Kompetensi Khusus:
Uraian Tugas
Tutor,
Fajar Setiawan, S.Pd., M.Pd.
JAWABAN
2. Dampak Tunagrahita
Mereka cenderung cepat lupa, sulit untuk membuat kreasi baru, dan rentang perhatiannya
pendek.Dampak sosial emosional anak-anak dengan cacat intelektual mungkin karena
ketidakmampuan mereka untuk menerima dan menerapkan norma-norma sosial dan
pandangan masyarakat yang menyamakan keberadaan cacat intelektual dengan anggota lain
dari komunitas atau komunitas yang dapat terus percaya pada anak-anak dengan cacat
intelektual. mereka tidak melakukan apa-apa karena kurangnya minat.Dampak dari kecacatan
sosial dan emosional mereka adalah bahwa anak cacat mental tidak dapat memahami aturan
sosial dan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sehubungan dengan kecacatan intelektual,
anak-anak tidak bisa mengurus diri mereka sendiri, merawat diri mereka sendiri dan
memimpin.
3. Dampak fisik/kesehatan
Baik struktur maupun fungsi tubuh pada umumnya anak tunagrahita kurang dari anak normal.
Mereka baru dapat berjalan dan berbicara pada usia yang lebih tua dari anak normal.
3. tujuan pendidikan tunagrahita berdasarkan tingkat ketunagrahitaannya
a. tujuan pendidikan anak tunagrahita ringan adalah
(1) agar dapat mengurus dan membina diri
(2) agar dapat bergaul di masyarakat; dan
(3) agar dapat mengerjakan sesuatu untuk bekal hidupnya
b. tujuan pendidikan anak tunagrahita sedang adalah
(1) agar dapat mengurus diri, seperti makan minum, berpakaian, dan kebersihan badan
(2) agar dapat beraul dengan anggota keluarga dan tetanga, serta
(3) agar dapat mengerjakan sesuatu secara rutin dan sederhana
c. tujuan pendidikan anak tunagrahita berat dan sangat berat adalah
(1) agar dapat mengurus diri secara sederhana ( memberitanda atau kata-kata apabila
menginginkan sesuatu, seperti makanan
(2) agar dapat melakukan kesibukanyang bermanfaat ( misalnya mengisi kotak-koak dengan
paku )
(3) agar dapat bergembira (seperti berlatih mendengarkan nyayian, menonton tv, menatap
mata orang yang berbicaradenganya )
fisik/kesehatan
sifat anak tunadaksa yang cenderung merasa apatis, malu, rendah diri, sensitif dan kadang-
kadang pula muncul sikap egois terhadap lingkungannya yang disebabkan oleh
perkembangan dan pembentukan pribadi yang kurang didukung oleh lingkungan sekitar.
Keadaan seperti ini mempengaruhi kemampuan dalam hal sosialisasi dan interaksi sosial
terhadap lingkungan sekitarnya atau dalam pergaulan sehari-harinya.
a. Hiperaktif
b. Hipoaktif
4. Gangguan perhatian
Kebutuhan komunikasi
Kebutuhan psikososial
Contoh : tanamkan kepercayaan diri dan selalu bersyukur pada penyandang tunadaksa .
6. 1.Dampak Akademik
Kelainan perilaku akan mengakibatkan adanya penyesuaian sosial dan sekolah yang buruk.
Akibat penyesuaian yang buruk tersebut maka dalam belajarnya memperlihatkan ciri-ciri
sebagai berikut.
a. Pencapaian hasil belajar yang jauh di bawah rata-rata.
b. Sering kali dikirim ke kepala sekolah atau ruangan bimbingan untuk tindakan discipliner.
c. Sering kali tidak naik kelas atau bahkan ke luar sekolahnya.
d. Sering kali membolos sekolah.
e. Lebih sering dikirim ke lembaga kesehatan dengan alasan sakit, perlu istirahat.
f. Anggota keluarga terutama orang tua lebih sering mendapat panggilan dari petugas
kesehatan atau bagian absensi.
g. Orang yang bersangkutan lebih sering berurusan dengan polisi.
h. Lebih sering menjalani masa percobaan dari yang berwewenang.
i. Lebih sering melakukan pelanggaran hukum dan pelanggaran tanda-tanda lalu lintas.
j. Lebih sering dikirim ke klinik bimbingan.
2. Dampak Sosial/Emosional
a. Karakteristik sosial
1) Masalah yang menimbulkan gangguan bagi orang lain, dengan ciri-ciri: perilaku tidak
diterima oleh masyarakat dan biasanya melanggar norma budaya, dan perilaku melanggar
aturan keluarga, sekolah, dan rumah tangga.
2) Perilaku tersebut ditandai dengan tindakan agresif, yaitu tidak mengikuti aturan, bersifat
mengganggu, mempunyai sikap membangkang atau menentang, dan tidak dapat bekerja
sama.
3) Melakukan kejahatan remaja, seperti telah melanggar hukum.
b. Karakteristik emosional
1) Adanya hal-hal yang menimbulkan penderitaan bagi anak, seperti tekanan batin dan rasa
cemas.
2) Adanya rasa gelisah, seperti rasa malu, rendah diri, ketakutan, dan sangat sensitif atau
perasa.
3. Dampak Fisik/Kesehatan
Karakteristik fisik/kesehatan anak tunalaras ditandai dengan adanya gangguan makan,
gangguan tidur, dan gangguan gerakan (Tik). Sering kali anak merasakan ada sesuatu yang
tidak beres pada jasmaninya, ia mudah mendapat kecelakaan, merasa cemas terhadap
kesehatannya, merasa seolah-olah sakit. Kelainan lain yang berwujud kelainan fisik, seperti
gagap, buang air tidak terkendali, sering mengompol, dan jorok.
a. Model biogenetik
Model ini dipilih berdasarkan asumsi bahwa gangguan perilaku disebabkan oleh kecacatan
geniti atau biokimiawi sehingga penyembuhannya ditekankan pada pengobatan, diet,
olahraga, operasi, atau mengubah lingkungan.
Model ini mempunyai asumsi bahwa gangguan emosi merupakan indikasi ketidakmampuan
menyesuaikan diri yang terbentuk, bertahan, dan mungkin berkembang karena berinteraksi
dengan lingkungan, baik di sekolah maupun di rumah. Oleh karena itu, penanganannya tidak
hanya ditujukan kepada anak, tetapi pada lingkungan tempat anak belajar dan tinggal.
c. Model psikodinamika
Model ini berpandangan bahwa perilaku yang menyimpang atau gangguan emosi disebabkan
oleh gangguan atau hambatan yang terjadi dalam proses perkembangan kepribadian. Oleh
karena itu, untuk mengatasi gangguan perilaku itu dapat diadakan pengajaran
psikoedukasional, yaitu menggabungkan usaha membantu anak dalam mengekspresikan dan
mengendalikan perasaannya.
d. Model ekologis
Model ini menganggap bahwa kehidupan ini terjadi karena adanya interaksi antar individu
dengan lingkungannya. Gangguan perilaku terjadi karena adanya disfungsi antara anak
dengan lingkungannya. Oleh karena itu, model ini menghendaki dalam memperbaiki problem
perilaku agar mengupayakan interaksi yang baik antara anak tentang lingkungannya.
9.
Identifikasi masalah
Diagnosis
Program layanan intervensi dalam belajar membaca dibedakan atas program delivery dan
kurikuler.
Evaluasi
Kegiatan evaluasi ditujukan pada dua sasaran yaitu hasil dan proses bantuan.