REFERAT
ANTENATAL CARE (ANC)
Pembimbing:
dr. Edy Priyanto,SpOG, (K)-Fer,M.Kes
Disusun Oleh:
Lalita Vistara Norma Dasuci G4A018014
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
ANTENATAL CARE (ANC)
Disusun oleh:
Lalita Vistara Norma Dasuci G4A018014
KATA PENGANTAR
3
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dapat
menyelesaikan referat yang dengan judul “Antenatal Care (ANC)” ini. Terima kasih
yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada dr. Edy Priyanto,SpOG, (K)-
Fer, M.Kes selaku pembimbing penulis sehingga referat ini dapat terselesaikan.
Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada segenap konsulen di bagian SMF
Ilmu Obstetri dan Gynekologi yang telah memberikan dukungan baik secara moral
dan keilmuan sehingga penulis dapat menyelesaikan referat ini.
Demikian penulis sampaikan, mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik
dalam tutur kata maupun tulisan yang mungkin tidak berkenan. Penulis
berharapsupaya referat ini dapat bermanfaat bagi para dokter, dokter muda, ataupun
para medis lainnya di bagian Obstetri dan Gynekologi.
Penulis
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
yang produktif secara sosial dan ekonomi. Faktor yang berkontribusi terhadap
kematian ibu, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu
adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan
nifas seperti perdarahan, preeklampsia/eklampsia, infeksi, persalinan macet
dan abortus.
Upaya menurunkan AKI (hamil, melahirkan, dan nifas) sangat
dibutuhkan. Salah satu upaya dalam menurunkan AKI tersebut yaitu lewat
pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang berkualitas sesuai dengan standar
kebijakan pemerintah. ANC menurut guideline yang diterbitkan WHO
dilaksanakan sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan dengan
rincian 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali
pada trimester ketiga. ANC merupakan program terencana berupa observasi,
edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil dengan tujuan menjaga agar
ibu sehat selama kehamilan, persalinan, dan saat masa nifas serta
mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, proses kehamilan dan persalinan
yang aman dan memuaskan, memantau kemungkinan adanya risiko-risiko
kehamilan, merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan
risiko tinggi,serta diharapkan dapat menurunkan morbilitas dan mortalitas ibu
dan janin perinatal.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan referat ini adalah untuk mengetahui
apa saja cakupan asuhan antenatal atau antenatal care.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan ini adalah:
a. Mengetahui pentingnya ANC bagi ibu hamil.
b. Mengetahui pemeriksaan ANC pada ibu hamil.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Antenatal care (ANC) adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu
hamil, bukan saja saat bila ibu sakit dan memerlukan perawatan tetapi juga
pengawasan dan penjagaan wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga
mendapatkan ibu dan anak yang sehat. Kegiatan ini merupakan program
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang berupaya merubah sikap dan perilaku
masyarakat kearah keamanan persalinan.
ANC adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik
untuk optimalisasi kesehatan maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. ANC juga dapat di definisikan
sebagai pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
B. TUJUAN ANC
Tujuan dari antenatal care (ANC) adalah untuk memantau kemajuan
kehamilan dan kesehatan ibu serta tumbuh kembang bayi, juga untuk
mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu. Selain hal tersebut,
ANC juga bertujuan mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan persalinan yang
cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan
normal dan pemberian ASI ekslusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga
7
dalam menerima kesehatan bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.
Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan sebaik-baiknya
fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan postpartum sehat dan normal,
tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Ini berarti dalam antenatal care
harus diusahakan agar :
a. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus
sama sehatnya atau lebih sehat,
b. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan
diobati,
c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat
pulafisik dan mental.
C. PELAYANAN ANC
Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan akan mempengaruhi
kesehatan ibu hamil dan janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir serta ibu
nifas. Dalam pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan harus dapat
memastikan bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini
masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara
adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani persalinan normal. Setiap
kehamilan, dalam perkembangannya mempunyai risiko mengalami penyulit
atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan antenatal harus dilakukan secara
rutin, sesuai standar dan terpadu untuk pelayanan antenatal yang berkualitas.
