Anda di halaman 1dari 50

Laporan

Pengukuran Geolistrik
Dikawasan kampus
Politeknik Negeri Bandung

Disusun oleh
Drs.Djuwadi,MT

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


BANDUNG
2018
Laporan Geolistrik

KATA PENGANTAR

Bersama ini kami sampaikan laporan hasil pengukuran geolistrik di


lokasi Politeknik Negeri Bandung, Jalan Geger Kalong Hilir, Desa
Ciwaruga, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi
Jawa - Barat.

Laporan ini berisikan gambaran pekerjaan, metode dan hasil pengukuran


Geolistrik beserta analisa dan kesimpulannya serta hasil – hasil survey
yang telah dilakukan.

Demikian laporan ini kami sampaikan, semoga dapat dimanfaatkan oleh


pihak yang berkepentingan, atas perhatian dan kerjasamanya yang baik
kami ucapkan terima kasih.
Laporan Geolistrik

1.2 LOKASI PROYEK DAN WAKTU PENYELIDIKAN

Untuk kegiatan inventarisasi mencakup lokasi Politeknik Negeri Bandung, Jalan


Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung
Barat, Provinsi Jawa - Barat.

Pendugaan geolistrik ini menghasilkan 6 ( enam ) titik duga yang tersebar di


lokasi penyelidikan ( lihat gbr.1 hal.6 )

Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 20 Nopember 2018.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud pekerjaan ini adalah melakuan penyelidikan Geologi dan hidrogelogi


bawah tanah. Dan tujuan pekerjaan ini adalah untuk inventarisasi air bawah
tanah, mengetahui kedalaman dan letak lapisan yang mengandung /pembawa air
(akuifer) serta untuk mengetahui sifat-sifat lapisan pembawa tersebut, sehingga
dapat ditafsirkan keadaan/potensi air tanah di daerah tersebut.

Selain itu penyelidikan geologi dan hidrogeologi air ini juga bertujuan untuk
mengidentifikasi, menginventarisasi dan mengevaluasi data-data air (airtanah) di
lapangan, seperti : topografi/geomorfologi (bentang alam), dan mata air yang
berada di daerah tersebut.

1.4 METODA PENYELIDIKAN


Penyelidikan geologi dan hidrogeologi ini dilakukan dua tahap; yang pertama
adalah dengan menelaah data sekunder berupa peta geologi, peta hidrogeologi,
peta rupa bumi dan laporan-laporan hasil penyelidikan terdahulu sebagai acuan
dalam melakukan interpretasi dan analisis kondisi geologi dan hidrogeologi
daerah penyelidikan. Cara yang kedua adalah Pendugaan Geolistrik dengan
metoda resistivity sounding untuk mengetahui lapisan batuan dan lapisan
pembawa air atau lapisan akuifer.

1.5 TAHAPAN PENYELIDIKAN


Penyelidikan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :

1.5.1 Persiapan

2
Laporan Geolistrik

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 UMUM

Untuk penyelidikan l a p i s a n b a t u a n ini banyak cara yang dapat


dilakukan, seperti pemetaan geologi dan penyelidikan geofisika langsung di
lapangan. S alah satu cara penyelidikan langsung di lapangan yang paling
mudah tapi cukup efektif dan murah adalah dengan “Metoda
Geolistrik”, yaitu pendugaan “Tahanan Jenis” batuan di bawah permukaan
tanah dengan alat Resistivity meter.

Penyelidikan geolistrik dilakukan sebagai penelitian pendahuluan untuk


memperoleh informasi d ata d i b awah p ermukaan tanah yang menyang kut
penyebaran lapisan batuan secara vertikal dan kemungkinan keberadaan
struktur geologi dan lain lain. In`formasi yang diperoleh dari penyelidikan
geolistrik ini akan mengetahui lapisan – lapisan batuan dan ketebalannya.
K o n d i s i l a p i s a n – l a p i s a n b a t u a n d i alam adalah sang at sp esifik
dan tid ak menyeb ar merata, hal ini sangat tergantung kepada kondisi
geologi setempat. Untuk mengetahui kondisi lapisan batuan sec ara verti cal
d an h oriz o n tal p erl u d il aku kan penyelidikan geologi bawah
permukaan, yaitu dengan Penyelidikan Geofisika menggunakan Metoda
Geolistrik.

Pendugaan lapisan ataupun struktur geologi bawah permukaan ini


dilakukan dengan mengalirkan arus listrik ke bawah permukaan,
kemudian menganalisa tahan an listrik yang berbeda-beda tergantung dari
jenis dan kualitas batuan, derajat kepadatan dan kondisi kelembaban tanah.
Jadi jika arus listriknya dialirkan di dalam tanah dan gradien tekan an
l istrikn ya d iu ku r d iatas p ermukaan tan ah maka kond isi l ap isan-
lapisan dibawahnya dapat diperkirakan.

1
Laporan Geolistrik

1. Menyiapkan peta-peta geologi, hidrogeologi yang berkaitan dengan


daerah penyelidikan
2. Menyiapkan data sekunder daerah terkait sebagai referensi
3. Menyiapkan peralatan survai yang diperlukan seperti alat geolistrik,
kamera, alat tulis, kompas dan palu geologi.

1.5.2 Survey Pendahuluan

Pada tahap ini melakukan peninjauan lapangan bersama dengan direksi


pekerjaan untuk menentukan areal pekerjaan geolistrik dan melihat
kondisi lapangan disesuaikan dengan peta-peta dan data-data sekunder
yang telah dikumpulkan.

1.5.3 Pekerjaan Lapangan

1. Mengumpulkan data di lokasi survai dan sekitarnya meliputi sarana


dan prasarana yang ada, kondisi sosial, ekonomi serta budaya
penduduk setempat dan lain sebagainya yang berkaitan.
2. Melakukan pengamatan di lokasi survai tersebut dan sekitarnya
meliputi: jenis dan sebaran batuan, kondisi keairan seperti sumur gali,
sungai, dan mataair.
3. Pengamatan topografi/bentang alam, tanah penutup maupun sifat fisik
tanah dan batuannya.
4. Melakukan pendugaan geolistrik di lokasi survai untuk mengetahui
sebaran akuifer dan ketebalannya.

1.5.4 Interpretasi data


Pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap semua data yang telah
diambil dan mulai pemasukan, penghitungan data dan penggambaran
grafik data hasil pengukuran serta dimulainya proses matching curve
dengan kurva baku.

