Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/348550912

POTENSI AIR BAWAH TANAH BERDASARKAN PENGUJIAN GEOLISTRIK DI


PULAU SALAWATI KABUPATEN SORONG KEPULAUAN

Article · February 2009


DOI: 10.5281/zenodo.4445430

CITATIONS READS

0 21

1 author:

Zubair Saing
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara
41 PUBLICATIONS   78 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Laterite Soil Improvement using Stabilization View project

Soft Clay Landfill Liners View project

All content following this page was uploaded by Zubair Saing on 17 January 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 2 No. 1, Maret 2009 : 52 - 61

POTENSI AIR BAWAH TANAH BERDASARKAN


PENGUJIAN GEOLISTRIK DI PULAU SALAWATI
KABUPATEN SORONG KEPULAUAN
Zubair Saing
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Ternate
zubairsaing@yahoo.com

ABSTRAK

Air merupakan kebutuhan yang paling primer bagi kehidupan manusia.


Keberadaan air pada suatu daerah sangat ditentukan oleh kondisi geologi
daerah tersebut. Keterdapatan serta debit-nya dapat diketahui dengan
melakukan pengujian tertentu, dalam hal ini pengujian geofisika berdasarkan
sifat kelistrikannya. Pulau Salawati di Kabupaten Sorong Kepulauan termasuk
salah satu daerah yang kesulitan akan air. Oleh karena itu untuk mengetahui
potensi air baku (air permukaan maupun air bawah tanah) di daerah ini telah
dilakukan pengujian yang meliputi survey terhadap kondisi geologi dan
pengujian geolistrik pada daerah-daerah yang dianggap representative dengan
tujuan yang akan dicapai. Kompilasi data geologi dilakukan untuk mengetahui
kondisi geologi detail daerah yang meliputi kondisi morfologi, stratifikasi dan
struktur daerah yang diselidiki. Pengujian geolistrik dimaksudkan untuk
mengetahui keberadaan lapisan pembawa air (aquiver) berdasarkan sifat
kelistrikannya. Berdasarkan data sifat kelistrikan tersebut akan dapat
ditentukan perlapisan (stratigrafi) batuan, sehingga dapat diketahui potensi air
baku daerah tersebut. Untuk selanjutnya dapat dilakukan pemboran dengan
kedalaman yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian geolistrik.

Kata kunci : Potensi air baku, kondisi geologi, penyelidikan geolistrik, pemboran

1. PENDAHULUAN Secara garis besar penyelidikan


1.1. Latar Belakang terhadap kondisi geologi meliputi 3 (tiga)
Inventarisasi sumber daya air (air kondisi, yaitu
baku) yang meliputi air permukaan dan air o Geomorfologi
tanah, sangat erat kaitannya dengan o Struktur Geologi
kondisi geologi suatu daerah. Untuk dapat o Stratifikasi
mengetahui keberadaan air baku, data-data Dari data geologi yang diperoleh
geologi daerah yang diselidiki harus secara detail di lapangan, selanjutnya akan
diketahui seakurat mungkin. diketahui gambaran terhadap potensi air
Oleh karena itu, sebelum dilakukan baku daerah penyelidikan untuk
pengujian terhadap keberadaan air baku selanjutnya dilakukan pengujian dengan
dengan uji geolistrik, maka perlu dilakukan menggunakan metode geolistrik.
penyelidikan terhadap kondisi geologi Sebelum pengujian dilakukan,
secara mendetail terhadap daerah tersebut. penentuan titik-titik uji di lapangan

