Anda di halaman 1dari 14

Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil Baik Secara Fisik Maupun Psikologi

Friday, September 6, 2013

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri atas ovulasi,
migrasi spermatozoa dan ovum, implantasi pada uterus,, pembentukan plasenta, serta
pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai aterm.

Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang perlu kita perlakukan
seperti orang sakit. Membantunya beradaptasi terhadap perubahan fisiologis saat kehamilan
merupakan hal yang lebih dibutuhkan oleh seorang ibu hamil.

Paradigma ini perlu ditanamkan bagi masyarakat ataupun tenaga kesehatan. Oleh karena itu,
pemahaman terhadap proses terjadinya keluhan atau masalah pada ibu hamil sangatlah penting.
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genitalia
eksterna dan interna dan pada payudara, hal ini terjadi akibat dari pentingnya peranan hormon –
hormon pada seorang wanita.
Perubahan – perubahan fisiologi pada ibu hamil baik secara fisik maupun psikologi akan lebih
jelas dibahas seperti yang digambarkan pada kasus dalam makalah ini.

I.    PERUBAHAN FISIK SELAMA KEHAMILAN


1.  Perubahan sistim reproduksi
a.  Uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi  dan
hiper plasia, sehingga menjadi seberat 1.000 gram saat akhir kehamilan. Dinding lebih tipis
(dinding korpus uteri 1.5 cm/kurang). Perubahan pada isthmus uteri menjadi lebih panjang dan
lunak.
b.  Serviks
Perubahan warna dan konsistensi
c.   Vagina dan vulva
Organ vagina dan vulva mengalami peningkatan sirkulasi darah karena pengaruh esterogen,
sehingga tampak makin merah dan kebiru biruan. Perlunakan jaringan ikat
d.  Ovarium
Ovulasi tidak terjadi. Terjadinya kehamilan indung telur yang mengandung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia
16 minggu
e.  Payudara
Nyeri, payudara bertambah besar karena hipertrofi alveoli mamae. Hiperpigmentasi areola

2.  Perubahan Sistim Sirkulasi


a.  Denyut nadi menigkat waktu istirahat sekitar 10 – 15x/menit
b.  Apeks jantung berpindah sedikit ke lateral.
c.   Bising sistolik pada saat aspirasi
d.  Kardiac output meningkat sekitar 30% tampak pada kehamilan 16 minggu.
e.  Sel darah merah makin meningkat jumlahnya agar mengimbangi pertumbuhan janin dalam
rahim tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga
terjadi hemodilusi yang disertai anemi fisiologis.
3.  Perubahan Sistim Respirasi
a.  Tidal volum meningkat pergerakan diafragma lebih besar akibat dari dorongan rahim, ibu
hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20%-25% dari biasanya.
b.  Penurunan PCO2 darah (alkalosis respiratorik).
Pada ibu hamil akan terlihat napas cepat, cepat lelah akibat dari kerja jantung dan paru – paru
lebih berat
4.  Perubahan Sistim Gastrointestinal
Selama periode kehamilan kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan memberikan ASI. Perubahan metabolisme pada kehamilan antara lain :
a.    Metabolisme basal naik sebesar 15% - 20% dari semula terutama trimester ke III.
b.    Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq/liter menjadi 145 mEq/liter
karena hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
c.    Kebutuhan protein meningkat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan
organ kehamilan serta persiapan laktasi..
d.    Kebutuhan kalori dan zat mineral meningkat, maka berat badan ibu hamil meningkat.
Oleh karena pengaruh estrogen pengeluaran asam lambung meningkat yang menyebabkan : air
liur berlebihan, daerah lambung terasa panas terjadi mual dan sakit kepala terutama pada pagi
hari (morning sickness), muntah berlebihan yang biasa disebut hiperimesis gravidarum, gerak
usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obsitipasi akibat hormon progesteron.
5.  Perubahan Sistim Renal
a.  GFR (glomerulus filtasi rate) dan aliran plasma ginjal meningkat.
b.  Konsentrasi kreatinin dan urea plasma menurun
c.   Glukosuria sehingga GFR turun dapat menimbulkan infeksi
Pengaruh desakan hamil muda atau pembesaran rahim seiring bertambahnya usia kehamilan
menekan kandung kemih dan turunnya kepala bayi pada hamil tua akan menyababkan gangguan
miksi dalam bentuk sering berkemih.
6.  Perubahan Integumen
a.  Striae gravidarum
b.  Distensi rekti
c.   Pigmentasi berupa linea nigra
d.  Cloasma gravidarum karena peningkatan hormon estrogen dan progesteron
Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang
7.  Perubahan Metabolik
a.  Pertambahan berat badan 11kg
b.  Peningkatan retensi air

II.   Perubahan – Perubahan Psikologis


a.  TRIMESTER  I

Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia
sedang mengandung. Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan
bahwa ia hamil.

Perasaan ambivalen ini biasanya berakhir dengan sendirinya seiring ia menerima kehamilannya,
sementara itu, beberapa ketidaknyamanan pada trimester pertama, seperti mual , kelemahan,
perubahan nafsu makan, kepekaan emosional, semua ini dapat mencerminkan konflik dan defresi
yang ia alami dan pada saat bersamaan hal-hal tersebut menjadi pengingat tentang kehamilannya.

Trimester pertama sering menjadi waktu yang menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan
akan dapat berkembang dengan baik. Hal ini akan terlihat jelas terutama pada wanita yang telah
beberapa kali mengalami keguguran dan bagi para tenaga kesehatan profesional wanita yang
cemas akan kemungkinan terjadi keguguran kembali atau teratoma. Berat badan sangat
bermakna bagi wanita hamil selama trimester pertama.Berat badan dapat menjadi salah satu uji
realitas tentang keadaannya karena tubuhnya menjadi bukti nyata bahwa dirinya hamil.

Pembuktian kehamilan dilakukan berulang-ulang saat wanita mulai memeriksa dengan cermat
setiap perubahan tubuh, yang merupakan bukti adanya kehamilan.Bukti yang paling kuat adalah
terhentinya menstruasi.

Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara wanita yang satu dan yang lain.
Meski beberapa wanita mengalami peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum trimester
pertama merupakan waktu terjadinya penurunan libido dan hal ini memerlukan komunikasi yang
jujur dan terbuka terhadap pasangan 4 masing-masing.Banyak wanita merasakan kebutuhan
kasih sayang yang besar dan cinta kasih tanpa seks.Libido secara umum sangat dipengaruhi oleh
keletihan, nausea, depresi, payudara yang membesar dan nyeri, kecemasan, kekhawatiran, dan
masalah-masalah lain merupakan hal yang sangat normal terjadi pada trimester pertama.
1.     Merasa tidak sehat dan benci kehamilannya.
2.     Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
3.     Mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya sedang hamil.
4.     Mengalami gairah seks yang lebih tinggi tapi libido turun.
5.     Khawatir kehilangan bentuk tubuh.
6.     Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga.
7.     Ketidakstabilan emosi dan suasana hati.
8.     Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil
9.     Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada trimester pertama berbeda2, kebanyakan
wanita hamil mengalami penurunan pada periode ini
Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak berdaya dan merasa minder
karena ibu merasakan perubahan pada dirinya. Segera setalah konsepsi kadar hormon estrogen
dan progesterone meningkat, menyebabkan mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan
pembesaran payudara

b.  TRIMESTER II

Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode ketika wanita
merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil.Namun,
trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita menelusur ke dalam dan paling banyak
mengalami kemunduran.
Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase: pra-quickening dan pasca-quickening.
Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi dorongan
bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamannya pada trimester kedua, yakni
mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya.

Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh. Orang akan mengenali Anda sedang
hamil .Sebagian besar wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua, kurang labih 80%
wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibanding pada
trimester pertama dan sebelum hamil. Trimester kedua relatif terbebas dari segala
ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut wanita belum menjadi masalah besar, lubrikasi vagina
semakin banyak pada masa ini, kecemasan, kekhawatiran dan masalah – masalah yang
sebelumnya menimbulkan ambivalensi pada wanita tersebut mereda
Selain itu tanda – tanda lain adalah :
1.     Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima kehamilannya.
2.     Mulai merasakan gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi sebagai seseorang di luar
dirinya.
3.     Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.
4.     Libido dan gairah seks meningkat.
5.     Ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin membesar sehingga ibu
merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak memperhatikan lagi
6.     Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu makan sudah
mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat
7.     Biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan selama trisemester ini dan ibu
mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali.

c.   TRIMESTER  III

Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini
wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak
sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun.
Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala
persalinan muncul.

Trimester ketiga merupakan waktu, persiapan yang aktif terlihat dalam menanti kelahiran bayi
dan menjadi orang tua sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera
dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran uterus, keduanya menjadi hal yang terus menerus
mengingatkan tentang keberadaan bayi.Wanita tersebut lebih protektif terhadap
bayinya.Sebagian besar pemikiran difokuskan pada perawatan bayi.Ada banyak spekulasi
mengenai jenis kelamin dan wajah bayi itu kelak.Sejumlah ketakutan muncul pada trimester
ketiga.Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri. Seperti:
apakah nanti bayinya akan lhir abnormal, terkait persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan
kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin,
atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ
vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan bayi.

Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak
istimewa khusus lain selama kehamilan, perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak dapat
dihindari, dan perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh secara tiba-tiba akan
mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong. Depresi ringan merupakan hal yang umum
terjadi dan wanita dapat menjadi lebih bergantung pada orang lain lebih lanjut dan lebih menutup
diri karena perasaan rentannya.

Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir
kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat
besar dan konsisten dari pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga, peningkatan hasrat
seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang
semakin besar menjadi halangan. Alternatif untuk mencapai kepuasan dapat membantu atau
dapat 6 Menimbulkan perasaan bersalah jika ia merasa tidak nyaman dengan cara-cara tersebut.
Berbagi perasaan secara jujur dengan pasangan dan konsultasi mereka dengan anda menjadi
sangat penting.
Perubahan lainnya adalah :
1.      Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
2.     Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang tidak normal.
3.     Semakin ingin menyudahi kehamilannya.
4.     Tidak sabaran dan resah.
5.     Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya.
6.     Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya.

DAFTAR  PUSTAKA
1.  Hidayati Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada kehamilan fisiologis dan patologis. Salemba
medika. Jakarta
3.  Purwaningsih W. Dan Fatmawati S. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha Medika.
Yogyakarta
4.  Wikrijo Satro H. Et. Al. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta
 KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN

 Beranda
 MATERI AJAR
 GAMBAR/FOTO PEMBELAJARAN
 VIDEO PEMBELAJARAN

Senin, 15 April 2013


PERUBAHAN FISIOLOGIS IBU HAMIL

1.      PERUBAHAN PADA PAYUDARA


Pada trimester pertama payudara akan terasa penuh, perih dan lebih sensitive pada saat
usia 4 minggu kehamilah. Estrogen dan progesterone adalah hormone utama yang paling
berpengaruh terhadap perubahan payudara tersebut. Peningkatan estrogen menumbuhkan
jaringan lemak, saluran mamae, alveoli dan putting susu. Progesteron memicu dalam
pertumbuhan jaringan glandula dan alveoli lobular.
Setelah dua bulan payudara akan mulai membesar dan sirkulasi pembuluh darah meluas
dengan pembuluh vena menjadi lebih terlihat di bawah kulit. Puting susu akan menjadi lebih
besar dan lebih menonjol. Putting susu dan areola akan menjadi lebih gelap warnanya.
Kolostrum mulai muncul pada trimester kedua, warnanya bening kekuning-kuningan.
Pertumbuhan payudara pun lebih besar lagi karena diperngaruhi oleh kelenjar mamae, dan
berakhir pada usia kehamilan 20 minggu.
Pada trimester III, pada payudara wanita terdapat striae karena adanya peregangan
lapisan kulit. Hal ini terjadi pada 50 % wanita hamil. Selama trimester ini pula sebagian wanita
mengeluarkan kolostrum secara periodik.

2.      PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI


a.       Uterus
Uterus merupakan organ otot lunak yang sangat unik yang mengalami perubahan cukup
besar selama kehamilan. Selama kehamilan, serat otot uterus menjadi meregang dan bertambah
besar, atau biasa disebut dengan istilah hyperplasia. Hal ini terjadi karena pengaruh dari kinerja
hormone dan tumbuh kembang janin pula.
Ukuran uterus sebelum hamil yaitu berkisar 7,5cmx5cmx2,5cm dan berkembang pesat menjadi
30cmx22,5cmx20cm salaam kehamilan seiring pertumbuhan janin. Untuk berat uterus sendiri
meningkat 20 kali dari semula, dari 60 gr menjadi 1000 gr (Steer & Johnson 1998).
Pertumbuhan uterus yang terutama terjadi pada trimester kedua adalah proses hipertropi atau
pembesaran ukuran uterus, hal ini terjadi karena adanya berbagai rangsangan pada uterus untuk
melakukan pembesaran ukuran. Pertumbuhan janin membuat uterus meregang sehingga
menstimulasi sintesis protein pada bagian myometrium uterus.
Pada akhir trimester pertama yaitu saat umur kehamilan berkisar antara 3-4 bulan, lapisan
dinding uterus menebal dari 10mm menjadi 25mm. Namun saat trimester selanjutnya, lapisan
dinding uterus menipis antara 5 sampai 10mm (Blackburn 2003).
Sebelum terjadinya kehamilan, uterus merupakan salah satu organ yang berada di rongga
pelvis, namun saat akhir trimester I kehamilan uterus menjadi organ yang berada di rongga
abdomen. Letak uterus tidak terlalu anteversi maupun antefleksi. Posisinya di rongga abdomen
cenderung menempati rongga kanan atas, hal ini dikarenakan colon menempati bagian kiri dari
rongga pelvic sehingga posisi uterus saat pertumbuhannya menjadi cenderung ke sebelah kanan.
Tinggi fundus uteri dapat dipalpasi melalui abdomen bila posisi uterus telah berada di atas
simfisis pubis.
Selama kehamilan, lapisan endometrium uterus menjadi lebih tebal dan lebih banyak
pembuluh darah terutama di bagian fundus uteri tempat implantasi normal plasenta yang biasa
disebut decidua. Decidua kaya akan cadangan glikogen untuk memenuhi kebutuhan blastosit
sebelum terbentuknya plasenta, oleh sebab itulah lapisan deciduas lebih tebal.  yang dialami
endometrium menjadi 6-8mm lebih tebal ini disebabkan karena pertumbuhan janin dan produksi
progesterone oleh corpus luteum.
Myometrium merupakan bagian uterus yang sangat memegang peranan penting yang terdiri
daribanyak jaringan otot. Selama kehamilan, serat otot myometrium menjadi lebih berbeda dan
strukturnya lebih terorganisir dalam rangka persiapan kinerjanya saat persalinan.
Seiring berangsur-angsurnya perubahan uterus selama kehamilan, serviks pun ikut
mengalami perubahan. Struktru dari serviks berubah dari yang tadinya kaku menjadi sangat
elastic atau lunak yang mana dapat meregang hingga diameter 10cm atau lebih selama persalinan
dan kemudian kembali lagi ke keadaan semula. Selama kehamilan, pada serviks terjadi
peningkatan massa, kadar cairan dan pembuluh darah (Blackburn 2003).
b.      Ovarium dan tuba falopii
Selama kehamilan, ovulasi berhenti karena adanya peningkatan estrogen dan progesterone
yang menyebabkan penekanan sekresi FSH dan LH dari hipofisis anterior. Corpus luteum akan
mensekresi progesterone sampai usia kehamilan 10-12 minggu tepatnya setelah plasenta
terbentuk dan berfungsi. Tuba falopii relatif tidak berubah.
c.       Vulva dan vagina
Produksi estrogen menyebabkan perubahan lapisan otot dan epithelium vagina sehingga
menjadi lebih elastis. Selain itu, perubahan dari ephitelium tersebut menyebabkan peningkatan
seksresi cairan vagina yang dinamakan Leccorhoea. Sel epitel juga menyebabkan peningkatan
kadar glikogen dan interaksi basil Doderlein’s yang memproduksi asam lebih untuk melindungi
vagina dari serangan berbagai mikroorganisme karena pH vagina yang meningkat selama
kehamilan menjadi 3,5 – 6.

3.      PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER


Volume darah yang dipompakan masing-masing ventrikel setiap menitnya disebut
Cardiac Output (CO). Kadar normal CO untuk orang dewasa sehat yaitu berkisar 5L/min namun
dapat pula meningkat hingga 20-25L/min. Keadaan ini akan berbeda pada masing-masing
individu tergantung aktivitas yang biasa dilakukan.
Selama kehamilan, perubahan dramatis terjadi pada system kardiovaskuler. Perubahan ini
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ibu sekaligus janin selama kehamilan (Blackburn 2003).
Sirkulasi uteroplasenta turut mengikuti perubahan transport gas, nutisi dan hasil buangan ibu dan
janin.
Adaptasi system kardiovaskuler kehamilan yang penting terjadi pada trimester awal
kehamilan. Menurut hasil penelitian, system imun dan system hormonal bekerjasama segera
untuk mulai adaptasi hemodinamik. Perubahan Hemodinamik yang paling penting pada sirkulasi
selama kehamilan adalah peningkatan volume darah dan Cardiac Output serta penurunan tahanan
pembuluh perifer. Perubahan yang lain terjadi pada letak dan ukuran jantung, detak jantung,
stroke volume dan distribusi darah (de Swiet 1998).
Volume jantung meningkat dari 70 ml menjadi 80 ml antara trimester I dan trimester III.
Perubahan anatomi dan fisiologi normal jantung dapat pula mengakibatkan perubahan suara
jantung. Desiran systole dan diastole dapat ditemukan pada usia kehamilan 12-20 minggu. Pada
wanita yang tidak hamil, suara desiran diastole merupakan suatu kelainan, namun pada wanita
hamil hal tersebut tidak terlalu signifikan karena peningkatan aliran darah pada katup trikuspidal.
Peningkatan Cardiac Output disebabkan oleh peningkatan denyut jantung dan stroke
volume. Peningkatan Stroke Volume terjadi secara progresif selama trimester pertama dan kedua
berkisar 30% dibandingkan keadaan tidak hamil.
Perubahan uterus yang semakin membesar juga merupakan pengaruh utama perubahan
cardiac output sesuai posisi tubuh ibu hamil. Pada posisi terlentang, uterus menekan vena cava
inferior sehingga terjadi penurunan aliran darah balik vena  serta penurunan Cardiac Output
hingga 20-30%. Hal ini dinamakan dengan sebutan Supine Hipotensi, yaitu meningkatkan
denyut jantung karena terjadi penurunan CO.
Peningkatan volume darah total termasuk didalamnya peningkatan volume plasma yang
begitu signifikan (50%) dibandingkan peningkatan sel darah merah (18%) juga merupakan sebab
peningkatan CO. Darah yang diperlukan uterus meningkat dari 100ml/min pada akhir trimester
pertama menjadi 500ml/min selama kehamilan. Proses Hemodelusi pada kehamilan dan
penurunan kadar Hb sering menyebabkan anemia fisiologis.
Aliran darah vena balik yang sulit pada daerah kaki kadang-kadang dapat menyebabkan
Varises pada vena kaki dan vulva. Selain itu, Oedema kaki dapat juga terjadi.

4.      PERUBAHAN DARAH DAN SISTEM PEMBEKUAN DARAH


Darah mengangkut oksigen, karbondioksida, nutrisi dan hasil metabolisme ke seluruh
tubuh. Selain itu darah juga berfungsi sebagai alat keseimbangan asam basa, perlindungan dari
infeksi, dan merupakan pemelihara suhu tubuh.
Darah terdiri dua komponen yaitu plasma (55%) dan sel-sel darah (45%). Plasma
mengandung air, protein plasma, dan elektrolit. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (99%), leukosit
dan trombosit.
Volume darah merupakan kombinasi dari volume plasma dan volume sel darah merah.
Peningkatan volume darah selama kehamilan berkisar 30-50% dan bahkan bisa lebih pada
kehamilan ganda. Peningkatan volume darah berhubungan dengan peningkatan CO mulai
kehamilan 6 minggu. Peningkatan volume darah juga berhubungan dengan mekanisme
hormonal.
Peningkatan volume plasma yaitu sekitar 50%, hal ini dimaksdukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme ibu dan janin. Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan
bayi. Ibu dengan kehamilan ganda akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar
daripada ibu dengan kehamilan biasa.

5.      PERUBAHAN SISTEM PERNAFASAN


Kehamilan mempengaruhi perubahan system pernafasan pada volume paru-paru dan
ventilasi. Perubahan anatomi dan fisiologi system pernapasan selama kehamilan diperlukan
untuk memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh ibu dan janin.
Perubahan tersebut terjadi karena pengaruh hormonal dan biokimia.
Relaksasi otot dan kartilagi toraks menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma menjadi
lebih naik sampai 4cm dan diameter melintang dada menjadi 2cm. Perubahan ini menyebabkan
perubahan system pernapasan yang tadinya pernapasan perut menjadi pernapasan dada oleh
karena itu diperlukan perubahan letak diafragma selama kehamilan.
Kapasitas inspirasi meningkat progresif selama kehamilan selain itu tidal volume
meningkat sampai 40%. Peningkatan volume tidal ini menyebabkan peningkatan ventilasi
pernapasan permenit yaitu jumlah udara yang masuk dalam satu menit. Karena pertukaran udara
selama kehamilan meningkat oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk nafas dalam daripada
nafas cepat. Pada akhir kehamilan, ventilasi pernapasan permenit meningkat 40%. Perubahan ini
mengakibatkan resiko hiperventilasi pada ibu. Walaupun hiperventilasi secara normal
menyebabkan alkalosis, hal ini tidak diakibatkan adanya peningkatan kompensasi ekskresi
bikarbonat di ginjal. Namun hiperventilasi ini disebabkan oleh efek progesterone secara langsung
di pusat pernapasan. Ibu hamil mungkin merasa cemas akan terjadinya dyspnoe dan merasa
pusing saat napas pendek yang biasanya terjadi ketika duduk di bawah.

6.      PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN


Selama kehamilan Sistem Perkemihan mengalami berbagai perubahan structural dan
fungsional dengan banyaknya perubahan structural yang bertahan dengan baik sampai periode
postpartum. Perubahan utama selama kehamilan adalah retensi natrium dan peningkatan cairan
ekstraseluler.
a)      Ginjal
Ginjal ibu hamil harus bekerja sebagai organ ekskresi primer bagi janin, disamping
beruhubungan dengan peningkatan volume dan metabolisme intravascular dan ekstraseluler.
Perubahan ginjal secara fisiologis selama kehamilan berhubungan dengan efek progesterone
dalam merelaksasikan otot serta tekanan dari perubahan uterus dan perubahan system
kardiovaskuler.
Peningkatan panjang ginjal mencapai 1,5cm, hal ini disebabkan oleh peningkatan aliran
darah, volume pembuluh darah serta peningkatan cairan ruang interstitial. Ukuran glomerulus
bertambah namun jumlah selnya tidak berubah. Secara keseluruhan, struktur mikroskopik ginjal
wanita hamil dan tidak hamil sama saja.
b)      Ureter
Bagian-bagian ginjal seperti calix renal, pelvis renal dan ureter mengalami dilatasi,
perpanjangan, peningkatan tonus otot dan penurunan gerak peristaltic. Perubahan tersebut
mengiringi terjadinya hemodinamik, filtrasi glomerulus dan kinerja tubular. Dilatasi calix renal,
pelvis renal dan ureter dimulai pada trimester pertama dan menetap sampai trimester ketiga pada
lebih dari 90% wanita.
Pada 85% wanita, ureter yang berdilatasi ke arah kanan lebih banyak daripada kea rah kiri,
mungkin disebabkan oleh dextrorotasi uterus karena adanya kolon sigmoid di kuadran kiri
rongga pelvik.

c)      Vesica Urinaria


Kapasitas vesica urinaria meningkat pada kehamilan mencapai 1000ml. Estrogen
mempengaruhi hipertropi lapisan vesica urinaria. Mukosa vesica urinaria menjadi hiperemis
karena peningkatan ukurannya. Mukosa juga menjadi oedema, makanya rentan terkena trauma
atau serangan infeksi.
d)     Fisiologi Perkemihan Kehamilan
Adanya peningkatan 60% aliran darah sampai akhir trimester pertama yang kemudian secara
bertahap turun sampai akhir kehamilan. GFR meningkat 50% selama kehamilan yang dimulai
segera setelah konsepsi dan berakhir minggu ke-9 sampai 16.
Kadar glukosa urin dapat meningkat selama kehmailan. Tubulus mengalami penurunan
kemampuan dalam mengabsorbsi glukosa. Glukosuria umumnya terjadi pada kehamilan.
Proteinuria juga umum terjadi selama kehamilan karena ada eksresi berlebih asam amino, namun
proteinuria dengan hipertensi merupakan masalah serius.

7.      SISTEM PERSARAFAN


Fungsi system saraf pusat dan otak sangat kompleks dan mencakup semua aktifitas mulai
dari reflex dasar sampai perubahan kemampuan kognitif dan emosional. Kinerjanya sangat
dberpengaruh dan dipengaruhi hormone. Perubahan yang terjadi menyangkut ketidaknyamanan
tulang dan otot, gangguan tidur, perubahan sensasi, pengalaman terhadap nyeri.

Anda mungkin juga menyukai