3
Laporan Geolistrik

BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI

II.1 PENCAPAIAN LOKASI

Lokasi pekerjaan inventarisasi ini terletak Jalan Geger kalong hilir, Desa
Ciwaruga, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Lokasi tersebut
dapat dicapai dari pusat kota Bandung kearah barat laut sejauh ± 8 km, akses
jalan untuk menuju lokasi ini kondisinya sangat baik baik.

II.2 KONDISI GEOLOGI

Geologi Daerah Penyelidikan

Geologi daerah Penyelidikan dan sekitarnya ( Peta Geologi lembar


Bandung 9/XIII – F skala 1 : 100.000, oleh Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Geologi, P.H silitonga tahun 2003 ) disusun oleh satuan
batuan baik secara vertikal maupun lateral, terdiri dari :

Tufa dari G. Dano dan Gunung Tangkuban Perahu 0 – 100 m ( Qyd)


terdiri dari : Tufa pasir, lahar lapuk, lapili dan breksi.

Tufa dari G. Tangkuban perahu (Qyt) terdiri dari ; Pasir tufaan, lapili
bom – bom, lava berongga dan kepingan andesit yang bersudut

Hasil Gunungapi Tua tak Teruraikan ( Qvu ) terdiri dari : Breksi


Gunungapi, lahar dan lava berselingan.

II.3 KONDISI HIDROGEOLOGI

Bila dikaitkan dengan geologi regional, maka hidrogeologi atau muka air
tanah di daerah ini berkaitan dengan kondisi batuan yang terbentuk di
sekitar daerah ini. Kondisi hidrogeologi umumnya berkaitan erat dengan
sistem akuifer tertentu.

4
Laporan Geolistrik

Hasil pengamatan hidrogeologi setempat, tampak jenis batuan yang dapat


bertindak sebagai akuifer (lapisan pembawa air) yang produktif terutama
dari lapisan pasir tufaan.

Air tanah pada lapisan tersebut mengalir melalui ruang antar butir batuan
batuan dengan tingkat kelulusan sedang - tinggi.

Potensi air tanah dilokasi penyelidikan berdasarkan peta Hidrogeologi


lembar Bandung, berada pada zona akuifer produktif sedang dan luas
sebarannya ( Gbr.2 hal.7 )

5
Laporan Geolistrik

6
Laporan Geolistrik

7
Laporan Geolistrik

8
Laporan Geolistrik

BAB III
PELAKSANAAN INVENTARISASI
DAN PEMETAAN

Urut-urutan kegiatan pelaksanaan penyelidikan geolistrik secara teknis secara


garis besar dapat dipisahkan dalam 3 (tiga) Tahapan yang meliputi :

III.1 Kegiatan Persiapan

Kegiatan persiapan pada dasarnya adalah kegiatan awal sebelum tim memulai
kegiatan, yaitu meliputi :

a. Melakukan Penyusunan Tim dan Membuat Jadual Pelaksanaan


Pekerjaan
Penyusunan Tim didasarkan pada persyaratan dalam Kerangka Acuan Kerja ,
yaitu meliputi kualifikasi dan jumlah tenaga setelah tim terbentuk, maka
selanjutnya adalah menyusun jadual pelaksanaan pekerjaan, dengan
mendasarkan kepada alokasi waktu yang telah ditentukan, baik global
maupun masing-masing tenaga ahli sesuai dengan sistematika keterpaduan
dalam pelaksanaan pekerjaan studi.

b. Pengumpulan Data

Untuk keperluan pekerjaan ini diperlukan data-data penunjang yaitu peta


rupa bumi, peta geologi, peta hidrogeologi dan informasi kondisi masyarakat
sekitar lokasi penyelidikan.

III.2 Kegiatan Survey Lapangan

Pelaksanaan Pekerjaan
Sesuai dengan Kerangka Acuan, dan berdasarkan penjelasan pekerjaan
maupun hasil pembahasan kami, maka pekerjaan yang akan dilakukan adalah
meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
- Pekerjaan Pendahuluan berupa survey lapangan
Melakukan peninjauan lapangan bersama direksi pekerjaan, diskusi
dilapangan untuk rencana kerja dan teknis pelaksanaan sehingga
didapatkan lokasi yang harus diukur tahanan jenisnya sesuai dengan
kondisi geologi daerah tersebut.

9
Laporan Geolistrik

- Pekerjaan Penentuan titik penyelidikan

Dilakukan bersama direksi pekerjaan disesuaikan dengan data-data


sekunder yang telah terkumpul, sehingga didapatkan lajur titik
pengukuran geolistrik
- Pekerjaan Penggambaran peta lokasi titik duga
Melakukan penggambaran dan sketsa lokasi titik-titik pengukuran
geolistrik untuk pembuatan peta resistivity.
- Pengukuran titik duga
Melakukan pengukuran geolistrik pada titik duga yang telah
ditentukan bersama direksi dan mencatat hasilnya dalam kolom tabel
yang telah disiapkan.
- Inventarisasi dan pemetaan air bawah tanah
Melihat dan menginventarisasi air bawah permukaan yang ada di
lokasi pekerjaan seperti sumur penduduk dan mata air.

Penentuan Lokasi titik sounding


Lokasi titik sounding yang tepat tertera pada peta lokasi yang mana titik
tersebut disesuaikan dengan keadaan lapangan sebenarnya. Penentuan lokasi
titik duga berdasarkan hasil diskusi dan persetujuan dengan pihak direksi
pekerjaan.
Pengukuran titik duga
Dalam pelaksanaan pengukuran pendugaan titik sounding mempergunakan
Metoda Resistivity yaitu:
Memakai system schlumberger dan setengah rintangan dimana metode
resistivity system schlumberger setengah rintangan pembuatan lintasan
sounding dibuat sejajar dengan jurus ( Strike ) lapisan batuan, atau bila
keadaan topografi bergelombang maka lintasan – lintasan dilaksanakan tegak
lurus terhadap kemiringan maksimum lereng tanah guna mendapatkan garis
sounding yang tetap datar.
Konfigurasi elektroda schlumberger mempergunakan interval pengukuran
tertentu dengan persyaratan seperti dibawah ini:
1.Jarak AB/2 harus tidak boleh kurang dari 3 kali MN/2
2.Jarak arus elektroda dibuat konstant dalam sekali pembacaan walaupun
elektroda potensial berubah.
Pembacaan dilakukan hingga mencapai setengah elektroda = 150 meter.
sounding tidak boleh dilakukan dekat benda – benda logam apalagi dibawah
transmisi yang bervoltase tinggi.