52
Potensi Air Bawah Tanah berdasarkan Pengujian Geolistrik di Pulau Salawati Kab Sorong Kep

didasarkan pada hasil penyelidikan geologi Kabupaten Manokwari (Kota Manokwari


yang akurat. dan sekitarnya).
1.2. Tujuan Penelitian
Lebih jelasnya, lokasi penyelidikan
Tujuan penyelidikan geologi dan
Kabupaten Sorong pada Pulau Waigeo
geolistrik adalah untuk mendapatkan
ditempatkan pada ibukota kecamatan dan
gambaran terhadap kondisi geologi yang
desa Sele Pele, Pulau Salawati
dikaitkan dengan keterdapatan sumber-
ditempatkan pada Desa Colobo dan Desa
sumber air baku (air permukaan dan air
Samate, sedangkan lokasi penyelidikan di
tanah), dalam rangka memudahkan
Kabupaten Manokwari ditempatkan pada
penentuan titik-titik uji geolistrik di
Kota Manokwari dan sekitarnya tepatnya
lapangan, dan keberadaan air yang
di Desa Fanindi, Desa Pasir Putih dan Desa
meliputi letak atau posisi, kedalaman dan
Gointoi.
ketebalan lapisan sesuai dengan daerah
penyelidikan yaitu Pulau Salawati Penentuan lokasi tersebut
Kabupaten SorongKepulauan. sesuai dengan acuan proyek dan kondisi
1.3. Ruang Lingkup lapangan yang ada serta disesuaikan pula
Lingkup materi penyelidikan terhadap dengan hasil kompilasi awal keadaan
kondisi geologi adalah sebagai berikut : geologi daerah.
o Penyelidikan kondisi geomorfologi 2.2. Penelitian Geologi
secara regional dan daerah penyelidikan Penelitian geologi didasarkan pada
o Penyelidikan struktur geologi regional pengamatan keadaan permukaan, dimana
dan daerah penyelidikan data permukaan tersebut diharapkan dapat
o Penyelidikan kondisi litologi dan dipakai untuk menaksir atau
stratigrafi regional dan daerah merekonstruksi keadaan geologi bawah
penyelidikan permukaan.
o Topografi dan kelerangan Metode kerja yang dilakukan adalah
o Penentuan titik uji geolistrik di dengan menggunakan cara lintasan terpilih
lapangan sepanjang daerah penyelidikan untuk
o Pengujian dan pengukuran keterdapatan mengetahui kondisi geologi secara detail
air permukaan dan air tanah dengan uji meliputi kondisi bentang alam, kondisi
geolistrik. perlapisan batuan dan kondisi struktur
yang ada serta potensi air permukaan yang
2. METODOLOGI PENELITIAN ada di lokasi.
2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Pengamatan geologi ini bertujuan
Penyelidikan geologi dan untuk mengumpulkan data mengenai
geolistrik dilaksanakan selama 1 (satu) variasi litologi, urutan stratigrafi, struktur
bulan dari tanggal 12 Oktober sampai serta yang paling utama adalah potensi air
dengan 12 Nopember 2002. Waktu yang baku (air permukaan dan air tanah).
relatif singkat ini digunakan dengan 2.3. Pengambilan Conto
seoptimal mungkin terhadap beberapa Pengambilan conto dilakukan pada
lokasi (desa) di Kabupaten Sorong sepanjang lintasan dengan melihat
(Kepulauan meliputi Pulau Waigeo dan perubahan warna batuan dan kondisi
Pulau Salawati) dan beberapa desa di geologi lainnya. Dilakukan dengan cara

