Anda di halaman 1dari 7

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin berkembangnya teknologi informasi, menyebabkan berbagai perubahan

terjadi diberbagai lini kehidupan saat ini. Perkembangan juga merambah dalam

dunia pendidikan. Pendidikan berperan penting dalam kehidupan manusia. Agustina

dkk (2019), Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menuntut manusia

untuk berfikir efektif, kreatif dan inovatif demi peningkatan kualitas sumber daya

manusia sehingga mampu bersaing dalam persaingan dunia global. Pendidikan adalah

proses untuk membantu manusia dalam menghadapi berbagai macam situasi yang

bertujuan memberdayakan diri. Pendidikan juga dibutuhkan oleh manusia agar dapat

menjadikan masyarakat yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan

kehidupan menjadi lebih baik. Tidak atau tanpa adanya pendidikan, manusia tidak

dapat menjalankan fungsi-sungsi kehidupan atau dengan kata lain tidak mampu

mengembangkan kehidupan menjadi lebih baik dari masa ke masa berikutnya.

Menurut Helmawati (2019:21), Pendidikan adalah usaha agar manusia dapat

mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang

dikenal diakui oleh masyarakat. Pendidikan berhak diperoleh sejak usia dini, dari

pendidikan dasar hingga pendidikan lanjutan kejenjang yang lebih tinggi.

Pendidikan memiliki salah satu unsur terpenting yaitu sosok seorang guru.

Keberhasilan proses belajar dalam pembelajaran tergantung pada cara guru


2

mengimplementasikan proses pembelajaran. Dalam Mengimplementasikan proses

pembelajaran diperlukan metode dan teknik pembelajaran. Menurut Supini dan

Maranung (2010:119) menyatakan bahwa guru sangat diharapkan dalam upaya

meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mencoba berbagai model pembelajaran

yang inovatif dan nantinya akan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang

kondusif untuk meningkatkan hasil belajar. Secara umum pada saat proses

pembelajaran, guru lebih banyak mengarahkan pertanyaan yang hasil akhirnya berupa

jawaban. Guru belum memunculkan fenomena-fenomena yang berkaitan dengan

materi untuk dicari solusinya. Proses pembelajaran tersebut belum mampu membawa

siswa pada hal baru seperti pada sebuah permasalahan yang akan menuntut siswa

dalam memecahkan masalah.

Pembelajaran biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang

dapat menggiring siswa pada sebuah hal baru. Berbagai upaya untuk

mengembangkan pembelajaran biologi agar tercipta pembelajaran yang

menyenangkan dan lebih bermakna. Pembelajaran biologi menyediakan berbagai

pengalaman untuk memahami konsep dan proses sains. Bukan hanya dengan konsep

atau teori saja, melainkan harus melakukan sesuatu, mengetahui, dan memecahkan

masalah yang berkaitan dengan pembelajaran biologi.

Kurikulum 2013 yang diberlakukan dalam sistem pendidikan di Indonesia salah

satunya memfokuskan siswa pada kemampuan pemecahan masalah. Pentingnya

kemampuan pemecahan masalah pada siswa sangat berguna untuk menjadi salah satu

tolok ukur kualitas seseorang di zaman modern ini. Barell (dalam Supiandi, 2016)
3

menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah berguna untuk menghadapi

tantangan pembelajaran di abad 21 karena dapat mempersiapkan siswa untuk

memiliki kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan dapat memecahkan masalah. Hal

tersebut juga tercantum dalam Lampiran IV Permendikbud Nomor 81A (2013, p.3)

yang menyatakan siswa perlu didorong untuk bekerja dalam memecahkan masalah,

menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras untuk mewujudkan ide-

idenya. Kemampuan memecahkan masalah merupakan salah satu dari keterampilan

yang harus dimiliki oleh peserta didik agar mampu memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-hari, merubah perilaku, meningkatkan kreatifitas dan kognitif

peserta didik. Susilo (2012, pp.59) juga menyebutkan bahwa kemampuan seseorang

untuk dapat berhasil dalam kehidupannya antara lain ditentukan oleh keterampilan

berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah kehidupan yang

dihadapinya.

