Wy PERJANJIAN KERJA SAMA Pos xz
"ee
ANTARA
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA
DAN
PT POS INDONESIA (PERSERO)
NOMOR 3/PRL/KKP/PKS/X/2017
NOMOR PKS.259/DIRUT/1017
TENTANG
PENINGKATAN AKSESIBILITAS DAN LAYANAN POS
DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL/TERLUAR
Pada hari ini Selasa tanggal Tiga Puluh Satu, bulan Oktober, tahun Dua Ribu
Tujuh Belas (31-10-2017), bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di
bawah ini:
1, Nama : BRAHMANTYA SATYAMURTI POERWADI
Jabatan, : Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Alamat : Gedung Mina Bahari III Lantai 11
Jalan Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat Jonderal
Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia, yang berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Timur No. 16
Jakarta Pusat, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU;
2. Nama : GILARSI W. SETIJONO
Jabatan : Direktur Utama
PT Pos Indonesia (Persero},
Alamat : Graha Pos Indonesia Lantai 7
Jalan Banda No 30 Bandung 40115,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT Pos Indonesia (Persero),
suatu badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas yang didirikan
berdasarkan Akta Notaris Sutjipto,S.H., Nomor 117 Tanggal 20 Juni
1995 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Akta
Notaris Nomor 101 tanggal 31 Mei 2017 yang dibuat dan disampaikan
oleh Aryanti Artisari, SH., M.Kn., Notaris di Jakarta, yang berkedudukan
di Jalan Banda No 30 Bandung 40115, selanjutnya disebut sebagai
PIHAK KEDUA; 7Secara bersama-sama untuk selanjutnya disebut sebagai PARA PIHAK.
Dengan berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
a. bahwa PIHAK KESATU adalah unit kerja di lingkungan Kementerian
Kelautan dan Perikanan yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
bidang pengelolaan ruang laut;
b. bahwa PIHAK KEDUA adalah Badan Usaha Milik Negara yang bertujuan
untuk turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan
program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional
pada umumnya, dan pada khususnya di bidang pelayanan jasa pos dan
giro bagi masyarakat baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia
dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas;
c. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor. 1670 Tahun
2016 tentang Penugasan PT Pos Indonesia (Perscro) scbagai
Penyelenggara Pos yang ditunjuk oleh Pemerintah (Designated Operator)
Oleh karena itu PARA PIHAK sepakat untuk melakukan Kerja Sama dengan
ketentuan dan syarat-syarat scbagaimana tertuang dalam pasal-pasal di
bawah ini:
Pasal 1
Definisi/Pengertian
a. Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan
2.000 km? (dua ribu kilometer persegi) beserta kesatuan ekosistemnya.
b. Pulau-pulau Kecil Terluar sclanjutnya disingkat PPKT adalah pulau-
pulau kecil yang memiliki titik-titik dasar geografis yang
menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan hukum
internasional dan nasional.
c. Biota Laut Endemik adalah semua makhluk hidup yang ada di laut
baik hewan maupun tumbuhan atau karang dan ditemukan hanya di
suatu tempat dan tidak ditemukan di tempat lain.
d. Benda Muatan Kapal Tenggelam yang selanjutnya disingkat BMKT
adalah benda muatan asal kapal tenggelam yang mempunyai nilai
ekonomi, sejarah, budaya, dan/atau ilmu pengetahuan yang berada di
dasar laut.