53
JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 2 No. 1, Maret 2009 : 52 - 61

sumur uji (test pit) yang sekaligus juga Oleh karena itu persiapan yang baik pada
dilakukan pengambilan conto tanah. Sesuai saat pengambilan datasangat menentukan.
dengan tujuan yang ingin dicapai maka Perlengkapan yang digunakan untuk
selain pengambilan contoh batuan juga pencatatan data lapangan adalah :
dilakukan pengambilan conto terhadap air - Lembar data Resistivity Sounding,
permukaan dari sumur-sumur masyarakat terdiri dari beberapa kolom, yaitu
yang telah ada. MN/2, AB/2, K, V dan a.
2.4. Analisa Conto - Kertas bilogaritma untuk plot data
Analisa conto dimaksud disini AB/2 (absis) terhadap a (ordinat).
adalah pengujian laboratorium. Untuk - Kalkulator.
conto batuan dilakukan pengujian pada - Alat tulis menulis.
laboratorium geologi untuk menentukan - Alat Komunikasi.
jenis batuan. Conto tanah dianalisis di Data lapangan yang diperoleh harus
laboratorium tanah untuk menentukan jenis diperhatikan kualitasnya,kemulusan data
tanah, sifat fisik dan sifat mekanik. sangat diharapkan dan bila terjadi
Sedangkan conto air permukaan dilakukan peloncatan data (acak) maka pengukuran
pengujian untuk menentukan kualitas air harus segera diulangi. Untuk memperoleh
permukaan tersebut. hasil yang betul-betul akurat kadang agak
2.5. Pengujian Geolistrik sulit dilakukan karena selain medan yang
Pengujian geolistrik adalah salah satu sulit juga formasi di bawah permukaan
metode geofisika yang dilakukan untuk yang tidak teratur, karena itu smoothing
menentukan keberadaan atau letak serta data sangat perlu dilakukan.
kandungan sesuatu bahan dalam hal ini 2.6.2. Metode Matching
adalah air baku (air permukaan dan air Dari kurva lapangan (kurva
tanah). Cara geolistrik adalah cara aktif Sounding) tersebut kemudian dilakukan
artinya diperlukan adanya suatu sumber pencocokan kurva (matching) dengan
arus listrik (I) yang diinjeksikan ke dalam kurva standard dua lapis dan kurva bantu
bumi. Respon yang diberikan bumi yang terdiri dari empat tipe, yaitu A, K, H
kemudian diterima oleh alat ukur dalam dan Q.
bentuk potensial listrik (V). Berdasarkan Tipe H adalah tipe kurva turun
hukum Ohm yang telah diketahui dapat kemudian naik,tipe A adalah tipe kurva
ditentukan besarnya harga tahanan (R), yang naik terus, tipe K adalah tipe kurva
akan tetapi tahanan disini perlu dikoreksi naik kemudian turun dan tipe Q adalah tipe
karena tergantung pada panjangnya kabel kurva yang turun terus.
arus dan kabel potensial yang 2.6.3. Tahapan Matching
dibentangkan pada permukaan bumi. - Plotkan data lapangan pada kertas
Metode ini dikenal dengan nama metode bilogaritma spasi AB/2 sebagai absis
tahanan jenis atau metode resistivity. dan tahan jenis sebagai ordinat. Data
2.6. Pengolahan Data lapangan ini membentuk suatu kurva
2.6.1. Smoothing Data Lapangan yang disebut kurva Sounding.
Pengolahan data sangat tergantung - Letakkan kurva Sounding ini di atas
dari data yang diperoleh di lapangan dan kurva standar, kemudian cocokkan
tingkat ketelitian orang yang mengerjakan.

54
Potensi Air Bawah Tanah berdasarkan Pengujian Geolistrik di Pulau Salawati Kab Sorong Kep

bagian kurva Sounding spasi pendek dimana potensial pada suatu titik atau jarak
dengan kurva standard dua lapis. r dari sumber arus dinyatakan dengan
- Tandai koordinat titik asal kurva persamaan :
standard pada kurva Sounding dengan  .I
dimbol tertentu. Harga yang dibaca V (r ) 
pada kurva Sounding inimerupakan
2. .r
harga tahanan jenis dan ketebalan dari dimana  adalah resistivitas (tahanan
jenis) medium, sehingga :
lapisan pertama (1, h1).
V
- Bagian kurva Sounding yang sesuai a  K .
dengan harga kurva standar tersebut I
menunjukkan harga perbandingan dimana K adalah faktor geometri dari
tahanan jenis antara lapisan kedua dan susunan elektroda (konfigurasi).
pertama ( 3.2. Aturan Schlumberger
- Amabil kurva bantu dari jenis yang Aturan ini dipakai untuk pengukuran
sesuai dengan tipe kurva Sounding. variasi tahanan jenis terhadap kedalaman
Kemudian letakkan titik asal pertama (resistivity sounding) dengan simbol
yang telah diberi simbol tepat di atas elektroda arus C1 = A, C2 = B, dan
titik asal kurva bantu, selanjutnya pada potensial P1 = M, P2 = N. penggantian
kertas bilogaritma dibuat garis putus- simbol ini sudah lazim digunakan. Untuk
putus yang lengkungannya mengikuti lebih jelasnya digambarkan sebagai
kurva bantu dengan harga (1) berikut.
sesuai kurva standar.
- Garis putus-putus tersebut merupakan
tempat kedudukan titik asal kedua
yang akan menentukan harga tahanan
I
jenis lapisan ketiga (3) dan ketebalan
lapisan kedua (h2), dimana 3 tersebut 
merupakan perkalian antara ordinat
titik asal kedua dengan perbandingan
V
/1 yang didapat. Sedengkan h2 A M N B
ditunjukkan oleh titik asal kedua.
- Ulangi langkah-langkah tersebut di L l
atas sampai seluruh bagian kurva I=Arus listrik (mA) pada transmitter
Sounding ini habis. DV=Beda potensial (mV) pada receiver
O=Titik yang diukur secara sounding
AB=Spasi elektroda arus
3. DASAR TEORI MN=Spasi elektroda potensial (m)
3.1. Konfigurasi Elektroda Syaratnya MN < 1/5 AB (menurut Schlumberger)