10
Laporan Geolistrik

Alat ukur dari logam tidak boleh dipakai dalam pengukuran jarak dan jika
harus mempergunakan arus bolak – balik ( A/C ) maka perlu diperhatikan
pengaruh induksinya hilang, untuk itu perlu diperhatikan berupa :
1. Menjaga kabel-kabel potensial
2. Jarak kabel arus minimum 3 meter dari elektroda
3. Pembacaan pada tempat terbuka bebas hambatan.

Cara Kerja
 Arus searah dialirkan pada elektroda arus A dan B sehingga beda

potensialnya dapat diukur dari elektroda M dan N.


 Jarak A dan B terhadap titik pusat sounding disebut sebagai AB/Z dan
jarak M dan N terhadap titik pusat sounding disebut sebagai MN/ 2.
 Pembacaan alat dilakukan setiap pemindahan elektroda AB sejauh titik
pusat sounding.
 Elektroda M dan N baru dipindahkan menjadi MN/2 menjauh titik pusat
apabila perubahan pada alat tersebut terlalu kecil.
 Pemindahan elektroda M & N tidak boleh lebih besar dari elektroda A & B.
 Untuk menghitung tahanan jenis semu untuk masing-masing jarak AB
tersebut digunakan rumus :
 a =  . [ ( AB) 2 - (MN) 2 ] x R
4 x MN
 Harga a untuk tiap-tiap jarak AB/2 yang didapatkan dari perhitungan
kemudian diplotkan pada grafik log ganda antara a dan AB/2.

11
Laporan Geolistrik

Dalam penyelidikan geolistrik ini telah digunakan susunan elektroda dengan


menggunakan susunan aturan Schlumberger dimana kedua elektroda
potensial MN selalu ditempatkan diantara 2 buah elektroda arus

Dengan mempergunakan bantuan air pada sekeliling elektroda dapat


memperlancar arus yang masuk.

Lokasi titik sounding diplotkan pada peta topografi dengan keterangan


lengkap dengan memakai ukuran dan patokan yang tetap dan pasti dan dapat
menjadi pedoman dalam jangka waktu yang relatif lama guna mempermudah
dalam pencarian kembali.

Pada daerah titik dekat dengan titik sounding harus diplot pengukuran
ketinggian muka air sumur penduduk setempat.

III.3 Analisa Teknis


Pelaksanaan Pekerjaan Evaluasi Data
Pengolahan data yang didapat di lapangan yang berhubungan dengan
kemungkinan adanya penyebaran lapisan pembawa air bawah permukaan
tanah dengan mendapatkan data dan percobaan sebanyak – banyaknya.

1. Penetapan luas daerah penyelidikan


2. Penetapan jarak titik penyelidikan
3. Evaluasi data hasil penyelidikan

Pengukuran pertama kali dilakukan pada lokasi yang telah diketahui kondisi
geologinya. Data yang diperoleh langsung diplot di kertas logaritma ganda
pada saat pengukuran di lapangan sehingga kememungkinan terjadi
kesalahan dalam pengukuran dapat dikontrol secara langsung.

Data lapangan hasil pengukuran kemudian dianalisa di komputer dengan


menggunakan program IPI2. Hasil analisa akan menunjukkan jumlah,
ketebalan dan tahan jenis lapisan batuan sehingga dapat diketahui kondisi
geologi bawah permukaan dan keberadaan lapisan akuifernya.

12
Laporan Geolistrik

Informasi mengenai keberadaan lapisan akuifer yang diperoleh dari hasil


analisa tersebut disajikan dalam bentuk Penampang tegak Tahanan Jenis .
Interpretasi dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Interpretasi secara kualitatif dilakukan dengan melihat kontur, peta sama


Isoresistivity, peta sama tahanan jenis akuifer, peta sama ketebalan dan peta
sama kedalaman, dari peta-peta tersebut di atas dapat diperkirakan luas
penyebaran lapisa akuifer secara horisontal.

Interpretasi secara kuantitatif dilakukan dengan pembuatan model-model


lapisan tahanan jenis di komputer dengan memperggunakan program IPI 2
WIN. Prinsip kerja program ini sama dengan penafsiran secara manual
dengan cara curve matching di mana kurva-kurva lapisan tahanan jenis yang
dihitung disesuaikan kurva-kurva tahanan jenis hasil pengukuran di
lapangan. Hasil penafsiran dianggap baik apabila penyimpangan rata-rata
(roof mean error-rms) lebih kecil dari 10 persen. Titik pengukuran dibuat
dengan mengkorelasikannya dengan data geologi dan geohidrologi air tanah di
daerah penelitian yang telah diketahui kondisinya. Dari penampang geolistrik
dapat diketahui penyebaran lapisan akuifer secara vertikal dan ketebalannya.

13
Laporan Geolistrik

BAB IV
PEMBAHASAN

IV.1 AIR BAWAH TANAH


Pengukuran tahanan jenis (geolistrik) yang dilakukan di lokasi penyelidikan
untuk mengetahui jenis batuan dan mengetahui keberadaan lapisan akuifer.

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keadaan lapisan batuan


dibawah tanah secara tegak maupun mendatar dilakukan interpretasi/penafsiran
kondisi litologi dan hidrogeologi di daerah tersebut berdasarkan nilai tahanan
jenis batuannya.

Dari hasil pengukuran tahanan jenis (geolistrik) di lapangan, data diolah dengan
program komputer untuk mengetahui sebaran lapisan batuan baik secara vertikal
(tegak) maupun horisontal (mendatar) dan kemudian dibuat penampang tahanan
jenis secara tegak ( Gambar 4.) dan penampang mendatar ( Gambar 5 )

Interpretasi dan analisis yang didapat menunjukkan bahwa kondisi litologi dan
hidrogeologi di daerah penyelidikan mempunyai nilai tahanan jenis antara 2.42 –
46.4 Ohm-meter. Dari kisaran harga tahanan jenis tersebut secara umum dapat
dikelompokan dengan berdasarkan Tabel Korelasi tahanan jenis batuan dam
perbedaan kontras harga tahanan jenisnya, yaitu :

TABEL KORELASI TAHAN JENIS BATUAN

Sumber : Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan

14
Laporan Geolistrik

Interpretasi kondisi geologi dan hidrogeologi berdasarkan data Tahanan


Jenis di lokasi penyelidikan

TAHANAN PERKIRAAN
JENIS Litologi Hidrogeologi
< 15.7 m Tufa, tufa lempungan Diduga lapisan kedap air
15.7 – 46.4 m Pasir tufaan dan pecahan Diduga lapisan akuifer
pecahan batuan terutama dari lapisan pasir
tufaan
Sumber : Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diinterpretasikan bahwa Akuifer


(lapisan pembawa air) untuk masing – masing titik duga adalah sebagai berikut :

Titik duga GL.1 GL.2 GL.3


2.76 – 8.54 3.93 – 12.7 3.81 – 12.9
Kedalaman (m) 16.5 – 56.5 26.8 – 62.4 22.9 – 60

98.1 – 150 102 – 150 102 – 150

Titik duga GL.4 GL.5 GL.6


2.47 – 14.3 3.13 – 10.8 2.2 – 7.02
Kedalaman (m) 34.6 – 62.4 17.4 – 57.6 14.8 – 61.1

102 – 150 96.1 – 150 104 – 150

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keadaan lapisan batuan


dibawah tanah secara vertikal, maka dapat dibuat gambar penampang tegak
tahanan jenis masing-masing titik duga geolistrik.

