Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Pengembangan Kurikulum Pendidikan Karakter

Disusun Oleh:

Nabila Humaedatul Zahra

Hanny Sri Handayani

FAKULTAS AGAMA ISLAM PROGRAM STUDI PERGURUAN

MADRASAH IBTIDAIYAH UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya

saya diberikan kesehatan untuk dapat menyelesaikan tugas makalah ini, Solawat beserta

salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Beserta para keluarga dan

sahabatnya, makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas Al-Qur’an Hadist, dimana judulnya

adalah “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Karakter”.

Dalam menyusun tugas ini, tentunya tidak mungkin terlaksana apabila tanpa

semangat, dukungan, serta bimbingan dari pihak-pihak yang sangat saya hormati. Oleh

karena itu, petama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen pembimbing

Ibu Noneng akhirnya hasil makalah ini dapat terselesaikan pada waktu yang di harapkan, dan

saya berharap mudah mudahan hasil makalah ini dapat bermanfaat. Aamiin..

Wabillihitaufikwalhidayah, wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Bogor, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum Berbasis Karakter......................................2

B. Hakikat, Tujuan Dan Fungsi Pendidikan Karakter..................................................2

C. Nilai-Nilai Pembentukan Dan Proses Pendidikan Karakter....................................5

D. Strategi Pelaksanaan Pendidikan Karakter..............................................................7

E. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Karakter di Tingkat Satuan Pendidikan....8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini berkembang tuntutan untuk perubahan kurikulum pendidikan yang


mengedepankan perlunya membangun karakter bangsa. Hal ini didasarkan pada fakta
dan persepsi masyarakat tentang menurunnya kualitas sikap dan moral anak-anak atau
generasi muda.

Pada saat ini yang diperlukan sekarang adalah kurikulum pendidikan yang
berkarakter, dalam arti kurikulum itu sendiri memiliki karakter, dan sekaligus
diorientasikan bagi pembentukan karakter peserta didik. Perbaikan kurikulum
merupakan bagian tak terpisahkan dari kurikulum itu sendiri (inherent), bahwa suatu
kurikulum yang berlaku harus secara terus-menerus dilakukan peningkatan dengan
mengadopsi kebutuhan yang berkembang dalam masyarakat dan kebutuhan peserta
didik. Bagaimana cara mengembangkan kurikulum pendidikan karakter yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan peserta didik inilah yang harus dicermati, sehingga
proses pendidikan karakter dapat merupakan keseluruhan proses pendidikan yang
dialami peserta didik sebagai pengalaman pembentukan kepribadian melalui
memahami dan mengalami sendiri nilai-nilai, keutamaan-keutamaan nilai moral dan
nilai-nilai ideal agama.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kurikulum pendidikan karakter?

2. Bagaimana model kurikulum pendidikan karakter?

3. Bagaimana cara mengembangkan pendidikan karakter untuk anak?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui apa pengertian kurikulum pendidikan karakter.

b. Untuk mengetahui bagaimana model kurikulum pendidikan karakter.

c. Untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan pendidikan karakter untuk


anak.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum Berbasis Karakter

1. Definisi Kurikulum

Menurut Sukmadinata kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang


merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa disekolah.Dalam
kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan.

Selanjutnya dijelaskan, dalam memahami konsep kurikulum, setidaknya ada


tiga pengertian yang harus dipahami, yaitu :

1) Kurikulum sebagai substansi atau sebagai suatu rencana belajar.


2) Kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum yang merupakan bagian
dari sistem persekolahan dan sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat.
3) Kurikulum sebagai suatu bidang studi, yaitu bidang kajian kurikulum, yang
merupakan bidang kajian para ahli kurikulum, pendidikan dan pengajaran.

B. Hakikat, Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter

1. Hakikat Pendidikan Karakter

Beberapa dekade belakangan ini, berbagai permasalahan muncul dan


menyita perhatian publik. Berbagai problem tersebut muncul disebabkan oleh
gagalnya model pendidikan karakter yang diterapkan selama ini. Mulai dari
maraknya tawuran antar-pelajar, penyalahgunaan narkoba dan obat-obat terlarang,
kekerasan/pelecehan, dan maraknya praktik-paraktik pungli/korupsi. Pada kasus
terbaru, muncul pula sikap dan perilaku masyarakat yang intoleran terhadap segala
bentuk perbedaan, baik agama, adat-istiadat, dan bahkan pada perbedaan
pandangan. Menurut para ahli, berbagai permasalahan tersebut diindikasikan
sebagai bentuk kegagalan dalam pendidikan. Sinyalemen kegagalan inilah yang
menjadi pekerjaan rumah bagi semua komponen pendidikan, baik pemerintah,
masyarakat, sekolah (institusi pendidikan), dan keluarga untuk segera diselesaikan.