¢. Masyarakat adalah masyarakat yang terdiri atas Masyarakat Hukum
Adat, Masyarakat Lokal, dan Masyarakat Tradisional yang bermukim di
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil/terluarMasyarakat Hukum Adat adalah sekelompok orang yang secara turun-
temurun bermukim di wilayah geografis tertentu di Negara Kesatuan
Republik Indonesia karena ada ikatan pada asal usul Icluhur, hubungan
yang kuat dengan tanah, wilayah, sumber daya alam, memiliki pranata
pemerintahan adat, tatanan hukum adat di wilayah adatnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Masyarakat Lokal adalah kelompok masyarakat yang menjalankan tata
kehidupan schari-hari berdasarkan’kebiasaan yang sudah diterima
sebagai nilai-nilai yang berlaku umum, tetapi tidak sepenuhnya
bergantung pada sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil tertentu
Masyarakat Tradisional adalah masyarakat perikanan tradisional yang
masih diakui hak tradisionalnya dalam melakukan kegiatan
penangkapan ikan atau kegiatan lainnya yang sah di daerah tertentu
yang berada dalam perairan kepulauan sesuai dengan kaidah hukum
laut internasional
Kantorpos adalah UPT yang bersifat profit center scbagai infrastruktur
bisnis dan operasi di bawah Regional.
Kode Pos adalah sederetan angka atau huruf atau gabungan angka dan
huruf yang dituliskan di belakang nama kota untuk memudahkan
penyortiran, penyampaian kiriman, dan keperluan lain, yang berfungsi
sebagai petunjuk alamat untuk mempermudah penyampaian kiriman
dan dapat juga digunakan oleh pihak lain sesuai dengan kepentingan,
bersifat dinamis, dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Surat adalah bagian dari komunikasi tertulis dengan atau tanpa sampul
yang dalam proses penyampaianya dilakukan seluruhnya secara fisik.
Benda Filateli adalah prangko dan benda pos yang terkait dengan
pemrangkoan.
Layanan Pos adalah layanan komunikasi tertulis dan/atau surat
elektronik, layanan paket, layanan logistik, layanan transaksi keuangan,
dan layanan keagenan pos untuk kepentingan umum.
Layanan Paket adalah berupa kegiatan layanan pengambilan,
penerimaan, dan/atau pengantaran barang.
Layanan Logistik adalah berupa kegiatan perencanaan, penanganan,
dan pengendalian terhadap pengiriman dan penyimpanan barang,
termasuk informasi, jasa pengurusan, dan administrasi terkait yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA,
Jasa Pengiriman adalah satuan komunikasi tertulis, surat elektronik,
paket, logistik, atau uang yang dikirim melalui PIHAK KEDUA.
Jasa Keuangan adalah berupa kegiatan penyetoran, penyimpanan,
pemindahbukuan, pendistribusian, dan pembayaran uang dari
dan/atau untuk penguna jasa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.Pasal 2
‘Tujuan
‘Tujuan Perjanjian Kerja Sama ini adalah:
ile
2
Mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di
pulau-pulau kecil terluar; dan
Meningkatkan aksesibilitas dan Layanan Pos bagi masyarakat di pesisir
dan pulau-pulau kecil/terluar.
Pasal 3
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Perjanjian Kerja Sama ini, meliputi:
ie
2
Q
(2)
ay
Pemberian dukungan data penandaan Kode Pos di wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil/terluar;
Pembuatan benda filateli berupa sampul peringatan dan prangko
bergambar pulau-pulau kecil/terluar, biota laut endemik, dan/atau
benda muatan kapal tenggelam;
Pemanfaatan layanan logistik untuk bantuan masyarakat pesisir dan
pulau-pulau kecil/terluar;
Pemanfaatan layanan jasa pengiriman surat pos dan paket pos ke
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil/terluar;
Pemanfaatan layanan jasa keuangan untuk masyarakat pesisir dan
pulau-pulau kecil/terluar; dan
Pemanfaatan outlet kantorpos di pesisir dan pulau-pulau kecil/terluar
dalam rangka sosialisasi dan publikasi informasi program pengelolaan
ruang laut.
Pasal 4
Pelaksanaan
Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini dijabarkan lebih lanjut dalam
Rencana Kerja Tahunan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sama ini.
Untuk melaksanakan kegiatan dan evaluasi Perjanjian Kerja Sama ini,
PARA PIHAK akan menunjuk wakil-wakilnya sesuai dengan kebutuhan,
tugas dan fungsi masing-masing.