15
Laporan Geolistrik

GL.1 GL.2 GL.3 GL.4 GL.5 GL.6


0 31. 3 28. 4 28. 9
0
35. 6 62 71. 4
11. 9 10. 8 8. 39

17 40. 4 46. 4
36. 2
35. 9 27. 8

2. 78
10 10
2. 74 5. 99

3. 5 2. 89
5. 02

20 20
16

16 15. 7 24. 7

30 30
30. 3

26. 2
40 40

50 50

60 60

2. 95 2. 42 7. 74 6. 49 3. 58
4. 21

70 70

80 80

90 90

23. 3
10 0 10 0

17. 4

28. 9 32. 6
25. 7 22

110 110

12 0 12 0

13 0 13 0

14 0 14 0

15 0 15 0

Ket er ang an :

T a na h P e nut up

T uf a , t uf a le m punga n ( 2 .4 2 - 7 .7 4 o hm - m e t e r ) diduga la pis a n k e da p a ir

P a s ir t uf a a n da n pe c a ha n - pe c a ha n ba t ua n ( 15 .7 - 4 6 .4 O hm - M e t e r ) diduga la pis a n a k uif e r

GAMBAR 4 PENAMPANG TEGAK TAHANAN JENIS

16
Laporan Geolistrik

Tabel Hasil penafsiran dan korelasi antara Geologi, Hidrogeologi dan Pendugaan geolistrik

Hasil penafsiran Perkiraan Ketebalan


Titik duga Lapisan Kedalaman Resistivity Litologi Hidrogeologi ( meter )
( meter ) ( Ohm - meter )
GL.1 1 0.00 - 2.76 35.6 Tanah penutup 2.76
2 2.76 - 8.54 17 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer 5.78
3 8.54 - 16.5 2.74 Tufa, tufa lempungan 7.98
4 16.5 - 56.5 16 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer 40
5 56.5 - 98.1 2.95 Tufa, tufa lempungan 41.5
6 > 98.1 17.4 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer ?
GL.2 1 0.00 - 3.93 62 Tanah penutup 3.93
2 3.93 - 12.7 36.2 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer 8.73
3 12.7 - 26.8 3.5 Tufa, tufa lempungan 14.1
4 26.8 - 62.4 30.3 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer 35.6
5 62.4 - 102 4.21 Tufa, tufa lempungan 39.6
- 6 > 102 28.9 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer ?
GL.3 1 0.00 - 3.81 71.4 Tanah penutup 3.81
2 3.81 - 12.9 35.9 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer 9.11
3 12.9 - 22.9 2.89 Tufa, tufa lempungan 9.94
4 22.9 - 60 16 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer 37.1
5 60 - 102 2.42 Tufa, tufa lempungan 42
6 > 102 32.6 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer ?
GL.4 1 0.00 - 0.87 31.3 Tanah penutup 0.87
2 0.87 - 2.47 11.9 Tanah penutup 1.59
3 2.47 - 14.3 40.4 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer 11.8
4 14.3 - 34.6 5.02 Tufa, tufa lempungan 20.3
5 34.6 - 62.4 26.2 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer 27.8
6 62.4 - 102 7.74 Tufa, tufa lempungan 39.6
7 > 102 25.7 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer ?
GL.5 1 0.00 - 2.24 28.4 Tanah penutup 2.24
2 2.24 - 3.13 10.8 Tanah penutup 0.89
3 3.13 - 10.8 27.8 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer 7.69
4 10.8 - 17.4 5.99 Tufa, tufa lempungan 6.53
5 17.4 - 57.6 15.7 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer 40.3
6 57.6 - 96.1 6.49 Tufa, tufa lempungan 38.5
7 > 96.1 23.3 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer ?
GL.6 1 0.00 - 1.18 28.9 Tanah penutup 1.18
2 1.18 - 2.2 8.39 Tanah penutup 1.02
3 2.2 - 7.02 46.4 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer 4.82
4 7.02 - 14.8 2.78 Tufa, tufa lempungan 7.81
5 14.8 - 61.1 24.7 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer 46.3
6 61.1 - 104 3.58 Tufa, tufa lempungan 42.9
7 > 104 22 Pasir tufaan dan pecahan batuan Diduga akuifer ?

17
Laporan Geolistrik

IV.2 PENAMPANG TAHANAN JENIS ARAH A - B

Penampang ini terdiri dari titik duga GL.4 dan GL.5 membentang dari arah barat
kearah timur , sehingga dapat diketahui lapisannya, yaitu :

Lapisan 1 :
Merupakan lapisan tanah penutup dengan tahanan jenis antara 11.9 – 31.3
ohm – meter, ketebalannya antara 2.47 – 3.13 meter.

Lapisan 2 :
Bertahanan jenis antara 27.8 – 40.4 ohm – meter diperkirakan merupakan
lapisan pasir tufaan dan kepingan kepingan batuan, ketebalanya antara 7.69 –
11.8 meter, lapisan ini diperkirakan merupakan akuifer bebas.

Lapisan 3 :
Ditemukan lapisan tufa, tufa lempungan yang diperkirakan lapisan kedap air,
nilai tahanan jenisnya antara 5.02 – 5.99 ohm – meter dengan ketebalan antara
6.53 – 20.3 meter.

Lapisan 4 :
Kembali ditemukan lapisan pasir tufaan dan kepingan – kepingan batuan dengan
ketebalan antara 27.8 – 40.3 meter, nilai tahanan jenisnya antara 15.7 – 24.7 ohm
– meter, lapisan ini diperkirakan merupakan akuifer semi tertekan.

Lapisan 5 :
Bertahanan jenis antara 6.49 – 7.74 ohm – meter diperkirakan merupakan
lapisan tufa, tufa lempungan yang kedap air, ketebalannya antara 38.5 – 39.6
meter.