Pelayanan antenatal yang terpadu dan berkualitas meliputi hal berikut:
a. Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar
kehamilan berlangsung sehat;
B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Tanda vítal
Pemeriksaan jantung dan paru
Pemeriksaan payudara
Kelainan otot rangka serta neurologik
2. Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi
Bentuk dan ukuran abdomen
Parut bekas luka operasi
Kelainan otot dan rangka serta neurologik
Gerakan janin
Varises atau pelebaran vena
Hernia
Edema
- Palpasi
Tinggi fundus uteri
Punggung bayi
Presentasi
Sejauh mana bagian terbawah bayi masuk pintu atas
panggul
11
- Auskultasi
10 minggu dengan Doppler
20 minggu dengan fetoskop Pinard
- Inspekulo vagina untuk identifikasi vaginitis pada trimester I/II
C. Laboratorium
- Pemeriksaan
Analisis urin rutin
Analisis tinja rutin
Hb, MCV
Golongan darah
Hitung jenis sel darah
Gula darah
Antigen hepatitis B virus
HIV/VDRL
- Ultrasonografi : rutin pada kehamilan 18-22 minggu untuk
identifikasi kelainan janin
Dalam pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan
pelayanan yang berkualitas sesuai standar yang terdiri dari:
a) Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
Selama kehamilan antara 0,3 – 0,5 kg perminggu. Jika dikaitkan
dengan umur kehamilan kenaikan berat badan selama trimester
pertama adalah ± 1 kg, selama trimester kedua dan ketiga masing-
masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan pertambahan berat total
adalah 9-12 kg. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram
selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya
menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
b) Ukur tekanan darah.
12
Taksiran berat janin Berat badan janin secara sederhana dapat diukur
dengan mempergunakan rumus diantaranya rumus Johnson Toshack. Rumus
ini dihitung berdasarkan Tinggi Fundus Uteri (TFU) yaitu jarak dari bagian
atas tulang kemaluan (simfisis os pubis) ke puncak rahim (Fundus) dalam
sentimeter (cm) dikurangi 11, 12 atau 13, hasilnya dikali 155 didapatkan berat
badan bayi dalam gram. Rumus Johnson Toshack :
BB = (TFU – N) x 155
Keterangan : BB = Berat badan janin dalam gram
TF = Tinggi Fundus Uteri
N = 13 bila kepala belum melewati PAP
N = 12 bila kepala berada di atas spina ischiadika
N = 11 bila kepala berada di bawah spina ischiadika
d) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus
mendapat imunisasi TT. Pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan
bila diberikan sekurang-kurangnya 2 kali dalam interval minimal 4 minggu,
kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapatkan TT 2 kali pada kehamilan
yang lalu atau pada masa calon pengantin, maka cukup diberikan TT ulang.
Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya.
Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu
saat ini.Pemberian imunisasi TT lengkap.
a. TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.
b. TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.
c. TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.
d. TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.
14
3. Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Status Present (kondisi saat ini): Keadaan umum, nadi, TD,
Pernafasan, Cyanose, Dyspnoe, suhu, anemis, turgor, berat badan, tinggi badan.
Bila ada tanda-tanda kedaruratan, maka ibu segera dikirim ke ruang rawat inap
untuk penanganan selanjutnya.Pemeriksaan status lokalis : kepala, muka, mulut,
gigi (apakah ada caries), tonsil / faring (apakah ada tonsilitis / faringitis), hal ini
perlu diperhatikan karena merupakan infeksi fokal yang dapat menyebabkan
gangguan pada ibu hamil dan janinnya yang lebih serius, pemeriksaan mata,
kuping, hidung, rambut, dan lain-lain.
16
LEOPOLD I :
- Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri.
- Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.
- Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau
kepala atau kosong).
Gambar 2.2 Leopold I
LEOPOLD II
- Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai
disamping kiri dan kanan umbilikus.
- Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi
denyut jantung janin nantinya.
- Tentukan bagian-bagian kecil janin.
Gambar 2.3 Leopold II
17
LEOPOLD III
- Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat
menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien.
- Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
- Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan
apakah sudah mengalami engagement atau belum
LEOPOLD IV
- Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki pasien.
- Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah
janin.
- Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.
3. Pemeriksaan tambahan
a. Proteinuria
b. Glukosuria
c. Keton
- Menilai kesejahteraan janin
Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan risiko
tinggi dapat dilakukan berbagai jenis pemeriksaan atau
pengumpulan informasi, baik yang diperoleh dari ibu hamil
maupun pemeriksaan oleh petugas kesehatan. Berbagai jenis
pemeriksaan tersebut adalah :
- Pengukuran tinggi fundus uteri terutama > 20 minggu
yang disesuaikan dengan usia kehamilan saat
pemeriksaan dilakukan.
