ABSTRAK
Self-regulation adalah suatu proses di mana individu mengaktifkan pikiran,
perasaan dan tingkah laku yang telah direncanakan dan sistematis disesuaikan
dengan kebutuhan siswa untuk mempengaruhi belajar dan motivasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan self-regulation pada siswa SMK
Kesehatan Letris Indonesia. Subjek dalam penelitian ini yaitu 30 siswa SMK
Kesehatan Letris Indonesia yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok yang
masing-masing kelompok 15 siswa. Pada penelitian ini tedapat 2 hipotesis, yaitu
H0: Pemberian pelatihan self-regulation tidak berpengaruh pada siswa SMK
Kesehatan Letris Indonesia dan H1: Pemberian pelatihan self-regulation
berpengaruh pada siswa SMK Kesehatan Letris Indonesia. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian eksperimental dengan desain penelitian yaitu pretest-
posttest control group design. Penelitian ini mengadopsi 31 Item SSRQ yang
dikembangkan oleh Carey, Neal & Collins pada tahun 2004. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan uji t menggunakan program Microsoft Office Excel 2016 yaitu
independent sample t-test. Namun, skor yang dijadikan perhitungan adalah gain
score. Kriteria pengujian hipotesis ialah jika signifikansi uji t < 0,05 maka H 0
ditolak atau H1 diterima. Selain melihat dari hasil signifikansinya, uji t juga dilihat
dari hasil perhitungan thitung dan ttabel. Jika thitung > dari ttabel maka H0 ditolak atau H1
diterima. Hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan
H1 diterima karena pada hasil uji hipotesis yaitu uji t diperoleh t hitung 2.47 dan ttabel
1.70 yang berarti thitung > ttabel dan nilai pada signifikan (1-tailed) adalah 0.009. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada pelatihan self-
regulation pada siswa SMK Kesehatan Letris Indonesia.
i
ABSTRACT
Self-regulation is a process in which individuals activate thoughts, feelings
and behaviors that have been planned and systematically adjusted to the needs of
students to influence learning and motivation. This study aims to determine the
effect of self-regulation training on Letris Indonesia Vocational Health students.
The subjects in this study were 30 students of Letris Indonesia Health Vocational
School which were then divided into two groups, each group of 15 students. In this
study there are 2 hypotheses, namely H0: The provision of self-regulation training
has no effect on Letris Indonesia Vocational Health students and H1: The provision
of self-regulation training has an effect on Letris Indonesia Vocational Health
students. This type of research is an experimental study with a research design that
is pretest-posttest control group design. This study adopted 31 SSRQ items
developed by Carey, Neal & Collins in 2004. Hypothesis testing was done by t test
using Microsoft Office Excel 2016 program, namely independent sample t-test.
However, the score used as a calculation is the gain score. The hypothesis testing
criteria is if the significance of the t test <0.05 then H0 is rejected or H1 is accepted.
Besides looking at the results of the significance, the t test was also seen from the
results of the calculation of tcount and t table. If t>> t table then H0 is rejected or
H1 is accepted. The results obtained can be concluded that H0 is rejected and H1
is accepted because the results of the hypothesis test is the t test obtained tcount
2.47 and ttable 1.70 which means tcount> ttable and the value at significant (1-
tailed) is 0.009. It can be concluded that there is a significant influence on self-
regulation training for Letris Indonesia Vocational Health students.
ii
PENDAHULUAN
Self-regulation ini penting bagi setiap individu terutama siswa dalam proses
belajarnya. Dengan self-regulation yang baik, hidup akan lebih teratur dan terarah
sehingga individu dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Apabila individu
memiliki self-regulation yang baik maka individu dapat mengontrol dirinya sendiri
dengan baik. Dalam survei yang dilakukan oleh Masril (Susanto, 2018) mengenai
perilaku siswa di sekolah yang didapat dari hasil wawancara dengan guru
bimbingan dan konseling di salah satu SMA di 50 kota dengan hasil 25-40% siswa
terlambat masuk belajar setiap hari, 15-40% siswa mengerjakan pekerjaan rumah
ketika mereka tiba di sekolah, sekitar 50% siswa harus mengikuti remedial setiap
ulangan bulanan, sekitar 20% siswa tidak mengisikan terkait cita-cita mereka dalam
blanko isian, masalah hubungan sosial di kalangan siswa yang cukup
memprihatinkan meskipun hanya beberapa siswa saja dalam jumlah kecil, masih
memiliki kebiasaan membolos pada saat jam mata pelajaran.
Rumusan Masalah
Apakah pelatihan self-regulation berpengaruh pada siswa SMK Kesehatan
Letris Indonesia?
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan self-regulation
pada siswa SMK Kesehatan Letris Indonesia.
METODE
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa SMK Kesehatan Letris
Indonesia. Subjek penelitian berjumlah 30 siswa yang kemudian dibagi
menjadi dua kelas yang masing-masing kelompok 15 siswa untuk dijadikan
sampel penelitian.
2. Hipotesis
H0: Pemberian pelatihan self-regulation tidak berpengaruh pada siswa SMK
Kesehatan Letris Indonesia.