Pasal 5
‘Tanggung Jawab Para Pihak
Tanggung Jawab PIHAK KESATU:
a. Memberikan dukungan untuk fasilitasi data dan informasi dalam
rangka pemberian Kode Pos di pulau-pulau kecil/terluar;
b. Menyediakan gambar-gambar pulau-pulau kecil/terluar, biota laut
endemik, dan/atau benda muatan kapal tenggelam untuk
pembuatan benda filateli (sampul peringatan dan prangko prisma);
dan(2)
Q)
(2)
(1)
(2)
QQ)
(2)
(3)
c. Memanfaatkan layanan pos dalam rangka pelaksanaan kegiatan
PIHAK KESATU di pesisir dan pulau-pulau kecil/terluar.
Tanggung Jawab PIHAK KEDUA:
a. Menyediakan dukungan data penandaan Kodepos di wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil/terluar ;
b. Menerbitkan benda filateli berupa sampul peringatan dan prangko
bergambar pulau-pulau kecil/terluar, biota laut endemik, dan/atau
benda muatan kapal tenggelam;
Menyediakan layanan pos dalam rangka pelaksanaan kegiatan
PIHAK KESATU di pesisir dan pulau-pulau kecil/terluar; dan
4. Merfasilitasi sosialisasi dan publikasi program pengelolaan ruang
laut pada outlet-outlet PIHAK KEDUA.
Pasal 6
Pembiayaan
Seluruh biaya yang timbul sebagai akibat dari Perjanjian Kerja Sama ini
akan ditanggung dan dibebankan kepada masing-masing PIHAK sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Produk, tarif kiriman, dan Service Level Agreement akan disepakati
PARA PIHAK.
Pasal 7
Pajak
Kewajiban Perpajakan pada pelaksanaan perjanjian ini berpedoman
pada ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
Pajak-pajak lainnya yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan
perjanjian ini menjadi beban dan tanggung jawab PARA PIHAK dan
wajib dibayarkan oleh pihak yang bersangkutan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
Pasal 8
Pembatasan
PARA PIHAK dilarang menyerahkan sebagian maupun_ seluruh
pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal | selain kepada PARA
PIHAK tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK lainnya.
Dalam hal salah satu PIHAK menyerahkan sebagian maupun seluruh
pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dengan persetujuan
tertulis dari PIHAK lainnya, semua biaya yang timbul sebagai akibat
penyerahan pekerjaan tersebut menjadi beban dan tanggung jawab
PIHAK yang menyerahkan,
PARA PIHAK dilarang memberikan informasi yang diperoleh dalam
rangka pelaksanaan tugas berdasarkan Perjanjian ini kepada selain
kepada PARA PIHAK, tanpa persctujuan tertulis dari PIHAK lainnya.Q)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
a)
Pasal 9
Keadaan Kahar
Salah satu pihak dibebaskan dari tanggung jawab atas kegagalan atau
keterlambatan dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan
Perjanjian ini yang disebabkan oleh hal-hal di luar kemampuan yang
wajar dari PARA PIHAK dan bukan disebabkan kesalahan salah satu
atau PARA PIHAK, yang selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut
Keadaan Kahar.
Kejadian-kejadian berikut adalah keadaan Keadaan Kahar: kerusuhan
masal, perang saudara, pemberontakan, perebutan kekuasaan, perang
dengan negara lain atau terorisme; gempa bumi, banjir, kebakaran,
ledakan gunung berapi dan/atau bencana alam lainnya; sengketa
hubungan industrial atau pemogokan masal yang terjadi di tingkat
nasional maupun daerah; atau perubahan peraturan perundang-
undangan nasional maupun daerah secara material.
Salah satu pihak hanya akan dibebaskan dari kewajibannya
berdasarkan Perjanjian ini dengan alasan Keadaan Kahar jika: a)
keadaan dimaksud berdampak langsung pada pelaksanaan kewajiban
pihak tersebut, dan b) tidak ada unsur kesengajaan dan/atau kelalaian
yang dilakukan oleh pihak tersebut.
