net/publication/348550912
CITATIONS READS
0 21
1 author:
Zubair Saing
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara
41 PUBLICATIONS 78 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Zubair Saing on 17 January 2021.
ABSTRAK
Kata kunci : Potensi air baku, kondisi geologi, penyelidikan geolistrik, pemboran
52
Potensi Air Bawah Tanah berdasarkan Pengujian Geolistrik di Pulau Salawati Kab Sorong Kep
53
JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 2 No. 1, Maret 2009 : 52 - 61
sumur uji (test pit) yang sekaligus juga Oleh karena itu persiapan yang baik pada
dilakukan pengambilan conto tanah. Sesuai saat pengambilan datasangat menentukan.
dengan tujuan yang ingin dicapai maka Perlengkapan yang digunakan untuk
selain pengambilan contoh batuan juga pencatatan data lapangan adalah :
dilakukan pengambilan conto terhadap air - Lembar data Resistivity Sounding,
permukaan dari sumur-sumur masyarakat terdiri dari beberapa kolom, yaitu
yang telah ada. MN/2, AB/2, K, V dan a.
2.4. Analisa Conto - Kertas bilogaritma untuk plot data
Analisa conto dimaksud disini AB/2 (absis) terhadap a (ordinat).
adalah pengujian laboratorium. Untuk - Kalkulator.
conto batuan dilakukan pengujian pada - Alat tulis menulis.
laboratorium geologi untuk menentukan - Alat Komunikasi.
jenis batuan. Conto tanah dianalisis di Data lapangan yang diperoleh harus
laboratorium tanah untuk menentukan jenis diperhatikan kualitasnya,kemulusan data
tanah, sifat fisik dan sifat mekanik. sangat diharapkan dan bila terjadi
Sedangkan conto air permukaan dilakukan peloncatan data (acak) maka pengukuran
pengujian untuk menentukan kualitas air harus segera diulangi. Untuk memperoleh
permukaan tersebut. hasil yang betul-betul akurat kadang agak
2.5. Pengujian Geolistrik sulit dilakukan karena selain medan yang
Pengujian geolistrik adalah salah satu sulit juga formasi di bawah permukaan
metode geofisika yang dilakukan untuk yang tidak teratur, karena itu smoothing
menentukan keberadaan atau letak serta data sangat perlu dilakukan.
kandungan sesuatu bahan dalam hal ini 2.6.2. Metode Matching
adalah air baku (air permukaan dan air Dari kurva lapangan (kurva
tanah). Cara geolistrik adalah cara aktif Sounding) tersebut kemudian dilakukan
artinya diperlukan adanya suatu sumber pencocokan kurva (matching) dengan
arus listrik (I) yang diinjeksikan ke dalam kurva standard dua lapis dan kurva bantu
bumi. Respon yang diberikan bumi yang terdiri dari empat tipe, yaitu A, K, H
kemudian diterima oleh alat ukur dalam dan Q.
bentuk potensial listrik (V). Berdasarkan Tipe H adalah tipe kurva turun
hukum Ohm yang telah diketahui dapat kemudian naik,tipe A adalah tipe kurva
ditentukan besarnya harga tahanan (R), yang naik terus, tipe K adalah tipe kurva
akan tetapi tahanan disini perlu dikoreksi naik kemudian turun dan tipe Q adalah tipe
karena tergantung pada panjangnya kabel kurva yang turun terus.
arus dan kabel potensial yang 2.6.3. Tahapan Matching
dibentangkan pada permukaan bumi. - Plotkan data lapangan pada kertas
Metode ini dikenal dengan nama metode bilogaritma spasi AB/2 sebagai absis
tahanan jenis atau metode resistivity. dan tahan jenis sebagai ordinat. Data
2.6. Pengolahan Data lapangan ini membentuk suatu kurva
2.6.1. Smoothing Data Lapangan yang disebut kurva Sounding.
Pengolahan data sangat tergantung - Letakkan kurva Sounding ini di atas
dari data yang diperoleh di lapangan dan kurva standar, kemudian cocokkan
tingkat ketelitian orang yang mengerjakan.
54
Potensi Air Bawah Tanah berdasarkan Pengujian Geolistrik di Pulau Salawati Kab Sorong Kep
bagian kurva Sounding spasi pendek dimana potensial pada suatu titik atau jarak
dengan kurva standard dua lapis. r dari sumber arus dinyatakan dengan
- Tandai koordinat titik asal kurva persamaan :
standard pada kurva Sounding dengan .I
dimbol tertentu. Harga yang dibaca V (r )
pada kurva Sounding inimerupakan
2. .r
harga tahanan jenis dan ketebalan dari dimana adalah resistivitas (tahanan
jenis) medium, sehingga :
lapisan pertama (1, h1).
V
- Bagian kurva Sounding yang sesuai a K .
dengan harga kurva standar tersebut I
menunjukkan harga perbandingan dimana K adalah faktor geometri dari
tahanan jenis antara lapisan kedua dan susunan elektroda (konfigurasi).
pertama ( 3.2. Aturan Schlumberger
- Amabil kurva bantu dari jenis yang Aturan ini dipakai untuk pengukuran
sesuai dengan tipe kurva Sounding. variasi tahanan jenis terhadap kedalaman
Kemudian letakkan titik asal pertama (resistivity sounding) dengan simbol
yang telah diberi simbol tepat di atas elektroda arus C1 = A, C2 = B, dan
titik asal kurva bantu, selanjutnya pada potensial P1 = M, P2 = N. penggantian
kertas bilogaritma dibuat garis putus- simbol ini sudah lazim digunakan. Untuk
putus yang lengkungannya mengikuti lebih jelasnya digambarkan sebagai
kurva bantu dengan harga (1) berikut.
sesuai kurva standar.
- Garis putus-putus tersebut merupakan
tempat kedudukan titik asal kedua
yang akan menentukan harga tahanan
I
jenis lapisan ketiga (3) dan ketebalan
lapisan kedua (h2), dimana 3 tersebut
merupakan perkalian antara ordinat
titik asal kedua dengan perbandingan
V
/1 yang didapat. Sedengkan h2 A M N B
ditunjukkan oleh titik asal kedua.
- Ulangi langkah-langkah tersebut di L l
atas sampai seluruh bagian kurva I=Arus listrik (mA) pada transmitter
Sounding ini habis. DV=Beda potensial (mV) pada receiver
O=Titik yang diukur secara sounding
AB=Spasi elektroda arus
3. DASAR TEORI MN=Spasi elektroda potensial (m)
3.1. Konfigurasi Elektroda Syaratnya MN < 1/5 AB (menurut Schlumberger)
55
JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 2 No. 1, Maret 2009 : 52 - 61
56
Potensi Air Bawah Tanah berdasarkan Pengujian Geolistrik di Pulau Salawati Kab Sorong Kep
pandang persoalannya sebagai persoalan tertutupoleh suatu sekuen atau urutan yang
dua lapis secara berurutan ke bawah. tebal yang terdiri dari sedimen klastik dan
batugamping. Pada beberapa tempat
sedimen ini diintrusi oleh batuan beku
dengan komposisi intermedier. Sesar-sesar
Lapisan 1 : yang berpola barat laut dengan sudut yang
(1 , h1) tajam sangat berkembang searah dengan
Lapisan 2 : pola pegunungan yang berarah barat –
( , h2) barat laut.
Dari penelitian tektonik kemungkinan
bahwa Pulau Papua merupakan sisi
lempeng benua Australia yang ditekan ke
arah utara yang kemudian menubruk dan
Lapisan n : menutup lempeng Pasifik Selatan. Sebagai
(n , hn) akibat pergerakan dari lempeng Australia
Gambar 3. Prinsip perlapisan ke arah utara dan posisi dari Pulau Papua
terhadap Australia mengakibatkan
Dari hasil matching tersebut, harga terbentuknya struktur yang berarah barat
tahanan jenis batuan bisa diperbandingkan laut – barat.
dengan harga teoritis dari tabel, namun 4.2. Goeologi Pulau Salawati
dasar perkiraan atau interpretasinya perlu Daerah Salawati memiliki topografi
dikontrol dengan suatu titik bor yang telah yang sangat bervariasi antara 0 m sampai
dikertahui litologinya. dengan 1200 m dari permukaan laut.
Kemiringan lereng juga bervariasi dari 0 o
4. HASIL DAN PEMBAHASAN sampai dengan 15o dengan kemiringan
4.1. Geologi Regional lereng rata-rata sekitar 7o. Kemiringan
Secara fisiografi pusat pegunungan lereng tertinggi berada pada bagian utara
terletak pada bagian tengah Pulau Papua daerah ini.
dan secara umum berarah barat – barat laut Terdapat struktur sesar yang berarah
dengan ketinggian melebihi 5000 m. barat – timur di bagian utara sampai
Pegunungan tersebut melandai ke pantai dengan bagian tengah.
utara dengan diselang-selingi oleh Morfologi daerah Salawati dapat
perbukitan rendah dan beberapa daerah dibagi menjadi 3 (tiga) satuan, sebagai
pegunungan yang tersisolasi. Dataran berikut :
banjir dan daerah rawa pada umumnya 1. Satuan morfologi pantai dengan
terletak di daerah pantai selatan Pulau ketinggian 0 m, yang menutupi seluruh
Papua. pulau.
