KONSULTAN
PEKERJAAN
EVALUASI ZONA KONSERVASI AIR TANAH
CAT BANDUNG-SOREANG
DI JAWA BARAT
PADA
KEGIATAN
EVALUASI ZONA KONSERVASI AIR TANAH CAT KRITIS
DI JAWA BARAT
TAHUN ANGGARAN 2016
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Halaman
I. Informasi Umum 5
II. Indikator dan Tolok Ukur Kinerja 6
III. Latar Belakang 8
IV. Dasar Hukum 10
V. Maksud dan Tujuan 12
VI. Keluaran (Output) 12
VII. Hasil 13
VIII. Manfaat 13
IX. Dampak 13
X. Ruang Lingkup
X.1. Lingkup Wilayah 14
X.2. Lingkup Substansi 16
XI. Anggaran Biaya 54
XII. Pembayaran 54
XIII. Pemeriksaan dan Serah Terima 55
XIV. Waktu Pelaksanaan 56
XV. Kewajiban Konsultan 57
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Lokasi Wilayah Pekerjaan 15
Gambar 2. Peta Administrasi Wilayah Pekerjaan 15
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Indikator dan Tolok Ukur Kinerja Pekerjaan 6
Tabel 2. Wilayah Administrasi Kegiatan 14
Tabel 3. Pengamatan Sumur Bor 18
Tabel 4. Jadwal Penugasan Personil Pengamatan Sumur Bor 27
Tabel 5. Jadwal Penugasan Personil Analisis Neraca Air 30
Tabel 6. Jadwal Penugasan Personil Pekerjaan 30
Tabel 7. Jadwal Pelaksanaan Pengamatan Sumur Bor 35
Tabel 8. Jadwal Pelaksanaan Analisis Neraca Air 38
Tabel 9. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan 39
Tabel 10. Jadwal Penyerahan Laporan 46
Tabel 11. Jadwal Konsultasi Pekerjaan 51
Tabel 12. Jadwal Ekspose Pekerjaan 53
Tabel 13. Jadwal Pembayaran Pekerjaan 54
Tabel 14. Jadwal Pemeriksaan Pekerjaan 55
Tabel 15. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan 56
PADA
KEGIATAN EVALUASI ZONA KONSERVASI AIR TANAH
CAT KRITIS DI JAWA BARAT
TAHUN ANGGARAN 2016
Indikator dan tolok ukur kinerja Pekerjaan Evaluasi Zona Konservasi Air Tanah CAT
Bandung-Soreang di Jawa Barat Tahun Anggaran 2016, adalah sebagai berikut (Tabel 1,
indikator dan tolok ukur kinerja pekerjaan) :
Tabel 1.
Indikator dan Tolok Ukur Kinerja Pekerjaan
- Pelaksana - Konsultan
- Peta Muka Air Tanah CAT Bandung- - Skala 1 : 25.000 (atau sesuai dalam
Soreang.. peta ukuran A0)
- Peta Kualitas Air Tanah (parameter - Skala 1 : 25.000 (atau sesuai dalam
terpilih) peta ukuran A0)
- Peta Konservasi Air Tanah CAT - Skala 1 : 25.000 (atau sesuai dalam
Bandung-Soreang.. peta ukuran A0)
Air tanah adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah, pada suatu lapisan
pembawa air yang disebut akifer (Freeze, 1979). Keberadaan dan potensi air tanah
tergantung dari sifat fisik akifer khususnya dalam meluluskan air. Berdasarkan pada nilai
permeabilitas lapisan batuan yang melingkupi akifer dan lapisan kedap. Secara umum
akifer dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu akifer tidak tertekan (unconfined
aquifer), dan akifer tertekan (confined aquifer).
Akifer tidak tertekan atau dikenal dengan akifer bebas atau akifer dangkal adalah akifer
yang bagian atasnya tidak tertutup lapisan yang kedap air atau mempunyai nilai
permeabilitas kecil dan bagian bawahnya tertutup oleh lapisan kedap air. Karena bagian
atasnya tidak tertutup lapisan kedap air (impermeable), maka tinggi muka air tanah-nya
relatip tidak stabil tergantung pada keadaan curah hujan.