Pihak yang mengalami Keadaan Kahar wajib memberitahukan pihak
lainnya secara lisan selambat-lambatnya dalam waktu 1x24 jam sejak
terjadinya Keadaan Kahar yang diikuti dengan pemberitahuan tertulis
dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah terjadinya Keadaan Kahar
tersebut. Pemberitahuan itu sekurang-kurangnya harus menjelaskan
jenis Keadaan Kahar yang terjadi, perkiraan lamanya Keadaan Kahar
akan berlangsung dan upaya-upaya penanggulangan yang telah dan
akan dilakukan oleh pihak yang mengirimkan pemberitahuan.
Pihak yang mengalami Keadaan Kahar wajib mengambil langkah-
langkah yang diperlukan agar pihak tersebut dapat melanjutkan
pelaksanaan kewajibannya sesuai Perjanjian.
Apabila dalam walkctu 7 (tujuh) hari kalender sejak terjadinya Keadaan
Kahar, pihak yang mengalami Keadaan Kahar itu tidak mengirimkan
pemberitahuan sesuai dengan ayat (4) Pasal ini, maka Keadaan Kahar
dianggap tidak pernah terjadi.
Pihak yang menerima pemberitahuan Keadaan Kahar dapat menolak
mengakui adanya Keadaan Kahar sclambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kalender setelah diterimanya pemberitahuan sebagaimana dimaksud
ayat (4) Pasal ini. Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender
tersebut tidak ada penolakan dari pihak yang diberitahu, maka pihak itu
dianggap mengakui adanya suatu Keadaan Kahar.
Apabila adanya Keadaan Kahar ditolak untuk diakui oleh pihak yang
diberitahu, maka pihak yang menyatakan Keadaan Kahar tersebut harus
tetap melaksanakan kewajibannya sesuai Perjanjian ini,
Jika pihak yang mengalami Keadaan Kahar berkeberatan atas penolakan
oleh pihak yang diberitahu, maka pihak yang berkeberatan atas
penolakan itu dapat meminta agar keberatannya diselesaikan melalui(10)
(Q)
(2)
(3)
(4)
a
(2)
a
mekanisme penyelesaian persclisihan sebagaimana diatur dalam
Perjanjian ini.
Apabila terjadinya Keadaan Kahar tersebut diakui oleh pihak yang
diberitahu, maka PARA PIHAK akan merundingkan perubahan-
perubahan yang diperlukan agar Perjanjian dapat tetap dilaksanakan.
Pasal 10
Masa Berlaku
Perjanjian Kerja Sama ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun,
terhitung mulai ditandatangani oleh PARA PIHAK dan dapat
diperpanjang sesuai dengan kebutuhan atas dasar evaluasi.
PARA PIHAK melakukan konsultasi atas rancangan perpanjangan
Perjanjian Kerja Sama ini selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sebelum
berakhirnya Perjanjian Kerja Sama ini.
Dalam hal salah satu pihak berkeinginan untuk mengakhiri Perjanjian
Kerja Sama ini sebelum berakhirnya jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka pihak tersebut wajib memberitahukan
maksud tersebut secara tertulis kepada pihak lainnya, sclambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan sebelumnya.
Pengakhiran Perjanjian Kerja Sama sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) tidak mempengaruhi hak dan kewajiban masing-masing pihak yang
harus diselesaikan terlebih dahulu sebagai akibat pelaksanaan sebelum
berakhirnya Perjanjian Kerja Sama ini.