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan di SMA 7 Wajo,

diketahui bahwa pemberdayaan kemampuan pemecahan masalah belum optimal dan

berakibat terhadap hasil belajar siswa. Faktor yang menyebabkan rendahnya hasil

belajar Biologi yaitu: 1) guru kurang menerapkan model pembelajaran yang inovatif

sehingga tidak dapat mengembangkan potensi siswawa dalam kemampuan

memecahkan masalah yang berakibat pada rendahnya hasil, 2) pasifnya pembelajaran

dikelas dikarenakan pembelajaran masih berpusat pada guru, 3) menyampaikan

materi masih bersifat teoritis.


4

Salah satu alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan di atas, maka

diperlukan suatu kreativitas guru dalam meningkatkan suasana pembelajaran yang

kondusif serta upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Model Problem

Based Learning (PBL) dipadu dengan model Numbered Heads Together (NHT)

merupakan salah satu solusi yang dapat di implementasikan dalam pembelajaran

yang inovatif dan bervariasi sehingga menjadikan proses pembelajaran yang

berkualitas dan mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dan

hasil belajar siswa. Model PBL dan NHT merupakan model pembelajaran kooperatif

yang dapat diterapkan di sekolah.

Model pembelajaran yang disarankan dalam kurikulum 2013 yaitu model

Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran PBL membantu siswa dalam

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah (Rusman, 2011). Problem Based

Learning (PBL) merupakan model pembelajaran interaktif dan inovatif yang dapat

meningkatkan minat belajar siswa. Problem Based Learning (PBL) juga merupakan

suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks

bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir dan keterampilan pemecahan masalah,

serta untuk memperoleh pengetahuan dari materi pembelajaran. Menurut Wisudawati

& Sulistyowati (2014) yang utama pada model Problem Based Learning (PBL)

adalah pemberian masalah yang dapat dikaji dalam berbagai disiplin ilmu,

penyelidikan hal-hal nyata, kolaborasi dan menghasilkan sesuatu yang dapat

dipublikasikan. Kelebihan lain model Problem Based Learning (PBL) yaitu dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam


5

bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan

interpersonal dalam bekerja kelompok (Kemendikbud 2013).

Pembelajaran kooperatif lainnya yaitu model Numbered Heads Together (NHT).

Model Numbered Heads Together (NHT) merupakan model pembelajaran yang

mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam menyelesaikan permasalhannya. Dalam

model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), siswa yang memiliki

kemampuan tinggi maupun rendah sama-sama memiliki peranan dalam

kelompoknya, sehingga semua peserta didik aktif dalam pembelajaran. Menurut

Zuhdi (2010) model Numbered Heads Together (NHT) memiliki kelebihan yaitu

setiap siswa menjadi siap semua, dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh,

dan siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Sehingga proses

tersebut perpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan hal tersebut, maka model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dipadi dengan strategi Numbered Heads Together (NHT) diharapkan dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi dirinya.

Potensi diri tersebut mencakup sikap, keterampilan, pengetahuan, serta kemampuan

dalam menganalisis masalah.

Berdasarkan paparan diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dipadu Strategi Numbered

Heads Together (NHT) terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah dan Hasil

Belajar Biologi Siswa Kelas IPA SMA 7 Wajo”

B. Rumusan Masalah
6

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian adalah “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dipadu dengan strategi Numbered Heads Together (NHT)

terhadap kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar Biologi siswa kelas IPA

SMA 7 Wajo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dipadu strategi Numbered Heads Together (NHT) terhadap kemampuan

pemecahan masalah dan hasil belajar Biologi siswa kelas IPA SMA 7 Wajo.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Siswa

a. Memberikan pengalaman belajar dalam meningkatkan kemampuan

pemecahan maslah biologi melalui model Problem Based Learning.

b. Meningkatkan hasil belajar siswa dan membrikan semangat belajar bagi

siswa melalui model Problem Based Learning (PBL) yang dipadu dengan

model Numbered Heads Together (NHT).

c. Membantu siswa dalam memahai masalh di kehidupan nyata.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan referensi dalam memilih model pembelajaran yang tepat agar

lebih baik atau lebih optimal dalam pelaksanaan pembelajaran.


7

3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang pengembangan model

pembelajaran dan dapat digunakan sebagai bahan acuan dan pertimbangan

pengembangan penelitian yang sejenis.

Anda mungkin juga menyukai