Anda di halaman 1dari 3

Simak Sejarah dan Perkembangan Baja Di 

Indonesia

Posted on February 4, 2016 by haimaster

Baja merupakan salah satu jenis logam yang paling populer di dunia. Banyak orang yang menggunakan
baja dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari sebagai bahan bangunan, konstruksi hingga bahan utama
pembuatan jembatan.

Di Indonesia sendiri, perkembangan Material Bangunan Murah ini sudah ada sejak lama, bahkan sama
seperti negara lainnya, Indonesia termasuk negara yang instens menggunakan baja sebagai bahan
utama dalam membangun berbagai infrastrukstur di daerah-daerah.
Tetapi, Indonesia bukanlah negara penyumbang baja terbesar di dunia. Berbeda halnya dengan Jepang
dan China, Indonesia lebih sering menggunakan baja import daripada baja lokal dan sangat jarang sekali
mengekspor nya ke luar negeri.

Bagi Anda yang belum tahu, perkembangan penggunaan baja di Indonesia sudah ada sejak tahun 1960,
diaman saat itu Presiden Soekarno mencanangkan proyek Besi Baja Trikora untuk meletakan dasar
industri nasional yang tangguh.

Akan tetapi, lima tahun berselang tepatnya pada tanggal 1965, pembangunan sempat berhenti. Hal
tersebut dikarenakan pada tahun tersebut pemberontakan PKI semakin meluas, dan pembangunan yang
dicanangkan tersebut harus dihentikan sejenak.
Barulah sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 31 Agustus 1971 berdiri PT Krakatau Steel
(Persero). Dengan memanfaatkan kembali peralatan-peralatan yang tersisa dari proyek Besi Baja
Trikora, pabrik kawat baja, pabrik baja tulangan dan pabrik baja profil, maka tahun 1977 Presiden
Soeharto meresmikan mulai beroperasinya pabrik produsen baja terbesar di Indonesia itu.

Kemudian, pada tanggal 9 Oktober 1979, Presiden Soeharto meresmikan Pabrik Besi Spons model Hyl
S.A moduk I dan II dengan kapasitas 1,5 juta per ton per tahun. Pabrik Billet Baja dengan kapsitas
500.000 ton per tahun, Pabrik Batang Kawat dengan kapasitas 220.000 ton per tahun, serta fasilitas
infrastruktur berupa Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Uap 400 MW, Pusat Penjernihan Air dengan
kapasitas 2000 liter/detik.

Pabrik Slab Baja (EAF), Pabrik Baja Lembaran Panas dan Pabrik Besi Spons unit 2 PT. Krakatau Steel
diresmikan beroperasi pada tanggal 24 Februari 1983 oleh Presiden Soeharto. Ditahun 1976, PT Ispat
Indo berdiri di Sidoarjo Surabaya oleh seorang imigran dari India Laksmi Mittal dan istrinya.

Diatas tanah bekas persawahan seluas 16,5 hektar, Mittal mendirikan bangunan yang dijadikan pabrik
bernama PT. Ispat Indo. Disinilah Mittal mulai menyingsingkan lengan sepenuhnya. Ia menanamkan
modal US$ 15.000.000 (Rp. 135 Milliar) untuk mendirikan dan memulai mengoperasikannya.
Kapasitas produksi 60.000 ton per tahun terus meningkat menjadi 700.000 ton per tahun. Pabrik yang
menitikberatkan industrinya di bidang wire itu memproduksi paku dan besi tulangan untuk konstruksi.
Pendiri PT Ispat Indo, Laksmi Niwas Mittal, merupakan orang terkaya nomor 4 di dunia yang memiliki
pabrik baja yang tersebar di penjuru dunia, holding baja miliknya bernama Archelor Mittal.

Konsumsi nasional baja Indonesia, 30 kg per kapita, masih jauh di bawah Malaysia yang pada tahun yang
sama dengan berdirinya pabrik baja di Indonesia masih belum punya pabrik baja yaitu 500 kg per kapita.

Revitalisasi dan pembangunan pabrik baja dengan teknologi yang canggih dan kapasitas yang besar
harus terus dilakukan guna mencukupi kebutuhan baja nasional sehingga serbuan baja-baja dari china
bisa di minimalis.

Anda mungkin juga menyukai