Lapisan 6:
Mengalasi lapisan batuan diatasnya merupakan lapisan akuifer tertekan berupa
lapisan pasir tufaan dan kepingan – kepingan batuan dengan nilai tahanan jenis
antara 23.3 – 25.7 ohm – meter.

18
Laporan Geolistrik

19
Laporan Geolistrik

IV.3 PENAMPANG TAHANAN JENIS ARAH C - D

Penampang ini terdiri dari titik duga GL.2 dan GL.1 membentang dari arah barat
kearah timur , sehingga dapat diketahui lapisannya, yaitu :

Lapisan 1 :
Merupakan lapisan tanah penutup dengan tahanan jenis antara 35.6 - 62 ohm
– meter, ketebalannya antara 2.76 – 3.93 meter.

Lapisan 2 :
Bertahanan jenis antara 17 – 36.2 ohm – meter diperkirakan merupakan lapisan
pasir tufaan dan kepingan kepingan batuan, ketebalanya antara 5.78 – 8.73
meter, lapisan ini diperkirakan merupakan akuifer bebas.

Lapisan 3 :
Ditemukan lapisan tufa, tufa lempungan yang diperkirakan lapisan kedap air,
nilai tahanan jenisnya antara 2.74 – 3.5 ohm – meter dengan ketebalan antara
7.98 – 14.1 meter.

Lapisan 4 :
Kembali ditemukan lapisan pasir tufaan dan kepingan – kepingan batuan dengan
ketebalan antara 35.6 - 40 meter, nilai tahanan jenisnya 16 ohm – meter, lapisan
ini diperkirakan merupakan akuifer semi tertekan.

Lapisan 5 :
Bertahanan jenis antara 2.95 – 4.21 ohm – meter diperkirakan merupakan
lapisan tufa, tufa lempungan yang kedap air, ketebalannya antara 39.6 – 41.5
meter.

Lapisan 6:
Mengalasi lapisan batuan diatasnya merupakan lapisan akuifer tertekan berupa
lapisan pasir tufaan dan kepingan – kepingan batuan dengan nilai tahanan jenis
antara 17.4 – 28.9 ohm – meter.

20
Laporan Geolistrik

21
Laporan Geolistrik

IV.4 PENAMPANG TAHANAN JENIS ARAH E - F

Penampang ini terdiri dari titik duga GL.4, GL.3 dan GL.2 membentang dari arah
utara ke selatan , sehingga dapat diketahui lapisannya, yaitu :

Lapisan 1 :
Merupakan lapisan tanah penutup dengan tahanan jenis antara 11.9 – 71.4
ohm – meter, ketebalannya antara 2.47 – 3.93 meter.

Lapisan 2 :
Bertahanan jenis antara 36.2 – 40.4 ohm – meter diperkirakan merupakan
lapisan pasir tufaan dan kepingan kepingan batuan, ketebalanya antara 8.73 –
11.8 meter, lapisan ini diperkirakan merupakan akuifer bebas.

Lapisan 3 :
Ditemukan lapisan tufa, tufa lempungan yang diperkirakan lapisan kedap air,
nilai tahanan jenisnya antara 2.89 – 5.02 ohm – meter dengan ketebalan antara
9.94 – 20.3 meter.

Lapisan 4 :
Kembali ditemukan lapisan pasir tufaan dan kepingan – kepingan batuan dengan
ketebalan antara 27.8 – 37.1 meter, nilai tahanan jenisnya antara 16 – 30.3 ohm –
meter, lapisan ini diperkirakan merupakan akuifer semi tertekan.

Lapisan 5 :
Bertahanan jenis antara 2.42 – 7.74 ohm – meter diperkirakan merupakan
lapisan tufa, tufa lempungan yang kedap air, ketebalannya antara 39.6 - 42 meter.

Lapisan 6:
Mengalasi lapisan batuan diatasnya merupakan lapisan akuifer tertekan berupa
lapisan pasir tufaan dan kepingan – kepingan batuan dengan nilai tahanan jenis
antara 25.7 – 32.6 ohm – meter.

22
Laporan Geolistrik

23
Laporan Geolistrik

IV.5 PENAMPANG TAHANAN JENIS ARAH G - H

Penampang ini terdiri dari titik duga GL.5, GL.6 dan GL.1 membentang dari arah
utara ke selatan , sehingga dapat diketahui lapisannya, yaitu :

Lapisan 1 :
Merupakan lapisan tanah penutup dengan tahanan jenis antara 8.39 – 35.6
ohm – meter, ketebalannya antara 2.2 – 3.13 meter.

Lapisan 2 :
Bertahanan jenis antara 17 – 46.4 ohm – meter diperkirakan merupakan lapisan
pasir tufaan dan kepingan kepingan batuan, ketebalanya antara 4.82 – 7.69
meter, lapisan ini diperkirakan merupakan akuifer bebas

Lapisan 3 :
Ditemukan lapisan tufa, tufa lempungan yang diperkirakan lapisan kedap air,
nilai tahanan jenisnya antara 2.74 – 5.99 ohm – meter dengan ketebalan antara
6.53 – 7.98 meter.

Lapisan 4 :
Kembali ditemukan lapisan pasir tufaan dan kepingan – kepingan batuan dengan
ketebalan antara 40 – 46.3 meter, nilai tahanan jenisnya antara 15.7 – 24.7 ohm
– meter, lapisan ini diperkirakan merupakan akuifer semi tertekan.

Lapisan 5 :
Bertahanan jenis antara 2.95 – 6.49 ohm – meter diperkirakan merupakan
lapisan tufa, tufa lempungan yang kedap air, ketebalannya antara 38.5 – 42.9
meter.

Lapisan 6:
Mengalasi lapisan batuan diatasnya merupakan lapisan akuifer tertekan berupa
lapisan pasir tufaan dan kepingan – kepingan batuan dengan nilai tahanan jenis
antara 17.4 – 23.3 ohm – meter.

24
Laporan Geolistrik

25
Laporan Geolistrik

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Pendugaan geolistrik telah dapat memberikan gambaran tentang keadaan


lapisan batuan baik vertikal maupun lateral.

2. Lapisan tanah penutup dan lapisan batuan yang ditemukan dilokasi


penyelidikan adalah :

a. Tanah penutup bertahanan jenis antara 8.39 – 71.4 ohm – meter

b. Tufa, tufa lempungan bertahanan jenis antara 2.42 – 7.74 ohm – meter

c. Pasir tufaan dan kepingan – kepingan batuan bertahanan jenis antara 15.7

– 46.4 ohm - meter

3. Lapisan batuan yang dapat bertidak sebagai lapisan akuifer diperkirakan dari
lapisan pasir tufaan yang bertahanan jenis antara 15.7 – 46.4 ohm – meter.

