Anda di halaman 1dari 25

MONITORING OTOMATIS BUDIDAYA TANAMAN PAKCOY

HIDRPONIK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Instrumentasi dan Kontrol


Biosistem

Oleh
Kelompok 5

Dian Husniati Putri 171710201021


Erieztine Fitriya Sari 171710201027
Ahmad Fredy Husnuzain 171710201052
Nuzulur Rohmah F. A 171710201055
Chairiyah Umi Rahayu 171710201060
Abdillah Ramadhan 171710201093

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani. Otomatis sebagian besar di Indonesia banyak
lahan yang digunakan untuk proses produksi pertanian. Namun pada zaman
sekarang ini, lahan pertanian di Indonesia semakin sempit untuk pertanian, karena
dialih fungsikan untuk pembangunan yang bersifat industri seperti pembuatan
pusat-pusat perbelanjaan seperti mallmall, keramaian maupun untuk pelebaran
jalan atau pembuatan jalan tol yang banyak memakan lahan-lahan pesawahan.
Oleh karena itu diperlukan berbagai metode tanam yang dapat dimanfaatkan pada
lahan sempit.
Salah satu metode yang di gunakan adalah bercocok tanam dengan media non
tanah, salah satunya adalah hidroponik, yaitu metode tanam tanpa menggunakan
media tanah sebagai pengikat berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.
Budidaya secara hidroponik berkembang dengan baik karena mempunyai banyak
kelebihan yaitu: pada tanah yang sempit dapat ditanami lebih banyak tanaman dari
pada yang seharusnya, keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih
terjamin, pemeliharaan untuk tanaman lebih praktis, pemakaian air dan pupuk
lebih efisien karena dapat dipakai ulang, tanaman yang mati mudah diganti
dengan tanaman yang baru, tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak,
beberapa jenis tanaman dapat dibudidayakan di luar musim, dan tidak ada resiko
kebanjiran karena tidak ditanam ditanah, kekeringan atau ketergantungan pada
kondisi alam.
Sampai saat ini komoditas hortikultura yang sering dibudidayakan dengan
system hidroponik adalah tanaman sayuran yakni salah satunya pakcoy. Sawi
huma atau dikenal dengan Pakcoy (Brassica rapa L) merupakan salah satu sayuran
daun yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Tanaman ini juga dapat tumbuh di
dataran tinggi dan dataran rendah (Haryanto, et al, 1995).
Pada budidaya pakcoy diperlukan penerapan teknologi untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas pak coy. Pada proposal ini digunakan beberapa sensor yaitu
sensor suhu dan Kelembaban (DHT22), sensor soil moisture, sensor ultrasonik
dan sensor RGB Color yang menggunakan platform IoT berupa NodeMCU dan
mikrokontroler berupa relay. Pengaplikasian sensor pada budidaya pakcoy dapat
perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan pada
budidaya pakcoy, sehingga budidaya pakcoy dapat dilakukan dengan maksimal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari penulisan proposal
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengaplikasikan sensor pada budidaya tanaman pak coy
dengan metode hidroponik?
2. Bagaimana hasil pembacaan sensor pada budidaya tanaman pak coy
dengan metode hidroponik?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masakah di atas, tujuan dari penulisan proposal adalah
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi cara mengaplikasikan sensor pada budidaya tanaman pak
coy dengan metode hidroponik.
2. Mengidentifikasi hasil pembacaan sensor pada budidaya tanaman pak coy
dengan metode hidroponik.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Budidaya Tanaman Pakcoy


