Anda di halaman 1dari 6

RANCANGAN TUGAS TUTORIAL 3

Nama Mata Kuliah : Pengantar Pend. Anak Berkebutuhan Khusus


Nama Pengembang : Fajar Setiawan, S.Pd., M.Pd.
Masa Tutorial : 2020.1
Jumlah Soal : 10 (sepuluh)
Skor Maksimal : 58
Jenis Tugas : PENGUASAAN KONSEP
Waktu : 60 menit.

Kompetensi Khusus:

o Menjelaskan dampak ketunagrahitaan bagi anak dan pendidikannya.


o Menjelaskan dampak tunadaksa dan tunalaras bagi anak dan pendidikannya.
o Menjelaskan dampak kesulitan belajar bagi anak dan pendidikannya.
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan:
o Pendidikan khusus anak tunagrahita.
o Pendidikan anak tunadaksa dan tunalaras.
o Pendidikan anak berkesulitan belajar.

Uraian Tugas

1. Sebutkan dan jelaskan lima alternatif upaya pencegahan terjadinya tunagrahita!


2. Jelaskan dampak tunagrahita terhadap kemampuan akademik, sosial/emosional, dan
fisik/kesehatan!
3. Sebutkan tujuan pendidikan tunagrahita berdasarkan tingkat ketunagrahitaannya!
4. Jelaskan dampak tunadaksa terhadap kemampuan akademik, sosial/emosional, dan
fisik/kesehatan!
5. Sebutkan empat kebutuhan khusus anak tunadaksa, serta berikan masing-masing contohnya?
6. Jelaskan dampak tunalaras terhadap kemampuan akademik, sosial/emosional, dan
fisik/kesehatan!
7. Sebutkan dan jelaskan model pendekatan kepada anak tunalaras yang dikemukakan oleh
Kauffman (1985)!
8. Sebutkan faktor-faktor timbulnya kesulitan belajar yang dikemukakan oleh Hallahan dan Kauffman
(1991)!
9. Menurut Clement, terdapat sepuluh gejala yang sering dijumpai pada anak berkesulitan belajar.
Namun, pada perkembangannya para peneliti mengelompokkan sepuluh gejala tersebut menjadi
enam dengan menggabungkan hal-hal yang sejenis. Sebutkan!
10. Sebutkan dan jelaskan prosedur intervensi kesulitan membaca!

Tutor,
Fajar Setiawan, S.Pd., M.Pd.
JAWABAN

1.Beberapa alternatif upaya pencegahan timbulnya ketunagrahitaan adalah sebagai berikut :


a. Diagnostik Prenatal
Diagnostik Prenatal yaitu usaha yang dilakukan untuk memeriksa kehamilan. Dengan ini
diharapkan dapat ditemukan kemungkinan adanya kelainan pada janin, baik berupa
kromosom maupun kelainan enzim yang diperlukan bagi perkembangan janin.
b. Imunisasi
Imunisasi dilakukan terhadap ibu hamil maupun balita. Sehingga dengan begitu dapat
mencegah timbulnya penyakit yang mengganggu perkembangan bayi
c. Tes darah
Tes darah dilakukan untuk menghindari kemungkinan menurunkan benih-benih yang
berkelainan.
d. Program Keluarga Berencana
Mengikuti program keluarga berencana(KB).
e. Penyuluhan Genetik
penyuluhan Genetik yaitu suatu usaha mengkomunikasikan berbagai informasi yang
berkaitan dengan masalah genetika dan masalah yang ditimbulkannya lewat media tertentu.

2. Dampak Tunagrahita

1. Terhadap kemampuan Akademik

Kemampuan belajar anak-anak penyandang cacat intelektual sangat terbatas, terutama


kemampuan mereka dalam hal-hal abstrak.

2. Sosial atau Emosional

Mereka cenderung cepat lupa, sulit untuk membuat kreasi baru, dan rentang perhatiannya
pendek.Dampak sosial emosional anak-anak dengan cacat intelektual mungkin karena
ketidakmampuan mereka untuk menerima dan menerapkan norma-norma sosial dan
pandangan masyarakat yang menyamakan keberadaan cacat intelektual dengan anggota lain
dari komunitas atau komunitas yang dapat terus percaya pada anak-anak dengan cacat
intelektual. mereka tidak melakukan apa-apa karena kurangnya minat.Dampak dari kecacatan
sosial dan emosional mereka adalah bahwa anak cacat mental tidak dapat memahami aturan
sosial dan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sehubungan dengan kecacatan intelektual,
anak-anak tidak bisa mengurus diri mereka sendiri, merawat diri mereka sendiri dan
memimpin.