Secara alamiah, di alam kondisi tanah


Gambar 1.
dan batuan tidak homogen dan isotropis, Konfigurasi elektroda menurut
maka tahanan jenis yang diperoleh dari Schlumberger
pengukuranbukan merupakan tahanan jenis
sebenarnya, melainkan tahanan jenis semu,

55
JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 2 No. 1, Maret 2009 : 52 - 61

Dari aturan tersebut diperoleh : 3.3.2. Teknik Lapangan


 (L  l )
2 2 Arus listrik searah yang dimasukkan
Ks  ke dalam tanah berasal dari alat resistivity
21 transmitter yang dibangkitakan oleh Accu.
atau : Sebelum mengirim arus, beberapa hal yang
 ( AB 2  MN 2 ) perlu diketahui oleh observer di lpangan
Ks 
4MN adalah sebagai berikut :
Harga Ks ini untuk suatu - mengukur tahanan pada elektroda
pengukuran geolistrik dengan aturan potensial yang telah ditanam di dalam
Schlumberger. tanah, sedapat mungkin R-pot  2 K.
3.3.Teknik Pengukuran Geolistrik - menghilangkan pengaruh potensial alam
3.3.1. Peralatan (SP) dengan mengatur back off
Secara umum alat ukur geolistrik sehingga berharga 0.000.
dibagi menjadi dua unit, yaitu Transmitter - bila elektroda telah dipasang atau
dan Receiver. Masing-masing terdiri dari ditancapkan ke dalam tanah, selanjutnya
beberapa komponen. arus dialirkan.
a. Transmitter, terdiri dari ; Martial - Mencatat arus yang dikirimkan (terbaca
Geopphysic Resistivity, Elektroda arus pada jarum penunjuk geophysics). Harga
(dua batang besi), Kabel arus (dua I diperoleh dalam satuan mA.
gulungan masing-masing 350 meter), - Mencatat potensial yang terbaca, juga
dan Accu. pada jarum penunjuk geophysics. Harga
b. Receiver, terdiri dari ; Back Off untuk yang diperoleh adalah harga beda
meredamSelf Potensial, Elektroda potensial dalam mV.
Potensial dua buah (M dan N). Hasil akhir pengukuran dengan
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar menghitung resistivitas semu (
berikut.
-
m.
3.4. Interpretasi Resistivity Sounding
Dengan menggunakan konfigurasi
elektroda Schlumberger dikenal dua
AC macam metode resistivitas, yaitu metode
CU - O - O
-O + + interpretasi langsung yakni memperoleh
O O
O+ parameter (I dan hi) langsung dari data
lapangan, dala hal ini tidak dilakukan, dan
interpretasi tak langsung (melalui
lengkungan kurva standar 2 lapis) yang
A M N B diguanakan disini.
O
Perlu diingat bahwa penyesuaian
Gambar 2. Peralatan geolistrik lengkungan (matching) berlaku untuk
kondisi dua perlapisan. Perluasan untuk
lapisan yang lebih banyak pada prinsipnya
dapat dilakukan bila setiap kali kita

