 57
G. Metode Analisa Data .............................................................. 58

xvi
H. Etika Penelitian ........................................................................ 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tinjaun Kasus ......................................................................... 60


B. Pembahasan ............................................................................ 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 86
B. Saran ....................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xvii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

1.1 Penilaian Apgar Score 25

1.2 Kerangka Konsep 54

xviii
xix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Lampiran

Lampiran 1 Surat Pra-Penelitian

Lampiran 2 Surat Rekomendasi Pra-Penelitian

Lampiran 3 Surat izin penelitian

Lampiran 4 Surat rekomendasi Penelitian KESBANGPOL

xx
Lampiran 5 Surat rekomendasi Penelitian DINKES

Lampiran 6 Surat keterangan Selesai Penelitian

Lampiran 7 Kartu Bimbingan Proposal Laporan Tugas akhir

Lampiran 8 Kartu Bimbingan Laporan Tugas akhir

Lampiran 9 Dokumentasi

xxi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) bahwa indikator pelayanan

kesehatan di suatu negara ditentukan oleh perbandingan tinggi rendahnya angka

kematian ibu dan angka kematian bayi. Secara global Pada tahun 2016 jumlah

angka kematian bayi 19 per 1.000 kelahiran hidup dan 2,5 juta pada tahun 2018

angka ini masih cukup jauh dari target SDGs (Sustainable Devolopment Foals)

(WHO, 2018).

Menurut Kemenkes RI tahun 2014 Angka kematian bayi (AKB) di negara-

negara Association of South East Asia Nations (ASEAN) seperti singapura 3 per

1.000 kelahiran hidup, Brunei Darussalam 8 per 1.000 kelahiran hidup, malaysia

15 per 1.000 kelahiran hidup, Thailand 16 per 1.000 kelahiran hidup, Filiphina 19

per 1.000 kelahiran hidup, dan Vietnam 20 per 1.000 kelahiran hidup dan

Indonesia menduduki peringkat ke 7 dengan AKB 32 per 1.000 kelahiran hidup

(Kemenkes RI, 2014). Kematian neonatal sekitar 75% terjadi selama minggu
2

pertama dan sekitar 1 juta bayi baru lahir meninggal dalam 24 jam pertama

kelahiran yang disebabkan oleh komplikasi terkait intrapartum, asfiksia serta

infeksi dan cacat lahir (WHO, 2018).

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2017 menunjukkan dari tahun ke tahun angka kematian bayi mengalami

penurunan, dari tahun 2012 sebanyak 40 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 24

per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2017. Neonatal adalah bayi usia 0-28 hari

dimana kondisi neonatal merupakan kondisi yang paling rentan terhadap kematian

karena daya tahan tubuh bayi yang masih rendah. Kematian bayi pada masa

neonatal terutama disebabkan oleh tetantus neonatorium, asfiksia dan gangguan

perinatal sebagai akibat kehamilan resiko tinggi serta penolong persalinan dan

perawatan bayi baru lahir menjadi penyebab kematian bayi baru lahir (Kemenkes

RI, 2017).

Faktor penyebab kematian bayi di Indonesia berdasarkan hasil riset

kesehatan dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa penyebab kematian terbanyak

0-6 hari didominasi oleh asfiksia (35,9%), prematuritas (32,4%) dan sepsis

(12%). Faktor ibu yang berkontribusi terhadap lahir mati dan kematian bayi di

usia 0-6 hari adalah hipertensi maternal (23,6%), komplikasi kehamilan dan

kelahiran (17,5%), ketuban pecah dini dan perdarahan antepartum masing-

masing (12,5%). Penyebab utama kematian bayi pada kelompok 7-28 hari yaitu
3

sepsis (20,5%), malformasi kongenital (18,1%) dan pnemonia (12,4%) dan

penyebab utama kematian bayi pada kelompok 29 hari-11 bulan yaitu diare

(31,4%), pnemonia (23,8%), dan menginitis (9,3%) (Kemenkes RI, 2015).

Berdasarkan data Profil Dinas Kesehatan Bengkulu tahun 2018 didapatkan

bayi pada usia 0-11 bulan dari 36.292 jumlah bayi, jumlah lahir hidup sebanyak

35.131 bayi. Dan jumlah kematian bayi sebanyak 249 orang. Angka kematian

bayi per 1.000 KH pada lima tahun terakhir di Provinsi Bengkulu mengalami

naik turun dimana pada tahun 2014 sebesar 11 per 1.000 KH dan tahun 2015 dan

2016 turun yaitu 10 per 1.000 KH, dan pada tahun 2017 kembali turun yaitu 9

per 1.000 KH dan pada tahun 2018 kembali turun menjadi 7 per 1.000 KH

(Dinkes Prov Bengkulu, 2018).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bengkulu didapatkan cakupan

pelayanan kesehatan pada ibu bersalin menurut Kecamatan dan Puskesmas yang

tertinggi berada di wilayah Puskesmas Basuki Rahmad dengan jumlah 773 orang,

diikuti oleh wilayah Puskesmas Jembatan Kecil yaitu 608 orang dan terendah

berada di wilayah Puskesmas Kuala Lempuing dengan jumlah 102 orang.

Sasaran kelahiran hidup pada tahun 2018 paling tertinggi berada di puskesmas

Basuki Rahmad dengan jumlah 737 orang, diikuti oleh wilayah Puskesmas

Jembatan Kecil yaitu 578 orang dan terendah berada di wilayah Puskesmas

Kuala Lempuing dengan jumlah 97 orang. (Dinkes Kota Bengkulu, 2018).


4

Jumlah ibu melahirkan di BPM “L” tahun 2017 Diperoleh Data Ibu Melahirkan

Sebanyak 40 Orang, Pada Tahun 2018 Sebanyak 32 Orang, Pada Tahun 2019

Sebanyak 37 Orang (BPM L, 2020) .

Selanjutnya untuk menurunkan Angka Kematian Bayi dan ibu kementerian

kesehatan telah mewajibkan persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan

terlatih seperti Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan (SpOG), dokter

umum, bidan dan perawat terlatih (Kemenkes RI, 2017). Pelayanan kesehatan

pada bayi baru lahir dianjurkan untuk dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu 1 kali

pada umur 6-48 jam (KN 1), 1 kali pada umur 3-7 hari (KN 2), dan 1 hari pada

umur 8-28 hari (KN 3) (Kemenkes RI, 2016).

Penanganan bayi baru lahir memerlukan upaya bersama tenaga kesehatan

khususnya bidan dengan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

sesuai dengan PERMENKES RI No. 1464/MenKes/2010 sejak bayi dalam

kandungan, Selama persalinan, segera sesudah melahirkan serta melibatkan

keluarga dan masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang

berkualitas seperti mengajarkan merawat tali pusat, cara memandikan bayi serta

cara menyusui yang benar dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan

selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.


5

Berdasarkan survei awal yang dilakukan di BPM “L” pada tanggal 9

desember 2019 melalui wawancara 2 orang ibu nifas di peroleh keterangan

bahwa 1 orang ibu mengetahui cara merawat bayi baru lahir, sedangkan 1 orang

ibu lainnya belum begitu mengetahui bagaimana cara merawat bayi baru lahir

dengan Asfiksia Ringan.

Berdasarkan data dan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan studi

kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Bayi Lahir dengan asfiksia Ringan di

BPM “L” Tahun 2020”

B. Rumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka Rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana asuhan kebidanan pada bayi

baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM “L” di kota Bengkulu tahun 2020”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai

adalah peneliti mampu memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

dengan asfiksia ringan di BPM “L” di kota Bengkulu.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk melakukan pengkajian (Anamnesa/Pengumpulan data) pada bayi

baru lahir dengan asfikisa ringan di BPM “L” kota Bengkulu tahun 2020.
6

b. Untuk menentukan interpretasi data menegakkan diagnosa Kebidanan

pada bayi baru lahir dengan asfikisa ringan di BPM “L” kota Bengkulu

tahun 2020.

c. Untuk mengidentifikasi masalah (Menentukan masalah potensial) dari

diagnosa yang telah ditegakkan dan antisipasinya pada bayi baru lahir

dengan asfikisa ringan.

d. Untuk menetapkan kebutuhan/tindakan segera yang harus dilakukan

(Mandiri, Kolaborasi, Rujukan) pada bayi baru lahir dengan asfikisa

ringan di BPM “L” kota Bengkulu tahun 2020.

e. Untuk melakukan perencanaan pada bayi baru lahir dengan asfikisa ringan

di BPM “L” kota Bengkulu tahun 2020.

f. Untuk melakukan implementasi pada bayi baru lahir dengan asfikisa

ringan.

g. Untuk melakukan evaluasi pada bayi baru lahir dengan asfikisa ringan di

BPM “L” kota Bengkulu tahun 2020.

h. Untuk melakukan pendokumentasian Varney pada bayi baru lahir dengan

asfikisa ringan di BPM “L” kota Bengkulu tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pasien

Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga bayi sehingga

mengetahui tentang asuhan yang akan diberikan serta manfaat dari asuhan
7

yang akan diberikan bagi bayi baru lahir dengan asfikisa ringan serta pasien

mendapatkan asuhan kebidanan secara menyeluruh dan terpadu.

2. Bagi Bidan

Menambah keterampilan bagi bidan dalam memberikan asuhan persalinan

normal khususnya terhadap manajemen bayi baru lahir dengan asfikisa ringan

yang dapat memberikan banyak manfaat bagi bayi baru lahir.

3. Bagi Lembaga

a. Bagi BPM

Hasil penelitian ini berguna sebagai masukan atau informasi bagi

BPM dalam mengembangkan pengetahuan dan pelaksanaan yang akan

datang dengan permasalahan yang sama.

b. Bagi Universitas Dehasen

Diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi institusi, khususnya

Universitas Dehasen Fakultas Ilmu Kesehatan dalam meningkatkan

wawasan mahasiswa mengenai asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

dengan asfikisa ringan.


8

E. Implikasi Studi Kasus Terhadap Kebidanan

1. Implikasi bagi bidan pendidik

Peran bidan pada keluarga bayi baru lahir dengan asfikisa ringan sebagai

pendidik yaitu untuk memberikan informasi berupa pengajaran mengenai

pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan Kesehatan pada bayi baru

lahir pada penelitian ini.

2. Implikasi Pada Bidan Sebagai Advokat

Peran bidan sebagai advokat pada keluarga bayi dengan asuhan kebidanan

bayi baru lahir dengan asfikisa ringan yaitu dalam memberikan kenyamanan

atau mencegah kesalahan yang tidak diinginkan ketika bayi sedang

mendapatkan asuhan kebidanan dengan asfikisa ringan dan menjalankan

tindakan baik mandiri, kolaborasi maupun rujukan dalam memberikan asuhan

pada bayi baru lahir.

3. Implikasi Pada Bidan Sebagai Care Provider

Peran bidan dalam memberikan asuhan kebidanan secara langsung

kepada bayi baru lahir dengan asfikisa ringan dengan menggunakan energi

dan waktu seminimal mungkin sehingga keluarga mampu membantu dengan

maksimal untuk merawat bayi, memberikan tindakan segera jika diperlukan,

merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi asuhan kebidanan

pada bayi baru lahir tersebut.


9
10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Fisiologis

1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

a. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37

minggu sampai 42 minggu dengan berat badan lahir 2500 gram sampai

dengan 4000 gram, menangis spontan kurang dari 30 detik setelah lahir

dengan nilai APGAR antara 7-10 [ CITATION wag161 \l 1033 ].

Bayi baru lahir disebut juga neonatus merupakan individu yang

sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus
11

dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan

ekstrauterin. (Dewi & Nanny lia, 2013).

Asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang

diberikan pada bayi setelah kelahiran, walaupun sebagian besar proses

persalinan terfokus pada ibu, tetapi karena proses tersebut merupakan

pengeluaran hasil kehamilan (bayi) maka penatalaksanaan persalinan baru

dapat dikatakan berhasil apa bila bayi yang dilahirkan juga berada dalam

kondisi yang optimal, memberikan asuhan yang segera, aman, dan bersih

untuk bayi baru lahir, merupakan bagian esensial asuhan bayi baru lahir

(Dewi & Nanny lia, 2013)

Menurut Saifuddin 2002 bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir
9777769998
selama 1 jam pertama kelahiran. 9865
Menurut Donna.L Wong (2003) bayi

baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahir biasanya

dengan usia Gestasi 38-42 minggu. Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi

yang baru keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan lahir normal atau

dengan bantuan alat tertentu sampai usia 1 Bulan.

Menurut Rudolph (2015) Masa Neonatal adalah masa sejak lahir

sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus dini

adalah Bayi berusia 0-7 hari neonatus Lanjut adalah bayi berusia 8-28

hari. Menurut Wong 2003 bayi merupakan individu yang berusia 0-12

bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat

disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi.


12

b. Etiologi

Etiolgi atau faktor penyebab dilakukannya asuhan pada bayi baru lahir

antara lain (Djami & Indrayani, 2016) :

1. Stabilitasi temperatur suhu bayi (menjaga bayi agar tetap hangat).

2. Memulai pemberian asi sedini mungkin (IMD) untuk memperkuat.

jalinan ikatan emosional antara ibu dan bayi serta memberikan

kekebalan yang pasif pada bayi melalaui kolostrum.

3. Gangguan pernafasan (penatalaksanaan sedini mungkin).

4. Memantau terjadinya infeksi pada bayi terutama pada tali pusat.

c. Faktor Resiko

1. Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir

Asfiksia adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat

bernafas secara spontan dan teratur yang ditandai dengan hipoksemia,

hiperkarbia dan asidosis. Asfiksia ini terjadi karena kurangnya

kemampuan organ pernafasan bayi dalam menjalankan fungsinya

seperti pengembangan paru. [ CITATION wag161 \l 1033 ]

Asfiksia adalah dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan

dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam

uterus, hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul

dalam kehamilan, persalinan atau segera setelah bayi lahir. Akibat


13

asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak

dilakukan secara sempurna, tindakan yang akan dikerjakan pada bayi

bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mencegah

gejala-gejala lanjut yang akan timbul. (winkjosastro,2011)

Bayi baru lahir biasanya mulai bernapas tanpa bantuan dan

menangis setelah dilahirkan. Pada satu menit setelah lahir, sebagian

besar bayi bernapas dengan baik. Jika bayi gagal membangun respirasi

berkelanjutan setelah lahir, bayi didiagnosis mengalami asfiksia

neonatorum. Bayi normal memiliki otot yang baik pada saat lahir dan

menggerakkan lengan dan kaki mereka secara aktif, sedangkan bayi

dengan asfiksia neonatorum benar-benar lemas dan tidak bergerak.

[ CITATION Nik17 \l 1057 ]

Bayi mungkin tidak terlihat mengalami gejala-gejala asfiksia

neonatorum dengan segera. Denyut jantung janin yang terlalu tinggi

atau rendah dapat menjadi indikator terjadinya penyakit ini. Bayi

mungkin mengalami gejala setelah lahir, gejala ini termasuk:

a. Kulit yang tampak pucat atau biru.

b. Kesulitan bernapas, yang dapat menyebabkan gejala seperti

sengau atau pernapasa perut.

c. Detak jantung yang lambat

d. Otot yang lemah. [ CITATION Nik17 \l 1057 ]


14

Asfiksia neonatorum dapat terjadi apabila salah satu atau lebih

dari hal berikut ini:

a. Napas bayi terhalang.

b. Bayi memiliki anemia

c. Persalinan berlangsung terlalu lama atau sulit.

d. Ibu tidak mendapatkan cukup oksigen sebelum atau selama

persalinan.

e. Tekanan darah ibu terlalu tinggi atau terlalu rendah selama

persalinan.

f. Infeksi mempengaruhi ibu atau bayi.

g. Plasenta terlepas dari rahim terlalu cepat,mengakibatkan

hilangnya oksigen.

h. Tali pusar tidak benar-benar membalut.

i. Usia ibu terlalu muda atau terlalu tua

j. Status sosial Ekonomi rendah

k. Penyakit ibu seperti diabetes, hipertensi, anemia berat.

l. Ibu dengan riwayat aborsi, lahir mati, kematian neonatal dini, atau

kelahiran prematur.

m. Kurangnya perawatan prenatal.

n. Posisi janin abnormal.

o. Ibu mengonsumsi alkohol dan merokok.[ CITATION Nik17 \l 1057 ]


15

Asfiksia menurut pembagiannya [ CITATION wag161 \l 1033 ] dibagi

menjadi 3 yaitu :

a. Asfiksia Ringan (apgar score 7-10), pada pemeriksaan ini bayi

dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa.

b. Asfiksia sedang (apgar score 4-6), pada pemeriksaan fisik akan

terlihat frekuensi jantung lebih dari 100x/menit. tonus otot kurang

baik, sianosis, reflek iribilitas tidak ada.

c. Asfiksia Berat (Apgar Score 0-3), pada pemeriksaan fisik

ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100x/menit, tonus otot

buruk, sianosis berat, dan kadang-kadang pucat, reflek iribilitas

tidak Ada.

2. Hipotermi

Hipotermi adalah suhu tubuh rendah kurang dari 36,5  dapat

disebabkan karena terpapar dengan lingkungan yang dingin (suhu

lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau basah).[ CITATION

sud12 \l 1033 ]

3. Hipertermi

Hipertermi adalah suhu tubuh yang melebihi 37,5 dapat

disebabkan oleh karena terpapar sinar matahari atau paparan panas

yang berlebihan dari incubator atau alat pemancar panas.[ CITATION

sud12 \l 1033 ]

d. Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir


16

Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional

neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus.

Beberapa perubahan fisiologi yang dialami bayi baru lahir menurut

[ CITATION wag161 \l 1033 ] antara lain :

1. Kardiovasuler

Setelah bayi lahir, sistem kardiovaskuler mengalami perubahan

yang mencolok, dimana voramen ovale, duktus arterious, dan duktus

venosus menutup. Arteri umbilikalis, dan arteri hepatica menjadi

ligament. nafas pertama yang dilakukan bayi baru lahir membuat

paru-paru berkembang dan menurunkan resistensi vaskular

pulmoner, sehingga darah paru mengalir. Denyut Jantung saat bayi

lahir berkisar antara 120-160x/menit.

2. Sistem Pernafasan

Selama dalam uterus, jani mendapat O2 dari pertukaran gas

melalui plasenta, setelah bayi lahir pertukaran gas melalui paru-paru

bayi. Rangsangan untuk gerakan pertama adalah tekanan mekanis

dari thorak saat melewati jalan lahir mengakibakan penurunan

tekanan pa O2, kenaikan pa CO2 peningkatan pH darah, kondisi ini

merangsang khemoreseptor yang terletak pada sinus karotis,

stimulasilain dari perubahan suhu intra uteri ke ekstra uteri yang

memberi stimulasi dingin, bunyi-bunyian, cahaya, dan sensasi lain


17

selama proses kelahiran yang merangsang permukaan pernapasan,

setimulus itulah yang mengakibatkan timbulnya reflek deflasi

heringbreur sehingga terjadi Pernafasan pertama pada bayi baru

lahir yang normalnya dalam waktu 30 detik setelah bayi lahir.

3. Sistem Hematopoiesis

Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml selama

hari pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama.

Nilai rata-rata hemoglobin dan sel darah merah lebih tinggi dari nilai

orang dewasa, Hemoglobin bayi baru lahir berkisar antara 14,5-22,5

gr/dl, Hematrokrit bervariasi dari 44% sampai 72% dan SDM

berkisar antara 5-7,5 juta/mm3, Leukoait janin dengan nilai hitung

sel darah putih sekitar 18.000/mm3. Merupakan nilai normal saat

bayi lahir.

4. Metabolisme

Sistem metabolisme neonatus, pada jam pertama energi

didapatkan dari pembakaran karbohidrat, pada hari kedua berasal dari

pembakaran lemak. Setelah mendapatkan susu kurang lebih hari ke-6

energi dari lemak 60% dan dari karbohidrat 40%.

5. Suhu Tubuh

Setelah bayi lahir, bayi akan berada di tempat yang suhu

lingkungannya lebih rendah dari lingkungan dalam rahim. Suhu


18

tubuh neonatus normal yaitu sekitar 36,5OC-37OC.[ CITATION

wag161 \l 1033 ].

BBL dapat kehilangan panas melalui cara-cara berikut ini :

a. Evaporasi adalah kehilangan panas akibat penguapan cairan

ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri.

Hal ini merupakan jalan utama bayi kehilangan panas.

Kehilangan panas juga terjadi jika saat lahir tubuh bayi tidak

segera dikeringkan atau terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya

tidak segera dikeringkan dan diselimuti.

b. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak

langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.

Meja, tempat tidur atau timbangan yang temeperaturnya lebih

rendah dari suhu tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi

melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan diatas

benda-benda tersebut.

c. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi

terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan

atau ditempatkan didalam ruangan yang dingin akan cepat

mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika

ada aliran udara dingin dari kipas angin, hembusan udara dingin

melalui ventilasi atau pending ruangan.


19

d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi di

tempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih

rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi dapat kehilangan panas

dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi

panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).

6. System traktus digestivus

Pada bayi baru lahir cukup bulan sudah mempunyai kemampuan

menelan, mencerna, Metabolisme, Mengabsorpsi Protein Dan

Karboidrat Sederhana Serta Mengemolsi lemak kecuali amylase

pancreas. Pada bayi baru lahir dengan hidrasi yang adekuat

membrane mulut lembab dan berwarna merah muda.

7. Hati dan Metabolisme

Setelah bayi lahir, hati menunjukan perubahan biokimia dan

morfologis, yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak

dan glikogen. Pada jam pertama, energi didapatkan dari pembakaran

karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak,

setelah mendapatkan susu lebih kurang pada hari keenam, energi

60% didapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat.

8. Kelenjar endokrin

Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada

waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormone tersebut masih


20

berfungsi. Misalnya dapat dilihat pembesaran kelenjar putng susu

pada laki-laki ataupun peremuan. Kadang-kadang dapat dilihat

withdrawal misalnya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai

haid pada bayi perempuan.

9. Sistem Imunoglobin

Pada bayi baru lahir terdapat globulin gamma G, yaitu

imunologi dari ibu yang dapat melalui plasenta karena berat

molekulnya kecil, tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta

seperti illeus, taksoplasma, herpes simpleks dan penyakit virus

lainnya.

10. Metabolisme Glukosa

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah

tertentu. Dengan tindakan penjepitan dengan klem pada saat lahir

seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya

sendiri. Pada bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu

cepat (1-2 jam)

11. Sistem Integumen

Struktur kulit bayi sudah terbentuk sejak lahir, tetapi masih

belum matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan

sangat tipis, Vernik kaseosa juga berfungsi sebagai lapisan pelindung


21

kulit. Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak dengan mudah, Bayi

baru lahir cukup bulan memiliki kulit kemerahan yang akan memucat

menjadi normal beberapa jam setelah kelahiran

12. Sistem Reproduksi

Saat lahir ovarium bayi wanita berisi beribu-ribu sel germinal

primitif yang akan berkurang sekitar 90% sejak bayi lahir sampai

dewasa, Genetalia eksterna biasanya edematosa disertai

hiperpigmentasi. Pada bayi prematur,klitoris menonjol,dan labia

mayora kecil dan terbuka.