H1: Pemberian pelatihan self-regulation berpengaruh pada siswa SMK
Kesehatan Letris Indonesia
3. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu jenis penelitian
yang memperoleh data berupa angka, yang kemudian dianalisis secara
statistik (Seniati, Yulianto & Setiadi, 2011) dan jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat
(Christensen, 2007). Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah
between-subject karena pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
diketahui dari perbedaan skor variabel terikat antara kelompok-kelompok
subjek yang diberikan perlakuan yang berbeda (Seniati, Yulianto & Setiadi,
2011).
Jenis desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control
group design. Desain penelitian ini menggunakan kelas eksperimen dan
kelas kontrol yang diberikan pretest untuk melihat kondisi awal dan posttest
untuk melihat perbedaan perlakuan yang diberikan pada kedua kelas
tersebut (Pratiwi, 2016).
4. Instrumen Penelitian
Penelitian ini mengadopsi 31 Item SSRQ yang dikembangkan oleh
Carey, Neal & Collins pada tahun 2004. Alat ukur ini merupakan bentuk
sederhana dari self-regulation Questionnaire (SRQ) yang dikembangkan
oleh Brown, Miller, dan Lawendowski pada tahun 1999 (Carey, Neal, &
Collins dalam Chen & Lin, 2018).
5. Skala Pengukuran
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala
likert dalam penelitian ini memiliki enam pilihan jawaban dari satu (1)
sampai enam (6), dimana satu menandakan bahwa responden “sangat tidak
sesuai” dan enam “sangat sesuai.” Peneliti membagi dua kategori
pernyataan, yaitu favourable dan unfavourable yang memiliki bobot sebagai
berikut:
Tabel 1. Skala pengukuran
Pilihan Jawaban Favourable Unfavourable
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 6
Tidak Sesuai (TS) 2 5
Terkadang Tidak Sesuai (TTS) 3 4
Terkadang Sesuai (TS) 4 3
Sesuai (S) 5 2
Sangat Sesuai (SS) 6 1
6. Prosedur Penelitian
a. Prosedur Pra Eksperimen
Tahap ini dimulai dari menentukan masalah yang akan dikaji, studi
pendahuluan, membuat rumusan masalah, tujuan, manfaat, mencari
landasan teori, menentukan hipotesis, menentukan metodologi
penelitian, dan mencari sumber-sumber yang dapat mendukung
jalannya penelitian.
1. Gambaran Subjek
Tabel 2. Gambaran demografis subjek berdasarkan jenis kelamin dan
usia
Aspek Kelompok Kelompok
Demografis Eksperimen Kontrol
Jenis Kelamin Perempuan 15 15
Total 15 15
Usia 15 0 9
16 4 6
17 9 0
18 2 0
Total 15 15
3. Manipulasi
Kelompok eksperimen diberikan manipulasi berupa pelatihan self-
regulation sedangkan pada kelompok kontrol hanya diberikan film pendek
tentang “Jadilah diri sendiri” tanpa pemberian pelatihan self-regulation.
Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai taraf signifikan 0,05 yaitu 0.009 <
0.05 dan jika dilihat dari hasil perhitungan thitung dan ttabel menunjukkan thitung
> ttabel yaitu 2.47 > 1.70, artinya H0 ditolak atau H1 diterima.
KESIMPULAN
Hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1
diterima karena pada hasil uji hipotesis yaitu uji t diperoleh t hitung 2.47 dan ttabel 1.70
yang berarti thitung > ttabel dan nilai pada signifikan (1-tailed) adalah 0.009. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada pelatihan self-
regulation pada siswa SMK Kesehatan Letris Indonesia. Rata-rata nilai kelompok
eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol (3.2 > 0.13), maka dapat
disimpulkan bahwa pelatihan self-regulation meningkatkan tingkat self-regulation
siswa SMK Kesehatan Letris Indonesia.
DAFTAR REFERENSI
Astuti, S. F., & Wahyudi, H. (2015). Studi deskriptif mengenai self regulation pada
siswa atlet SMPN 1 Lembang. Prosiding Psikologi Penelitian Sivitas
Akademika Unisba 1(2): 49-57. Diakses dari
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/990/pdf.
Chen, Y. H., & lin, Y.J. (2018). Validation of the short self-regulation questionnaire
for Taiwanese college students (TSSRQ). Frontiers in Psychology. Diakses
dari https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fpsyg.2018.00259/full.
Mahmudi, T. (2014). Hubungan antara regulasi diri dengan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas
Negeri 01 Lokal Jauh Tanjung Peranap Tebing Tinggi Barat Kabupaten
Kepulauan Meranti. (Skripsi). Diakses dari http://repository.uin-suska.ac.id/6100/.
Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B. N. (2011). Psikologi eksperimen. Jakarta:
PT. Indeks.
Susanto, D. (2018). Regulasi diri remaja ditinjau dari partisipasi aktif pada
kegiatan ekstrakulikuler pramuka di Kabupaten Sleman. (Skripsi). Diakses
dari http://digilib.uin-suka.ac.id/30287/2/13710047_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-
PUSTAKA.pdf.