4. Akuifer untuk masing masing titik duga adalah :

Titik duga GL.1 GL.2 GL.3


2.76 – 8.54 3.93 – 12.7 3.81 – 12.9
Kedalaman (m) 16.5 – 56.5 26.8 – 62.4 22.9 – 60

98.1 – 150 102 – 150 102 – 150

Titik duga GL.4 GL.5 GL.6


2.47 – 14.3 3.13 – 10.8 2.2 – 7.02
Kedalaman (m) 34.6 – 62.4 17.4 – 57.6 14.8 – 61.1

102 – 150 96.1 – 150 104 – 150

26
Laporan Geolistrik

 Akuifer pada kedalaman 2.2 – 14.3 meter merupakan akuifer bebas,


keberadaan akuifer ini sangat dipengaruhi oleh iklim/cuaca daerah
setempat.

 Akuifer pada kedalaman 14.8 – 62.4 meter merupakan akuifer semi


tertekan, keberadaan akuifer ini relative masih terpengaruh iklim/cuaca
setempat.

 Akuiferpada kedalaman 96.1 – 150 meter merupakan akuifer tertekan,


keberadaan akuifer ini relative tidak terpengaruh iklim/musim setempat.

5. Lokasi penyelidikan menurut peta Hidrogeologi lembar Bandung yang


dikeluarkan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan berada pada zona
akuifer produktif sedang dan penyebaran yang luas.

V.2 SARAN-SARAN
1. Untuk mengetahui secara pasti jenis batuan dan keberadaan lapisan batuan
yang dapat bertindak sebagai lapisan akuifer, disarankan dibuat sumur
ekplorasi/sumur uji dengan kedalaman ± 150 meter.

2. Letak titik pemboran dapat disesuaikan dengan kondisi di daerah


penyelidikan.

3. Setelah pembuatan lubang sumur bor selesai disarankan dilaksanakan


pengukuran Ellektric Well Logging, pengukuran ini dilakukan untuk
mengetahui keberadaan akuifer secara lebih teliti, sehingga dalam
pemasangan saringan ( akuifer yang akan disadap ) dapat ditempatkan pada
akuifer yang paling baik.

27
Laporan Geolistrik

DAFTAR PUSTAKA

1. Edwards, L.S. ( 1997 ) A Modified Pseudosection for resistivity and


IP.geophysic,vol 42.
2. Koefoed, O ( 1979 ), Geosounding principles 1, ESPC- Amsterdam, Oxford,
New York.
3. Loke, M.H ( 1997 ) A Combined and gauss – Newton and quasi – Newton
inversion method for the interpretation of apperent resistivity
pseudosection, Penang, Malaysia.
4. Reynolds, J.M ( 1997 )an intrudiction to applied and nvironmental
geophysic , John welly and Sons. New York.
5. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, P.H. Silitonga ( 2003 ) Peta
Geologi Lembar Bandung – Jawa.
6. Direktorat Geologi Tata Lingkungan Bandung, Soetrisno S ( 1983 ) Peta
Hidrogeologi lembar V- Bandung.

28
Laporan Geolistrik

DAPTAR ISI

HALAMAN

BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 UMUM 1
1.2 LOKASI PROYEK DAN WAKTU PENYELIDIKAN 2
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN 2
1.4 METODAPENYELIDIKAN 2
1.5 TAHAPAN PENYELIDIKAN 2
BAB II 4
GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI 4
II.1 PENCAPAIAN LOKASI 4
II.2 KONDISI GEOLOGI 4
II.3 KONDISI HIDROGEOLOGI 4
BAB III 9
PELAKSANAAN INVENTARISASI DATA 9
III.1 KEGIATAN PERSIAPAN 9
III.2 KEGIATAN SURVEY LAPANGAN 9
III.3 ANALISA TEKNIS 12
BAB IV 14
PEMBAHASAN 14
IV.1 AIR BAWAH TANAH 14
IV.2 PENAMPANG TAHANAN JENIS ARAH A – B 18
IV.3 PENAMPANG TAHANAN JENIS ARAH C - D 20
IV.4 PENAMPANG TAHANAN JENIS ARAH E - F 22
IV. 5 PENAMPANG TAHANAN JENIS ARAH G - H 24
BAB V 26
KESIMPULAN DAN SARAN – SARAN 26
V.1 KESIMPULAN 26
V.2 SARAN – SARAN 27

DAPTAR PUSTAKA
Laporan Geolistrik

DAPTAR GAMBAR
GAMBAR 1 AREAL LOKASI PENGUKURAN GEOLISTRIK 6
GAMBAR 2 PETA GEOLOGI REGIONAL KOTA BANDUNG, PROVINSI
JAWA BARAT DAN SEKITARNYA 7
GAMBAR 3 PETA HIDROGEOLOGI REGIONAL KOTA BANDUNG
PROVINSI JAWA BARAT DAN SEKITARNYA 8
GAMBAR 4 PENAMPANG TEGAK TAHANAN JENIS 16
GAMBAR 5.1 PENAMPANG MENDATAR TAHANAN JENIS ARAH A – B 19
GAMBAR 5.2 PENAMPANG MENDATAR TAHANAN JENIS ARAH C - D 21
GAMBAR 5.3 PENAMPANG MENDATAR TAHANAN JENIS ARAH E - F 23
GAMBAR 5.4 PENAMPANG MENDATAR TAHANAN JENIS ARAH G - H 25

DAPTAR TABEL
Tabel 1. hasil penaf siran dan korelasi antara Geologi, Hidrogeologi
dan Pendugaan geolistrik 17

LAMPIRAN
Lampiran I. Hasil Interpretasi Komputer
Lampiran II Koordinat Titik duga Geolistrik
Lampiran III Data Lapangan
Lampiran IV. Foto pengambilan data dilokasi penyelidikan
Laporan Geolistrik

Lampiran I
Hasil Interpretasi Komputer
Laporan Geolistrik

PENDUGAAN GEOLISTRIK DI LOKASI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


JALAN GEGER KALONG HILIR, DESA CIWARUGA
KECAMATAN PARONGPONG, KABUPATEN BANDUNG BARAT

No. Titik Duga : GL.1

rms error : 5.75%

PENDUGAAN GEOLISTRIK DI LOKASI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


JALAN GEGER KALONG HILIR, DESA CIWARUGA
KECAMATAN PARONGPONG, KABUPATEN BANDUNG BARAT

No. Titik Duga : GL.2

rms error : 4.57%


Laporan Geolistrik

PENDUGAAN GEOLISTRIK DI LOKASI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