Daerah pegunungan yang terletak di 2. Satuan morfologi pedataran dengan
tengah Pulau Papua terdiri dari batuan ketinggian 25 m sampai dengan 500 m,
Eilanden metamorphic (Kennecott berada pada bagian tengah sampai
Indonesia, 1972) darijaman prakarbon bagian selatan daerah ini dan
yang mengalami pengangkatan dan didominasi oleh batuan sedimen
perlipatan kemudian batuan ini berumur tersier miosen atas.
57
JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 2 No. 1, Maret 2009 : 52 - 61
58
Potensi Air Bawah Tanah berdasarkan Pengujian Geolistrik di Pulau Salawati Kab Sorong Kep
1 P1 4;90 - - 4 4 90
2 P1 3;255 - - 3 3 255
3 P1 3;38 - - 3 3 38
59
JURNAL TEKNIK DINTEK, Vol. 2 No. 1, Maret 2009 : 52 - 61
Kedalaman
Ketebalan (h) Tahanan Jenis ( r )
Titik Amat Titik Koordinat T Kurva fk (d) dalam
dalam meter dalam Ohm meter
meter
1 P1 2;190 - - 2 2 190
2 P1 2;50 - - 2 2 50
3 P1 3;80 - - 3 3 80
60
Potensi Air Bawah Tanah berdasarkan Pengujian Geolistrik di Pulau Salawati Kab Sorong Kep
5. KESIMPULAN 6. REKOMENDASI
1. Penyelidikan geologi dilakukan untuk 1. Daerah-daerah yang menjadi titik
mengetahui kondisi geologi detail penyelidikan pada kedua kabupaten,
daerah guna mempermudah penentuan yaitu Kabupaten Sorong (kepulauan)
titik-titik uji geolistrik dan penentuan dan Kabupaten Manokwari, memiliki
geohidrologi. potensi air baku (air permukaan dan air
2. Daerah yang ditentukan sebagai titik uji tanah) yang sangat baik untuk
geolistrik meliputi 3 (tiga) desa Kota diusahakan, dalam hal ini dilakukan
manokwari, yaitu Desa Fanindi, Desa pekerjaan lanjutan untuk konstruksi
Pasir Putih dan Desa Gointoi, dan 2 sumur bor untuk air tanah dan bak
desa di Pulau Salawati, yaitu Desa penampungan untuk air permukaan.
Samate dan desa Colobo. 2. Melihat kondisi lapangan yang cukup
3. Hasil uji geolistrik menunjukkan sulit, perlu persiapan yang sangat
kondisi litologi lokal yang sama dengan matang, apabila akan dilakukan
hasil kompilasi dan penyelidikan pekerjaan lanjutan.
geologi terhadap daerah penyelidikan. 3. Perhitungan biaya dalam pekerjaan
4. Hasil Uji Geolistrik menunjukkan konstruksi sebaiknya dilakukan dengan
bahwa hampir seluruh daerah mempertimbangkan kondisi lapangan
penyelidikan memiliki potensi air, baik yang sulit tersebut.
air permukaan maupun air tanah dengan 4. Jika pekerjaan konstruksi jadi
ketebalan yang cukup baik. dilakukan, sebaiknya didasarkan pada
hasil penyelidikan geologi dengan
mempertimbangkan kondisi - kondisi
geologi yang ada di lapangan dan hasil
pengujian geolistrik.
DAFTAR PUSTAKA
Bouwer. H, “Ground Water Hydrology”, Mc Graw Hill Kogakusha, Ltd. 1978
CW. Fetter, “Applied Hydrogeology”, Second Edition, University of Wisconsin –
Oshkosh, 1980 / 1988.
Chapman, R.E, “Geology and Water”, Introduction to Fluid Mechanics for Geologist,
1981.
Gatot, H.P, “Gerakan Air Tanah, Hidrolika Sumur dan Kualitas Air”, Jurusan Teknik
Pertambangan – ITB, Bandung 1985.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, “Peta Geologi Lembar Sorong,
Manokwari”, Bandung 1992
61