Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 031183311
Jawab :
1. Menurut Nida, terdapat kesepadanan formal dan kesepadanan dinamis. Kesepadanan
formal, yaitu, penerjemah berfokus pada pesan itu sendiri, yaitu bentuk dan isi, serta
harus ada kemiripan yang erat (close similarity) antara pesan Bahasa sumber dan
Bahasa sasaran. Maka dari tu, kesepadanan formal lebih berorientasi pada Bahasa
sumber. Munday (2001) menyebut jenis padanan ini sebagai ‘gloss translation’ yang
biasa disertai dengan catatan kaki yang memungkinkan pembaca dapat memahami
budaya dan adat istiadat Bahasa sumber. Pada kesepadanan dinamis, penerjemah
berfokus pada pesan dalam Bahasa sasaran yaitu bahwa penerjemahan itu harus
dilakukan secara alamiah sesuai dengan sifat kewajaran (naturalness) bahasa sumber
dan Bahasa sasaran. Isi pesan (content) harus lebih diutamakan daripada bentuk
(form). Contohnya pada penerjemahan puisi, penerjemah yang lebih berfokus pada
bentuk puisi lebih cenderung salah menafsirkan maksud penulis dan lebih cenderung
merusak makna. Keberhasilan seorang penerjemah ditentukan oleh keberhasilannya
menemukan padanan terjemah yang dinamis ini.
Menurut Cardford ada yang disebut sebagai kesepadanan formal dan kesepadanan
tekstual. Kesepadanan formal adalah kesepadanan yang memiliki kedudukan sama
sebagaimana teks Bahasa sumber. Kesepadanan tekstual merupakan kesepadanan
yang menunjukan makna. Jika dalam penerjemahan tidak ditemukan fitur formal yang
berhubungan atau tidak adanya kesamaan elemen – elemen budaya, penerjemahan
menjadi tidak mungkin dilakukan. Hal yang seperti telah disebutkan sebelumnya
disbeut sebagai “Unstranslatability”, suatu keadaan ketika padanan tekstual dan
makna yang berhubungan dengan budaya ke dua Bahasa tidak dapat ditemukan
sehingga penerjemah hanya boleh mentransfernya, tetapi tidak boleh
menerjemahkannya. Istilah seperti ini lebih dikenal dengan istilah Teknik peminjaman
kata (borrowing), yaitu penerjemah mengambil kata dari bahasa sumber begitu saja
tanpa mengubah bentuk apa pun ke dalam Bahasa sasaran, kecuali memberi tanda
berupa cetak miring.
Penjelasan : Kata “look” seperti pada lima contoh diatas memiliki satu bentuk, tetapi
memiliki makna yang berbeda – beda. Pada contoh 1, kata “look” berarti “lihat” pada
konteks teks tersebut memiki maksud seseorang mengatakan kepada temannya untuk
melihat perempuan yang dia lihat karena perempuan tersebut terlihat menawan. Pada
contoh 2, kata “look” memberikan makna “tampak/terlihat”, pada konteks teks ini,
seseorang melihat temannya tertekan terakhir kali dia melihatnya. Pada contoh 3, kata
“look” memberi makna “awas” bahwa pada teks ini seseorang memberikan peringatan
kepada temannya untuk hati – hati menaiki bukit yang “curam/terjal”. Contoh ke 4,
kata “look” memberikan makna “lihat” yaitu, seseorang mengajak temannya untuk
melihat kondisi teman lainnya. Untuk contoh terakhir (contoh ke 5), kata “look”
bermakna “hey/lihat”,maksudnya, seseorang meyakinkan temannya bahwa ia tidak
pernah berbicara mengenai hal itu.