Materi Tasawuf
Materi Tasawuf
KELAS 1
Perintah untuk sabar banyak tercantum dalam Alquran dan hadis. Salah satunya yakni surat Al-Baqarah ayat 45
yang berbunyi:
“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu amat berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusyu”.
(al-shabru) menurut bahasa artinya adalah menahan diri dari keluh kesah. Menurut M. Quraish
Shihab, sabar adalah menahan diri atau membatasi jiwa dari keinginannya demi mencapai sesuatu
yang baik atau luhur. Lawan dari sabar adalah keluh-kesah.
Beliau juga menulis konsep sabar yang perlu diterapkan dalam kehidupan Sehari-hari, yaitu:
Sabar dalam perjuangan dengan menyadari bahwa ada kalanya perjuangan mengalami masa
naik dan masa jatuh.
Mendapat Pahala
Allah berjanji akan menganugerahkan pahala kepada umat-Nya yang sabar. Hal ini dijelaskan dalam
Al Quran surat An Nahl ayat 96 yang berbunyi:
"Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan Kami pasti
akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan".
Orang yang Sabar dapat Mengambil Hikmah
Ketika dihadapkan pada musibah, kita seringkali merasa sedih, bahkan emosi. Namun apabila kita
sabar dan memahami bahwa semua yang terjadi adalah kehendak Allah SWT, kita bisa mengambil
hikmah dari ujian hidup.
MAQOM SYUKUR
KELAS 2
Kata Syukur di ambil dari kata Asyukru yang berarti berterima kasih, dan menurut istilah adalah
bersykur dan berterima kasih kepada Allah, lega, senang dan menyebut nikmat yang
diberikan kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati maupun
perbuatan.
Pengertian Syukur dalam Al - Qur'an
Allah swt berfirman dalam Al Qur'an surat Ibrahim ayat 7 yang artinya:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu dan jika kamu
mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya azab- Ku sangat pedih."
Dalam ayat ini Allah swt bahkan telah menjanjikan akan menambah nikmatnya bagi siapapun yang
bisa bersyukur.
Salah satu cara untuk mensyukuri nikmat Tuhan adalah dengan berterima kasih kepada manusia
yang telah menjadi perantara sampainya nikmat Allah pada Anda.
Di dalam Al Qur’an sering kali Tuhan menggugah hati manusia, bahwa ternyata banyak sekali nikmat
yang dilimpahkan-Nya sejak umat manusia datang ke Bumi, agar sadar dan bersyukur kepada Allah
SWT.
3. Qana’ah
Coba untuk selalu merasa cukup atas nikmat yang ada pada diri Anda. Hal ini akan membuat Anda
selalu bersyukur kepada Allah SWT. Sebaliknya, saat Anda senantiasa merasa tidak puas, selalu
merasa kekurangan, merasa Allah tidak pernah memberi kenikmatan padanya sedikitpun,
4. Merawat Kenikmatan
Saat Anda mendapatkan nikmat dari tuhan, usahakan untuk merawatnya agar tidak rusak. Hal ini
seperti menjaga amanah dari Allah SWT. Misalnya saja Anda bisa tetap menjaga kesehatan tubuh
agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit.
Merawat kenikmatan ini merupakan bentuk rasa syukur karena telah diberikan tubuh yang sehat
oleh tuhan.
MAQOM KHAUF
KELAS 3
Khauf sendiri secara bahasa berasal dari kata “khaafa, yakhaafu, khaufan” yang artinya takut.
Sedangkan menurut istilah, khauf artinya perasaan takut yang muncul terhadap sesuatu yang
mencelakakan, berbahaya, atau mengganggu. Adapun khauf yang di maksud disini adalah takut
kepada Allah SWT dengan mempunyai perasaan khawatir akan adzab Allah SWT yang akan di
timpakan kepada kita.
Ada banyak dalil yang memerintahkan kepada kita untuk merasa takut kepada Allah SWT, antara
lain firman Allah SWT sebagaimana berikut :
” (yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya
dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah
Allah sebagai Pembuat Perhitungan.” (QS. AL-Ahzab:39)
Zuhud adalah sifat yang dimiliki manusia untuk memandang dunia dan akhirat. Meski
begitu, banyak yang menganggap zuhud adalah upaya melupakan dunia untuk mencintai Allah
SWT saja.
Tingkatan zuhud adalah ada tiga yang dijelaskan Imam Ahmad. Dari ketiga tingkatan ini bisa
disimpulkan bahwa kezuhudan seseorang tidak bisa disamaratakan. Tidak pula menuntut dan
bisa dilakukan sesuai kemampuan.
TINGKATAN ZUHUD
Menurut Imam Ahmad ada tiga tingkatan zuhud yang bisa dipahami:
2. Orang istimewa (khawash) menganggap zuhud adalah meninggalkan hal-hal yang halal
sekalipun melebihi kebutuhannya.
3. Orang sangat istimewa (al-‘arifin) mengganggap zuhud adalah meninggalkan segala sesuatu
yang mengganggunya untuk mengingat Allah SWT.
Menurut Abdul Mun’im al-Hasyimi dalam bukunya “Akhlak Rasul” yang diriwayatkan Bukhari
dan Muslim, ada lima faktor pemengaruh zuhud:
2. Menyadari bahwa kenikmatan di dunia bisa memalingkan hari dari mengingat Allah SWT.
4. Menyadari bahwa dunia sebagai bentuk laknat, kecuali dzikir, belajar, mengajar, dan
pekerjaan yang hanya ditujukan pada Allah SWT.
5. Merasakan dunia dari sudut pandang hina dan godaan yang bisa membahayakan kehidupan
manusia di dunia dan akhirat.
MAQOM ROJA’
KELAS 5
Roja’ berarti mengharapkan. Apabila dikatakan rojaahu maka artinya ammalahu : dia
mengharapkannya (lihat Al Mu’jam Al Wasith, 1/333) Syaikh Utsaimin berkata: “Roja’ adalah
keinginan seorang insan untuk mendapatkan sesuatu baik dalam jangka dekat maupun jangka panjang
yang diposisikan seperti sesuatu yang bisa digapai dalam jangka pendek.” (lihat Syarh Tsalatsatu
Ushul, hal. 57-58) Syaikh Abdullah bin Shalih Al Fauzan berkata: “Asal makna roja’ adalah
menginginkan atau menantikan sesuatu yang disenangi…” (Hushuulul Ma’muul, hal. 79). Khouf
artinya perasaan takut yang muncul terhadap sesuatu yang mencelakakan, berbahaya atau
mengganggu
2. Dinamis dalam hidup, artinya selalu berusaha memperbaiki diri dari hari-ke hari.
Para pelaku maksiat itu berdalil dengan beberapa ayat al-Qur’an dan hadits Nabi (untuk menutupi
kesalahan mereka -pent) seperti dalam firman Allah ta’ala yang artinya, “Sesungguhnya Allah
mengampuni seluruh dosa” (QS. az-Zumar: 53). Ibnul Qayyim mengatakan, “Pernyataan ini
termasuk kebodohan yang paling buruk, sebab syirikpun termasuk dalam cakupan ayat ini padahal
dia adalah biangnya dosa dan pokoknya. Dan tidak ada perselisihan di kalangan para ulama
bahwasanya ayat ini berlaku bagi orang-orang yang bertaubat. Karena Allah mengampuni dosa
setiap orang yang bertaubat dari dosa apapun yang telah dilakukannya. Kalaulah seandainya ayat
ini berlaku bagi orang-orang yang tidak bertaubat niscaya nash-nash (dalil) yang berisi ancaman
seluruhnya tidak ada gunanya … di dalam surat an-Nisaa’ Allah mengkhususkan dan memberikan
catatan dengan firman-Nya yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik
dan Dia akan mengampuni dosa di bawah tingkatan itu bagi orang yang dikehendaki-Nya.” (QS.
An Nisaa’: 48) di sini Allah ta’ala memberitakan bahwa Dia tidak mengampuni dosa syirik, dan
memberitakan kalau dosa yang berada di bawahnya diampuni. Kalau seandainya ayat ini berbicara
tentang orang yang bertaubat niscaya tidak perlu dibedakan antara syirik dan selainnya.”
KELAS 6
Menurut fudhail Bin iyadh adalah beramal hanya semata-mata karena Allah jika seseorang
meninggalkan beramal kepada manusia disebut Riya sedangkan orang yang beramal karena manusia
adalah syirik sedangkan posisi Ikhlas adalah di antara keduanya.
CIRI-CIRI IKHLAS :
Pujian merupakan salah satu ujian bagi orang-orang yang melakukan amal baik dengan
pujian seseorang bisa terkena penyakit ujub, dan sombong. Maka dari itu seseorang yang mukhlis
tidak suka dengan adanya pujian dari seseorang.
3. Mendengarkan Nasehat
Dalam sebuah pepatah arab mengatakan
Ambilah hikmah (pelajaran) walau dari mulut binatang orang yang mukhlis akan senantiasa
menghargai orang-orang yang menasehatinya.