Sedangkan akifer tertekan atau dikenal dengan akifer dalam adalah akifer yang dibagian
atas dan bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air (impermeable) atau bagian lapisan
yang mempunyai permeabilitas sangat kecil. Karena bagian atas akifer tertutup lapisan
yang kedap air, maka tekanan pada permukaan air tanah dalam akifer tidak sama dengan
tekanan udara bebas (atmosfir). Tinggi tekanan pada akifer disebut sebagai permukaan
pizometrik (pizometric level). Pada kondisi tertentu, tinggi muka air tanah pada akifer
tertekan jauh lebih tinggi daripada permukaan air tanah bebas. Bahkan kadang-kadang
dapat lebih tinggi dari permukaan tanah dan mengalir sendiri (self flowing).
Air tanah sangat berperan dan memiliki nilai ekonomis tinggi sebagai salah satu sumber
air baku dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun
indutri. Seiring dengan bertambahnya penduduk dan berkembangnya pembangunan di
Jawa Barat terutama di kota-kota besar, maka kebutuhan sumber air baku sebagai
pasokan air bersih akan semakin meningkat, hal ini menyebabkan air tanah dalam
kehidupan sangat strategis terutama pada daerah dengan potensi air permukaan yang
terbatas.
Keterdapatan dan kualitas air tanah dapat berbeda antara satu daerah dengan daerah lain,
tergantung dari kondisi geologi dan hidrogeologi setempat. Oleh sebab itu sangat
diperlukan informasi yang tepat mengenai potensi air tanah di suatu wilayah agar dapat
dilakukan pengelolaan air tanah secara berkesinambungan (sustainable).
Sumber daya air tanah jangan hanya dipandang dari sudut pendapatan asli daerah (PAD)
semata, tetapi juga perlu diperhatikan dari apek konservasi. Karena jika keliru dalam
pengelolaan air tanah, akan menyebabkan eksploitasi yang tidak terkendali dan berakibat
pada lingkungan, seperti penurunan muka air tanah yang tajam (exessive drawdown),
pencemaran air tanah (groundwater contamination) dan penurunan muka tanah (land
subsidence).
Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menyadari hal tersebut diatas, dengan disusunnya
Rencana Induk Pengelolaan Air Tanah di Jawa Barat pada Tahun 2002 yang salah satu
produknya menghasilkan Peta Zona Konservasi Air Tanah di Jawa Barat. Secara
periodik peta tersebut dilakukan pemutakhiran (updating) dalam rangka evaluasi
mengetahui kondisi terbaru zona konservasi air tanah saat ini.
Dengan diketahuinya kondisi zona konservasi air tanah terbaru, maka pengelolaan air
tanah diharapkan dapat dilaksanakan dengan terarah, terpadu, efisien dan efektif. Selain
itu, dapat dijadikan sebagai acuan dalam penentuan program skala prioritas pemanfaatan,
pengembangan dan pengendalian air tanah dalam kedepan, sehingga dapat memberikan
manfaat yang optimal bagi pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat dengan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 716
Tahun 2000 Tentang Batas Horizontal Cekungan Air Tanah (CAT) di Pulau Jawa dan
Madura, di Provinsi Jawa Barat terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) CAT. CAT tersebut
terdiri dari 15 (lima belas) CAT lintas kab/kota dan 8 (delapan) CAT lokal di dalam
wilayah kab/kota, dan 4 (empat) CAT lintas provinsi.
CAT Bandung-Soreang merupakan salah satu CAT lintas kab/kota yang meliputi 5
(lima) kab/kota di Jawa Barat, yaitu Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab. Bandung, Kab.
