Anda di halaman 1dari 10

RAHASIA BANK

OLEH

DEO YOKAFO BUKIT


190503220

DEPARTEMEN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘Rahasia Bank’
dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Lembaga Keuangan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pembaca
dan juga penulis tentang rahasia bank. .
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Reza Kurnia Sekedang, selaku dosen
mata kuliah Lembaga Keuangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kabanjahe, 8 Oktober 2020

Deo Yokafo Bukit

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................ 4
1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................. 4
1.3. Tujuan............................................................................................................... 4

BAB II : ISI ....................................................................................................................... 5


2.1. Pembahasan...................................................................................................... 5
2.1.1 Pengertian Rahasia Bank ................................................................... 5
2.1.2 Tujuan Pelaksanaan............................................................................ 6
2.1.3 Dasar Hukum ..................................................................................... 6
2.1.4 Sanksi Pelanggaran............................................................................. 8

BAB III : PENUTUP......................................................................................................... 9


3.1. Kesimpulan....................................................................................................... 9
3.2. Saran ............................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bank adalah bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran suatu dari sistem
keuangan dan sistem pembayaran dunia. Eksistensinya bukan saja harus dijaga oleh para pemilik
bank itu sendiri, tetapi juga oleh masyarakat nasional dan global bersangkutan. Lebih lagi pada
saat ini ambruknya suatu bank akan mempunyai rantai atau domino effect, yaitu menular kepada
bank-bank lain, yang pada gilirannya tidak mustahil dapat sangat mengganggu fungsi sistem
keuangan dan sistem pembayaran dari negara yang bersangkutan.
Bank adalah suatu lembaga keuangan yang eksistensinya tergantung mutlak pada
kepercayaan mutlak dari para nasabahnya yang mempercayakan dana dan jasa-jasa lain yang
dilakukan mereka melalui bank pada khususnya dan dari masyarakat luas pada umumnya. Oleh
karena itu, bank sangat berkepentingan agar kadar kepercayaan masyarakat, yang sudah maupun
yang akan menyimpan dananya, maupun yang telah atau akan menggunakan jasa-jasa bank
lainnya terpelihara dengan baik dalam tingkat yang tinggi. Mengingat bank adalah bagian dari
sistem keuangan dan sistem pembayaran, masyarakat luas berkepentingan atas kesehatan dari
sistem-sistem tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian rahasia bank ?


2. Apa tujuan pelaksanaan rahasia bank ?
3. Apa dasar hukum rahasia bank ?
4. Apa sanksi atas pelanggaran rahasia bank ?

1.3 TUJUAN

Makalah ini bertujuan agar pembaca memahami :


1. Pengertian rahasia bank
2. Tujuan pelaksanaan rahasia bank
3. Dasar hokum rahasia bank
4. Sanksi pelanggaran rahasia bank