Pada dasarnya, pendidikan tidak hanya membangun manusia dari sisi


kognitifnya saja tetapi juga sisi lain yang lebih fundamental. Karakter (budi

2
pekerti) merupakan bagian mendasar dari pendidikan yang perlu mendapatkan
perhatian yang lebih intensif. Para pakar pendidikan meyakini bahwa budi pekerti
merupakan benteng utama yang harus dikuatkan terlebih dahulu dan selanjutnya
membangun pendidikan dari sisi intelektualnya. Inilah yang menjadi penyebabnya
gagalnya model pendidikan karakter selama ini. Pendidkan hanya berkutat pada
ranah/kemampuan kognitif saja dan mengabaikan unsur-unsur lain yang lebih
penting. Kebanyakan orang menganggap bahwa kesuksesan hanya diukur dengan
menggunakan parameter pengetahuan/hafalan semata dan cenderung apatis terhadap
hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai karakter itu sendiri. Pendidikan karakter
merupakan salah satu opsi yang harus dioptimalkan dalam sistem pendidikan di
Indonesia.

Pendidikan karakter disamakan definisinya dengan pendidikan nilai,


pendidikan moral, pendidikan religius, atau pendidikan budi pekerti. Istilah ini makin
mengemuka ketika berbagai permasalahan muncul sebagai akibat dari kegagalan dari
pendidikan di Indonesia. Istilah karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu
charassain yang artinya mengukir. Secara sederhana dapat diartikan bahwa
pendidikan karakter sebagai bentuk kegiatan mengukir di atas batu yang pada
pelaksanaannya tidak mudah/gampang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), karakter adalah tabiat, sifat-sifat kejiwaan atau budi pekerti yang dapat
membedakan seseorang dengan yang lain (2008:639).

Selanjutnya, pendidikan karakter dapat diartikan pula sebagai upaya


dalam mengembangkan potensi peserta didik dengan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsaagar memiliki nilai dan karakter sebagai karakter pribadinya. Pendidikan
karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, budi, moral, dan watak yang bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memutuskan baik dan buruk dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, pendidikan karakter secara psikologis
mencakup dimensi moral reasoning, moral feeling, dan moral behavior (Mulyasa,
2011:32).

Pendidikan karakter sudah lama diterapkan di Indonesia, bahkan dimulai


dari zaman orde lama hingga kini. Pendidikan ini diintegrasikan dengan
beberapa mata pelajaran, yaitu Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Agama, dan
Pendidikan Sejarah. Namun pada kenyataannya, sistem pendidikan karakter

3
dengan sistem ini belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Berbagai
literatur menyebut kegagalan pendidikan karakter tersebut disebabkan oleh tujuan
dan model pendidikan yang masih berkutat pada taraf hafalan semata. Dengan
demikian, makalah ini ditulis dengan tujuan untuk mengkaji kembali berbagai hal
yang berkaitan dengan pendidikan karakter.

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan Pendidikan Karakter Menurut Handayani dan Indartono (2016:511)


tujuan pendidikan karakter adalah untuk mendorong lahirnya anak-anak yang baik.
Tumbuh dengan karakter yang baik, anak akan tumbuh dengan kapasitas dan
komitmen untuk melakukan yang terbaik. Mereka melakukan banyak hal dengan
benar, dan cenderung memiliki tujuan dalam hidup. Pendidikan Karakter yang
efektif ditemukan di lingkungan sekolah yang memungkinkan semua peserta didik
berpotensi mendemonstrasikannya untuk mencapai tujuan yang sangat penting.
Tujuan pendidikan karakter lebih difokuskan pada menanamkan nilai dan
mereformasi kehidupan, sehingga bisa sepenuhnya menciptakan karakter, dan
karakter mulia peserta didik, terpadu dan seimbang, dan bisa dilakukan terus-
menerus dalam kehidupan sehari-hari. Ini menjadi sangat penting karena
pendidikan karakter memiliki posisi strategis dalam menciptakan manusia
dengan karakter yang mulia.

3. Fungsi Pendidikan Karakter

Secara umum fungsi pendidikan ini ialah untuk membentuk karakter seorang
peserta didik sehingga peserta didik tersebut menjadi pribadi yang bermoral,
bertoleran, tangguh, berakhlak mulia, serta berperilaku baik.

Adapun beberapa fungsi dari pendidikan karakter diantaranya ialah sebagai berikut;

1. Untuk mengembangkan potensi dasar di dalam diri manusia sehingga akan menjadi
individu yang berpikiran baik, berhati baik, serta berperilaku baik.

2. Untuk membangun serta memperkuat perilaku masyarakat yang multikultur.

3. Untuk membangun dan juga meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif di


dalam hubungan internasional.

4
Character education ini seharusnya dilakukan sejak dini, yakni sejak masa
kanak-kanak. Pendidikan ini dapat dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, serta
lingkungan, dan juga memanfaatkan berbagai media belajar.

C. Nilai-Nilai Pembentukan dan Proses Pendidikan Karakter

18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Diknas diantaranya yaitu :

1. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai


ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai


ketentuan dan peraturan.

6. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri

5
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan


bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan


bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

12. Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan
orang lain.

13. Bersahabat/Komunikatif

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan
orang lain.

14. Cinta Damai

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan
orang lain.

6
15. Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang


memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada


lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,


yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

D. Strategi Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Strategi Pendidikan Karakter yang akan dibahas adalah Strategi Pendidikan


Karakter melalui Multiple Talent Aproach (MultipleIntelligent). Strategi Pendidikan
Karakter ini memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik
yang mani festasi pengembangan potensi akan membangun Self Concept yang
menunjang kesehatan mental. Konsep ini menyediakan kesempatan bagi anak didik
untuk mengembangkan bakat emasnya sesuai dengan kebutuhan dan minat yang
dimilikinya.Ada banyak cara untuk menjadi cerdas, dan cara ini biasanya ditandai
dengan prestasi akademik yang diperoleh disekolahnya dan anak didik tersebut
mengikuti tes intelengensia. Cara tersebut misalnya melalui kata-kata, angka, musik,
gambar, kegiatan fisik atau kemauan motorik atau lewat cara social emosional.

Menurut Gardner (1999), manusia itusedikitnya memiliki 9 kecerdasan.


Kecerdasanmanusia, saat ini tak hanya dapat diukur dari kepandaiannya menguasai
matematika atau menggunakan bahasa. Ada banyak kecerdasan lain yang dapat di
identifikasi di dalam diri manusia. Terlebih lagi, para orang tua (guru) dapat

7
menyiapkan sebuah lingkungan yang menyenangkan dan memperdayakan di sekolah.
Konsep Multiple Intelligence mengajarkan kepada anak bahwa mereka bisa belajar
apapun yang mereka ingin ketahui. Bagi Orang tua atau guru,yang dibutuhkan adalah
kreativitas dan kepekaan untuk mengasah anak tersebu. Baik guru atau Orang tua juga
harus berpikir terbuka,keluar dari paradigma tradisional. Kecerdasan bukanlah sesuatu
yang bersifat tetap. Kecerdasan bagaikan sekumpulan keterampilan yang dapat
ditumbuhkan dan dikembangkan. Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan
masalah, kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan,
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berharga dalam suatu kebudayaan
masyarakat. Melalui pengenalan Multiple Intellegence, kita dapat mempelajari
kekuatan atau kelemahan anak dandapat memberikan mereka peluang untuk belajar
melalui kelebihan mereka, tujuannya adalah agar anak memiliki kesempatan untuk
mengeksplorasi dunia.

E. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Karakter di Tingkat Satuan Pendidikan

Pengembangan kurikulum berbasis pendidikan karakter dapat melalui tiga (3) hal
yaitu:

1. Mengintegrasikan butir-butir nilai karakter ke dalam seluruh mata pelajaran,


muatan lokak dan kegiatan pengembangan diri,

2). Pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari disekolah (pelayanan, pengelolaan,


pengajaran)

3). Meningkatkan kerja sama antara sekolah, orang tua peserta didik, dan masyarakat
dalam hal membudayakan/membiasakan nilai-nilai karakter di lingkungan sekolah,
lingkungan rumah tangga dan lingkungan masyarakat.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses pendidikan karakter merupakan keseluruhan proses pendidikan yang


dialami peserta didik sebagai pengalaman pembentukan kepribadian melalui
memahami dan mengalami sendiri nilai-nilai, keutamaan-keutamaan moral, nilai-nilai
ideal agama, dan nilai-nilai moral.

Untuk membentuk manusia yang berkarakter maka harus selalu diupayakan


pengenalan, sehingga mampu mengidentifikasi karakter yang baik, dan membentuk
rasa kecintaan, dan pembiasaan dalam melakukan atas moral-moral yang baik
sehingga tidak hanya menjadi prilaku namun benar-benar menjadi karakter yang
melekat pada diri. Cara terbaik untuk menerapkan pendidikan karakter adalah melalui
pendekatan holistik yang mengintegrasikan pembangunan karakter ke dalam aspek
kehidupan sekolah.

Penerapan pendidikan karakter tidak hanya sekedar memenuhi aspek-aspek


kognitif saja, tetapi yang lebih penting perlu mendapat perhatian serius dari aspek
afektif dan psikomotorik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Nana Syaodih Sukmadinata. Kurikulum & Pembelajaran Kompetensi, Yayasan.


(Bandung: Kusuma Karya, 2004).

Megawargi, Ratna. Pendidikan Karakter. (Jakarta: Indonesia Heritage Fondation,


2004).

Mulyasa, E. (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

https://Journalfai.unisla.ac.id/index.php/at-thulab/article/download/118/107

https://Journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/parole/article/download/189/pdf.

10

Anda mungkin juga menyukai