Pasal 11
Penyelesaian Perselisihan
Apabila terjadi perselisihan berkenaan dengan pelaksanaan Perjanjian
Kerja Sama ini, akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh
PARA PIHAK;
Dalam hal tidak terdapat kesesuaian pendapat dalam musyawarah dan
mufakat, maka PARA PIHAK sepakat menyerahkannya kepada
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Pasal 12
Anti Suap dan Anti Korupsi
PARA PIHAK menyatakan bahwa masing-masing PIHAK telah
mengetahui seluruh peraturan perundang-undangan anti-suap dan
korupsi (*Peraturan mengenai Anti Suap dan Anti Korupsi") dalam setiap
transaksi bisnis dan kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan
Perjanjian ini, dan tidak akan melakukan tindakan apapun yang
melanggar Peraturan mengenai Anti Suap dan Anti Korupsi. Oleh karena
itu, PARA PIHAK dengan ini setuju bahwa:
a. Tidak akan memperkerjakan/mempertahankan orang yang
merupakan pejabat pemerintah atau karyawan, termasuk karyawan
dari korporasi, agen, atau badan yang dimiliki atau dikendalikan
oleh pemerintah, kecuali jika jasa yang dipertahankan telahmemperoleh persetujuan oleh otoritas/pemberi_ kerja yang
kompeten untuk layanan konsultasi yang dimaksud.
b. PARA PIHAK tidak akan, secara langsung maupun tidak langsung,
membayar, menawarkan atau berjanji untuk membayar atau
mengalihkan apapun dengan nilai berapapun kepada pejabat atau
karyawan pemerintah, atau kepada partai politik atau kandidat
untuk jabatan politik, dengan tujuan untuk mempengaruhi
pengambilan keputusan yang menguntungkan bisnis PIHAK
lainnya yang bertentangan dengan Peraturan mengenai Anti Suap
dan Anti Korupsi.
c. PARA PIHAK akan memelihara catatan yang benar dan akurat
sestai dengan kebutuhan untuk mendemonstrasikan kepatuhan
terhadap Perjanjian dan akan menyediakan PIHAK lainnya
sertifikasi tertulis atas kepatuhan tersebut berdasarkan permintaan
yang sederhana.
(2) PARA PIHAK harus memenuhi, dan harus memastikan bahwa masing-
masing dari pemimpin, pemilik, pemegang saham, pejabat, direksi,
karyawan dan agen mematuhi semua peraturan perundang-undangan
anti suap dan anti korupsi yang berlaku dalam setiap transaksi bisnis
dan kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan Perjanjian ini,
Pasal 13
Pemberitahuan
Segala pemberitahuan, peringatan, dan lain-lain bentuk penyampaian
informasi berkenaan dengan pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama_ ini
dilakukan secara tertulis kepada masing-masing pihak dengan alamat:
PIHAK KESATU
Sekretariat Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian
Kelautan dan Perikanan, Republik Indonesia, Gedung Mina Bahari III Lantai
10, Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Jakarta Pusat 10110.
‘Telepon : (021) 3513 211 ext. 6118
Faksimile 2 (021) 3522 937
Surat Elektronik : kerjasama.pri@kkp.go.id
PIHAK KEDUA
Direktorat Integrasi Logistik, PT Pos Indonesia (Persero), Graha Pos Indonesia
Lantai 7, Jalan Banda No 30 Bandung 40115.
Telepon 2 (022) 421 3146
Faksimile (022) 421 3146
Surat Elektronik : james@posindonesia.co.idPasal 14
Perubahan
(1) Perjanjian Kerja Sama ini dapat diubah berdasarkan kesepakatan PARA
PIHAK.
(2) Perubahan dan/atau hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja
Sama ini diatur dalam bentuk addendum yang disepakati oleh PARA
PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian
Kerja Sama ini.
Pasal 15
Penutup
Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal,
bulan dan tahun sebagaimana disebutkan pada awal Perjanjian Kerja Sama
ini, dalam rangkap 2 (dua) asli, bermeterai cukup, dan masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani PARA
PIHAK.
Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dengan semangat Kerja Sama yang baik
untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh PARA PIHAK.