3. Dampak fisik/kesehatan

Baik struktur maupun fungsi tubuh pada umumnya anak tunagrahita kurang dari anak normal.
Mereka baru dapat berjalan dan berbicara pada usia yang lebih tua dari anak normal.
3. tujuan pendidikan tunagrahita berdasarkan tingkat ketunagrahitaannya
a. tujuan pendidikan anak tunagrahita ringan adalah
(1) agar dapat mengurus dan membina diri
(2) agar dapat bergaul di masyarakat; dan
(3) agar dapat mengerjakan sesuatu untuk bekal hidupnya
b. tujuan pendidikan anak tunagrahita sedang adalah
(1) agar dapat mengurus diri, seperti makan minum, berpakaian, dan kebersihan badan
(2) agar dapat beraul dengan anggota keluarga dan tetanga, serta
(3) agar dapat mengerjakan sesuatu secara rutin dan sederhana
c. tujuan pendidikan anak tunagrahita berat dan sangat berat adalah
(1) agar dapat mengurus diri secara sederhana ( memberitanda atau kata-kata apabila
menginginkan sesuatu, seperti makanan
(2) agar dapat melakukan kesibukanyang bermanfaat ( misalnya mengisi kotak-koak dengan
paku )
(3) agar dapat bergembira (seperti berlatih mendengarkan nyayian, menonton tv, menatap
mata orang yang berbicaradenganya )

4. Dampak tunadaksa terhadap kemampuan akademik, sosial/emosional, dan

fisik/kesehatan

Dampak tunadaksa terhadap kemampuan akademik

Kemampuan belajar anak-anak penyandang tunadaksa terbatas, disbanding kemampuan pada


anak normal.

Dampak tunadaksa terhadap kemampuan social/emosional

sifat anak tunadaksa yang cenderung merasa apatis, malu, rendah diri, sensitif dan kadang-
kadang pula muncul sikap egois terhadap lingkungannya yang disebabkan oleh
perkembangan dan pembentukan pribadi yang kurang didukung oleh lingkungan sekitar.
Keadaan seperti ini mempengaruhi kemampuan dalam hal sosialisasi dan interaksi sosial
terhadap lingkungan sekitarnya atau dalam pergaulan sehari-harinya.

pada Aspek Fisik Anak Tunadaksa

1.      Kesulitan aktifitas motorik

a.       Hiperaktif

b.      Hipoaktif

c.       Gangguan koordinasi motorik. Cirinya adalah ketidakselarasan gerak baik gerak


motorik halus maupun kasar.

2.      Kesulitan dalam penyesuaian diri


Disebabkan karena keadaan atau kondisi fisik yang dialami dan disebabkan oleh respon
masyarakat atau lingkungan.

3.      Hambatan dalam perkembangan kognitif

Disebabkan oleh keterbatasan fungsi gerak sangat mempengaruhi eksplorasi lingkungan


sehingga menghambat perkembangan fungsi kognitif.

4.      Gangguan perhatian

5. 4 kebutuhan khusus anak tunadaksa

Kebutuhan akan keleluasaan gerak dan memosisikan diri

Contoh : alat khusus untuk bergerak(kursi toda, tongkat, alat penopang)

Kebutuhan komunikasi

Contoh : alat komunikasi khusus(papan komunikasi)

Kebutuhan ketrampilan memelihara diri

Contoh : latihan dan bantuan dalam melakukan kegiatan merawat diri

Kebutuhan psikososial

Contoh : tanamkan kepercayaan diri dan selalu bersyukur pada penyandang tunadaksa .

6. 1.Dampak Akademik
Kelainan perilaku akan mengakibatkan adanya penyesuaian sosial dan sekolah yang buruk.
Akibat penyesuaian yang buruk tersebut maka dalam belajarnya memperlihatkan ciri-ciri
sebagai berikut.
a. Pencapaian hasil belajar yang jauh di bawah rata-rata.
b. Sering kali dikirim ke kepala sekolah atau ruangan bimbingan untuk tindakan discipliner.
c. Sering kali tidak naik kelas atau bahkan ke luar sekolahnya.
d. Sering kali membolos sekolah.
e. Lebih sering dikirim ke lembaga kesehatan dengan alasan sakit, perlu istirahat.
f. Anggota keluarga terutama orang tua lebih sering mendapat panggilan dari petugas
kesehatan atau bagian absensi.
g. Orang yang bersangkutan lebih sering berurusan dengan polisi.
h. Lebih sering menjalani masa percobaan dari yang berwewenang.
i. Lebih sering melakukan pelanggaran hukum dan pelanggaran tanda-tanda lalu lintas.
j. Lebih sering dikirim ke klinik bimbingan.