Pada bayi laki-laki, testis turun kedalam skrotum terjadi hampir

90% pada bayi baru lahir, prepusium yang ketat sering kali dijumpai

pada bayi baru lahir.

e. Patofisiologi Bayi Baru Lahir

Bagian Presentasi janin menempati jalan lahir supaya dapat

dilahirkan, janin harus beradaptasi dengan jalan lahir selama proses

penurunan. Putaran dan penyesuaian lain yang terjadi dalam proses

kelahiran manusia disebut mekanisme persalinan.[ CITATION wag161 \l

1033 ].

Berikut gerakan kardinal pada saat persalinan normal meliputi :

1. Penurunan

Terjadinya penurunan bagian terendah janin dipengaruhi oleh 4

kekuatan yaitu tekanan cairan amnion, tekanan langsung fundus pada


22

bokong, kontraksi otot-otot uterus dan ekstensi serta pelurusan badan

janin. Turunnya kepala dibagi dalam :

a) Masuknya kepala pada pintu atas panggul (PAP)

Masuknya kepala dalam PAP pada primi terjadi pada bulan

terakhir dari kehamilan (36-37 minggu) tetapi pada multipara

biasanya terjadi pada permulaan persalinan.

b) Sinklitismus (arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang

PAP)

c) Asinklitismus (arah sumbu kepala janin miring dengan bidang PAP)

d) Fleksi

Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga

ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar.

Keuntungan bertambah fleksi ialah ukuran kepala yang lebih kecil

melalui jalan lahir, diameter suboksipito bregmatika (9,55 cm)

menggantikan diameter suboksipito frontalis (12,5cm). Fleksi ini

disebabkan karena janin didorong maju dan sebaliknya mendapat

tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serivks, dinding panggul

atau dasar panggul, akibat dari kekuatan ini adalah terjadinya fleksi

karena moment yang menimbulkan fleksi lebih besar dari moment

yang menimbulkan defleksi sehingga ubun-ubun kecil jelas lebih

rendah dari ubun-ubun besar.

e) Putaran paksi dalam (rotasi internal)


23

Putaran paksi dalam adalah gerakan pemutaran kepala dengan

suatu cara yang secara perlahan menggerakan oksiput dari posisi

asalnya ke anterior menuju simfisis pubis. Putaran paksi daklam

merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan

bentuk jalan lahir, khususnya bentuk bidang tengah panggul dan

pintu bawah panggul . Putaran paksi dalam terjadi setelah kepala

sampai di Hodge III atau setelah kepala sampai di dasar panggul.

f) Ekstensi

Setelah putaran paksi selesai, dan kepala yang telah fleksi

penuh sampai di dalam panggul (vulva), terjadi ekstensi atau

defleksi dari kepala sehingga dasar oksiput langsung menempel

pada margo inferior (tepi bawah) simfisis pubis. Hal ini terjadi

karena pintu keluar vulva mengarah ke atas dan ke depan,sehingga

kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Bagian

oksiput yang terlihat semakin banyak dan terjadi secara perlahan,

kepala dilahirkan dengan ekstensi lebih lanjut bagian bawah oksiput

sebagai pusat pemutaran maka lahirlah berturut-turut UUB (Ubun

Ubun Kecil), dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan

gerakan ekstensi.

g) Putaran paksi luar (rotasi eksternal)

putaran paksi luar disebut juga putaran restitusi atau putaran

balasan, setelah kepala lahir maka kepala memutar kembali kearah


24

punggung janin untuk menghilangkan torsi (proses memilin) pada

leher yang terjadi pada rotasi dalam. Kalau oksiput awalnya

mengarah ke kiri, bagian ini berotasi ke arah tuberositas ischium.

Kembalinya kepala ke posisi obliq diikuti dengan lengkapnya rotasi

luar diposisi lintang, suatu gerakan yang sesuai dengan rotasi badan

janin yang membawa bahu berhimpit dengan diameter anterior

posterior PBP (pintu bawah panggul).

h) Ekspulsi

Setelah rotasi luar, bahu depan kelihatan di bawah simfisis dan

menjadi hipomoklion atau pusat pergerakan untuk kelahiran bahu

belakang, kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh

badan lahir searah dengan paksi jalan lahir. (Djami & Indrayani,

2016).

f. Manifestasi klinik

Berikut ini adalah tanda-tanda bayi baru lahir normal menurut [ CITATION

sud12 \l 1033 ] yaitu :

1. Berat badan 2.500-4.000 gram.

2. Panjang badan lahir 48-52 cm.

3. Lingkar kepala 33-35 cm.

4. Lingkar dada 30-38 cm.

5. Denyut jantung normal sekitar 120-160x/menit.


25

6. Pernafasan pada menit pertama 80x/menit kemudian menurun

setelah tenang 40x/menit.

7. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup

terbentuk dan diliputi vernix caseosa, kuku panjang.

8. Rambut lanugo terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.

9. Genetalia: labia mayora sudah menutupi labia minora (pada

perempuan) dan testis sudah turun (pada laki-laki).

10. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

11. Refleks moro bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan

seperti memeluk.

12. Reflek grasping sudah baik: apabila diletakkan suatu benda diatas

telapak tangan, bayi akan menggenggam/adanya gerakan reflek.

13. Reflek rooting/mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada

pipi dan daerah mulut sudah terbentuk dengan baik.

14. Eliminasi baik, urine dan mekonim akan keluar dalam 24 jam

pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.

g. Klasifikasi Neonatorium

Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa klasifikasi

menurut (Marmi, 2015) yaitu:

1. Neonatus menurut masa gestasinya :

a) Kurang bulan (preterem Infant) : kurang 259 hari (37 minggu).

b) Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (37-42 minggu).


26

c) Lebih bulan (Posterm infant) : lebih dari 294 hari (42 minggu /

lebih).

2. Neonatus menurut berat lahir :

a) Berat lahir rendah : kurang dari 2500 gram.

b) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram.

c) Berat Lahir lebih : lebih dari 4000 gram.

h. Tes diagnostik

Apgar score adalah suatu metode sederhana yang digunakan untuk

menilai keadaan umum bayi sesaat setelah kelahiran. Penilaian ini perlu

untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Yang dinilai

adalah frekuensi jantung (herth rate), usaha nafas (respiratory effort),

tonus otot (muscle tone), warna kulit (colour) dan reaksi terhadap

rangsang yaitu dengan memasukkan kateter kelubang hidung setelah jalan

nafas dibersihkan. Setiap penilaian diberi angka 0,1,2. Dari hasil

penilaian tersebut dapat diketahui apakah bayi normal (vigorous baby =

nilai apgar 7-10), asfiksia ringan (nilai apgar 4-6), asfiksia berat (nilai

apgar 0-3). (Prawihardjo,Sarwono, 2016)

1.1 Tabel penilaian APGAR

Angka Penilaian 1 menit 5 menit 10

menit
0 1 2
27

Bunyi Tidak Lambat Diatas 100 2 2 2

jantung ada (<100)

Pernafasan Tidak Tidak Menangis 2 2 2

ada teratur

Tonus otot lemas Sedikit Pergeraka 1 1 2

refleks n aktif

Refleks Tidak Menyeringa Menangis 1 2 2

ada i kuat

Warna Biru Badan Seluruh 1 2 2

pucat merah bdaanmerh

extremitas

biru
Jumlah 7 9 10

Sumber: [ CITATION wag161 \l 1033 ]

Interpretasi nilai: 1-3 asfiksia berat, nilai 4-6 asfiksia sedang, nilai 7-

10 asfiksia ringan. Hasil nilai APGAR SCORE dinilai setiap variabel

dinilai dengan 0,1,dan 2 nilai tertinggi adalah 10, selanjutnya dapat

ditentukan keadaan bayi sebagai berikut :


28

1. Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik ( vigrous

baby )

2. Nilai 4-6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan

membutuhkan tindakan resusitasi

3. Nilai 0-3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan

membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi [ CITATION wag161 \l

1033 ]

i. Penanganan Bayi Baru Lahir

1. Jaga bayi tetap hangat.

2. Isap lender dari mulut dan hidung (hanya jika perlu).

3. Keringkan.

4. Pemantauan tanda bahaya.

5. Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2

menit setelah bayi lahir.

6. Lakukan inisiasi menyusu dini.

7. Berikan suntikan vitamin K1 1 mg intramuscular, dipaha kiri

anterolateral setelah IMD.

8. Beri salep mata antibiotic pada kedua mata.

9. Pemeriksaan fisik.

10.Beri imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuscular, dipaha kanan

anterolateral, kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1. [ CITATION

drt10 \l 1033 ]
29

j. Pencegahan infeksi

Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus

dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan

terhadap infeksi. Pada sat penanganan bayi baru lahir pastikan penolong

untuk melakukan tindakan pecegahan infeksi pada bayi baru lahir, adlah

sebagai berikut :

1. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan

kontak dengan bayi.

2. Memakai sarung tangan yang bersih pada saat menangani bayi yang

belum dimandikan.

3. Memastikan semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali

pusat telah disinfeksikan tingkat tinggi atausteril.

4. Memastikan semua pakaian, handuk, selimut setra kain yang

digunakan bayi telah bersih.

5. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri, terutama

payudaranya dengan mandi setiap hari.

6. Membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan air

bersih, hangat dan sabun setiap hari.

7. Menjaga bayi dari orang-orang yang terkena infeksi dan memastikan

orang yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya.


30

8. Pencegahan infeksi pada kulit. Beberapa cara yang diketahui yang

dapat mencegah infeksi pada bayi baru lahir adalah meletakkan bayi di

dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung.

9. Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir yaitu dengan

memberikan salep atau tetes mata untuk mencegah oftlmia

neonatorum (tetrasiklin 1% , eritrosin 0,5% atau nitras argensi 1%).

10. Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B

terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi hepattis B

pertama diberikan satu jam setelah pemberian vitmin K. Bila sejak

lahir telah terinfeksi virus hepatitis B (VHB), dapat menyebabkan

kelainan-kelainan yang dibawanya terus hingga dewasa. Sangat

mungkin terjadi sirosis atau pengerutan hati (kerusakan sel hati yang

berat) bahkan yang lebih buruk dapat mengakibatkan kanker hati.

(JNPK-KR, 2014)

k. Rawat Gabung

Rawat gabung adalah suatu sistem perawatan ibu dan anak bersama-

sama atau pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan

sewaktu-waktu, setiap saat ibu tersebut dapat menyusui anaknya. Dalam

penatalaksanaanya bayi harus selalu dekat ibunya semenjak dilahirkan

sampai saatnya pulang.