JALAN GEGER KALONG HILIR, DESA CIWARUGA
KECAMATAN PARONGPONG, KABUPATEN BANDUNG BARAT

No. Titik Duga : GL.3

rms error : 4.28%

PENDUGAAN GEOLISTRIK DI LOKASI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


JALAN GEGER KALONG HILIR, DESA CIWARUGA
KECAMATAN PARONGPONG, KABUPATEN BANDUNG BARAT

No. Titik Duga : GL.4

rms error : 3.64%


Laporan Geolistrik

PENDUGAAN GEOLISTRIK DI LOKASI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


JALAN GEGER KALONG HILIR, DESA CIWARUGA
KECAMATAN PARONGPONG, KABUPATEN BANDUNG BARAT

No. Titik Duga : GL.5

rms error : 5.09%

PENDUGAAN GEOLISTRIK DI LOKASI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


JALAN GEGER KALONG HILIR, DESA CIWARUGA
KECAMATAN PARONGPONG, KABUPATEN BANDUNG BARAT

No. Titik Duga : GL.6

rms error : 5.33%


Laporan Geolistrik

Lampiran II
Koordinat Titik duga Geolistrik
Laporan Geolistrik

NO TITIK DUGA EASTING NORTHING ELEVASI

1 GL.1 784393 mE 9239518 mS 847 mdpl

2 GL.2 784305 mE 9239527 mS 846 mdpl

3 GL.3 784324 mE 9239637 mS 852 mdpl

4 GL.4 784328 mE 9239764 mS 854 mdpl

5 GL.5 784405 mE 9239774 mS 855 mdpl

6 GL.6 784404 mE 9239644 mS 853 mdpl


Laporan Geolistrik

Lampiran III
Data Lapangan
Laporan Geolistrik

HASIL PENGAMATAN GEOLISTRIK

Lokasi : POLITEKNIOK NEGERI BANDUNG No. Titik Duga : GL.1


Desa Ciwaruga, Kecamatan Parongpong
Kabupaten Bandung Barat

Tanggal : 20 Nopember 2018

AB/2 MN/2 I V Rho-a MN/2 I V Rho-a


K K
(m) (m) (mA) (mV) (Ohm-m) (m) (mA) (mV) (Ohm-m)

1.5 6.28 0.5 170.0 963.69 35.6 . . .

2.5 18.9 0.5 162.0 308.57 36.0


4 49.5 0.5 135.0 82.36 30.2
6 112 0.5 177.0 41.41 26.2

8 200 0.5 1469.0 156.45 21.3


10 313 0.5 153.0 9.04 18.5
12 452 0.5 165.0 5.29 14.5
15 706 0.5 127.0 2.16 12.0 62.8 5 127.0 20.22 10.0

20 1260 0.5 118 5 64.0 5.15 9.5


25 1960 0.5 189 5 61.0 2.90 9.0
30 3830 0.5 275 5 191.0 5.90 8.5
40 5030 0.5 495 5 248.0 4.51 9.0

50 377 10 295.0 9.39 12.0 778 5 258.0 3.15 9.5


60 550 10 254.0 5.31 11.5 1120 5
75 868 10 170.0 1.86 9.5 1759 25
100 1550 10 240.0 1.39 9.0 589 25 244.0 3.52 8.5

125 2440 10 943 25 217.0 1.84 8.0


150 3520 10 1375 25 289.0 1.72 8.2
175 885 50 1886 25 211.0 1.01 9.0

200 1180 50 2475 25 178.0 0.72 10.0

250 1890 50 3889 25


300 2750 50 5620 25
Laporan Geolistrik

HASIL PENGAMATAN GEOLISTRIK

Lokasi : POLITEKNIOK NEGERI BANDUNG No. Titik Duga : GL.2


Desa Ciwaruga, Kecamatan Parongpong
Kabupaten Bandung Barat

Tanggal : 20 Nopember 2018

AB/2 K MN/2 I V Rho-a K MN/2 I V Rho-a


(m) (m) (mA) (mV) (Ohm-m) (m) (mA) (mV) (Ohm-m)

1.5 6.28 0.5 94.5 934.47 62.1 . . .


2.5 18.9 0.5 78.0 247.62 60.0
4 49.5 0.5 65.0 78.79 60.0
6 112 0.5 98.0 48.65 55.6

8 200 0.5 96.0 25.01 52.1


10 313 0.5 28.0 4.12 46.0
12 452 0.5 77.0 7.26 42.6
15 706 0.5 32.0 1.57 34.6 62.8 5 32.0 16.92 33.2
20 1260 0.5 118 5 105.0 22.25 25.0

25 1960 0.5 189 5 57.0 5.61 18.6


30 3830 0.5 275 5 34.0 1.74 14.1
40 5030 0.5 495 5 65.0 1.35 10.3
50 377 10 169.0 5.38 12.0 778 5 168.0 2.05 9.5

60 550 10 189.0 4.12 12.0 1120 5


75 868 10 173.0 2.71 13.6 1759 25
100 1550 10 173.0 1.67 15.0 589 25
125 2440 10 80.0 0.44 13.5 943 25
150 3520 10 314.0 1.20 13.5 1375 25 314.0 2.74 12.0

175 885 50 1886 25 325.0 2.33 13.5


200 1180 50 2475 25 245.0 1.58 16.0
250 1890 50 3889 25
300 2750 50 5620 25
Laporan Geolistrik

HASIL PENGAMATAN GEOLISTRIK

Lokasi : POLITEKNIOK NEGERI BANDUNG No. Titik Duga : GL.3

Desa Ciwaruga, Kecamatan Parongpong

Kabupaten Bandung Barat

Tanggal : 20 Nopember 2018

AB/2 K MN/2 I V Rho-a K MN/2 I V Rho-a


(m) (m) (mA) (mV) (Ohm-m) (m) (mA) (mV) (Ohm-m)

1.5 6.28 0.5 97.0 864.97 56.0 . . .