PIHAK KESATU
2GILARSI W. SETIJONO BRAHMANTYA SATYAMURTI POERWADY/cna wep |
“asta TUITE
pesdueg
weld ered 610z ‘ejopod nein
oT Peay suneo8uay
sonseurg oan Tedex ueyenur
LIN wep | -epung neze/trep
“rel nen weps88us} | ‘yyWepue ye] ByOIq
meuld ered | gtos | ‘neque nein oysuesd jedey ueyenut | ‘renjz9y/pfooy nemd
| 1 Peay uep ueyeBuned | epueq neye/uep| —-neynd requreBieq
| sonseurg ang qndures ‘qrwepua | eusid oyBuerd wep
Lia wep vedniog 1o7eT yney ejorq | weyeBured jndures
‘ee ied | epuaq ueyenquieg ‘Idd requres edniaq TereTy
sreurd Beg £10 ‘edi nein seysed uereduresuag | _epuaq ueyenquiag | Z
acct 7 a “Grenjzo3/ Toy Ne;nd
-nend wep astsed
sod qederm 1p Sog
dd 1p sod| pox ueepueued| —_»poy ueeptreurad
apoy ueepureuiag siaqun LNidd yep uesunynp
ee ered | TOE 2108 | _Widd 201 isentiseg | eyed ubreaueated uepoquied | T
weekequieg | wevuesyejed | wejersoy 80d Ld Tad WHE
sequng mem | seHoT NVLVIOaM Oey es ee
AVNTAAL/TOTM NVINd-NVINd NVC MISISAd HVAVTIM Id
SOd NVNVAV' NVC SV.LITIGISASHV NVLVHONINGd
NVNOQHVL VPYSH VNVONTzeny19,/199
nang | ysexfoy wenfeduod
TENTIAL
nejnd-nejnd wep
ausisad yedepia oy
sod jaxfed uep sod
yeins weupssuod
nend-nging | -ning veuns8ued uep ming vsef ueuede]
aeutd ered | 610%- 410% | wep ssiseg -nayng wewrpadtiod ueyeeyreutod |
Txor
a8 wep swryeut
Ne@dv___ 6107 - 8107 : uewrnBueg (2)
| yseurresop
Nedv G10 - £10 = | vere rempBued (9) |
| Temeyuour
2x xq [ooo
uewpsusd (¢)
phere) o¥ jostiad
ueurssueg (p)
pneyey oy dexue
yee ueunsBug (g)
‘menyze / [1099
nend-ngind wep
| yeajuout | ysisad yexperedseur
yeaeju9yq uewnfued wep rejor0ur wrenjueg 3nun
“reJ010/ esef ueuedey | ‘pnepey oy pede sInsioy wewedey
Nadav L10Z “pepe, ueerpaxued ueursug (T) ueyenjuetiag |
uvedurquieg | UveuEsyEjog | wee pOy 80d Ld Tad voRia
yequing nem | FST NVLviDaH see ee(tip ‘rejngq “amso.aq
‘qayes]) 7epe
yeyesedseur wep
uemnepy esel
mney
Suens uevjopSuod
ureuBord seuziojut
iseyyjgnd wep
Jsesijeisos wue
vwerep seny193 /[1993}
senyia/1!99y, jseygiqnd wep nemnd-nemnd wep
nemnd-nejng sod soyuey | Isesypesos ueyeq | _as}sad zp sodsoytrexy
weld Bred | G1OT- 210% | wep zsised | ype ueerpektied uevipesueg | _y]no wepeeytreutod | 9
sod ynpord
uep esef ueuedey |
Isesijersos ueBueney, uep ‘renpiey/ [1994
vsef ueuede] nend-nejnd wep
gene /[99y, uejeejuewed | —usisod yeyereéseur
nemnd-nemng uep isestpeisos | 3jnyun ueBuenay esef
weuld ered | 610T~ L107 | Uep ustsog ueerpadueg | Isexo] uenfeSuag | ueuede] ueyeeyueUieg | ¢
ueederquieg | weemesqefog | weyePoy 80d Ld ‘Tad velna
zequing Bae yeHoT NviviogH Gaia ales on