4
BAB II

ISI

2.1 PEMBAHASAN

2.1.1 Pengertian Rahasia Bank

Hubungan bank dengan nasabah tidak sebatas hubungan kontraktual, tetapi


terdapat kewajiban bagi bank untuk tidak membuka rahasia dari nasabahnya kepada
pihak lain manapun, kecuali jika ditentukan lain oleh perundang – undangan yang
berlaku.
Menurut Undang – undang Perbankan, rahasia – rahasia lain yang bukan
merupakan rahasia antara bank dengan nasabahnya, tidak tergolong ke dalam istilah
rahasia bank. Rahasia – rahasia lain itu misalnya rahasia mengenai data dalam hubungan
dengan pengawasan bank oleh Bank Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30
ayat ( 3 ) Bab 3 dan Pasal 33 Undang – undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
atas Undang – undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan.
Menurut Pasal 1 angka 28 Undang – undang Perbankan, pengertian rahasia bank
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah
penyimpan dan simpanannya. Jadi, Undang-Undang Perbankan mempertegas dan
mempersempit pengertian rahasia bank dibandingkan dengan ketentuannya dalam pasal-
pasal dari undang-undang sebelumnya, yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan, yang tidak khusus menunjukkan bank kepada nasabah deposan saja.
Dari pengertian yang diberikan oleh Pasal 1 angka 28 dan pasal-pasal lainnya, dapat
ditarik unsur-unsur dari rahasia bank itu sendiri, yaitu sebagai berikut :
1. Rahasia bank tersebut berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah
penyimpan dansimpanannya.
2. Hal tersebut wajib dirahasiakan oleh bank kecuali termasuk dalam kategori
perkecualian berdasarkan prosedur dan peraturan undangan yang berlaku.
3. Pihak yang dilarang membuka rahasia bank adalah pihak bank sendiri dan/atau
pihakterafiliasi. Yang dimaksud dengan pihak terafiliasi adalah berikut.
a. Anggota dewan komisaris, pengawas, direksi atau kuasanya, pejabat
karyawan bank yang bersangkutan.
b. Anggota pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat atau
karyawan bank,khusus bagi bank berbentuk badan hukum koperasi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Pihak pemberi jasa kepada bank yang bersangkutan, termasuk tetapi tidak
terbatas padaakuntan publik, penilai konsultasi hukum, dan konsultan
lainnya.
d. Pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta memengaruhi
pengelolaan bank, tetapi tidak terbatas pada pemegang saham dan
keluarganya, keluarga komisaris, keluarga pengawas, keluarga direksi dan
keluarga pengurus.

5
2.1.2 Tujuan Pelaksanaan

Dasar dari kegiatan bank adalah kepercayaan. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kadar kepercayaan masyarakat kepada bank adalah terjamin atau tidaknya
rahasia nasabah yang ada di bank. Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi
tingkat kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Integritas pengurus
2. Pengetahuan dan Kemampuan pengurus baik berupa pengetahuan kemampuan
manajerial maupun pengetahuan dan kemampuan teknis perbankan
3. Kesehatan bank yang bersangkutan
4. Kepatuhan bank terhadap kewajiban rahasia bank.

Sebagaimana dikemukakan di atas, salah satu faktor untuk dapat memelihara dan
meningkatkan kadar kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank pada khususnya dan
perbankan pada umumnya ialah kepatuhan bank terhadap kewajiban rahasia bank.
Maksudnya adalah menyangkut dapat atau tidaknya bank dipercaya oleh nasabah yang
menyimpan dananya pada bank tersebut untuk tidak mengungkapkan simpanan nasabah
identitas nasabah tersebut kepada pihak lain. Dengan kata lain, tergantung kepada
kemampuan bank itu untuk menjunjung tinggi dan mematuhi dengan teguh "rahasia
bank". Data nasabah yang berada di bank, baik data keuangan maupun non keuangan,
seringkali merupakan suatu data yang ingin diketahui oleh pihak lain. Jumlah kekayaan
yang tersimpan di bank bagi nasabah tertentu merupakan sesuatu yang perlu dirahasiakan
dari orang lain. Biodata bagi nasabah tertentu merupakan data yang harus dirahasiakan.
Sebagian nasabah juga menginginkan agar pinjamannnya dari bank dirahasiakan kepada
orang lain.
Bila kerahasiaan data nasabah tidak dapat dijamin oleh bank, maka nasabah akan
merasa enggan untuk berhubungan dengan bank. Dalam usaha mewujudkan terjaminnya
rahasia tertentu dari nasabah yang berada di bank, maka ketentuan tentang rahasia bank
dicantumkan dalam undang-undang perbankan.

2.1.3 Dasar Hukum

Undang – undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan telah mencantumkan


aturan tentang rahasia bank dalam Bab I Pasal I Butir 16 dan Bab II Pasal 40, 41, 42, 43,
44, 45 dan Bab VII Pasal 47. Aturan mengenai rahasia bank ini kemudian dirubah seperti
tercantum dalam Undang – undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
Undang – undang Nomor 7 Tahun 1992. Rahasia bank yang dimaksud dalam Undang –
undang Nomor 10 / 1998 tersebut sangat berbeda dengan Undang – undang Nomor 7
Tahun 1992, yang dimaksudkan dengan rahasia bank pada Undang – undang Nomor 7 /
1992 adalah : “ segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan hal – hal lain dari
nasabah bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan”. Masalah
tersebut sebenarnya sudah berusaha diantisipasi melalui penjelasan Pasal 40 Undang –
undang Nomor 10 Tahun 1998, namun penjelasan tersebut kurang jelas menyelesaikan
masalah tersebut.