2.5 18.9 0.5 58.0 166.94 54.4

4 49.5 0.5 49.0 55.53 56.1

6 112 0.5 73.0 27.51 42.2

8 200 0.5 111.0 24.70 44.5


10 313 0.5 75.0 9.00 37.6

12 452 0.5 67.0 4.89 33.0

15 706 0.5 45.0 1.60 25.1 62.8 5 45.0 26.80 37.4

20 1260 0.5 118 5 101.0 27.48 32.1

25 1960 0.5 189 5 68.0 5.97 16.6

30 3830 0.5 275 5 97.0 5.19 14.7

40 5030 0.5 495 5 122.0 2.49 10.1

50 377 10 175.0 4.97 10.7 778 5 171.0 1.80 8.2

60 550 10 148.0 2.58 9.6 1120 5

75 868 10 1252.0 11.25 7.8 1759 25

100 1550 10 271.0 1.21 6.9 589 25 275.0 4.16 8.9

125 2440 10 943 25 193.0 1.60 7.8

150 3520 10 1375 25 205.0 1.19 8.0

175 885 50 1886 25 226.0 1.20 10.0

200 1180 50 2475 25 199.0 1.20 14.9

250 1890 50 3889 25


300 2750 50 5620 25
Laporan Geolistrik

HASIL PENGAMATAN GEOLISTRIK

Lokasi : POLITEKNIOK NEGERI BANDUNG No. Titik Duga : GL.4

Desa Ciwaruga, Kecamatan Parongpong

Kabupaten Bandung Barat

Tanggal : 20 Nopember 2018

AB/2 MN/2 I V Rho-a MN/2 I V Rho-a


K K
(m) (m) (mA) (mV) (Ohm-m) (m) (mA) (mV) (Ohm-m)

1.5 6.28 0.5 93.0 386.51 26.1 . . .


2.5 18.9 0.5 87.0 92.98 20.2

4 49.5 0.5 108.0 43.85 20.1

6 112 0.5 120.0 18.32 17.1

8 200 0.5 102.0 12.70 24.9


10 313 0.5 121.0 10.40 26.9

12 452 0.5 122.0 6.61 24.5


15 706 0.5 120.0 3.60 21.2 62.8 5 121.0 54.91 28.5

20 1260 0.5 118 5 104.0 23.62 26.8

25 1960 0.5 189 5 152.0 16.25 20.2

30 3830 0.5 275 5 81.0 3.59 12.2


40 5030 0.5 495 5 97.0 2.61 13.3

50 377 10 52.0 1.70 12.3 778 5 206.0 3.31 12.5

60 550 10 85.0 2.50 16.2 1120 5

75 868 10 51.0 1.00 17.0 314 25


100 1550 10 124.0 1.30 16.2 589 25 125.0 3.95 18.6

125 2440 10 943 25 103.0 1.59 14.6


150 3520 10 1375 25 182.0 1.80 13.6

175 885 50 1886 25 199.0 1.50 14.2


200 1180 50 2475 25 177.0 1.19 16.7

250 1890 50 3889 25


300 2750 50 5620 25
Laporan Geolistrik

HASIL PENGAMATAN GEOLISTRIK

Lokasi : POLITEKNIOK NEGERI BANDUNG No. Titik Duga : GL.5

Desa Ciwaruga, Kecamatan Parongpong

Kabupaten Bandung Barat

Tanggal : 20 Nopember 2018

AB/2 MN/2 I V Rho-a MN/2 I V Rho-a


K K
(m) (m) (mA) (mV) (Ohm-m) (m) (mA) (mV) (Ohm-m)

1.5 6.28 0.5 70.0 322.1 28.9 . . .

2.5 18.9 0.5 207.0 313.2 28.6

4 49.5 0.5 170.0 99.3 28.9

6 112 0.5 109.0 26.4 27.1

8 200 0.5 67.0 6.7 20.0


10 313 0.5 89.0 5.4 19.0

12 452 0.5 82.0 3.8 21.0

15 706 0.5 120.0 3.7 21.5 62.8 5 120.0 45.9 24.0

20 1260 0.5 118 5 88.0 17.3 23.2

25 1960 0.5 189 5 109.0 13.0 22.5

30 3830 0.5 275 5 101.0 7.7 21.0

40 5030 0.5 495 5 65.0 2.4 18.5

50 377 10 114.0 3.5 11.5 778 5 114.0 2.3 16.0

60 550 10 116.0 2.3 11.0 1120 5

75 868 10 132.0 1.8 12.0 314 25

100 1550 10 140.0 1.2 13.0 589 25

125 2440 10 325.0 1.7 13.0 943 25

150 3520 10 342.0 1.1 11.5 1375 25 345.0 2.5 10.0

175 885 50 1886 25 321.0 2.0 11.5

200 1180 50 2475 25 218.0 1.2 13.9

250 1890 50 3889 25


300 2750 50 5620 25
Laporan Geolistrik

HASIL PENGAMATAN GEOLISTRIK

Lokasi : POLITEKNIOK NEGERI BANDUNG No. Titik Duga : GL.6

Desa Ciwaruga, Kecamatan Parongpong

Kabupaten Bandung Barat

Tanggal : 20 Nopember 2018

AB/2 MN/2 I V Rho-a MN/2 I V Rho-a


K K
(m) (m) (mA) (mV) (Ohm-m) (m) (mA) (mV) (Ohm-m)

1.5 6.28 0.5 93.0 386.5 26.1 . . .

2.5 18.9 0.5 87.0 93.0 20.2

4 49.5 0.5 108.0 43.9 20.1

6 112 0.5 120.0 19.0 17.7

8 200 0.5 102.0 12.7 24.9


10 313 0.5 121.0 10.4 26.9

12 452 0.5 120.0 6.7 25.2

15 706 0.5 120.0 3.6 21.2 62.8 5 121.0 54.9 28.5

20 1260 0.5 118 5 104.0 23.6 26.8

25 1960 0.5 189 5 152.0 14.1 17.5

30 3830 0.5 275 5 81.0 3.6 12.3

40 5030 0.5 495 5 97.0 2.6 13.3

50 377 10 207.0 6.8 12.4 778 5 206.0 3.3 12.5

60 550 10 85.0 2.5 16.2 1120 5

75 868 10 51.0 1.0 17.0 314 25

100 1550 10 124.0 1.3 16.2 589 25 125.0 4.0 18.8

125 2440 10 943 25 103.0 1.6 14.6

150 3520 10 1375 25 182.0 1.8 13.6

175 885 50 1886 25 199.0 1.5 14.2

200 1180 50 2475 25 177.0 1.2 16.7

250 1890 50 3889 25


300 2750 50 5620 25
Laporan Geolistrik

Lampiran IV
Foto pengambilan data dilokasi penyelidikan
Laporan Geolistrik

Pengambilan Data di titik duga GL.1

Pengambilan Data di titik duga GL.2


Laporan Geolistrik

Pengambilan Data di titik duga GL.3

Pengambilan Data di titik duga GL.4


Laporan Geolistrik

Pengambilan Data di titik duga GL.5

Pengambilan Data di titik duga GL.6

Anda mungkin juga menyukai