Bandung Barat, dan Kab. Sumedang. CAT Bandung-Soreang, memiliki luas 1.716 km2,
dengan aliran air tanah bebas (Q1) sejumlah 795 juta m3/tahun, dan aliran air tanah
tertekan (Q2) sejumlah 117 juta m3/tahun.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 Tentang Pengusahaan Sumber Daya
Air;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 Tentang Sistem Penyediaan Air
Minum;
10. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Nomor
716/40/MEM Tahun 2003 Tentang Batas Horizontal Cekungan Air Tanah di Pulau
Jawa dan Pulau Madura;
11. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Nomor
1451.K/10/MEM Tahun 2000 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas
Pemerintahan di Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah;
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Urusan
Pemerintahan Provinsi Jawa Barat;
13. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat;
14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 – 2029;
15. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2016;
16. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 42 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi,
Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jawa Barat;
17. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 92 Tahun 2009 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Kegiatan APBD Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 92 Tahun 2009 Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan APBD Pemerintah Provinsi Jawa Barat;
18. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 108 Tahun 2009 Tentang Sistem dan
Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 26 Tahun 2011 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 108 Tahun 2009 Tentang
Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat;
19. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 72 Tahun 2015 Tentang Penjabaran Rincian
Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat;
20. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 115 Tahun 2015 Tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Proinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2016;
21. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat;
24. Keputusan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Propinsi Jawa Barat
Nomor 900/Kep.01.B-Keu/2016 Tentang Penetapan Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun
Anggaran 2016;
25. Keputusan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Propinsi Jawa Barat
Nomor 900/Kep.01.D-Keu/2016 Tentang Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen
pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran
2016;
26. Keputusan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Propinsi Jawa Barat
Nomor 027/01.E.SK - Sekretariat Tentang Personalia Pejabat Pengadaan Barang dan
Jasa pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat Tahun
Anggaran 2016.
Maksud Pekerjaan Evaluasi Zona Konservasi Air Tanah CAT Bandung-Soreang di Jawa
Barat adalah mengetahui kondisi terbaru zona konservasi air tanah CAT Bandung-
Soreang di Jawa Barat.
1. Dokumen Laporan Akhir Pekerjaan Evaluasi Zona Konservasi Air Tanah CAT
Bandung-Soreang di Jawa Barat Tahun Anggaran 2016.
2. Peta Muka Air Tanah CAT Bandung-Soreang, skala 1 : 25.000 (atau sesuai dalam
peta ukuran A0)
3. Peta Kualitas Air Tanah CAT Bandung-Soreang (parameter terpilih), skala 1 : 25.000
(atau sesuai dalam peta ukuran A0)
4. Peta Konservasi Air Tanah CAT Bandung-Soreang, skala 1 : 25.000 (atau sesuai
dalam peta ukuran A0)
5. Data Neraca Air CAT Bandung-Soreang, dalam 10 tahun terakhir.
1. Tersedianya data terbaru kondisi air tanah CAT Bandung-Soreang (kuantitas dan
kualitas).
2. Diketahuinya perubahan kondisi muka air tanah CAT Bandung-Soreang.
3. Diketahuinya perubahan kondisi kualitas air tanah CAT Bandung-Soreang.
4. Diketahuinya kondisi terbaru zona konservasi air tanah CAT Bandung-Soreang.
5. Diketahuinya kondisi neraca air CAT Bandung-Soreang.
Hasil pelaksanaan pekerjaan ini khususnya diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam proses perizinan air tanah di Jawa Barat dan umumnya dipergunakan
sebagai bahan acuan dalam pengelolaan air tanah di Jawa Barat.
Dengan pelaksanaan kegiatan ini diharapkan terwujudnya konservasi air tanah di Jawa
Barat, sehingga kelestarian air tanah yang berkelanjutan dapat terjaga, dengan terjadinya
keseimbangan antara pengambilan dan pengimbuhan air tanah (baik secara alami maupun
buatan), dalam rangka pengelolaan air tanah di Jawa Barat.
Ruang lingkup pekerjaan terdiri dari lingkup wilayah pekerjaan dan lingkup materi
pekerjaan, yaitu :
Tabel 2.