- Gerakan janin.
- Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam
dikaitkan dengan hipoksia berat atau janin meninggal
- Denyut jantung janin
- Ultrasonografi
Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selain
pemeriksaan di atas, juga dilakukan pula pemeriksaan tentang:
- Penilaian besar janin, letak dan presentasi
- Penilaian luas panggul
5. Edukasi Kesehatan Bagi Ibu Hamil
20
Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-
12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan
patolohis. Kehamilan patologis tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan
efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap. Deteksi dini gejala dan
tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya
gangguan serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil.
a. Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20
minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12 % kehamilan
akan berakhir dengan keguguran yang umumnya 60-80 % disebabkan oleh
kelainan kromosom yang ditemui pada spermatozoa ataupun ovum. Penyebab
yang sama dan menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan muda dan
ukuran pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan atau lebih
besar, pada umumnya disebabkan oleh mola hidantidosa. Perdarahan pada
kehamilan muda dengan uji kehamilan tidak jelas, pembesaran uterus lebih
kecil dari seharusnya, dan adanya massa di adneksa biasanya disebabkan oleh
kehamilan ektopik.
Perdarahan pada kehamilan usia lanjut atau di atas 20 minggu pada
umumnya disebabkan oleh plasenta previa. Plasenta mulai terbentuk
sempurna pada usia kehamilan 14-15 minggu. Perdarahan yang terjadi sangat
terkait dengan luas plasenta dan kondisi segmen bawah rahim yang menjadi
implantasi plasenta tersebut. Pada plasenta yang tipis dan menutupi sebagian
jalan lahir, maka umumnya terjadi perdarahan bercak berulang dan apabila
segmen bawah rahim mulai terbentuk disertai dengan sedikit penurunan
bagian terbawah janin, maka perdarahan mulai meningkat hingga tingkatan
yang dapat membahayakan keselamatan ibu. Plasenta yang tebal yang
menutupi seluruh jalan lahir dapat menimbulkan perdarahan hebat tanpa
23
Beberapa gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius
selama kehamilan adalah sebagai berikut:
- Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan
(hiperemesis gravidarum)
- Disuria
- Menggigil atau demam
- Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
- Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang
sesungguhnya
BAB III
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Abalos, E., Chamillard, M., Diaz, V., Tuncalp, Ӧ., & Gülmezoglu, A. M.
(2016). Antenatal care for healthy pregnant women: a mapping of
interventions from existing guidelines to inform the development of new
WHO guidance on antenatal care. BJOG: An International Journal of
Obstetrics & Gynaecology, 123(4), 519-528.
2. Agustini N, Suryani N, Murdani P. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
Ibu dan Dukungan Keluarga Dengan Cakupan Pelayanan Antenatal di
Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng I. Jurnal Magister Kedokteran Keluarga.
2013;1(1):67-79.
3. Angka Kematian Ibu, hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.
Diunduh dari www.litbang.depkes.co.id, diakses pada 1 Mei 2017.
4. Cunningham F.G., 2012. Obstetri Williams. Cetakan 23, EGC, Jakarta.
5. Data dan Informasi untuk Pimpinan, diunduh dari
http://www.depkes.go.id/downloads/Booklet/Data%20&%20Informasi
%20untuk%20Pimpinan.pdf, diakses pada 1 Mei 2017.
6. Faranti R. Penyebab Rendahnya Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pengambiran. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas. 2015;10(1):101-107.
26
14. Tunçalp, Ӧ., Pena‐Rosas, J. P., Lawrie, T., Bucagu, M., Oladapo, O. T.,
Portela, A., & Gülmezoglu, A. M. (2017). WHO recommendations on
antenatal care for a positive pregnancy experience—going beyond survival.
BJOG: An International Journal of Obstetrics & Gynaecology, 124(6), 860-
862.
15. Tunçalp, Ӧ., Were, W. M., MacLennan, C., Oladapo, O. T., Gülmezoglu, A.
M., Bahl, R., ... & Temmerman, M. (2015). Quality of care for pregnant
women and newborns—the WHO vision. BJOG: an international journal of
obstetrics & gynaecology, 122(8), 1045-1049.
16. World Health Organization, & Unicef. (2014). Trends in maternal mortality:
1990 to 2013: estimates by WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank and
the United Nations Population Division.
27