56
Potensi Air Bawah Tanah berdasarkan Pengujian Geolistrik di Pulau Salawati Kab Sorong Kep

pandang persoalannya sebagai persoalan tertutupoleh suatu sekuen atau urutan yang
dua lapis secara berurutan ke bawah. tebal yang terdiri dari sedimen klastik dan
batugamping. Pada beberapa tempat
sedimen ini diintrusi oleh batuan beku
dengan komposisi intermedier. Sesar-sesar
Lapisan 1 : yang berpola barat laut dengan sudut yang
(1 , h1) tajam sangat berkembang searah dengan
Lapisan 2 : pola pegunungan yang berarah barat –
( , h2) barat laut.
Dari penelitian tektonik kemungkinan
bahwa Pulau Papua merupakan sisi
lempeng benua Australia yang ditekan ke
arah utara yang kemudian menubruk dan
Lapisan n : menutup lempeng Pasifik Selatan. Sebagai
(n , hn) akibat pergerakan dari lempeng Australia
Gambar 3. Prinsip perlapisan ke arah utara dan posisi dari Pulau Papua
terhadap Australia mengakibatkan
Dari hasil matching tersebut, harga terbentuknya struktur yang berarah barat
tahanan jenis batuan bisa diperbandingkan laut – barat.
dengan harga teoritis dari tabel, namun 4.2. Goeologi Pulau Salawati
dasar perkiraan atau interpretasinya perlu Daerah Salawati memiliki topografi
dikontrol dengan suatu titik bor yang telah yang sangat bervariasi antara 0 m sampai
dikertahui litologinya. dengan 1200 m dari permukaan laut.
Kemiringan lereng juga bervariasi dari 0 o
4. HASIL DAN PEMBAHASAN sampai dengan 15o dengan kemiringan
4.1. Geologi Regional lereng rata-rata sekitar 7o. Kemiringan
Secara fisiografi pusat pegunungan lereng tertinggi berada pada bagian utara
terletak pada bagian tengah Pulau Papua daerah ini.
dan secara umum berarah barat – barat laut Terdapat struktur sesar yang berarah
dengan ketinggian melebihi 5000 m. barat – timur di bagian utara sampai
Pegunungan tersebut melandai ke pantai dengan bagian tengah.
utara dengan diselang-selingi oleh Morfologi daerah Salawati dapat
perbukitan rendah dan beberapa daerah dibagi menjadi 3 (tiga) satuan, sebagai
pegunungan yang tersisolasi. Dataran berikut :
banjir dan daerah rawa pada umumnya 1. Satuan morfologi pantai dengan
terletak di daerah pantai selatan Pulau ketinggian 0 m, yang menutupi seluruh
Papua. pulau.
Daerah pegunungan yang terletak di 2. Satuan morfologi pedataran dengan
tengah Pulau Papua terdiri dari batuan ketinggian 25 m sampai dengan 500 m,
Eilanden metamorphic (Kennecott berada pada bagian tengah sampai
Indonesia, 1972) darijaman prakarbon bagian selatan daerah ini dan
yang mengalami pengangkatan dan didominasi oleh batuan sedimen
perlipatan kemudian batuan ini berumur tersier miosen atas.