Wilayah Administrasi Pekerjaan
CAT
BANDUNG-SOREANG
- Pengukuran muka air tanah (MAT) pada setiap lokasi pengamatan sumur
bor.
- Pengukuran kualitas fisik air tanah, pada setiap lokasi pengamatan sumur
bor, meliputi Temperatur (T), keasaman (pH), Total Dissolved Solid
(TDS), Total Solid Suspension (TSS), Daya Hantar Listrik (DHL),
Dissolved Oxygen (DO), Salinitas.
- Pengambilan sampel air tanah pada setiap lokasi pengamatan sumur bor,
sejumlah 150 (seratus lima puluh) buah sampel. Dalam pengambilan
sampel air tanah harus sesuai dengan SNI 6989.58 : 2008 Tentang
Metoda Pengambilan Contoh Air Tanah.
Tabel 3.
Pengamatan Sumur Bor
No Kegiatan Jumlah
1 Pengamatan sumur bor terlampir
2 Pengaambilan air sumur bor 150 sampel
3 Pengambilan air hujan 5 sampel
4 Uji pompa 10 lokai
- Dalam hal terdapat kesulitan pengamatan lokasi sumur bor yang telah
ditentukan diatas, maka lokasi pengamatan sumur bor bisa dilakukan
pada lokasi lain dengan sepengetahuan pejabat terkait (PPK), PPTK,
narasumber undangan, dan tim teknis lainnya di lingkungan Dinas
ESDM Provinsi Jawa Barat), dengan ketentuan jumlah pengamatan
sumur bor sama dengan yang telah ditentukan diatas.
- Peta Rupa Bumi terbaru, skala 1 : 25.000 yang dikeluarkan oleh Badan
Informasi Geospasial (BIG), yang dulu bernama Bakosurtanal.
- Analisis potensi air tanah, meliputi muka air tanah, arah aliran air tanah
dan besaran aliran air tanah.
- Analisis hasil uji laboratorium kimia air tanah dengan diagram Piper,
Stif, Schoeller, dan Wilcox.
- Analisis hasil uji laboratorium kimia air hujan dengan diagram Piper,
Stif, Schoeller, dan Wilcox.
- Peta Lokasi Pengamatan Sumur Bor, skala 1 : 25.000 (atau sesuai dalam
peta ukuran A0).
- Peta Muka Air Tanah Sumur Bor, skala 1 : 25.000 (atau sesuai dalam
peta ukuran A0).
- Peta Arah Aliran Air Tanah Sumur Bor, skala 1 : 25.000 (atau sesuai
dalam peta ukuran A0).
- Peta Kualitas Air Tanah Sumur Bor (parameter terpilih), skala 1 : 25.000
(atau sesuai dalam peta ukuran A0).
- Peta Potensi Air Tanah, skala 1 : 25.000 (atau sesuai dalam peta ukuran
A0).
- Peta Isopach Akifer, skala 1 : 25.000 (atau sesuai dalam peta ukuran
A0).
- Penampang akifer dengan arah Utara – Selatan dan Barat – Timur (skala
disesuaikan dalam peta ukuran A0).
- Peta Lokasi Pengamatan Air Hujan, skala 1 : 25.000 (atau sesuai dalam
peta ukuran A0).
- Data Neraca Air (water balance) yang disajikan dalam tabel dan kurva.
d. Jadwal penugasan personil tenaga ahli, asisten tenaga ahli, dan tenaga
pendukung (surveyor), sebagai berikut (Tabel 4, jadwal penugasan
personil) :
Tabel 4.
Jadwal Penugasan Personil Tenaga Ahli, Asisten Tenaga Ahli,
Tenaga Pendukung (surveyor) Hidrogeologi
e. Tenaga ahli hidrogeologi, dan asisten tenaga ahli hidrogeologi pada saat
setelah bertugas melaksanakan survey hidrogeologi di lapangan, yaitu
pada bulan ke-2 (kedua) dan selanjutnya sesuai jadwal penugasan dapat
melakukan pekerjaan di kantor Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat,
dengan alamat di Jalan Soekarno – Hatta Nomor 576 Bandung.
Tabel 5.
Jadwal Penugasan Personil Tenaga Ahli Geofisika Meteorologi
Tabel 6.
Jadwal Penugasan Personil Pekerjaan
b. Laporan minggu ke-2 (kedua) s/d minggu ke-5 (kelima), berisi hasil
pengamatan sumur bor, yaitu :
c. Laporan minggu ke-6 (keenam) s/d minggu ke-8 (kedelapan), berisi hasil
pengolahan data pengamatan sumur bor, yaitu :
Tabel 7.
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Pengamatan Sumur Bor
Tabel 8.
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Analisis Neraca Air
Tabel 9.
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Evaluasi Zona Konservasi Air Tanah
CAT Sandung-Soreang
Laporan pendahuluan.
Laporan antara.
Laporan akhir.
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
d. Laporan antara diserahkan paling lambat pada hari ke-60 (enam puluh)
sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani, atau pada
minggu ke-8 (kedelapan) pelaksanaan pekerjaan ini.
3. Laporan Akhir
d. Seluruh file soft copy yang terkait dalam pekerjaan ini, meliputi data
sekunder, raw data, hasil pengolahan, analisis, uji laboratorium,
pelaporan, dimasukan ke dalam compact disc (CD), dalam rangkap 10
(sepuluh).
Tabel 10.
Jadwal Penyerahan Laporan Pekerjaan
6. Hasil konsultasi akan dituangkan dalam Berita Acara Hasil Konsultasi yang
ditandatangani oleh pihak penyedia jasa dan konsultan.
Tabel 11.
Jadwal Konsultasi Pelaksanaan Pekerjaan
3. Ekspose laporan antara dilaksanakan paling lambat pada hari ke-60 (enam
puluh) sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani, atau pada
minggu ke-8 (kedelapan) pelaksanaan pekerjaan ini.
4. Ekspose laporan akhir dilaksanakan paling lambat pada hari ke-90 (sembilan
puluh) sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani, atau pada
minggu ke-12 (keenam belas) pelaksanaan pekerjaan ini.
Tabel 12.
Jadwal Ekspose Laporan Pekerjaan
Tabel 13.
Jadwal Pembayaran Pekerjaan
Pemeriksaan dan serah terima pekerjaan dilaksanakan oleh panitia pemeriksa pekerjaan
yang ditunjuk oleh Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat sebagai Pengguna Anggaran
Kegiatan Evaluasi Zona Konservasi Air Tanah CAT Kritis di Jawa Barat Tahun
Anggaran 2016.
Pemeriksaan dan serah terima pekerjaan dilaksanakan sejumlah 3 (tiga) kali sesuai
tahapan (kemajuan) perkembangan pekerjaan yang dilaporkan pada tahap pelaporan
pekerjaan (laporan pendahuluan, laporan antara, dan laporan akhir), dan lingkup
pekerjaan yang diuraikan diatas, dengan jadwal sebagai berikut (Tabel 14, jadwal
pemeriksaan dan serah terima pekerjaan) :
Tabel 14.
Jadwal Pemeriksaan dan Serah Terima Pekerjaan
Pekerjaan Evaluasi Zona Konservasi Air Tanah CAT Bandung-Soreang di Jawa Barat
akan dilaksanakan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender pada Tahun Anggaran 2016
dengan jadwal sebagai berikut (Tabel 15, Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan) :
Tabel 15.
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
- Ekspose wajib dihadiri oleh pimpinan perusahaan dan seluruh Personil Tenaga
Ahli, Asisten Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung yang nama nya tercantum
dalam dokumen pengadaan barang dan jasa.
g. Perubahan teknis pekerjaan yang tidak sesuai dengan lingkup pekerjaan yang
diuraikan diatas, harus mendapat persetujuan dan sepengetahuan pejabat terkait,
tim teknis dinas ESDM Provinsi Jawa Barat, dan narasumber terkait.
Demikian, Kerangka Acuan Kerja ini uuntuk digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan.