Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN ASURANSI KESEHATAN

di buat untuk memenuhi tugas dari Dr. Imelda Mohamad, M.Kes

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3
NUR IRNA M.J. AKHIRI
NURSELA ADJIM
NUR WAQI’AH DALI
PITRIYANTI LAIYA
NUR FEBRIANTI
ARI DWI PRASETYO MANGGE

PRODI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO

T.A 2021/2022
1. Jelaskan Perkembangan Sejarah Asuransi di Indonesia mulai era
perkembangan JPKM sampai saat sekarang!
Jawab:
Dana sehat adalah upaya penghimpunan dana masyarakat untuk kepentingan
pengobatan dalam bentuk yang paling sederhana. Di awal tahun 1970 mulai
berkembang konsep dana sehat di berbagai wilayah kabupaten bahkan provinsi di
Indonesia. Upaya pengembangan ini didorong oleh pemerintah dengan harapan yang
begitu besar agar masyarakat memiliki kesadaran untuk membiayai dirinya sendiri
melalui mekanisme transfer resiko. Namun demikian upaya ini akhirnya tidak
berhasil. Hingga saat ini tidak ada dana sehat yang bertahan hidup, apalagi
berkembang.
Setelah mengembangkan konsep dana sehat, pemerintah berupaya
mengembangkan konsep Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) yang
diambil dari konsep Health Maintenance Organisation (HMO) di Amerika dengan
dukungan struktural yang lebih kuat, diantaranya dengan dicantumkannya konsep
JPKM dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Upaya mengembangkan JPKM dimulai dengan merangsang dana sehat
menjadi JPKM, sayangnya upaya ini tidak banyak membuahkan hasil. Di daerah
banyak pejabat di lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) yang tidak bisa membedakan
konsep dana sehat dengan JPKM. Pengembangan JPKM menjadi lebih stagnan ketika
JPKM dibuat dalam kerangka pikir dana sehat, sehingga sasaran program ini
kebanyakan adalah kelompok ekonomi lemah. Kenyataan tersebut diperburuk dengan
kurangnya dukungan kemampuan pengelolaan yang diakibatkan oleh rendahnya
keterlibatan profesional asuransi kesehatan. Kekurangan dukungan profesional
asuransi dihambat oleh adanya anggapan bahwa JPKM bukan asuransi.
Pengembangan JPKM memasuki babak baru ketika Indonesia mengalami
krisis ekonomi pada tahun 1997. Pemerintah yang khawatir dengan penurunan akses
masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan didukung oleh pihak
internasional mengembangkan program Jaring Pengaman Sosial untuk bidang
kesehatan (JKJBK) yang ditumpangi keinginan untuk lebih mengembangkan JPKM.
Upaya JKJBK didanai pinjaman Asian Development Bank (ADB) sebesar 300 juta
US dolar untuk masa lima tahun. Dana dibayarkan ke Puskesmas dan Bidan Desa
melalui suatu badan yang disebut pra bapel JPKM. Lagi-lagi upaya ini tidak banyak
membuahkan hasil bagi upaya memperluas cakupan JPKM menuju universal
coverage.
Berbagai kontroversi tentang pengembangan JPKM yang didomplengkan pada
program jaring pengaman sosial dan sesungguhnya menerapkan konsep asuransi
kesehatan komersial dengan produk managed care, berlangsung cukup lama. Pada
tahun 2002 akhirnya program tersebut diganti dengan memberikan dana secara
langsung kepada Puskemas dan RS. Dana yang digunakan untuk mensubsidi
kelompok miskin ini kemudian berasal dari pengalihan subsidi bahan bakar minyak
(BBM).
Langkah menuju cakupan kesehatan semestapu semakin nyata dengan resmi
beroperasinya BPJS kesehatan pada 1 Januari 2014, sebagai transformasi dari PT.
Akses (Persero). Hal ini berawal pada tahun 2004 saat pemerintah mengeluarkan UU
No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Naional (SJSN) dan kemudian pada
tahun 2017 pemerintah menetapkan UU No.24 Tahun 2011 tentang badan
penyelenggara jaminan sosial (BPJS) serta menunjuk PT. Akses (Persero) sebagai
penyelenggara program jaminan sosial dibidang kesehatan, segingga PT. Akses
(Persero) pun berubah menjadi BPJS kesehatan. Melalui program jaminan kesehatan
nasional kartu Indonesia sehat (JKN-KIS) yang diselengarakan oleh BPJS kesehatan,
negara hadir ditengah kita untuk memastikan seluruh penduduk Indonesia terlindungi
oleh jaminan kesehatan yang komprehensif, adil, dan merata.
2. Bagaimana Perkembangan asuransi di negara ASIA lainnya seperti jepang,
China, India.!
Jawab:
1. Asuransi Kesehatan di Jepang
Sebagai sekutu Jerman dalam Perang Dunia II di Asia, Jepang memiliki pola
sistem asuransi kesehatan yang mengikuti pola Jerman dengan berbagai
modifikasi. Di Jepang istilah AKN (Kokuho, Kokumin Kenko Hoken) digunakan
untuk penyelenggaraan asuransi kesehatan bagi pekerja mandiri (self-employed),
pensiunan swasta maupun pegawai negeri, dan anggota keluarganya.
Penyelenggara AKN diserahkan kepada pemerintah daerah. Sementara asuransi
kesehatan bagi pekerja aktif di sektor formal diatur dengan UU asuransi sosial
kesehatan secara terpisah. Jepang telah memulai mengembangkan asuransi sosial
kesehatan sejak tahun 1922 dengan mewajibkan pekerja di sektor formal untuk
mengikuti program asuransi kesehatan sosial. Akan tetapi, mewajibkan asuransi
kesehatan bagi pekerja sektor formal saja tidak bisa menjamin penduduk di sektor
informal dan penduduk yang telah memasuki usia pensiun mendapatkan asuransi
kesehatan. Untuk memperluas jaminan kesehatan kepada seluruh penduduk
(universal coverage), Jepang kemudian memperluas cakupan asuransi kesehatan
dengan mengeluarkan UU AKN. Dalam sistem asuransi kesehatan di Jepang,
peserta dan anggota keluarganya harus membayar urun biaya (cost sharing) yang
besarnya bervariasi antara 20-30% dari biaya kesehatan di fasilitas kesehatan.
Bagian urun biaya inilah yang menjadi pangsa pasar asuransi kesehatan komersial.
2. Asuransi Kesehatan di China
Perkembangan asuransi di china bermula ketika terbukanya Negeri Tiray
Bambu kepada barat awal abad ke-20. Secara umum china, dan khususnya
shanghai setelah ahir Perang Dunia II menjadi pusat utama perdagangan
internasional. Pasal komersial yang hidup di kota itu menawarkan kepada
pengusaha potensi yang tampaknya tidak terbatas. Diantara mereka adalah CP
Starr, seorang Amerika Serikat (AS), yang mendirikan kantor agen asuransi di
shanghai pada 1919. Awalnya, perusahaan Starr, American Asiatic Underwritrs
(AAU), Berfungsi sebagai perwakilan local untuk perusahaan asuransi asing.
AAU awalnya berurusan dengan kebijakan asuransi kebakaran dan laut.
Namun, pada awal 1920an, Starr menyadari potensi besar untuk asuransi jiwa
diantara penduduk China di negara itu. Strar mendirikan perusahaan baru, Adis
Life Insurance Company, yang menjadi yang pertama memasarkan produk
asuransi jiwa ke China. Kepala perusahaan memungkinkannya untuk membangun
dengan cepat menjadi penyedia asuransi terkemuka tidak hanya di seluruh daratan
China, tetapi disebagian besar wilayah Asia. Perusahaan Starr akhirnya
berkembanf menjadi pemimpin AS American Insurance Group.
Sementara itu, kesuksesaqn Asia Life menginspirasi banyak pesaing,
kebanyakan dari mereka adalah perwakilan local dari perusahaan asing besar.
Namun, sejumlah kelompok local muncul dan memainkan peran penting dalam
mengembangkan pasar asuransi jiwa di kalangan penduduk asli. Salah satu
perusahaan yang paling awal dan terpenting adalah Tai Ping Insurance Company.
Perusahaan yang didirikan oleh HC Tung dan HN Ting yang Shanghai pada 1929
membuka diri untuk investasi awal dari sejumlah bank China dan mulai
menerbitkan polis asuransi umum. Tahun berikutnya, Tai Ping menambahkan
komponen asuransi jiwa, Tai Ping Life Insurance Company.
Tai Ping berkembang pesat selama decade 1930-an, dengan menambahkan
hampir 20 cabang di kota-kota besar di China serta di tempat lain di Asia
Tenggara. Perusahaan juga membuka sekitar 400 kantor sekunder di seluruh
daratan China, sebelum menambahkan kantor perwakilan di Eropa dan AS. Pada
pertengahan 1930-an, Tai Ping telah tumbuh cukup besar untuk menjadi anggota
Shanghai Insurance Association. Dalam posisi tersebut, perusahaan menjadi satu-
satunya perusahaan milik China yang termasuk dalam apa yang sebelumnya
merupakan klub ekslusif untuk perusahaan asuransi asing. Kekayaan Tai Ping
mulai menyusut setelah dimulainnya perang China-Jepang pada 1937. Penyebab
terasa adalah ketika revolusi komunis yang dipimpin Mao Zedong pada 1949.
Sementara itu, Tai Ping telah diikuti oleh semakin banyak perusahaan asuransi
milik China lainnya. Di antaranya adalah China Insurance Company didirikan
pada tahun 1931 di shanghai, yang membuka anak perusahaan asuransi jiwa,
China Life Insurance Company pada 1933. Setelahnya muncul Ming An
Insurance Company yang didirikan di Hong Kong pada 1949. Pada saat itu, China
membanggakan diri karena lebih dari 240 perusahaan asuransi –sekitar 180 di
antranya adalah milik China.
Setelah revolusi, pemerintah Mao mendirikan perusahaan asuransi Rakyat
China ( people’s Insurance Company of China/PICC ), yang mengambil alih
semua kepentingan asuransi di daratan utama. Pimpinan Tai Ping melarikan diri
ke Taiwan pada 1950, membangun kembali operasi perusahaan di sana.
Perusahaan lain, terutama yang telah mendirikan cabang asing di Hong Kong,
Singapura, Taiwan, dan tempat lain, menarik diri dari daratan untuk membangun
kembalui bisnis mereka di sekitar kepemilikan asing mereka.
Pada 1959, semua bisnis asuransi dalam negeri China ditutup. Peran PICC
dikurangi menjadi menyediakan asuransi yang m encakup kebutuhan kebijakan
luar negeri negara, seperti untuk sektor kelautan dan penerbangan. Setelah
reformasi, PICC diubah menjadi departemen bank sentral pemerintah. Sementara
reformasi ekonomi yang diluncurkan di bawah Deng Xiapong pada 1978
membuka jalan menuju kelahiran kembali sektor asuransi China. Pada 1979, PICC
dipisahkan dari bank sentral dan diririkan kembali sebagai perusahaan yang
beroperasi secara independen, meskipun dikendalikan oleh negara. Pada tahun itu,
PICC mulai menawarkan polis asuransi umum (yaitu non-jiwa).
Selama pandemic virus corona atau covid-19 di China pada awal 2020, China
Lifge memberikan perlindungan asuransi gratis untuk 2,48 juta pekerja garis
depan. Meski demikian, perusahaan menurut laporan akhir tahun, tidak merinci
berapa biaya insiatif itu.
3. Asuransi Kesehatan di India
Asuransi kesehatan di India diluncurkan pada tahun 1986 yang asuransi
kesehatan industry telah tumbuh secara signifikan terutama karena liberalisasi
ekonomi dan kesadaran umum. Menurut Bank Dunia pada tahun 2010 lebih dari
25% penduduk India memiliki aset kebeberapa bentuk asuransi kesehatan. Ada
perusahaan asuransi kesehatan mandiri bersama dengan penyedia asuransi
kesehatan yang disponsori pemerintah. Sampai saat ini, untuk meningkatkan
kesadaran dan mengurangi penundaan untuk membeli asuransi kesehatan.
Perusahaan asuransi umum India dan Otoritas Pengaturan dan Pengembangan
Asuransi (IRDA) telah meluncurkan kampanye kesadaran untuk semua segmen
populasi.
Diluncurkan pada tahun 2007, Progtam Jaminan Kesehatan Nasional
( Rashtriya Swasthya Bima Yojana – RSBY ) dipimpin oleh Kementrian
Kesehatan dan diadopsi oleh 29 negara bagian pada tahun 2014. Program ini di
danai 75% oleh pemerintah dan 25% oleh negara bagian. Pekerja dan 4 orang
tanggungannya mendapatkan manfaat dari asuransi kesehatan jika mereka tidak di
lindungi oleh sistem apapaun dan hidup dibawah garis kemiskinan. Penerima
RSBY diharuskan membayar biaya pendaftaran tahunan sebesar INR 30 untuk
perlindungan rumah sakit hingga INR 30.000 pertahun perkeluarga.
25 september 2018, pemerintah India meluncurka pengumuman asuransi
kesehatan baru bagi warga termiskin. Perdana Mentri India, Narendra Modi
mengumumkan bahwa sistem baru tersebut diharapkan dapat menjangkau lebih
dari 500 juta orang dan disebut “ Modicare “. Reformasi masih berlangsung dan
bertujuan untuk memasang jaminan sosial universal di negara tersebut.

Anda mungkin juga menyukai