1. Tujuan rawat gabung adalah:

a) Bantuan emosional
31

b) Penggunaan ASI

c) Penceghan infeksi

d) Pendidikan kesehatan

2. Syarat rawat gabung

Syarat bayi baru lahir dapat dilakukan rawat gabung, antara lain

bayi lahir spontan baik presentasi kepala maupun bokong. Apabila

bayi baru lahir dengn tindakan maka rawat gbung dilakukan setelah

bayi cukup sehat reflex menghisap baik, tidak ada tanda-tanda infeksi

dan lain-lain. (JNPK-KR, 2014).

l. Inisiasi menyusu dini (IMD)

Inisiasi menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera

setelah lahir. Seperti halnya bayi mamalia lainnya, bayi manusia

mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Kontak antara kulit bayi

dengan kulit ibunya dibiarkan setidaknya 1 jam segera setelah lahir,

kemudian bayi akan mencari payudara ibu dengan sendirinya. Cara bayi

melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the brest crawl atau

merangkak mencari payudara. (JNPK-KR, 2014)

m. Rehabilitasi

Perawatan Bayi Baru Lahir Normal terbagi dalam dua tahapan yaitu :

1) Perawatan 1 Jam pertama setelah lahir.

a. Cegah pelepasan panas yang berlebihan segera setelah bayi lahir,

hal ini dapat dilakukan dengan cara mengeringkan tubuh bayi dan
32

letakkan pada perut ibu. Kemudian keringkan kepala dan tubuh bayi

dari cairan ketuban atau cairan lain yang membasahi dengan

menggunakan handuk.

b. Selimuti bayi, terutama bagian kepala dengan kain kering,bagian

kepala bayi mempunyai permukaan yang paling luas dibandingkan

seluruh tubuh. Bila permukaan kepala tidak ditutupi, bayi akan

kehilangan panas tubuhnya secara cepat.

c. Lakukan pengkleman tali pusat 2-3 cm diatas umbilicus, urut tali

pusat dari klem pertama kearah distal kurang lebih 3 cm pasang

klem ke-2 dan lakukan pemotongan tali pusat dengan gunting,

lakukan pengikatan dengan bayi tetap terbungkus kain kering atau

handuk.

d. Ganti handuk bila basah, kain yang basah melekat akan

menurunkan suhu badan sehingga bayi menjadi hipotermi. Jangan

menimbang bayi dalam keadaan tidak berpakaian , menimbang bayi

segera setelah lahir apabila tidak dalam keadaan berpakaian dapat

menyebabkan kehilangan panas.

e. Jangan memandikan bayi setidaknya hingga 6 jam setelah

persalinan, menjaga lingkungan yang hangat dengan meletakkan

bayi pada lingkungan yang hangat dan sangat dianjurkan untuk

meletakkan bayi dalam dekapan ibunya.


33

f. Bebaskan atau bersihkan jalan nafas dengan cara mengusap

mukanya menggunakan kain atau kassa yang bersih dari darah atau

lendir segera setelah kepala bayi lahir. Lakukan rangsangan taktil

dengan cara mengeringkan tubuh bayi yang pada dasarnya adalah

tindakan rangsangan.

g. Perawatan tali pusat dengan cara tali pusat yang sudah diikat dan

dibungkus dengan kassa kering DTT dan pastikan tetap kering.

h. Pemberian vitamin K untuk mencegah perdarahan, Vitamin K 1 mg

secara Intra Muscular.

i. Lakukan pemasangan identifikasi bayi berupa alat pengenal segera

pasca persalinan. (Putrono&Wagiyo, 2016).

2) Perawatan setelah 24 jam

a) Lakukan Perawatan tali pusat, pertahankan sisi tali pusat dalam

keadaan terbuka supaya terkena udara dan ditutupi dengan kain

bersih secara longgar.

b) Ajarkan ibu mengenal tanda-tanda bahaya pada bayi dan beritahu

supaya merujuk bayi untuk segera perawatan lebih lanjut. Ajarkan


34

cara perawatan harian seperti perawatan tali pusat,memandikan

bayi, memberi ASI sesuai kebutuhan setiap 2-3 jam mulai hari

pertama.

c) Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering. [ CITATION

wag161 \l 1033 ].

n. Program pemerintah

Program pemerintah meliputi kunjungan neonatal yang dilakukan

untuk memantau kesehatan bayi sehingga jika terjadi masalah dapat

segera diidentifikasi, seperti bayi mengalami kesulitan untuk menyusui,

kemampuan menghisap lemah, bayi tampak lunglai, warna kulit kebiruan,

tidak BAB dalam 48 jam, ikterus yang timbul pada hari pertama, tali

pusat merah/bengkak atau keluar cairan dari tali pusat, bayi demam lebih

37,5 sehingga keadaan ini harus diberi rujukan.

Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus

terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui bila terdapat kelainan /

masalah pada bayi. Jadwal kunjungan neonatus (Kemenkes RI, 2012)

a. Usia 6-48 jam (KN 1)

b. Usia 3-7 hari (KN 2)

c. Usia 8-28 hari (KN 3)

2. Konsep Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Fisiologis

a. Pengertian asuhan kebidanan


35

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada

individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara

bertahap dan sistematis, melalui suatu proses yang disebut manajemen

kebidanan. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan, dalam

rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang

berfokus pada klien (Varney, 2011).

b. Tujuan dan Manfaat Asuhan Kebidanan

Tujuan asuhan kebidanan adalah menjamin kepuasan dan keselamatan

ibu dan bayinya sepanjang siklus reproduksi, mewujudkan keluarga bahagia

dan berkualitas melalui pemberdayaan perempuan dan keluarganya dengan

menumbuhkan rasa percaya diri (Varney, 2011).

c. Tahapan Asuhan Kebidanan

Asuhan dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan

secara profesional berdasarkan ilmu dan kiat kepada pasien yang bertujuan

untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami pasien. ( Maritalia, 2012)

1) Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk

mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.(Maritalia,2012)

a) Data subyektif
36

Anamnesa atau wawancara dilakukan untuk mendapatkan data

subjekif tentang keadaan kesehatan klien. Data subjektif

merupakan keluhan yang dirasakan/dialami klien berhubungan

dengan kondisi kesehatannya. Berdardasarkan sumber data,

anamnesa dibagi menjadi 2, yaitu auto anamnesa (data yang

bersumber dari klien sendiri ) dan alloanamnesa (data yang

bersumber dari orang lain yang mengetahui kondisi kesehatan

klien). Data yang diperoleh dari anamnesa biasanya berupa

keluhan atau keadaan tidak nyaman yang dirasakan klien.

(Maritalia 2012)

Data yang didapatkan dari pengkajian melalui teknik anamnesa

diantara lain adalah:

1. Data biografi

2. Keluhan utama dan pendukung

3. Riwayat kesehatan

4. Pola kebiasaan

5. Konsep diri

6. Agama, kepercayaan, budaya dan lain-lain.

b) Data obyektif

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendapatkan data objekif.

Data objektif ,merupakan data yang diperoleh dengan melakukan

serangkaian pemeriksaan pada klien.


37

1. Inspeksi

Merupakan teknik pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan

cara melihat. Inspeksi sering juga disebut dengan periksa

pandang karena indera pengelihatan lah yang lebih berperan

pada saat melakukan pemeriksaan ini.

2. Palpasi

Teknik pemeriksaan palpasi dilakukan secara sentuhan atau

rabaan dengan menggunakan jari – jari tangan. Teknik ini

dilakukan untuk mendeterminasi keadaan jaringan atau organ

tubuh. Pada saat melakuakan palpasi, sentuhan hanya

dilakukan pada bagian tubuh yang mengalami gangguan

/masalah kesehatan.

3. Perkusi

Merupakan teknik pemerikan fisik yang dilakukan dengan cara

mengetuk. Palpasi dapat dilakukan tanpa alat (dengan

mmenggunakan jari-jari tangan pemeriksa) dan dapat juga

dilakukan dengan menggunakan alat seperti reflek hammer.

4. Auskultasi

Merupakan teknik pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan

cara mendengar.

c) Pemeriksaan diagnostik atau pemeriksaan penunjang


38

Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada keadaan-kadaan tertentu

untuk melengkapi data yang telah diperoleh dari anamnesa dan

pemeriksaan fisik. Tidak semua klien harus dilakukan pemerikan

diagnostic/penunjang. (maritalia, 2012).

2) Interpretasi dan Diagnosa Kebidanan

Interprestasi data dasar dapat dilakukan bila pengkajian telah

selesai dilaksanakan dan data telah terkumpul dengan lengkap. Data

dasar yang telah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga dapat

dirumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. (maritalia,2012)

3) Mengidentifikasikan Diagnosa atau Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan

diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial

benar-benar terjadi.(Suryani, 2007)

4) Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan

Penanganan segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

dan/ untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang lain sesuai kondisi klien. Langkah keempat


39

mencerminkan kesinambunagan dari proses manajemen kebidanan.

Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau

kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama

bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam

persalinan.

Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi.

Beberapa data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana

bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu

atau anak (misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah

lahir, distosia bahu, atau nilai APGAR yang rendah). Dari data yang

dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang memerlukan

tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari

seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainya bisa saja

tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau

kolaborasi dengan dokter. (Suryani, 2007)

5) Merencanakan Asuhan

Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah

atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana

asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa- apa yang sudah

teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang


40

berkaitan tetapi juga dari kerangka pedomen antisipasi terhadap klien

tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah

dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien

bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan social ekonomi

kultural atau masalah psikologis.

6) Pelaksanaan

1. Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

diuraikan pada langkah ke lima diatas dilakukan secara efisien dan

aman (Nurul, 2011).

2. Realisasi perencanaan dapat dilakukan oleh bidan , pasien atau

anggota keluarga lainnya (Nurul, 2011)

3. Jika bidan tidak melakukannya ia tetap memikul tanggung jawab

atas terlaksananya seluruh perencanaan (Nurul, 2011)

4. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu ,biaya, dan

meningkatakan mutu asuhan (Nurul 2011)

5. Berikutnya adalah beberapa contoh pelaksanaan perencanaan

asuhan berdasarkan peran bidan dalam tindakan mandiri,

kolaborasi, dan tindakan pengawasan. (Nurul 2011)

7) Evaluasi

1. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah dipenuhi dan

mengatasi diagnosa dan masalah yang telah diidentifikasi. (Nurul,

2011)
41

2. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar efektif

dalam pelaksanaannya. (Nurul, 2011)

3. Mengngat proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan

yang berkesinambungan, perlu mengulang kembali dari asuhan

awal setap asuhan yang tidak efektif melalui manajemen untuk

mengidentifikasi mengapa proses manajemen tida efektif serta

melakukan penyesuaian pada rencana suhan. (Nurul, 2011)

8) Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu pencatatan dan pelaporan informasi

tentang kondisi dan perkembangan kesehatan pasien dan semua

kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan (bidan, dokter,

perawat dan petugas kesehatan lainnya).

B. Konsep Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Fisiologis

1. Manajemen Kebidanan

Pendokumentasian dengan pendekatan berorientasi masalah yang

bertujuan untuk memudahkan pendokumentasian dengan catatan

perkembangan yang terintegrasi.keuntungan pendekatan berorientasi

masalah salah satunya adalah berfokus pada masalah klien. Proses


42

penatalaksanaan asuhan manajemen kebidanan merupakan proses

pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk

mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah (Risneni &

Asih, 2016)

Adapun penatalaksanaan menggunakan manajemen kebidanan tujuh langkah

varney tersebut adalah sebagai berikut :

a. Langkah pertama : pengumpulan data dasar

Mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang

berkaitan dengan kondisi klien, pada langkah ini dilakukan pengkajian

data dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk

mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu identitas pasien,

riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan, meninjau

data laboratorium.

1) Data Subjektif

Data subjektif adalah pendokumentasian manajemen kebidanan

menurut Helen Varney langkah pertama pengkajian data, data

subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien

dan diperoleh melalui wawancara dimana wawancara tersebut meliputi

a) Biodata

1. Identitas Bayi

a) Nama bayi : Untuk menghindari kekeliruan


43

b) Tanggal/jam/lahir : untuk mengetahui waktu kelahiran

neonatus

c) Jenis kelamin : untuk mengetahui jenis kelamin bayi

d) Umur bayi : untuk mengetahui usia bayi

e) Alamat : untuk memudahkan kunjungan rumah

2. Identitas Ibu

a) Nama ibu : untuk memudahkan memanggil atau mencegah

keliruan

b) Umur : untuk mengetahui umur ibu apakah beresiko tinggi atau

tidak

c) Suku bangsa : berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan

sehari-hari.

d) Agama : untuk mengetahui keyakinan pasien untuk

membimbing atau mengarajhkan pasien tersebut dalam berdoa.

e) Pendidikan : untuk mengetahui sejauh mana tingkat

intelektualnya sehingga bidan dapat memberikan konseling

sesuai dengan pendidikannya.

f) Pekerjaan : untuk mengetahui tingkatb sosial ekonomi

g) Alamat: untuk memudahkan komunikasi dan kunjungan rumah.

3. Identitas Ayah

a) Nama ayah: untuk menghindari terjadinya kekeliruan

b) Umur : untuk mengetahui usia ayah


44

c) Suku bangsa : berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan

sehari-hari.

d) Agama : untuk mengetahui keyakinan pasien untuk

membimbing atau mengarajhkan pasien tersebut dalam berdoa.

e) Pendidikan : untuk mengetahui sejauh mana tingkat

intelektualnya sehingga bidan dapat memberikan konseling

sesuai dengan pendidikannya.

f) Pekerjaan : untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi

g) Alamat : untuk memudahkan komunikasi dan kun jungan

rumah.

4. Riwayat Persalinan

Dikaji untuk mengetahui riwayat persalinan yang lalu, anak

keberapa, berapa usia kehamilan, jenis persalinan, ditolong oleh

siapa, Apakah ada komplikasi persalinan. tempat persalinan, lama

kala I, II, III, Berat Badan bayi, Panjang Badan bayi, denyut

jantung, respirasi, suhu, bagaimana ketuban, jam berapa waktu

persalinan, berapa nilai APGAR SCORE untuk bayi, laktasi dan

bagaimana keadaan bayi saat ini (Sondakh, 2013)

5. Riwayat kehamilan sekarang

a. Hari Pertama Haid Terakhir ( HPHT ) Sesuai dengan aturan

Naegele, yaitu dari hari pertama haid terakhir ditambah 7 hari

dikurangi 3 hari dan ditambah 1 tahun.


45

b. Hari Perkiraan Lahir ( HPL) Untuk mengetahui kapan tafsiran

persalinan pada pasien.

c. Keluhan pada kehamilan

Menurut (Sondakh, 2013) berisikan keluhan pemakaian obat

obatan, maupun penyakit pada saat hamil, mulai dari trimester

I,II, dan III.

d. Ante Natal Care (ANC) Asuhan yang diberikan pada ibu hamil

sejak mulai konsepsi sampai sebelum kelahiran bayi .

e. Penyuluhan untuk mengetahui apakah ibu sudah mendapatkan

penyuluhan tentang gizi, aktifitas selama hamil dan tanda

bahaya kehamilan (Sondakh, 2013).

f. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Untuk memberikan perlindungan bagi bayi yang akan

dilahirkan nanti dari kejadian tetanus neonatorium. (Sondakh,

2013)

6. Kebiasaan ibu sewaktu hamil

a. Pola nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi,

banyaknya, dan jenis makanan serta makanan pantangan.

(Sondakh, 2013)

b. Pola eliminasi
46

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air

besar meliputi frekuensi, jumlah, konstitensi, dan bau serta

kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi warna dan jumlah

( Sondakh, 2013)

c. Pola istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur, berapa jam tidur,

kebiasaan sebelum tidur biasanya membaca, mendengarkan

musik, kebiasaan mengonsumsi obat tidur kebiasaan tidur siang

dan penggunaan waktu luang (Sondakh, 2013).

d. Pola seksualitas

Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu dan suami melakukan

hubungan seksualitas dalam seminggu dan alat yang digunakan

serta ada keluhan atau tidak (Sondakh, 2013).

e. Personal hygne

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan

tubuh terutama pada daerah genetalia (Sondakh, 2013).

f. Psikologis dan budaya

Untuk mengetahui apakah ibu ada pantangan dan kebiasaan

saat hamil yang tidak diperbolehkan dalam adat masyarakat

setempat, tentang kehamilan ini diharapkan atau tidak, jenis

kelamin yang diharapkan, dukungan dari keluarga dalam


47

kehamilan ini dan apakah ada keluarga lain yang tinggal

bersama (Sondakh, 2013).

g. Perokok dan pemakaian obat-obatan

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu merokok atau tidak dan

ibu menggunakan obat-obatan serta alkohol yang

mengakibatkan abortus dan kerusakan janin (Sondakh, 2013).

b) Data Obyektif

Data obyektif adalah pendokumentasian manajemen kebidanan

menurut Helen Varney terutama data yang diperoleh melalui hasil

observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan

laboratorium, atau pemeriksaan diagnostik lainnya hal ini diperoleh

dari pemeriksaan bayi meliputi :

a. Pemeriksaan umum

Menurut (Sondakh, 2013) untuk mengetahui keadaan bayi meliputi:

Kesadaran :

1. Untuk mengetahui kesadaran bayi (sadar penuh, apatis, gelisah

atau koma)

2. Suhu : untuk mengetahui suhu bayi, normal (36,5-37,5oC)

3. Pernafasan : untuk mengetahui pernafasan bayi, normal (40-60

kali/ menit).

4. Denyut jantung : untuk mengetahui denyut jantung bayi,

normal (130-160 kali/menit)


48

b. Pemeriksaan Khusus

Dilakukan dengan pemeriksaan APGAR SCORE pada menit

pertama, dan menit ke sepuluh.

c. Pemeriksaan fisik sistematis menurut (Dewi,2013) adalah :

1. Kepala : adakah mesochepal atau mekrochepal serta kelainan

chepal hematoma dan caput succedaneum

2. Mata : adakah kotoran di mata, adakah warna kuning di sclera

dan warna putih pucat di konjungtiva

3. Telinga : adakah kotoran atau cairan, simetris atau tidak

4. Hidung : adakah nafas cuping,kotoran yang menyumbat jalan

nafas

5. Mulut : adakah sianosis dan bibir kering, adakah kelainan

seperti labioskizis, atau labiopalatoskizis (Dewi,2013)

6. Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran

vena jugularis (Sondakh,2013)

7. Dada : simetris atau tidak, retraksi, frekuensi bunyi jantung,

adakah kelainan

8. Abdomen : simetris, tidak ada massa, tidak ada infeksi

(Sondakh,2013)

9. Kulit : warna, apakah kulit kencang atau keriput dan rambut

lanugo
49

10. Genetalia : untuk bayi laki-laki testis sudah turun, untuk bayi

perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora

11. Ekstermitas : adakah odema, tanda sianosis, akral dingin,

apakah kuku sudah melebihi jari-jari, apakah ada kelainan

polidaktili atau sindaktili

12. Tulang punggung : adakah pembengkakan atau ada cekungan

(Dewi, 2013)

13. Anus : apakah anus berlubang atau tidak

d. Pemeriksaan Reflek

1. Reflek Moro

Untuk mengetahui apabila bayi diberi sentuhan mendadak

terutama dengan jari dan tangan, maka akan menimbulkan

gerak terkejut. (Sondakh, 2013)

2. Reflek Rooting

Untuk mengetahui cara mencari puting apabila pipi bayi

disentuh oleh jari atau puting ibu, maka ia akan menoleh dan

mencari sentuhan itu. (Sondakh, 2013)

3. Reflek Sucking

Untuk mengetahui apakah reflek isap bayi bagus ketika bayi

diberi puting, maka ia berusaha untuk menghisap (Sondakh,

2013)
50

4. Reflek Tonik Neck

Untuk mengetahui otot leher bayi, apabila bayi diangkat dari

tempat tidur (digendong), maka ia akan berusaha mengangkat

kepalanya (Sondakh, 2013)

5. Reflek Menggenggam

Untuk mengetahui apabila telapak tangan bayi disentuh dengan

jari, maka ia akan berusaha menngenggam jari pemeriksa

(Sondakh, 2013)

6. Reflek Glabella

Untuk mengetahui apabila bayi disentuh pada daerah os

glabella dengan jari maka ia akan mengerutkan keningnya dan

mengedipkan matanya (Sondakh, 2013).

e. Pemeriksaan Antropometri

Menurut (Sondakh,2013) pemeriksaan antropometri meliputi :

1. Lingkar kepala : untuk mengetahui pertumbuhan otak (normal

33-38 cm)

2. Lingkar dada : untuk mengetahui keterlambatan pertumbuhan

(normal 33-35 cm)

3. Panjang badan : panjang badan bayi lahir normal (48-50 cm)

4. Berat badan bayi normal (2500-4000 gram)

5. Lingkar lengan atas : pada bayi normal 10-11 cm.

b. Langkah kedua : Interpretasi data


51

Identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau masalah dan

kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar data-data

yang dikumpulkan [ CITATION yus16 \l 1033 ]

1. Diagnosa kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegaskan bidan dalam

lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur

diagnosa kebidanan.

a) Data subjektif

1) Ibu mengatakan baru saja melahirkan

2) Ibu mengatakan bayinya bernafas normal (40-60 kali/menit)

b) Data obyektif

1) Keadaan umum :

2) TTV :

Pernafasan : pernafasan normal (40-60 kali/menit)

Denyut jantung normal : 130-160 kali/menit

Bayi bernafas spontan

Refleks otot bayi dalam batas normal

2. Masalah

Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang

ditemukan dari hasil pengkajian atau menyertai diagnosa. [ CITATION

yus16 \l 1033 ].
52

3. Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan

melaksanakan analisis data. [ CITATION yus16 \l 1033 ].

c. Langkah Ketiga : Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan, bidan dapat bersiap-siap bila diagnosis atau

masalah potensial benar-benar terjadi. [ CITATION yus16 \l 1033 ].

d. Langkah Keempat : Identifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang

Memerlukan Penanganan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

dan atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi bayi, contohnya jika

bayi tidak segera bernapas spontan dalam 30 detik, segera lakukan

resusitasi [ CITATION yus16 \l 1033 ].

e. Langkah Kelima : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan tindakan menyeluruh yang merupakan

kelanjutan dari manajemen terhadap diagnosa yang telah teridentifikasi.


53

Tindakan yang dapat dilakukan berupa observasi, penyeluruhan atau

pendidikan kesehatan dan pengobatan sesuai advis dokter.

Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang rasional sesuai dengan

temuan pada langkah sebelumnya [ CITATION yus16 \l 1033 ]

1) Lakukan perawatan

a) Membersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir dan kassa

steril.

b) Memotong tali pusat dengan teknik aseptic dan antiseptic.

c) Apabila bayi tidak menangis,merangsang taktil dengan cara

menepuk-nepuk kaki, mengelus-elus dada, perut atau punggung.

d) Membungkus bayi dengan kain hangat.

e) Badan bayi harus dalam keadaan kering.

f) Jangan memandikan bayi dengan air dingin, gunakan minyak atau

baby oil untuk membersihkan tubuhnya.

g) Menutup kepala bayi dengan topi.

h) Membersihkan badan bayi.

i) Perawatan tali pusat.

j) Pemberian ASI sedini mungkin dan adekuat.

k) Melaksanakan antropometri dan pengkajian kesehatan.

l) Memasang pakaian bayi.

m)Memasang tanda pengenal bayi.


54

f. Langkah keenam : Melakukan Perencanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan yang menyeluruh seperti

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan oleh bidan secara efisien dan

aman yaitu :

1) Melakukan perawatan

a. Membersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir dan kassa steril

b. Memotong tali pusat dengan teknik aseptic dan antiseptic

c. Apabila bayi tidak menangis,merangsang taktil dengan cara

menepuk-nepuk kaki, mengelus-elus dada, perut atau punggung

d. Membungkus bayi dengan kain hangat

e. Badan bayi harus dalam keadaan kering

f. memandikan bayi dengan air dingin, gunakan minyak atau baby oil

untuk membersihkan tubuhnya

g. Menutup kepala bayi dengan topi

h. Membersihkan badan bayi

i. Perawatan tali pusat

j. Pemberian ASI sedini mungkin dan adekuat

k. Melaksanakan antropometri dan pengkajian kesehatan

l. Memasang pakaian bayi

m. Memasang tanda pengenal bayi


55

g. Langkah 7 : Evaluasi

Tujuan Evaluasi untuk melakukan keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan

yang telah teridentifikasi di dalam masalah dan diagnosis. [ CITATION

yus16 \l 1033 ].
56

C. Kerangka Konsep

1.2 KERANGKA KONSEP

INPUT PROSES OUTPUT


57

Bayi Baru Lahir dengan Asuhan kebidanan 7 Hasil Asuhan kebidanan:

Asfiksia Ringan ini;ai langkah varney : 1. Bayi lahir dengan

Apgar 7-10 : 1. Pengkajian data dasar , ektremitas aktif/

1. Bayi lahir dengan data subjektif, data fleksi tungkai

ektremitas fleksi objektif. baik.

sedikit 2. Interpretasi data 2. Bayi dapat

2. Bayi lahir dengan diagnosa dan keadaan menangis kuat.

refleks lambat umum bayi. 3. Pernapasan bayi

3. Bayi lahir dengan 3. Diagnosa masalah baik/ teratur

pernapasan lambat atau potensial 4. Warna kulit bayi

tidak teratur 4. Tindakan segera kemerahan

4. Warna kulit normal 5. Perencanaan asuhan 5. FJ>100

5. FJ>100 kebidanan

6. Pelaksanaan

(implementasi)

7. Evaluasi
58

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain penelitian

Laporan tugas akhir ini merupakan bentuk laporan menggunakan

pendekatan penelitian kualitatif dengan strategi penelitian dengan tujuan utama

untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif

dan memusatkan perhatian pada obyek tertentu. gambaran tentang studi keadaan

secara obyektif. Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara meneliti

suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal (Kresno &

Martha, 2016).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian Dilaksanakan di BPM “L” Kota Bengkulu tahun 2020. Waktu

Penelitian Dilaksanakan Pada Bulan Juli - Agustus 2020.

C. Setting Penelitian

1. Lokasi penelitian

BPM “L” terletak dijalan Bhakti Husada Kota Bengkulu.

2. Sarana dan Prasarana


59

BPM “L” terdiri dari beberapa ruangan yaitu ruang konseling KB, ruang

pemeriksaan, ruang bersalin, ruang nifas. Jumlah bidan di BPM “L” sebanyak

3 orang.

D. Subjek Penelitian/ Partisipan 55

Sampel/subjek studi kasus merupakan orang yang akan dikenal kegiatan

pengambilan kasus. Subjek penelitian ini adalah bayi baru lahir Fisiologis.

a) Subjek Inklusi

1) Bayi Baru Lahir dengan asfiksia ringan

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data berisi bagaimana data diperoleh menggunakan alat ukur

yang telah direncanakan. Di dalam teknik pengumpulan data berisi prosedur

penggunaan alat penelitian yang akan menunjang mendukung studi kasus.

Data berdasarkan cara memperoleh dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data

sekunder (Kresno & Martha, 2016)

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung

dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan

memerlukannya, data primer diambil dengan cara :

a. Metode Wawancara Terstruktur

Merupakan dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi atau data dari terwawancara. Pada pengambilan

kasus ini melakukan wawancara dengan keluaraga bayi.


60

b. Metode Observasi

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati subyek

dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang berhubungan dengan

kasus yang diambil. Observasi dapat berupa pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang dan observasi yang akan digunakan untuk

penilaian pada bayi baru lahir adalah lembar observasi dan alat ukur

penilaian APGAR SCORE yang merupakan salah satu cara dengan

melihat keadaan umum bayi seperti warna kulit, tangisan, denyut jantung,

pernafasan, serta refleks otot. (Kresno & Martha, 2016).

c. Metode dokumentasi

Dalam metode dokumentasi ini peneliti menggunakan metode

pendokumentasian menurut 7 langkah manajemen Varney yaitu

Pengkajian data dasar (subjektif dan objektif), Interpretasi data,

Identifikasi Diagnosa dan masalah Potensial, kebutuhan dan tindakan

segera, merencanakan asuhan, melaksanakan perencanaan, dan evaluasi.

(Risneni & Asih, 2016).

2. Data Sekunder

Didapat dari semua bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan

dokumentasi resmi maupun tidak resmi, misalnya laporan, catatan didalam

kartu klinik sedangkan tidak resmi adalah segala bentuk dokumen dibawah

tanggung jawab instansi tidak resmi seperti birografi dan catatan harian.

F. Metode Keabsahan Data/Uji Triangulasi Sumber


61

Uji keabsahan data pada penelitian yaitu menggunakan pasien, bidan,

keluarga pasien sebagai sumber informasi, sumber dokumentasi, dan lain-lain.

Jika informasi yang didapatkan dari sumber pasien, sama dengan yang

didapatkan bidan dan keluarga pasien, maka informasi tersebut valid.

G. Metode Analisa Data

Analisa data penelitian dalam studi kasus kebidanan yang digunakan

adalah domain analisis, yang bertujuan untuk memperoleh gambaran yang

bersifat umum dan relative menyuluruh tentang apa yang tercakup dalam fokus

penelitian.

H. Etika Penelitian

Etika penelitian yaitu sebuah persetujuan dari komite etik penelitian di

suatu institusi bahwa penelitian yang dilakukan ini hal tidak membahayakan

reponden penelitian. Hal yang harus peneliti dalam etika penelitian yang lain :

1. informed Consent ( lembar persetujuan )

Lembar persetujuan yang akan diberikan kepada calon responden yang akan

diteliti. Lembar persetujuan diberikan kepada resonden dengan memahami

penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan, serta

menjelaskan manfaat yang akan diperoleh jika bersedia menjadi responden

jika calon responden bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar

persetujuan bila calon responden menolak peneliti tidak boleh memaksa.

2. Kerahasiaan
62

Tanggung jawab peneliti untuk melindungi semua informasi ataupun data

yang dikumpulkan selama dilakukannya penelitian. Informasi tersebut hanya

akan diketahui oleh peneliti dan pembimbing atas persetujuan responden, dan

hanya kelompok data tertentu saja yang akan di sajikan sebagai hasil

penelitian.

3. Anonim

Tindakan merahasiakan nama peserta trkait dengan partisipasi mereka dalam

suatu penelitian.
63

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY. NY. “ R“

UMUR 1 MENIT DENGAN ASFIKSIA RINGAN

DI BPM “L” TAHUN 2020

Hari/tanggal pengkajian : 06 juli 2020

Jam : 17.30 wib

Nama pengkaji : Firani Mardha Pratiwi

Tempat pengkaji : BPM “L”

I. PENGKAJIAN DATA

Tanggal : 06 juli 2020

DATA SUBJEKTIF

1. Identitas Bayi

Nama :By. Ny.”R”

Tanggal Lahir : 06 Juli 2020


64

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur Bayi : 1 Menit

Identitas Orangtua

Nama Ibu : Ny.R Nama Ayah : Tn. A

Umur : 26 Tahun Umur : 27 Tahun

6077776999
Suku : Manna 89865 Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Irt Pekerjaan : Wiraswasta

Penghasilan :- Penghasilan :

Alamat : Kandang Mas Alamat : Kandang Mas

No Hp : 085832256173 No Hp :-

2. Keluhan Utama Pada Bayi : Bayi Baru lahir pukul 16.35 WIB Lahir

Spontan Dengan Presentasi Kepala, Usaha Bernapas Lambat Dan

Tidak Teratur, Lengan Dan Kaki Fleksi Sedikit Dan Reflek Gerakan

Sedikit.

3. Riwayat kehamilan

Riwayat obstetric (ibu) : G1P0A0

Keluhan yang dialami ibu

TM I : mual muntah fisiologis

TM II : susah tidur
65

TM III : sering kencing pada malam hari

Kejadian selama hamil: tidak ada

a. Riwayat penyakit selama hamil

Perdarahan : tidak ada

Preeklamsi : tidak ada

Eklamsi : tidak ada

Kelainan : tidak ada

b. Kebiasaan selama hamil

Makanan : Nasi, Sayur, Ikan, Buah Dan Susu

Obat-Obatan/ Jamu : Obat Dari Bidan Sulfass Ferrosus (FS),

Kalk, B6, Jamu Tidak Ada

Merokok : Tidak Ada

c. Komplikasi

Ibu : Tidak Ada Komplikasi

Bayi : Tidak Ada Komplikasi

4. Riwayat Persalinan Sekarang

Tempat Persalinan : BPM “L”

Usia Kehamilan : 38 Minggu

Jenis Persalinan : Spontan


66

Penolong : Bidan

Ketuban : Jernih

Jenis Kelamin : Perempuan

Berat badan : 3.800 gr

Panjang badan : 52 cm

Lingkar kepala : 34,5 cm

Lingkar dada : 36 cm

Kelainan : Tidak Ada

5. Keadaan bayi baru lahir

No. Aspek yang dinilai 1 menit 5 menit 10 menit 15 menit 20 menit

1 Denyut jantung 2 2 2 2 2
2 Usaha bernafas 1 1 2 2 2
3 Tonus otot 1 2 2 2 2
4 Refleks 1 2 2 2 2
5 Warna kulit 2 2 2 2 2
Jumlah 7 9 10 10 10
67

6. Resusitasi

Penghisapan : Ya

Ambubag : tidak dilakukan

Massase jantung : tidak dilakukan

Rangsangan : Ya

DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Lemah

b. Kesadaran : composmentis

c. Tanda-tanda vital

Denyut jantung : 135

Pernapasan : 30

Suhu : 36,6

2. Pemeriksaan fisik

a. Kepala : bentuk Normal, tidak ada caput succedenum,

tidak ada cepal hematoma, tidak ada benjolan abnormal.

b. Muka : Pucat, bentuk simetris

c. Mata

Konjungtiva : tidak Pucat

Sklera : tidak kuning

d. Hidung

Bentuk : simetris
68

Kebersihan : bersih

e. Telinga

Lubang : ada

Bentuk : simetris

Lanugo : tidak ada

Kelainan : tidak ada

f. Mulut

Mukosa bibir : lembab

Labioskizis : tidak ada

Palatoskizis : tidak ada

g. Leher

Tidak ada pembengkakan limfe, kelenjar tyroid dan vena

jugularis.

h. Dada

Gerakan dada : simetris

Pengeluaran : tidak ada

i. Ketiak

Massa : tidak ada

Pembengkakan kelenjar getah bening : tidak ada

j. Abdomen

Bentuk : simetris

Kelainan : tidak ada


69

Bising usus : ada

Keadaan tali pusat : masih basah, terbungkus kasa steril

k. Punggung

Spina bifida : tidak ada

l. Genetalia dan anus

Vagina : labia mayora sudah menutupi labia

minora

Lubang uretra : ada

Lubang anus : ada

m. Ekstremitas

Warna : kemerahan

Kelengkapan : lengkap

Odema : tidak ada

Gerakan : lemah

3. Refleks

Moro :Respon Bayi Saat Mendengar Suara Atau

Gerakan Yang Mengejutkan positif

Rooting : positif ketika pipi bayi di sentuh dengan jari

bayi hanya menoleh dan tidak mencari sentuhan.

Sucking : Negatif, bayi mengalamai Asfiksia ringan bayi

tidak dilakukan IMD segera setelah lahir.


70

Polmar Grasping : Positif, ketika ibu jari diletakkan pada tangan

bayi bayi menggenggam telapak tangannya.

Tonic Neck : Refleks Leher Bayi Menoleh Kanan Dan Kiri

4. Antropometri

BB/PB : 3.8000 Gram/ 52 cm

Lingkar kepala : 34,5 cm

Lingkar dada : 36 cm

Lila : 11 cm

5. Eliminasi

a. BAK:

Frekuensi :2X

Warna : kuning jernih

b. BAB:

Frekuensi : 1X

Warna : hitam (mekonium)

6. Pemeriksaan penunjang

Tidak dilakukan

II. Interpretasi Data

Tanggal : 06 juli 2020

Jam : 16.35 wib

a. Diagnosa kebidanan
71

Bayi Ny. “R” umur 1 menit lahir spontan, cukup bulan, sesuai masa

kehamilan, dengan berat badan lahir normal 3.800 gram dengan

Asfiksia Ringan.

Data dasar

1. Data subjektif

Bayi lahir tanggal 06 juni 2020 jam 16.35 wib

Bayi tidak menangis spontan, gerakan tidak aktif

2. Data objektif

a) Keadaan umum : lemah

Kesadaran : composmentis

Berat badan : 3.800 gram

b) Nilai apgar score

No. Aspek yang 1 menit 5 menit 10 menit 15 menit 20 menit

dinilai
1 Denyut jantung 2 2 2 2 2
2 Usaha bernafas 1 1 2 2 2
3 Tonus otot 1 2 2 2 2
4 Refleks 1 2 2 2 2
5 Warna kulit 2 2 2 2 2
72

Jumlah 7 9 10 10 10

c) Pemeriksaan fisik

1) Mulut : Tidak Ada Labioskizis, Tidak Ada

Palatoskizis

2) Dada

Gerakan Dada : Simetris

Pengeluaran : Tidak Ada

3) Tanda-Tanda Vital

Denyut Jantung : 125

Pernapasan : 30

4) Pemeriksaan Refleks

Moro : Ada

b. Masalah

Bayi mengalami gangguan pernapasan

c. Kebutuhan

Membersihkan jalan napas, atur kepala bayi dengan ekstensi untuk

melonggarkanjalan napas.

III. Diagnosa Potensial

Tanggal : 06 Juli 2020


73

Jam : 16.36 Wib

Potensi Terjadinya Asfiksia Sedang.

IV. Kebutuhan Segera

Tanggal : 06 Juli 2020

Jam : 16.36 Wib

a. Membersihkan jalan napas menggunakan selang dee lee

b. Mengatur kepala bayi dengan posisi Sedikit ekstensi

c. Mencegah kehilangan panas.

V. Perencanaan Tindakan

Tanggal : 06 Juli 2020

Jam : 16.36 Wib

1. Potong Tali pusat

2. Keringkan Tubuh Bayi

3. Nilai apgar score

4. Bersihkan jalan napas

5. Atur kepala bayi dengan posisi sedikit ekstensi

6. Beri rangsangan taktil

7. Pakaikan pakaian bayi

8. Jaga suhu tubuh

9. Nilai apgar score menit ke 5, menit 10, menit 15 dan menit ke- 20.

VI. Pelaksanaan

Tanggal : 06 Juli 2020


74

Jam : 16.37 Wib

1. Memotong tali pusat dengan gunting tali pusat

2. Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk bersih dan kering.

3. Menilai apgar score menit 1

4. Membersihkan jalan napas dari hidung dengan kedalam selang 3 cm

dan mulut dengan kedalaman selang 5 cm.

5. Mengatur kepala bayi dengan posisi sedikit ekstensi.

6. Memberikan rangsangan taktil pada telapak kaki bayi dengan cara

menepuk dan menggosok punggung bayi dengan telapak tangan.

7. Memakaikan pakaian bayi yang bersih dan kering.

8. Menjaga suhu tubuh bayi dengan membedong dan beri selimut

9. Menilai apgar score menit ke 5, Menit ke 10, menit 15 dan menit ke20

VII. EVALUASI

Tanggal : 06 juli 2020

1. Tali pusat bayi telah terpotong


75

2. Tubuh bayi telah kering

3. Nilai APGAR SCORE pada menit pertama adalah 7

4. Jalan napas bayi telah dibersihkan menggunakan selang dee lee

5. Posisi kepala bayi sedikit ekstensi

6. Bayi telah diberikan rangsangan taktil, bayi dapat menangis kuat

7. Bayi memakai baju yang kering dan bersih.

8. Suhu tubuh Bayi sudah hangat

9. Nilai APGAR SCORE menit ke 5 adalah 9, menit 10 adalah 10, menit

15 adalah 10 dan menit ke- 20 adalah 10.


76

CATATAN OBSERVASI HARI KE- 1

Hari/ Jam Catatan perkembangan (SOAP) Paraf


Tanggal
Senin/ 06 17.35Wib S: bayi lahir tanggal 06 juli 2020 jam 16.35
juli 2020
wib

O:

1. Keadaan umum baik

2. kesadaran composmentis

3. pernapasan 45

4. detak jantung: 124

5. suhu : 36,5

6. warna kulit kemerahan

7. gerakan dada sesuai pola pernapasan


77

A: Bayi Ny.”R” umur 1 Jam dengan riwayat

Asfiksia Ringan.

P: Tangal 06 juli 2020

1. memberi tahu ibu hasil pemeriksaan

bayi bahwa saat ini kondisi bayinya

sudah membaik.

EV: ibu mengetahui bahwa saat ini

kondisi bayinya sudah Membaik.

2. menganjurkan ibu untuk menjaga

kehangatan bayi dengan membedong

bayi

EV: ibu sudah menjaga kehangatan

bayi

3. memberi salep mata pada bayi

EV: bayi sudah diberi salep mata


18.35 Wib S: Ibu Mengatakan Bayinya Sudah menangis

kuat

O:

1. kesadaran Composmentis

2. Suhu 37

3. Pernapasan 46

4. Warna Ektremitas Kemerahan


78

A: Bayi Ny.”R” Umur 2 Jam Dengan Riwayat

Asfiksia Ringan.

P:

1. Memberitahu ibu Saat ini Keadaan

bayinya Baik.

EV: Ibu mengetahui saat ini keadaan

bayinya baik.

2. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI

Pada Bayinya

EV: Ibu mau memberi bayinya ASI

3. Anjurkan ibu untuk Mengganti Baju

Bayi apabila kotor

EV: Ibu mau mengikuti anjuran Bidan


19.35 Wib S: Ibu Mengatakan sudah Memberikan ASI

pada Bayinya.

O:

1. Keadaan Umum baik

2. Kesadaran Composmentis

3. Pernapasan 45

4. FJ 135

A: Bayi Ny.”R” Umur 3 jam Dengan Riwayat

Asfiksia Ringan.
79

P:

1. Memberitahu ibu Saat ini Keadaan

bayinya Baik.

EV: Ibu mengetahui saat ini keadaan

bayinya baik.

2. Anjurkan ibu untuk Mengganti Baju

Bayi apabila kotor

EV: Ibu mau mengikuti anjuran Bidan

3. Menganjurkan Ibu Untuk Menjaga

kehangatan Bayi

EV: Ibu sudah Memberi Selimut

4. memberikan inj Neo K 0,5 ml di

anterolateral paha kiri

EV: bayi sudah di suntik neo K


20.35 Wib S: Ibu Mengatakan Bayinya sudah BAK 2

kali , dan Bayi menyusu dengan Kuat

O:

1. Keadaan umum Baik

2. Suhu 37,2

3. Detak jantung 140

4. Refleks Hisap baik

A: Bayi Ny.”R” Umur 4 Jam Dengan Riwayat


80

Asfiksia ringan

P:

1. Memberitahu ibu Saat ini Keadaan

bayinya Baik.

EV: Ibu mengetahui saat ini keadaan

bayinya baik.

2. Anjurkan ibu untuk Mengganti Baju

Bayi apabila kotor

EV: Ibu mau mengikuti anjuran Bidan

3. Menganjurkan Ibu Untuk Menjaga

kehangatan Bayi

EV: Ibu sudah Memberi Selimut

4. memberikan imunisasi HB0 di paha

kanan

EV: bayi sudah di beri imunisasi HB0


21.35 Wib S: Ibu Mengatakan Bayinya sehat

O:

1. kesadaran Composmentis

2. Suhu 37

3. Pernapasan 46

4. Warna Ektremitas Kemerahan

A: Bayi Ny.”R” Umur 5 Jam Dengan Riwayat


81

Asfiksia Ringan.

P:

1. Memberitahu ibu Saat ini Keadaan

bayinya Baik.

EV: Ibu mengetahui saat ini keadaan

bayinya baik.

2. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI

Pada Bayinya

EV: Ibu mau memberi bayinya ASI

3. Anjurkan ibu untuk Mengganti Baju

Bayi apabila kotor

EV: Ibu mau mengikuti anjuran Bidan

4. memberitahu ibu cara perawatan tali

pusat yang benar yaitu dengan

membukus tali pusat menggunakan

kasa steril tanpa dibubuhi apapun

EV: ibu telah mengerti cara perawatan

tali pusat yang benar

5. menganjurkan ibu untuk memberi ASI

sesering mungkin minimal 4 jam

sekali
82

EV: Ibu Mengikuti Anjuran

6. memberitahu ibu apabila keadaan bayi

tetap stabil, ibu dan bayi

diperbolehkan untuk pulang

EV: ibu paham atas penjelasan Bidan


22.35 Wib S: Bayi lahir tanggal 06 juli 2020 jam 16.35

wib, ibu mengatakan sudah memberikan ASI

kepada bayinya.

O:

1. Keadaan umum baik

2. kesadaran composmentis

3. pernapasan 45

4. detak jantung: 124

5. suhu : 36,5

6. warna kulit kemerahan

7. gerakan dada sesuai pola pernapasan

A: bayi Ny.”R” umur 6 Jam dengan riwayat

asfiksia ringan.

P: Tangal 06 juli 2020

1. memberi tahu ibu hasil pemeriksaan

bayi bahwa kondisi bayinya sudah

stabil.
83

EV: ibu mengetahui bahwa saat ini

kondisi bayinya sudah stabil

2. menganjurkan ibu untuk menjaga

kehangatan bayi dengan membedong

bayi

EV: ibu sudah menjaga kehangatan

bayi

3. Memberitahu Ibu keadaan bayi stabil,

ibu dan bayi diperbolehkan untuk

pulang

EV: Ibu Dan Bayi Pulang.


84

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini peneliti akan menjelaskan tentang kesenjangan-

kesenjangan yang terjadi antara praktek yang dilakukan di BPM “L” kota

bengkulu dengan teori yang ada. Peneliti akan menjelaskan kesenjangan

tersebut menurut langkah- langkah dalam manajemen kebidanan menurut

varney yang meliputi tujuh langkah. Pembahasan ini di maksud agar dapat

diambil suatu kesimpulan dan pemecahan masalah dari kesenjangan-


85

kesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut

dalam penerapan asuhan kebidanan yang meliputi:

1. Pengkajian

Pengkajian dengan pengumpulan data dasar yang merupakan dat awal

dari manajemen kebidanan secara varney, dilaksanakan secara wawancara,

observasi dan pemeriksaan fisik. Menurut Dewi (2013) bayi baru lahir

dengan asfiksia ringan dalah keadaan bayi barulahir yang mengalami

gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir sehingga

bayi tidak dapat memasukkan oksigen. Dengan penilaian APGAR score 7-

10 ditandai dengan adanya gejala kesulitan bernapas, bayi tampak

sianosis, adanya retraksi, bayi merintih, adanya pernapasan cuping hidung.

Pada kasus bayi Ny.”R” umur 1 menit dengan asfiksia ringan

diperoleh data subjektif bayi tidak menangis secara spontan. Data objektif

keadaan umum bayi lemah, kesadaran composmentis, TTV suhu: 36,6 ,

denyut jantung: 135x/m, pernapasan 30x/m nilai Apgar score menit

pertama adalah 7. Jadi dalam pengkajian tidak terdapat kesenjangan antara

teori dan kasus di lapangan praktik.

2. Interpretasi data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis, masalah,

dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi pada bayi baru lahir dengan

asfiksia ringan. Langkah awal dari perumusan diagnosis atau masalah

adalah pengolahan data dan analisis dengan menggabungkan data suatu


86

dengan lainnya sehingga tergambar fakta (Sulistyawati,2013). Masalah

yang mungkin akan muncul pada bayi baru lahir dengana sfiksia ringan

adalh pernapasan kurang, bayi tampak sianosis, kebbutuhan bayi dengan

asfiksia ringan adalah oksigen , rasa nyaman, kehangatan dan pemenuhan

nutrisi. Diagnosa: Bayi Ny.”R” umur 1 menit jenis kelamin perempuan

sesuai masa kehamilan dengan asfiksia ringan. Masalah pada bayi baru

lahir dengan asfiksia ringan adalah gangguan pernapasan. Kebutuhan yang

diberikan yaitu membersihkan jalan napas. Pada langkah ini penulis tidak

menemukan kesenjangan antara teori dan kasus di lahan praktik.

3. Diagnosa potensial

Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi diagnosaan atau masalah

potensial yang mungkin akan terjadi (Ambarwati,2013). Masalah potensial

pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan adalah asfiksia Sedang. Pada

kasus bayi Ny.”R” dengan asfiksia Ringan diagnosa potensial yang akan

terjadi adalah Asfiksia Sedang. Pada kasus ini tidak terjadi diagnosa

potensial karena sudah ditangani dengan baik sehingga bayi dapat

bernapas secara spontan. Pada langkah ini penulis tidak menemukan

kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktik.

4. Tindakan segera

Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen kebidanan.

Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan, dokter

atau dikonsultasikan dan ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan


87

lain sesuai dengan kondisi pasien (Ambarwati&Wulandari, 2014).

Antisipasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan adalah dengan

membersihkan jalan napas, menjaga bayi agar tetap hangat. Pada kasus

bayi Ny.”R” sudah dilakukan antisipasi sesuai denagn teori. Pada langkah

ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang ada

di lahan praktik.

5. Perencanaan

Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan

temuan pada langkah sebelumnya (Muslihatun,2015). Rencana asuhan

kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan:

a. bebaskan jalan napas

b. hisap lendir bayi

c. potong dan mengikat tali pusat

d. nilai APGAR score menit pertama

e. apabila bayi tidak menangis secara spontan lakukan rangsangan taktil

f. bungkus bayi dengan kain bersih dan kering

g. cegahan infeksi, Memberikan salep mata tetrasiklin 1%

h. beri suntikan neo K

i. beri imunisasi HB0

j. Observasi tanda-tanda vital

k. Nilai APGAR score pada menit ke 5


88

Pada kasus bayi Ny.”R” rencana yang dibuat meliputi: bebaskan

jalan napas, hisap lendir bayi, potong dan mengikat tali pusat, apabila

bayi tidak menangis secara spontan lakukan rangsangan taktil,

bungkus bayi dengan kain bersih dan kering observasi keadaan umum,

kenakan pakaian bayi lalu dibedong dengan kain bersih dan kering

agar tidak terjadi hipotermi, merawat tali pusat, cukupi nutrisi bayi,

anjurkan ibu untuk menyusui bayinya. Pada langkah ini penulis tidak

menemukan adanya kesenjangan teori dan kasus yang ada di lahan

praktik.

6. Implementasi

Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efektif dan

aman (Muslihatun,2015). Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir normal

disesuaikan dengan perencana yang telah dibuat adalah :

a. membebaskan jalan napas

b. menghisap lendir bayi

c. memotong dan mengikat tali pusat

d. menilai APGAR score menit pertama

e. melakukan rangsangan taktil

f. membungkus bayi dengan kain bersih dan kering

g. mencegah infeksi, Memberikan salep mata tetrasiklin 1%

h. memberi suntikan neo K

i. memberi imunisasi HB0


89

j. mengobservasi tanda-tanda vital

k. menilai APGAR score pada menit ke 5

pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara

teori dan praktik.

7. Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan mengulangi

kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek

asuhanyang telah dilaksanakan (Muslihatun,2015). Hasilyang diharapkan

pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan adalah bayi sudah bisa

bernapas dengan baik, bayi dapat menangis, kehangatan bayi terjaga,

nutrisi bayi terpenuhu, bayi mulai bergerak aktif.

Berdasarkan hasil asuhan yang telah diberikan pada bayi Ny.”R”

dengan asfiksia ringan, asfiksia ringan telah teratasi dengan hasil APGAR

score pada menit kelima adalah 9 dan menit ke 10 adalah 10, bayi dapat

menangis dengan kuat, tidak ada hambatan napas. Pada kasus bayi Ny.”R”

telah dilakukan asuhan selama 3 hari didapatkan hasil dari asuhan yaitu

keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital suhu:

36,5 , Detak jantung : 145 , Pernapasan : 48 , Keaktifan bayi : aktif, Tali

pusat masih basah dan bersih. Pada langkah ini penulis tidak menemukan

adanya kesenjangan antara teori dan kasus dilahan praktik.


90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
91

Setelah penulis melakukan observasi dengan memberikan manajemen

asuhan kebidanan pada Ny.”R” dengan Asfiksia Ringan di BPM”L” dengan

tujuh langkah VARNEY dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada pengkajian kasus bayi Ny.”R” yaitu dengan nilai APGAR score pada

menit pertama adalah 7 keadaan umum lemah, kesadaran composmentis,

tanda-tanda vital suhu: 36,5 , Detak jantung : 145 , Pernapasan : 30 , gerakan

sedikit , Tali pusat masih basah dan bersih, refleks kejut positif baik, refleks

menggenggam baik, refleks menghisap (-), reflek tonic neck baik, lingkar

kepala 34,5 cm, lingkar dada 36 cm, panjang badan 52 cm, lila 11 cm, Berat

badan 3.800 gram.

2. Pada interpretasi data didapatkan diagnosa kebidanan bayi baru lahir Ny.”R”

umur 1 menit dengan asfiksia ringan. Masalah yang timbul adalah gangguan

pernapasan pada bayi, kebutuhan yang diberikan adalah mebersihkan jalan

napas dan menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat.

3. Diagnosa potensial pada bayi Ny.”R” dengana sfiksia ringan adalah asfiksia

sedang , asfiksia sedang tidak muncul setelah dilakukan asuhan yang tepat

dan menyeluruh.

4. Tindakan segera pada kasus bayi Ny.”R” adalah membersihkan jalan napas

dengan menggunakan selang dee 8669998986


lee dan menjaga agar bayi tetap hangat.
5
5. Perencanaan pada kasus ini adalah :

a. bebaskan jalan napas


92

b. hisap lendir bayi

c. potong dan mengikat tali pusat

d. nilai APGAR score menit pertama

e. apabila bayi tidak menangis secara spontan lakukan rangsangan taktil

f. bungkus bayi dengan kain bersih dan kering

g. cegahan infeksi, Memberikan salep mata tetrasiklin 1%

h. beri suntikan neo K

i. beri imunisasi HB0

j. Observasi tanda-tanda vital

k. Nilai APGAR score pada menit ke 5

6. Pelaksaan asuhan kebidanan pada bayi dengan asfiksia ringan disesuaikan

dengan perencanaan yang telah dibuat.

7. Evaluasi setelah dilakukan penanganan asfiksia ringan pada Ny.”R”, asfiksia

telah teratasi dengan hasil pagar score pada menit ke-5 adalah 9 dan menit

ke-10 adalah 10. Bayi dapat menangis dengan kuat dan setelah dilakukan

observasi selama 3 hari hasilnya kondisi bayi sudah normal.

8. Pada kasus ini bayi Ny.”R” dengan asfiksia ringan tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktik.

B. Saran

1. Bagi pasien
93

Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan kesehatan bayi, serta

menambah pengetahuan dalam melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru

lahir.

2. Bagi Bidan

Dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan asuhan kebidanan,

mengoptimalkan pelayanan asuhan kebidanan khususnya bayi baru lahir

dengan asfiksia ringan sebagai upaya membeeri asuhan kebidanan neonatal

yang efektif dan efesien.

3. Bagi BPM

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan dalam memberikan asuhan kebidanan

pada bayi baru lahir dengana sfiksia ringan.

4. Bagi Universitas Dehasen

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan

menambah wawasan khususnya mengenai penatalaksanaan pada bayi baru

lahir dengan asfiksia ringan.


94

DAFTAR PUSTAKA

APN, 2014. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR

Asih, y, & risneni. 2016. Buku Ajar Asuhan Nifas dan Menyusui. jakarta: cv. trans

info media.

Dewi,Vivian Nanny .2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: Salemba

Medika

Dinkes Kota Bengkulu. 2018. Profil Kesehatan Bengkulu.Bengkulu

Dinkes Provinsi Bengkulu. 2018. Profil Kesehatan Bengkulu. Hal 46-48

Djami & Indrayani, 2013. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.Jakarta :Trans

Info Media

Kemenkes RI, Survei Kesehatan Dasar Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia. 2012

Kemenkes RI, Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia. 2014


95

Kemenkes RI, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.

Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2017

Kemenkes RI, Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan

Indonesia 2017

Kemenkes RI. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes

2018

Kresno & Martha, 2016. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bidang Kesehatan.

Depok: KDT

Maritalia dewi, 2012. Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Marmi & Rahardjo, 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Buku Bina

Pustaka

Purwoastuti & Walyani.2016. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta

Rimandini & Sari.2014. Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: Trans Indo Media
96

Sudarti & afroh, 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Dan Anak

Balita. Yogyakarta: Nuha Medika

Sondakh,Jenny, 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:

Erlangga

Suryanti.2007. analisa kematian neonatal

Wagiyo & Putrono, 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal Intranatal Dan Bayi Baru

Lahir Fisiologis Dan Patologis. Yogyakarta: Cv. Andi Offset.

Wibowo, d. t. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta:

Kementrian Kesehatan.

WHO. World Health Organization. 2018 Angka Kematian Neonatal


97

L
A
M
P
I
R
98

A
N
Lampiran 1
99
100

Lampiran 2
101
102

Lampiran 3
103
104

Lampiran 4
105
106

Lampiran 6
107
108

Lampiran 7
109
110
111
112
113
114

Lampiran 8
115
116
117
118

Lampiran 9
DOKUMENTASI HARI PERTAMA

PERAWATAN TALI PUSAT PEMBERIAN SALEP MATA

MENGUKUR PANJANG BADAN MENGUKUR LINGKAR KEPALA


119

MENGUKUR LINGKAR DADA MEMBEDONG BAYI


120

MEMBERI INJ NEO K MEMBERI INJ HB0

Anda mungkin juga menyukai