Anda di halaman 1dari 3

SYARIAT THARIQAH DAN HAKIKAT

Syariat itu ibarat kulitnya dan hakikat itu adalah dagingnya, yang diburu dagingnya
tapi dagingnya tidak akan manis tanpa dibalut oleh kulitnya tapi yang dimakan yang
membuat enak adalah dagingnya. Ibadah kita kalau belum mendapat hakikat pait ibadah itu,
sholat 5 waktu pahit apalagi tahajud lebih pahit lagi karena ngantuk yang luar biasa, tetapi
ketika bapak-bapak menonton sepak bola tidak usah disuruh lagi karena sudah tau nikmatnya
nonton sepak bola tersebut. Beragama kita harus memiliki rasa disebut hakikat, siapa yang
merasakan ?, bukan mata,bukan kepala, bukan otak dan zauqon itu rasa yang ada dihati jadi
jika kita dalam beribadah belum ada rasa dalam hati belum menemukan manisnya iman maka
ibadah kita merasa berat, hambar, ibadah itu kata orang awam nguntungin allah, merasa allah
yang diuntungkan seolah-olah kita yang capek kenapa? Saking awam.Maka supaya manis
ibadah kita yaitu dengan hadir di majlis ilmu dan hadir di majlis dzikir ada satu hati yang
khusyu maka akan terenggugah yang lainnya, ada satu yang tebuka allah bukakan hati yang
lainnya. Ada dua konsep syariat thariqat dan hakikat:
1. Konsepnya dalam kitab QIfayyatul at-qiyyah
2. Yang disyarahi oleh Imam nawawi Al-Bantani konsepnya syekh muhammad amin al-
kurdi al-irdibili as-syafi’i dalam kitab tanwirul qulub ( hal 406)
Syariat adalah hukum-hukum yang diturunkan kepada rosulullah SAW yang dipahami oleh
para ulama yang bersumber dari qur’an dan sunah (naas maupun istimbat), yanag dimaksud
ahkam syariah adalah yang bersumber dari al-qur’an dan as-sunah dan yang disebut dengan
ilmu tauhid, ilmu fiqih dan ilmu tasawuf. Jadi yang dimaksud syariat yaitu hukum-hukum
yang tertuang dalam tiga displin ilmu yang diseut dengan arkanuddin rukun agama yang tiga
( tauhid, fiqih, tasawuf ).Hukum-hukum dalam ilmu tauhid misalnya dalam konsep asy-‘ari
ada hukum wajib bagi allah, mustahil bagi allah, ada jaiz bagi allah, atau kita gunakan masih
konsep tauhidnya konsep ibnu taimiyah yang dilanjutkan oleh muridnya syekh ibnu qoyyim
al-jaujiah dalam kitab madarijul salikin menjelaskan tauhid dalam tiga bentuk yang disebut
dengan tauhid uluhiyyah, tauhid rububiyyah, tauhid asma wasifat mentauhidkan allah dari
dimensi rububiyyah bahwa allahitu rabb sang maha pencipta,tauhid uluhiyyah bahwa allah
satu-satunya yang di ibadahi, dan tauhid asma wasifati mentauhidkan allah dari sifat
dannama-namanya ini yang disebut ilmu tauhid disitu terdapat ahkam hukum-hukum yang
harus kita ketahui, kalau baru sebatas ilmu pemgetahuan tentang tauhid itu disebut syari’ah.
Lalu yang kedua rukun agama kita yaitu fiqih dan yang ketika ilmu tasawuf. Jika ketiga
rukun ini hanya sebagai pengetahuan saja itu baru disebut syariat.
Sabar itu harus riadloh bagaimana menumbuhkan maqam sabar dalam jiwa kita, bab
tawakalnya baru pengetahuan pantas dalam ibadah terasa pahit berat, karena masih dalam
dimensi syariat.
Thariqoh adalah mengamalkan syariat, mengamalkan tauhid, mengamalkan fiqih,
mengamalkan tasawuf, mengambil yang a’zimah tapi dalam keterangan ini bukan a’zimah
yang di dalam ushul fiqh, a’zimah di dalam tasawuf ini a’zimah yang harus sekuat tenaga
dalam menjalankan syari’ah (dalam menjalankan tauhid, fiqih, tasawuf) menjauhi dalam
memudah-mudah artinya dalam bermalas-malasan jadi berthoriqoh itu harus sungguh-
sungguh keluarkan daya upaya, gali potensisupaya bisa mengambil menjalankan syari’ah.
atau dengan kata yang yang lain menjauhi larangan-larangan allah baik yang dzohir maupun
bathin menjalankan perintah-perintah allah dengan segala daya upaya potensi yang ada. Jadi
bertarekat adalah menjalankan perintah allah dan menjauhi larangan allah atau dengan kata-
kata yang lain menjauhi larangan-larangan allah yang haran maupun yang makruh dan
mejalankan yang mampu yaitu seperti yang sunah-sunah itu semua dijalankan dibawah
bimbingan guru mursyid kalau mengamalkannya dan mempelajarinya sendiri bukan
berthariqoh namanya, ini konsepnya nabi SAW, nabi dahulu sebagai mursyid yang utama
bagi para sahabat. Setiap agama memiliki epistimologi bagaimana cara mendapatkannya
maka harus berjumpa dengan ulama dengan menimba ilmu dzohir dan bathinnya
sebagaimana para sahabat berjumpa dengan rasulullah SAW, membacakan dua kalimat
syahadat di depan nabi , bebai’at kepada nabi maka menjalankan tauhid, fiqih, tasawuf baik
dan benar, ini epistimologi untuk mendapatkan agama yang benar jadi jangan sampai mencari
lewat google, hanya lewat facebook, hanya di perpustakaan tapi genap dan sempurnakan
dengan bimbingan mursyid, seperti nabi gurunya adalah jibril a.s yang kuat yang perkasa
diperintahkan oleh allah SWT. Sehingga wahyu tidak ada yang tercecer satu huruf pun,
mengacu kepada para nabi para rosul dibimbing oleh jibril a.s.Setiap para rosul itu memiliki
kelebihan masing-masing, dalam Q.S Jin allah berfirman : “Dan sesungguhnya apabila
mereka istiqomah di atas thariqoh yang menghantarkan kepada allah yang menjalankan
syari’at ( tauhid, fiqih, tasawuf ), kami akan sirami rizki yang berlimpah baik rizki dzohir
dan bathin”. Maka janji allah yang di dunia harus kita rasakan kalau belum kita rasakan
berarti ada yang salah pada diri kita.
Hakikat, beliau membagi hakikat itu menjadi tiga bagian:
1. Riqotul hijab = Tipisnya hijab antara kita degan allah, yang terhijab adalah mata hati
kita. Dalam tasawuf hijab itu negatif artinya penghalang kita dengan allah, yaitu
penyakit-penyakit hati.kalau kita mendapatkan hakikat di dalam agama dengan
syari’at terbuka isinya itu di namakannya hakikat.
2. Takholi nafsi = bersihnya diri atau jiwa dari akhlak-akhlak yang hina, dari akhlak-
akhlak yang tidak terpuji sekaligus akan di dandani terdandaninya bathin kita, jiwa
kita dengan sifat-sifat yang ridho, sifat-sifat terpuji, ini sebagai mizan sebagai
timbangan, kalau kita mendapat hakikat yang kedua justru bersih jiwa kita dari sifat-
sifat yang kotor, semakin bersih hati kita dari penyakit-penyakit hati, sekaligus
terdandani jiwa kita dengan sifat-sifat yang terpuji yang di ridhoi oleh allah SWT,
rosulullah bersabda : “aku diutus oleh allah untuk menyempurnakan akhlak yang
sempurna” jadi ketika kita mendapat hakikat yang kedua maka semakin baik
akhlaknya
3. Amal sholeh itu menjadi mudah, menjadi enteng, keimanan yang kuat semangat jihad
yang menyala-nyala allah akan datangkan makhroja jalan keluarnya dibuktikan oleh
para sahabat, kemuliaan-kemuliaan yang allah datangkan di masa lalu kalu kita
sungguh menjalankan thariqoh yang benar yang mu’tabaroh maka allah akan turunkan
karomah-karomah bukan hanya di masalalu saja walaupun bentuk karomahnya yang
berbeda karena sesuai dengan tantangan situasi kondisi setiap zaman yang berbeda-
beda, apabila manusia tidak mengembangkan potensi itu maka tidak akan bangkit di
akhir zaman ini, dengan tasawuflah hati kita akan dibesihkan hati kita, jangan
mempelintirkan hakikat kepada yang macem-macem, wilayah ghaib itu bukan seperti
di alam dzohir, unsur kekuatan dalam islam salah satunya adalah tasawuf, sebab
tasawuf adalah az-zauhar islam sesuatu yang esensial dalam islam, mutiara dalam
islam.

Anda mungkin juga menyukai