6
Secara lebih rinci Undang – undang Nomor 7 Tahun 1992 dan Undang – undang
Nomor 10 Tahun 1998 mengatur rahasia bank sebagai berikut :
a. Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan
mengenai nasabah penyimpanan dan simpanannya
b. Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya c. Ketentuan tersebut berlaku pula bagi pihak terafiliasi
c. Pihak terafiliasi adalah :
1. Anggota dewan komisaris, pengawas, direksi, atau kuasanya, pejabat, atau
karyawan bank
2. Anggota pengurus, pengawas, pengelola, atau kuasanya, pejabat, atau
karyawan bank, khusus bagi bank yang terbentuk hukum koperasi sesuai
peraturan perundang – undangan yang berlaku
3. Pihak yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain akuntan publik,
penilai, konsultan hukum, dan konsultan lainnya
4. Pihak yang menurut penilaian BI turut mempengaruhi pengelolaan bank,
antara lain pemegang saham dan keluarganya, keluarga komisaris,
keluarga pengawas, keluarga direksi, keluarga pengurus.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang Undang


Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang diundangkan pada tanggal 10 November
1998 dalam Pasal 40, 41A, 42, 42A, 44A, 47,47A, dan 48 telah mengatur mengenai
Rahasia Bank dengan segala pengecualian dan sanksinya Pasal 40 ayat (1) menyebutkan,
bahwa "Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya". Dalam Penjelasan atas Pasal 40 dinyatakan "keterangan mengenai
nasabah selain sebagai Nasabah Penyimpan, bukan merupakan keterangan yang wajib
dirahasiakan Bank". Bahkan disebutkan bahwa apabila nasabah bank adalah Nasabah
Penyimpan yang sekaligus juga sebagai nasabah debitur, bank tetap nasabah dalam
kedudukannya sebagai Nasabah Penyimpan.
Mengenai jenis keterangan yang wajib dirahasiakan oleh bank, dalam definisi
tersebut juga disebutkan "'segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan". Begitu
pula yang dimaksud dengan keterangan mengenai Nasabah Penyimpan dan simpanannya.
Dari uraian di atas kiranya dapat ditafsirkan bahwa yang dimaksud dengan keterangan
adalah "informasi", sehingga yang wajib dirahasiakan oleh bank adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan informasi mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya,
seperti nama dan alamat nasabah, penyimpan, jumlah dan jenis simpanannya, sejak kapan
simpanan ditempatkan, simpanan ditempatkan dengan tunai atau melalui transfer atau
Lalu Lintas Giro, atau dengan menyetor cek/bilyet giro dan sebagainya; hanya saja
ditegaskan dalam Penjelasan pasal Rahasia Bank tersebut bahwa apabila nasabah
penyimpan juga sebagai Nasabah Debitur, maka segala sesuatu informasi mengenai
Nasabah Penyimpan tersebut dalam kedudukannya sebagai Nasabah Debitur bukan
merupakan hal yang wajib dirahasiakan oleh bank, sehingga apabila Nasabah Penyimpan
kebetulan juga sebagai Nasabah Debitur maka informasi seperti nama dan alamat serta
jumlah penyimpanannya, jaminan pinjaman yang diserahkan kepada Bank, sejak kapan
pinjaman diberikan, kelancaran kemacetan pinjamannya, bukanlah merupakeninformasi
(keterangan yang wajib dirahasiakan bank). Oleh karena itu tidaklah mengherankan,
setelah Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 diundangkan pada tanggal 10 November

7
1998, tiga minggu kemudian, yakni 1 Desember 1998, Komisi VIII DPR-RI langsung
mendesak Bank Indonesia untuk menyerahkan nama 50 debitur terbesar bank nasional.
Begitupun di berbagai media massa telah dimuat iklan pengumuman dari Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) maupun bank-bank tentang namampai ribuan.
Iklan pengumuman semacam itu tentu saja akan membawa dampak negatif bagi
kelangsungan hidup perusahaan yang diumumkan namanya itu, sebab sudah terbukti ada
beberapa perusahaan atau pemilik/pemegang saham mayoritas perusahaan tersebut
mengeluh terhadap mengapa tidak diperbolehkan membuka rekening di beberapa bank
asing.

2.1.4 Sanksi Pelanggaran

Secara eksplisit, ada dua jenis tindak pidana yang ditentukan oleh Pasal 47
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang berkaitan dengan rahasia bank.
 Pertama, tindak pidana yang dilakukan oleh mereka yang tanpa membawa
perintah atauizin dari Pimpinan Bank Indonesia dengan sengaja memaksa bank
atau pihak yang terafiliasiuntuk memberikan keterangan yang harus dirahasiakan
oleh bank.
 Kedua, tindak pidana yang dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi,
PegawaiBank, atau pihak terafiliasi lainnya, yang dengan sengaja memberikan
keterangan yang wajibdirahasakan oleh bank.

Tindak pidana tersebut ditentukan oleh Pasal 47 ayat (2). Adapun bunyi Pasal 47
ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah sebagai berikut:
1) Barang siapa tanpa membawa perintah tertulis atau izin dari Pimpinan Bank
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41 A, dan Pasal 42,
dengan sengaja memaksa bank atau pihak terafiliasi untuk memberikan
keterangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 40, diancam dengan hukuman
pidana penjara sekurang-kurangnya dua tahun dan paling lama empat tahun serta
denda sekurang kurangnya Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan
paling banyak Rp. 200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah)
2) Anggota dewan komisaris, direksi, pegawai bank atau pihak terafiliasi lainnya
yang dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan menurut
Pasal 40, diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya dua tahun dan
paling lama empat tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp. 4.000.000.000,00
( empat miliar rupiah ) dan paling banyak Rp.800.000.000.000,00 ( delapan ratus
miliar rupiah )

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian materi di atas, penulis menarik beberapa poin penting


dalam pembahasan makalah ini, yaitu sebagai berikut:1.
 
1) Menurut ketentuan Pasal 1 angka 16 UU No. 7 Tahun 1992, yang dimaksud dengan
rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan hal-hal lain
dari nasabah bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan.
Selanjutnya ketentuan Pasal 1 angka 16 tersebut diubah menjadi Pasal 1 angka 28 UU
No. 10 Tahun 1998, yang mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan rahasia bank
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah
penyimpan dan simpanannya.
2) Secara eksplisit ada dua jenis tindak pidana yang ditentukan oleh Pasal 47 Undang-
undang Nomor 10 Tahun 1998 yang berkaitan dengan perbankan.
 Pertama, tindak pidana yang dilakukan oleh mereka yang tanpa membawa
perintah atau izin dari Pimpinan Bank Indonesia dengan sengaja memaksa bank.
 Kedua, tindak pidana yang dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi,
Pegawai Bank, atau pihak terafiliasi lainnya, yang dengan sengaja memberikan
keterangan yang wajib dirahasiakan oleh bank.

3.2 Saran

Disarankan agar Bank tetap memerhatikan rahasia para nasabahnya agar para nasabah
menjadi tambah percaya kepada bank yang ada.
Kiranya saya, penulis, telah banyak memiliki kesalahan dalam penulisan kata maupun
format penulisan. Sekiranya pembaca sekalian memaklumi kesalahan saya dan memberi saran
dan kritik yang membangun.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/kesehatan-dan-rahasia-bank.pdf
https://www.academia.edu/37978829/RAHASIA_BANK

10

Anda mungkin juga menyukai