2. Dampak Sosial/Emosional
a. Karakteristik sosial
1) Masalah yang menimbulkan gangguan bagi orang lain, dengan ciri-ciri: perilaku tidak
diterima oleh masyarakat dan biasanya melanggar norma budaya, dan perilaku melanggar
aturan keluarga, sekolah, dan rumah tangga.
2) Perilaku tersebut ditandai dengan tindakan agresif, yaitu tidak mengikuti aturan, bersifat
mengganggu, mempunyai sikap membangkang atau menentang, dan tidak dapat bekerja
sama.
3) Melakukan kejahatan remaja, seperti telah melanggar hukum.
b. Karakteristik emosional
1) Adanya hal-hal yang menimbulkan penderitaan bagi anak, seperti tekanan batin dan rasa
cemas.
2) Adanya rasa gelisah, seperti rasa malu, rendah diri, ketakutan, dan sangat sensitif atau
perasa.

3. Dampak Fisik/Kesehatan
      Karakteristik fisik/kesehatan anak tunalaras ditandai dengan adanya gangguan makan,
gangguan tidur, dan gangguan gerakan (Tik). Sering kali anak merasakan ada sesuatu yang
tidak beres pada jasmaninya, ia mudah mendapat kecelakaan, merasa cemas terhadap
kesehatannya, merasa seolah-olah sakit. Kelainan lain yang berwujud kelainan fisik, seperti
gagap, buang air tidak terkendali, sering mengompol, dan jorok.

7. Kauffman (1985) mengemukakan jenis-jenis model pendekatan sebagai berikut :

a.       Model biogenetik

Model ini dipilih berdasarkan asumsi bahwa gangguan perilaku disebabkan oleh kecacatan
geniti atau biokimiawi sehingga penyembuhannya ditekankan pada pengobatan, diet,
olahraga, operasi, atau mengubah lingkungan.

b.      Model behavioral (tingkah laku)

Model ini mempunyai asumsi bahwa gangguan emosi merupakan indikasi ketidakmampuan
menyesuaikan diri yang terbentuk, bertahan, dan mungkin berkembang karena berinteraksi
dengan lingkungan, baik di sekolah maupun di rumah. Oleh karena itu, penanganannya tidak
hanya ditujukan kepada anak, tetapi pada lingkungan tempat anak belajar dan tinggal.

c.       Model psikodinamika

Model ini berpandangan bahwa perilaku yang menyimpang atau gangguan emosi disebabkan
oleh gangguan atau hambatan yang terjadi dalam proses perkembangan kepribadian. Oleh
karena itu, untuk mengatasi gangguan perilaku itu dapat diadakan pengajaran
psikoedukasional, yaitu menggabungkan usaha membantu anak dalam mengekspresikan dan
mengendalikan perasaannya.

d.      Model ekologis
Model ini menganggap bahwa kehidupan ini terjadi karena adanya interaksi antar individu
dengan lingkungannya. Gangguan perilaku terjadi karena adanya disfungsi antara anak
dengan lingkungannya. Oleh karena itu, model ini menghendaki dalam memperbaiki problem
perilaku agar mengupayakan interaksi yang baik antara anak tentang lingkungannya.

Beberapa teknik pendekatan yang digunakan dalam mengatasi masalah perilaku

8. Ahli lain yaitu Hallahan dan Kauffman (1991: 127-128) mengemukan 3 (tiga) faktor


penyebab kesulitan belajar yaitu : (1) organis / biologis, (2) genetik, dan (3) lingkungan.
Banyak ahli yang meyakini bahwa timbulnya kesulitan belajar khusus pada anak disebabkan
oleh adanya disfungsi dari sistem syaraf pusat.

9.

10.Prosedur intervensi kesulitan membaca

Identifikasi masalah

Dilakukan dengan mencari, menandai, dan menemukan tipe-tipe kesulitan membaca.

Diagnosis

Menemukan sebab-sebab kesulitan membaca pada diri siswa.

Penyusunan program layanan

Program layanan intervensi dalam belajar membaca dibedakan atas program delivery dan
kurikuler.

Evaluasi

Kegiatan evaluasi ditujukan pada dua sasaran yaitu hasil dan proses bantuan.

Anda mungkin juga menyukai