Pakcoy (Brassica rapa L) merupakan sayuran yang tampilannya sangat mirip
dengan sawi. Jika sawi batangnya lebih ramping dan memanjang, pakcoy
memiliki batang yang lebih besar dan pendek, serta struktur daunnya lebar.
Tanaman yang terkenal dengan sebutan sawi daging ini memiliki rahasia ajaib
yang masih jarang diketahui masyarakat antara lain yaitu kandungan vitamin A
tinggi mampu menjaga kornea mata agar selalu sehat. Kandungan vitamin E pada
pakcoy berfungsi sebagai antioksidan di dalam sel, kandungan vitamin K yang
sangat tinggi berguna dalam membantu proses pembekuan darah, mencegah
penyakit jantung dan stroke. Selain itu, tanaman yang mengandung folat sangat
baik dikonsumsi oleh ibu hamil, karena folat berfungsi untuk mencegah terjadinya
cacat tabung saraf, kelainan pembentukan otak atau terjadinya kemungkinan
kelainan tulang belakang pada janin (Anonim, 2016)
 Penyiapan Larutan Nutrisi
Sebelum dipindahkan ke konstruksi hidroponik, kegiatan yang perlu dilakukan
adalah menyiapkan larutan nutrisi. Hal ini menjadi salah satu komponen
terpenting dalam budidaya secara hidroponik karena dari nutrisi inilah tanaman
mendapatkan sumber makanan. Nutrisi yang paling sering digunakan adalah
nutrisi tanaman AB Mix. Setiap 1 liter air di campur dengan nutrisi A dan B
sebanyak 5 ml (Anonim, 2016).
  Pembibitan
Pilih benih yang berkualitas tinggi, taburkan benih pada nampan yang telah
diberi media tanah. Bibit siap dipindahkan ketika berumur 7-10 HSS (Hari Setelah
Semai) atau daunnya berjumlah sekitar 4-5 helai. Bibit tidak langsung diletakkan
pada konstruksi hidroponik, namun diletakkan pada tempat pembibitan terlebih
dahulu pada media yang hanya berisi air tanpa penambahan larutan nutrisi
tanaman (Anonim, 2016).
 Penanaman
Bibit yang berdaun 4-5 helai siap dipindahkan pada media tanam. Cuci bersih
bibit dari tempat persemaian hingga akarnya tidak mengandung tanah. Pindahkan
bibit pada media cincin baglog dengan cara meletakkan satu bibit pakcoy yang
dijepit oleh dua kain filter, yang ditengahnya diberi kain flannel, kain flannel
berfungsi untuk menyerap nutrisi tanaman dan tempat tumbuhnya akar tanaman.
Setelah seluruh bibit dipindahkan pada cincin baglog, letakkan pada kontruksi
hidroponik yang telah diberi larutan nutrisi tanaman. Ada beberapa teknologi
untuk konstruksi hidroponik, namun Jurus Tani akan membahas konstruksi
hidroponik NFT (Nutrient Film Technique). NFT merupakan sistem budidaya
hidroponik yang paling banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia yang
berkecimpung di dunia hidroponik. Pada sistem ini, sebagian akar tanaman
terendam dalam air yang telah diberi nutrisi tanaman, sebagian lagi di atas
permukaan air, yang bersirkulasi selama 24 jam terus menerus. Hal inilah yang
penting untuk diperhatikan dalam sistem NFT, aliran listrik harus stabil, jika tidak
tanaman akan kekurangan nutrisi, karena nutrisi tanaman hanya dapat dijangkau
oleh tanaman dengan pompa air. Jika listrik mati, otomatis nutrisi tanaman tidak
akan terpenuhi. Lapisan air yang sangat tipis sekitar 3 mm, mirip dengan lapisan
film, sehingga sistem ini disebut NFT (Anonim, 2016).
 Pemeliharaan
Perawatan yang perlu dilakukan cukup mudah, yaitu dengan cara mengontrol
larutan nutrisi untuk tanaman, jika nutrisi semakin berkurang maka perlu
ditambahkan. Menjaga posisi pompa agar selalu terendam air, menyulam tanaman
yang telah mati. Budidaya tanaman pakcoy seccara hidroponik tidak
membutuhkan pengendalian hama dan penyakit, sebab hama dan penyakit yang
menyerang tanaman sangat sedikit. Hal ini adalah salah satu kelebihan dari
tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik (Anonim, 2016).
 Panen
Pakcoy siap dipanen pada umur sekitar 20 HST (Hari Setelah Tanam) atau 22-
30 HSS (Hari Setelah Semai). Ciri-cirinya yaitu daun sawi dewasa berbentuk oval
melebar, tangkai daunnya berwarna hijau cerah, bentuknya relative pendek, jauh
berbeda dengan sawi yang berukuran panjang (Anonim, 2016).
2.2 NodeMCU
NodeMCU ESP8266 adalah chip terintegrasi yang dirancang untuk
menghubungkan mikrokontroler dengan internet melalui Wi-Fi. Ia menawarkan
solusi jaringan Wi-Fi yang lengkap dan mandiri, yang memungkinkan untuk
menjadi host ataupun sebagai Wi-Fi client. ESP8266 memiliki kemampuan
pengolahan dan penyimpanan on-board yang kuat, yang memungkinkannya untuk
diintegrasikan dengan sensor dan aplikasi perangkat khusus lain melalui GPIOs
dengan pengembangan yang mudah serta waktu loading yang minimal (Hidayat,
dkk., 2018).
Terdapat beberapa pin I/O sehingga dapat dikembangkan menjadi sebuah
aplikasi monitoring maupun controlling pada proyek IOT. NodeMCU ESP8266
dapat diprogram dengan compiler-nya Arduino, menggunakan Arduino IDE.
Bentuk fisik dari NodeMCU ESP 8266, terdapat port USB (mini USB) sehingga
akan memudahkan dalam pemrogramannya. NodeMCU ESP8266 merupakan
modul turunan pengembangan dari modul platform IoT (Internet of Things)
keluarga ESP8266 tipe ESP-12. Secara fungsi modul ini hampir menyerupai
dengan platform modul arduino, tetapi yang membedakan yaitu dikhususkan
untuk “Connected to Internet“(Dewi, dkk., Tanpa Tahun).
Pada NodeMCU juga sudah dilengkapi dengan tombol reset, flash, dan
memiliki IC regulator 3.3V bertipe AMS1117 agar dapat bekerja dengan tegangan
masukan lebih dari 5V. NodeMCU menggunakan bahasa pemorgamanan eLua
yang merupakan paket dari modul ESP8266 (Adnan, 2019).
Gambar 2.1 Blok Diagram NodeMCU ESP-12E

Berdasarkan pada Gambar 2.1 memiliki keterangan sebagai berikut:


a. RST : Reset
b. EN : Chip Enable (Active High)
c. CS : Chip selection
d. MISO : Main Input Slave Output
e. MOSI : Main Output Slave Input
f. SCLK : Clock
g. GND : Ground

2.3 Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch)
(Hidayat, dkk., 2018).
Relay merupakan perangkat elektronika yang dapat menghubungkan atau
memutuskan arus listrik yang besar dengan memanfaatkan arus listrik yang kecil,
selain itu relay merupakan saklar yang bekerja dengan menggunakan prinsip
elektromagnet, dimana ketika ada arus lemah yang mengalir melalui kumparan
inti besi lunak akan menjadi magnet. Setelah menjadi magnet, inti besi tersebut
akan menarik jangkar besi sehingga kontak saklar akan terhubung dan arus listrik
dapat mengalir lalu pada saat arus lemah yang masuk melalui kumparan
diputuskan maka saklar akan terputus. Relay terdiri dari coil dan contact, coil
adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedangkan contact adalah
sejenis saklar yang dipengaruhi dari ada tidaknya arus listrik pada coil (Dewi,
dkk., Tanpa Tahun).

Gambar 2.2 Relay

Kodingan untuk Relay:

const int relay1 = 0; //pin 8

const int relay2 = 2;

void setup() {

pinMode(relay1, OUTPUT);

pinMode(relay2, OUTPUT);

2.4 Sensor Suhu dan Kelembaban (DHT22)


Komponen untuk pendeteksi suhu dan kelembaban udara yang digunakan
yaitu sensor DHT22. DHT22 merupakan sensor pengukur suhu dan kelembaban
relatif dengan keluaran berupa sinyal digital serta memiliki 4 pin yang terdiri dari
power supply, data signal, null, dan ground [14]. DHT22 memiliki akurasi yang
lebih baik daripada DHT11 dengan galat relatif pengukuran suhu 4% dan
kelembaban 18% (Islam, dkk., 2016).
DHT22 merupakan sensor suhu dan kelembaban yang memiliki rentang
jangkauan pengukuran mulai dari 0 % hingga 100 % untuk tingkat kelembaban,
dan 400C hingga 1250C untuk suhu. Selain itu DHT22 juga dilengkapi dengan
satu buah output digital (single bus) yang mampu memberikan hasil dengan
tingkat ketepatan pengukuran yang tinggi. Tampak pada rangkaian arduino
dengan DHT22 bahwa pin 1 DHT22 terhubung dengan sumber tegangan bolt
arduino, sedangkan pin 2 DHT22 terhubung dengan pin digital 2 board arduino,
dan terakhir pin 4 DHT22 terhubung dengan ground.
DHT22 adalah modul sensor suhu dan kelembaban udara relative dalam
satu paket. Modul ini memerlukan konsumsi daya yang rendah sehingga cocok
digunakan untuk aplikasi monitoring dan control luar ruangan. Modul ini
memiliki stabilitas yang dijamin dalam jangka waktu yang lamaserta output yang
terkalibrasi. Keluaran modul sensor DHT22 telah terkalibrasi dengan tabung
kalibrasi secara akurat, dan nilai koefisien kalibrasinya disimpan dengan memori
OTP. DHT22 menggunakan teknologi sensor kelembaban yang baik dan
menggunakan teknik akuisisi dan eksklusif dengan mmemanfaatkan
mikrokontroler untuk menghasilkan data dalam format single bus (Gajah, 2018).

Gambar 2.3 Sensor Suhu dan Kelembaban (DHT22)


Kodingan untuk sensor DHT:
#include <DHT.h>
#include <DHT_U.h>

#define DHTPIN 4 // what digital pin the DHT22 is conected to


#define DHTTYPE DHT22 // there are multiple kinds of DHT sensors
DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE);

void setup() {
Serial.begin(9600);
dht.begin();
}

void loop() {
float t = dht.readTemperature();

Serial.print("Temperature: ");
Serial.print(t);
Serial.println(" *C ");
delay (1000);
}

2.5 Sensor Soil Moisture


Sensor Kelembaban tanah. Soil moisture sensor FC-28 adalah sensor
kelembaban yang dapat mendeteksi kelembaban dalam tanah. Sensor ini sangat
sederhana, tetapi ideal untuk memantau taman kota, atau tingkat air pada tanaman
pekarangan. Sensor ini terdiri dua probe untuk melewatkan arus melalui tanah,
kemudian membaca resistansinya untuk mendapatkan nilai tingkat kelembaban.
Semakin banyak air membuat tanah lebih mudah menghantarkan listrik (resistansi
kecil), sedangkan tanah yang kering sangat sulit menghantarkan listrik (resistansi
besar). Sensor ini sangat membantu untuk mengingatkan tingkat kelembaban pada
tanaman atau memantau kelembaban tanah. Soil moisture sensor FC-28 memiliki
spesifikasi tegangan input sebesar 3.3V atau 5V, tegangan output sebesar 0 –
4.2V, arus sebesar 35 mA, dan memiliki value range ADC sebesar 1024 bit mulai
dari 0 – 1023 bit. Adapun gambar soil moisture sensor FC-28 dapat dilihat pada
Gambar 2.4 Soil Moisture Sensor FC-28
Prinsip kerja moisture sensor pada alat ini adalah dengan menanamkan satu
buah sensor kelembaban pada tanah. Kerja sensor ini mendeteksi adanya tingkat
kelembaban. Kelembaban tersebut disetting dengan parameter khusus, sehingga
ketika kelembaban tersebut sesuai, maka tanah longsor dipastikan akan terjadi
(Husdi, 2018)
Kodingan untuk sensor kelembaban tanah yang dilengkap dengan relay
#include <DHT.h>
#include <DHT_U.h>
#define DHTPIN 4 // what digital pin the DHT22 is conected to
#define DHTTYPE DHT22
const int relay2 = 2;
int sense_Pin = 0;
int value = 0;
DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE);
void setup() {
Serial.begin(9600);
pinMode(relay2, OUTPUT);
dht.begin();
}
void loop() {
float h = dht.readHumidity();
Serial.print("Humidity: ");
Serial.print(h);
Serial.print(" %\t");
Serial.print("KELEMBABAN TANAH : ");
value= analogRead(sense_Pin);
Serial.println(value);
if (value>500){
Serial.println("Tanaman Haus");
digitalWrite(relay2,LOW);
}
if (value<500){
Serial.println("Air Cukup");
digitalWrite(relay2,HIGH);
}
delay (1000);
}

2.6 Sensor Ultrasonik


HC-SR04 merupakan sebuah sensor ultrasonik yang dapat membaca jarak
kurang lebih 2 cm hingga 4 meter. Sensor ini sangat mudah digunakan pada
mikrokontroler karna menggunakan empat buah pin yang terdapat pada sensor
tersebut, yaitu dua buah pin suplay daya untuk sensor ultrasonik dan dua buah pin
trigger dan echo sebagai input dan output data dari sensor ke arduino.
Gambar 2.5 Sensor Ultrason

Prinsip pengukuran jarak menggunakan sensor ultrasonik HC-SR04 adalah,


ketika pulsa trigger diberikan pada sensor, transmitter akan mulai memancarkan
gelombang ultrasonik, pada saat yang sama sensor akan menghasilkan output TTL
transisi naik menandakan sensor mulai menghitung waktu pengukuran, setelah
receiver menerima pantulan yang dihasilkan oleh suatu objek maka pengukuran
waktu akan dihentikan dengan menghasilkan output TTL transisi turun. Jika
waktu pengukuran adalah t dan kecepatan suara adalah 340 m/s, maka jarak antara
sensor dengan objek dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan.(Nugraha,
2016)

s = 𝑡 𝑥 340 𝑚/𝑠 2

Dimana : s = Jarak antara sensor dengan objek (m)

t = Waktu tempuh gelombang ultrasonik dari transmitter ke


receiver (s)

Kodingan untuk sensor ultrason yaitu:

const int relay1 = 0; //pin 8

const int trigPin = 16;

const int echoPin = 5;


long duration;

int distance;

void setup() {

Serial.begin(9600);

pinMode(trigPin, OUTPUT); // Sets the trigPin as an Output

pinMode(echoPin, INPUT); // Sets the echoPin as an Input

pinMode(relay1, OUTPUT);

void loop() {

digitalWrite(trigPin, LOW);

delayMicroseconds(2);

// Sets the trigPin on HIGH state for 10 micro seconds

digitalWrite(trigPin, HIGH);

delayMicroseconds(10);

digitalWrite(trigPin, LOW);

// Reads the echoPin, returns the sound wave travel time in microseconds

duration = pulseIn(echoPin, HIGH);

// Calculating the distance

distance= duration*0.034/2;

// Prints the distance on the Serial Monitor


Serial.print("Distance: ");

Serial.println(distance);

if (distance<20){

Serial.println("Air Penuh, Tutup Kran");

digitalWrite(relay1,LOW);

if (distance>20) {

Serial.println("Air kurang, Kran Terbuka");

digitalWrite(relay1,HIGH);

delay (1000);

2.7 Sensor RGB Color


3. TCS3200 merupakan konverter yang diprogram untuk mengubah
warna
4. menjadi frekuensi, yang tersusun atas konfigurasi fotodiode silikon
dan konverter
5. arus ke frekuensi dalam IC CMOS monolithic yang tunggal. Keluaran dari
sensor ini
6. adalah gelombang kotak (duty cycle 50%) dengan frekuensi yang
berbanding lurus
7. dengan intensitas cahaya (irradiance) [3]. Masukan digital dan keluaran
digital dari
8. modul sensor ini memungkinkan antarmuka langsung ke mikrokontroler
atau sirkuit
9. logika lainnya. Di dalam TCS3200, konverter cahaya ke frekuensi
membaca sebuah
10. array fotodiode 8 × 8, 16 fotodiode mempunyai penyaring warna biru, 16
fotodiode
11. mempunyai penyaring warna merah, 16 fotodiode mempunyai
penyaring warna
12. hijau, dan 16 fotodiode untuk warna terang tanpa penyaring. Empat tipe
warna dari
13. fotodiode diintegrasikan untuk meminimalkan efek ketidakseragaman
dari insiden
14. irradiance. Semua fotodiode dari warna yang sama terhubung secara
paralel. Pin S2
15. dan S3 pada modul sensor digunakan untuk memilih grup dari
fotodiode (merah,
16. hijau, biru, jernih) yang aktif [6].
Sensor Warna Sensor warna TCS 3200 merupakan sensor yang mengkonversi
warna cahaya ke frekuensi. Pada TCS 3200 mempunyai dua komponen utama
yaitu photodiode dan pengkonversi arus ke frekuensi. Berikut merupakan sketsa
fisik dan blok fungsional sensor warna TCS 3200.

Gambar 2.6 Sketsa fisik dan Blok Fungsional sensor warna jenis TCS 3200
Photodiode pada IC TCS 3200 disusun secara array 8x8 dengan konfigurasi: 16
photodiode sebagai filter warna merah, 16 photodiode sebagai filter warna hijau,
16 photodiode sebagai filter warna biru, dan 16 photodiode tanpa filter. Kelompok
photodiode yang akan dipakai bisa diatur melalui kaki selektor S2 dan S3.
Kombinasi fungsi dari S2 dan S3 adalah kombinasi untuk menentukan fungsi
jenis filter yang digunakan Tabel Kombinasi fungsi S2 dan S3 Photodiode akan
mengeluarkan arus yang besarnya sebanding dengan kadar warna dasar cahaya
yang menimpanya. Arus kemudian dikonversikan menjadi sinyal kotak dengan
frekuensi sebanding dengan besarnya arus. Pemilihah skala Frekuensi Output bisa
diskala dengan mengatur kaki selektor S0 dan S1 (Supegina, 2016)
Kodingan untuk sensor RGB yaitu:
#define S0 14
#define S1 12
#define sensorOut 13
#define S2 15
#define S3 3
int frequency=0;

void setup() {
Serial.begin(9600);
pinMode(S0,OUTPUT);
pinMode(S1,OUTPUT);
pinMode(S2,OUTPUT);
pinMode(S3,OUTPUT);
pinMode(sensorOut,INPUT);

digitalWrite(S0,HIGH);
digitalWrite(S1,HIGH);
digitalWrite(S2,HIGH);
digitalWrite(S3,HIGH);
}

void loop() {
frequency = pulseIn(sensorOut,LOW);
// Printing the value on the serial monitor
Serial.print("R= ");//printing name
Serial.print(frequency);//printing RED color frequency
Serial.print(" ");
// Reading the output frequency
frequency = pulseIn(sensorOut,LOW);
// Printing the value on the serial monitor
Serial.print("G= ");//printing name
Serial.print(frequency);//printing GREEN color frequency
Serial.print(" ");
// Reading the output frequency
frequency = pulseIn(sensorOut,LOW);
// Printing the value on the serial monitor
Serial.print("B= ");//printing name
Serial.print(frequency);//printing BLUE color frequency
Serial.println(" ");
delay (1000);
}

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan pada Hari Jumat, 6 Desember 2019 bertempat di
Laboratorium Energi, Otomasi dan Instrumentasi, Jurusan Teknik Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain :
1. Software arduino
2. Sensor soil moisture
3. Sensor DHT11
4. Node MCU
5. Module Relay
6. Kabel USB
7. Sensor ultrasonik
8. Sensor RGB color
9. Tanaman pakcoy
10. Satu set peralatan hidroponik
3.3 Prosedur
Prosedur kerja penelitan ini sebagai berikut:

Mulai

Alat dan
Kompone
n

Merangkai Alat
dan Komponen

Koding sensor Koding Sensor Koding sensor Koding sensor


DHT Ultrasonik RGB color Soil Moisture

Jarak <20 Jarak >20 >500 <500

Relay LOW Relay High Relay LOW Relay High

Selesai

Gambar 3.1 Diagram alir proses penggunaan sensor


BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pembacaan Sensor


Berikut merupakan grafik yang telah didapatkan dari data pengambilan
beberapa parameter menggunakan sensor-sensor yang tersedia:

Sensor Warna
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

r g b

Gambar 4.1 Data Sensor warna(RGB)

Kelembaban Tanah
1200

1000

800

600

400

200

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 4.2 Data Kelembaban Tanah(Soil Moisture)


Jarak
26.5
26
25.5
25
24.5
24
23.5
23
22.5
22
21.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 4.3 Data Jarak Air bak(Ultrasonic)

suhu
30.5
30
29.5
29
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 4.4 Data Suhu Udara (DHT22)


4.2 Pembahasan
4.2.1 Sensor warna
Pembacaan nilai warna menggunakan sensor warna dengan berdasarkan
parameter warna RGB(red,green,blue) ditunjukkan pada Gambar 4.1. Pada saat
pembacaan nilai warna, ketika sensor dihadapkan pada warna yang terang, maka
nilai dari parameter RGB-nya menurun. Begitu juga sebaliknya, ketika sensor
dihadapkan pada warna yang gelap, maka nilai dari parameter RGB-nya
meningkat. Ini berarti, nilai parameter RGB berbanding terbalik dengan tingkat
kecerahan warna.
4.2.2 Kelembaban Tanah
Pengukuran kelembaban tanah menggunakan sensor soil moisture dapat
dilihat pada Gambar 4.2. Nilai kelembaban yang ditunjukkan dari pembacaan
sensor soil moisture, yaitu semakin lembab tanah akan semakin turun nilainya.
Sehingga pembacaan pada sensor soil moisture berbanding terbalik dengan
tingkat kelembaban tanah. Semakin tinggi kelembaban maka nilai akan semakin
rendah, begitu pula sebaliknya.
Pada sensor kelembaban tanah ini, kami sambungkan dengan relay yang
dapan membuka dan menutup kran yang dapat menyirami tanaman. Sehingga
ketika tanah pada tanaman sudah mulai kering, kran akan secara otomatis terbuka.
Kran terbuka hingga nilai kelembaban tanah yang telah ditentukan tercapai.
4.2.3 Jarak
Hasil pengambilan data jarak permukaan air dari sensor ultrasonic
disajikan dalam Gambar 4.3. Sensor jarak ini kami manfaatkan sebagai pemantau
ketinggian air dalam bak air. Semakin dekat jarak permukaan air dengan sensor
Ultrasonic yang dipasang diatas bak, maka semakin tinggi keadaan permukaan air
dalam bak, begitu juga sebaliknya. Kami juga menyambungkan relay pada sensor
ultrasonic yang mana relay akan membuka kran untuk mengisi bak air batas jarak
yang ditentukan telah dilalui.
4.2.4 Suhu
Pengukuran suhu udara menggunakan sensor DHT22 dapat dilihat pada
Gambar 4.4. Pengukuran suhu ini ditujukan untuk mengetahui keadaan sekitar
tanaman apakah suhunya tinggi atau rendah. Keadaan suhu ini dapat dijadikan
parameter yang dapat dibandingkan dengan seberapa baik pertumbuhan tanaman.
Dengan hal ini kita dapat mengetahui suhu terbaik bagi pertumbuhan tanaman.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka kesimpulan dari penelitian
adalah sebagai berikut:

1. Cara mengaplikasikan sensor pada tanaman pakcoy yaitu dengan memberikan


koding yang sesuai dengan masing-masing sensor.
2. Pada sensor RGB ketika sensor didekatkan pada tanaman pakcoy yang
berwarna terang, maka nilai dari parameter RGB-nya menurun dan begitu juga
sebaliknya. Pada sensor soil moistur semakin lembab tanah akan semakin turun
nilainya. Pada sensor ultrasonik semakin dekat jarak permukaan air dengan
sensor yang dipasang diatas bak, maka semakin tinggi keadaan permukaan air
dalam bak, begitu juga sebaliknya. Relay pada sensor ultrasonic akan
membuka kran untuk mengisi bak air batas jarak yang ditentukan telah dilalui.
Pengukuran suhu ini ditujukan untuk mengetahui keadaan sekitar tanaman
apakah suhunya tinggi atau rendah.

5.2 Saran

Sebaiknya pada saat melakukan penelitian lebih teliti dalam merangkai alat dan
komponen serta koding yang sesuai untuk masing-masing sensor.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Budidaya Tanaman Pakcoy Hidroponik.


http://jurustani.com/budidaya-tanaman-pakcoy-hidroponik/ [Diakses pada
26 Desember 2019]
Dewi, N. H. L., M. F. Rohmah dan S. Zahara. Tanpa Tahun. Prototype smart home
dengan modul NodeMCU ESP8266 berbasis Internet of Things (IoT).
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) Vol 5: 119-124.
Gajah, C. N. 2018. Memanfaatkan sensor DHT22 sebagai pendeteksi kelembaban
tanah berbasis Arduino. Skripsi. Medan: Program Studi D-III Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara.
Hidayat, M. R., Christiono dan B. S. Sapudin. 2018. Perancangan sistem
keamanan rumah berbasis IoT dengan NodeMCU ESP8266 menggunakan
sensor PIR HC-SR501 dan sensor smoke detector. Jurnal Kilat Vol 7 (2):
139-148.
Husdi. 2018. Monitoring Kelembaban Tanah Pertanian Menggunakan Soil
Moisture Sensor FC-28 dan Arduimo Uno. Jurnal Ilmia ILKOM :10(238-
239)
Islam, H. I., N. Nabilah, S. S. Atsaurry, D. H. Saputra, G. M. Pradipta, Ade
Kurniawan, Heriyanto Syafutra, Irmansyah dan Irzaman. Sistem kendali
suhu dan pemantauan kelembaban udara ruangan berbasis Arduino Uno
dengan menggunakan sensor DHT22 dan Passive Infrared (PIR).
Nugraha, F, K. Sensor Ultrasonic HC-SR04. Tugas Akhir. Teknik Elektro
Universitas Hasanudin.
Supegina, F. 2016. Aplikai LED RGB Pada Pola dan Warna Tas Menggunakan
Strip LED dengan Sensor Warna dengan Kontrol Android Arduino Uno.
Jurnal Teknologi Elektro:7 (1)

Anda mungkin juga menyukai