57
JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 2 No. 1, Maret 2009 : 52 - 61

3. Satuan morfologi perbukitan dengan batugamping, kalkarenit,


ketinggian 500 m sampai dengan 1200 srpih batupasir, sedikit
m, di bagian utara daerah ini dan batugamping koral,
didominasi oleh batuan beku berumur batugampingberbutir halus,
tersier miosen tengah. sebagian klastika merah
Berdasarkan kompilasi dari laporan dengan batulumpur merah,
penyelidikan PT. Kennecott (1972) dan batupasir sela felsparan atau
peta geologi penyelidikan Pusat Penelitian tufaan dan batuan sedimen
dan Pengembangan Geologi bersama BMR klastika laut termalihkan
Australia (1986) serta hasil penyelidikan rendah hingga tinggi
langsung dilapangan, litologi daerah kebanyakan berbutir halus.
salawati dapat dikelompokkan menjadi 5
(lima) satuan litologi berikut ini yang 4
Tmm Terdiri dari batuan berumur
diurutkan mulai dari satuan tertua ke . tersier miosen tengah, yaitu
satuan termuda, sebagai berikut : andesit, sedikit dasit dan
JlKu
1 Terdiri dari batuan sedimen tufa basal, aglomerat, lava
. yang berumur tersier eosen dan tufa padu, sedimen
atas, yaitu serpih, setempat klastika gunung api tufaan,
karbonan, batulumpur, retas dan stok diorit,
batulanau,batupasir kuarsa, andesit, porfiri dasit dan
sedikit batugamping tak dolerit, beberapa sisipan
murni terhablur ulang dan batugamping.
konglomerat.
5
TmuQp Terdiri dari batuan sedimen
KuTm 2 Terdiri dari batuan sedimen . berumur tersier miosen atas,
m. berumur tersier oligosen yaitu batuan sedimen
atas sampai bawah, yaitu klastika laut dan darat,
fasies laut dalam : kebanyakan berbutir halus,
batugamping pelagos batubara.
berlapis baik, sisipan kapur,
napal, piritan, dan 4.3. Penyelidikan Geolistrik
batugamping mikro- 4.3.1. Pulau Salawati Desa Colobo
kristalin. Hasil perhitungan yang telah dilakukan
dengan cara interpretasi tak langsung
Tux 3 Terdiri dari gabungan antara untuk daerah ini diperlihatkan pada tabel 1.
. batuan sedimen yang 4.3.2. Pulau Salawati Desa Samate
berumur tersier dan batuan Hasil perhitungan yang telah dilakukan
sedimen yang berumur dengan cara interpretasi tak langsung
mesozikum sampai untuk daerah ini diperlihatkan pada tabel 2.
paleozoikum, yaitu bancuh
tektonik dengan fasies laut
dalam, batulumpur,
batulanau batupasir dan

58
Potensi Air Bawah Tanah berdasarkan Pengujian Geolistrik di Pulau Salawati Kab Sorong Kep

Tabel 1. Hasil perhitungan untuk Desa Colobo Pulau Salawati

Kedalaman (d) Ketebalan (h) Tahanan Jenis ( r )


Titik Amat Titik Koordinat T Kurva fk
dalam meter dalam meter dalam Ohm meter

1 P1 4;90 - - 4 4 90

P2 8,5;200 K=40 0,5 6 2 3600

P3 10;150 K=0,02 0,2 7,2 1,2 72

P4 27;480 K=7 1 14,4 7,2 504

P5 7,25;270 K=0,02 2 43,2 28,8 10,08

P6 230;9500 K=100 0,5 64,8 21,6 1080

2 P1 3;255 - - 3 3 255

P2 3,6;190 K=0,1 1 6 3 25,5

P3 8;80 K=0,02 1,5 15 9 0,51

P4 10,5;65 K=0 0,3 19,5 4,5 0

P5 28;1900 K=100 0,1 21,45 1,95 0

P6 50,650 K=0 0,2 25,74 4,29 0

P7 190;8000 K=100 0,3 33,46 7,72 0

3 P1 3;38 - - 3 3 38

P2 3,7;24,5 K=0,07 1 6 3 2,66

P3 8,25;80 K=0,02 1,5 15 9 0,05

P4 9,25;55500 K=5 0,1 16,5 1,5 0,25

P5 24;440 K=0,3 0,3 49,5 33 0,08

P6 55;5750 K=40 0,7 64,35 14,85 3,2

P7 80;3000 K=0,02 0,7 109,39 45,04 0,06

P8 240;5750 K=5 1 218,78 109,39 0,3

4 P1 2,7;60 - - 2,7 2,7 60

P2 3,6;80 K=15 0,3 3,51 0,81 900

P3 9;390 K=100 0,1 3,86 0,35 90000

P4 18;105 K=0,02 1 7,72 3,86 1800

P5 40;1050 K=40 0,4 10,81 3,09 72000

P6 57,5;1400 K=0,02 0,5 16,22 5,41 1440

P7 105;3700 K=40 0,1 17,84 1,62 57600

P8 270;5500 K=0,02 2,5 62,44 44,6 1152

59
JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 2 No. 1, Maret 2009 : 52 - 61

Tabel 2. Hasil perhitungan untuk Desa Samate Pulau Salawati

Kedalaman
Ketebalan (h) Tahanan Jenis ( r )
Titik Amat Titik Koordinat T Kurva fk (d) dalam
dalam meter dalam Ohm meter
meter

