Pembahasan
Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam kabel
bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan badan pesawat
terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu dsb.
Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks.
Proses pemurnian aluminium dapat dilakukan melalui metode Bayer. Proses Bayer adalah
sarana indusri utama bauksit pemurnian untuk menghasilkan alumina. Bauksit, bijih yang paling
penting dari aluminium, berisi alumina hanya 30-54%, Al2O3, sisanya menjadi campuran dari
silica (SiO2), oksida besi (Fe2O3), dan titanium dioksida (TiO2). Caranya adalah dengan
malarutkan bauksit dengan larutan natrium hidroksida (NaOH).
Siklus Bayer
Proses Bayer adalah satu siklus dan sering disebut Bayer Siklus. Ini melibatkan:
1) Digestion (peluruhan)
2) Clarification (klarifikasi)
3) Precipitation (pengendapan)
4) Calcination (kalkinasi)
1) Digestion
Pada langkah pertama, bauksit adalah tanah, slurried dengan larutan soda kostik (natrium
hidroksida), dan dipompa ke tank tekanan besar disebut digester, dikontrol mengalami
panas uap 175 °C dan tekanan. natrium hidroksida bereaksi dengan mineral alumina
bauksit untuk membentuk solusi jenuh natrium aluminat; pengotor tak larut, disebut lumpur
merah (RM) , tetap dalam suspensi dan dipisahkan pada langkah klarifikasi.
2) Clarification
Pengotor tak larut yang disebut lumpur merah /Red Mud (RM) , tetap dalam suspensi dan
dipisahkan dengan menyaring dari kotoran padat, selanjutnya didinginkan di exchangers
panas, untuk meningkatkan derajat jenuh dari alumina terlarut, dan dipompa menuju tempat
yang lebih tinggi yaitu presipitator silolike untuk proses Precipitation (pengendapan)
3) Precipitation
Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan
pengenceran.
2NaAl(OH)3 (aq) + CO2 (g) -> 2Al(OH)3 (s) + Na2CO3 (aq) + H2O (l)
Campuran dari kotoran padat disebut lumpur merah, dan menyajikan masalah pembuangan.
Selanjutnya, solusi hidroksida didinginkan, dan aluminium hidroksida dilarutkan presipitat
sebagai putih solid halus.
4) Calcination
Dan dihasilkan aluminium oksida murni (Al2O3) yang selanjutnya menuju proses
peleburan dengan proses Hall-Héroult untuk menghasilkan material aluminium.
Proses pembuatan Al pada tahap selanjutnya adalah proses hall-heroult. Ini merupakan
proses metode elektrolisis yang ditemukan oleh Charles M. Hall dan Paul Heroult.
Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida Al2O3 dilarutkan dalam lelehan kriolit
(Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode (-).
Sebagai anode (+) digunakan batang grafit.Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu
950 oC. Dalam proses elektrolisis dihasilkan aluminium di katode dan di anode terbentuk
gas O2 dan CO2.
Sebelum melakukan pengolahan aluminium. Hal pertama kali yang dilakukan adalah
melakukan pengolahan bijih yang nantinya sebagai mineral utama dalam proses pembentukan
aluminium. Salah salah satu yang memiliki komposisi paling banyak dalam penyusun aluminium
adalah bijih bauksit. Bijih bauksit yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari daerah
pertambangan PT. Antam di Tayan, Kalimantan Barat. Percontoh bijih yang dipakai sudah
mengalami proses pencucian untuk mengurangi lempung yang melekat pada permukaan bijih
sehingga kandungan Al2O3dalam bijih meningkat. Bagan alir pengolahan bijih bauksit dapat
dilihat dari gambar dibawah ini
Bauksit tercuci selanjutnya dilakukan proses reduksi ukuran bijih menggunakan
peremuk rol (roll crusher)dan pelumat bola (ball mill)yang dilanjutkan klasifikasi
ukuran bijih dengan pengayakan. Ukuran partikel bijih yang digunakan dalam
percobaan yaitu lolos ayakan 60, 100, 140, 200 dan 270 mesh. Percontohbijih bauksit
kemudian dianalisis komposisi kimianya dengan spektroskopi serapan atom atauatomic
absorption spectrophotometer(AAS). Analisis komposisi kimia bijih dengan AAS dilakukan
pada setiap fraksi ukuran bijih. Identifikasi mineral yang dominan dalam
percontohbijih dilakukan dengan analisis X-Ray Diffraction(XRD). Analisis kandungan
mineral dalam bijih juga dilakukan dengan mikroskop optik pada setiap fraksi ukuran bijih.
Distribusi elemen dalam percontohdan morfologi mineral dalam percontohbijih
dianalisisdengan scanning electron microscope(SEM).