1 P1 2;190 - - 2 2 190

P2 4,3;220 K=1,5 1,5 5 3 285

P3 8,5;480 K=40 0,1 5,5 0,5 11400

P4 27,5;1050 K=40 0,4 7,7 2,2 456000

P5 55;480 K=0,02 1,5 19,25 11,55 9120

P6 1225;16000 K=100 0,5 28,88 9,63 912000

2 P1 2;50 - - 2 2 50

P2 6,25;245 K=15 0,75 3,5 1,5 750

P3 11,5;150 K=0,15 1 7 3,5 112,5

P4 23,5;875 K=15 0,4 9,8 2,8 1687,5

P5 50,75;725 K=0,05 2 29,4 19,6 84,38

P6 135;440 K=0,02 1,5 73,5 44,1 1,69

P7 185;7250 K=20 0,2 88,2 14,7 33,8

3 P1 3;80 - - 3 3 80

P2 3,6;50 K=0,05 1,5 7,5 4,5 4

P3 75;380 K=20 0,3 9,75 2,25 80

P4 115;290 K=0,02 1 19,5 9,75 1,6

P5 40;1500 K=100 0,3 25,35 5,85 160

P6 60;1650 K=0,02 1 50,7 25,35 3,2

P7 160;4700 K=10 0,75 101,4 50,7 32

60
Potensi Air Bawah Tanah berdasarkan Pengujian Geolistrik di Pulau Salawati Kab Sorong Kep

5. KESIMPULAN 6. REKOMENDASI
1. Penyelidikan geologi dilakukan untuk 1. Daerah-daerah yang menjadi titik
mengetahui kondisi geologi detail penyelidikan pada kedua kabupaten,
daerah guna mempermudah penentuan yaitu Kabupaten Sorong (kepulauan)
titik-titik uji geolistrik dan penentuan dan Kabupaten Manokwari, memiliki
geohidrologi. potensi air baku (air permukaan dan air
2. Daerah yang ditentukan sebagai titik uji tanah) yang sangat baik untuk
geolistrik meliputi 3 (tiga) desa Kota diusahakan, dalam hal ini dilakukan
manokwari, yaitu Desa Fanindi, Desa pekerjaan lanjutan untuk konstruksi
Pasir Putih dan Desa Gointoi, dan 2 sumur bor untuk air tanah dan bak
desa di Pulau Salawati, yaitu Desa penampungan untuk air permukaan.
Samate dan desa Colobo. 2. Melihat kondisi lapangan yang cukup
3. Hasil uji geolistrik menunjukkan sulit, perlu persiapan yang sangat
kondisi litologi lokal yang sama dengan matang, apabila akan dilakukan
hasil kompilasi dan penyelidikan pekerjaan lanjutan.
geologi terhadap daerah penyelidikan. 3. Perhitungan biaya dalam pekerjaan
4. Hasil Uji Geolistrik menunjukkan konstruksi sebaiknya dilakukan dengan
bahwa hampir seluruh daerah mempertimbangkan kondisi lapangan
penyelidikan memiliki potensi air, baik yang sulit tersebut.
air permukaan maupun air tanah dengan 4. Jika pekerjaan konstruksi jadi
ketebalan yang cukup baik. dilakukan, sebaiknya didasarkan pada
hasil penyelidikan geologi dengan
mempertimbangkan kondisi - kondisi
geologi yang ada di lapangan dan hasil
pengujian geolistrik.

DAFTAR PUSTAKA
Bouwer. H, “Ground Water Hydrology”, Mc Graw Hill Kogakusha, Ltd. 1978
CW. Fetter, “Applied Hydrogeology”, Second Edition, University of Wisconsin –
Oshkosh, 1980 / 1988.
Chapman, R.E, “Geology and Water”, Introduction to Fluid Mechanics for Geologist,
1981.
Gatot, H.P, “Gerakan Air Tanah, Hidrolika Sumur dan Kualitas Air”, Jurusan Teknik
Pertambangan – ITB, Bandung 1985.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, “Peta Geologi Lembar Sorong,
Manokwari”, Bandung 1992

61

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai