Anda di halaman 1dari 6

TUGAS VISITE

PEMERIKSAAN GINEKOLOGIK

Disusun Oleh:

Shada Alody Kaulika

1915072

Pembimbing:

Dr. dr. Roni Rowawi, Sp.OG (K)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
SMF OBSTETRI-GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2019
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan nadi, suhu badan dengan perabaan tangan (kalau perlu dengan thermometer)
tekanan darah, pernapasan, mata (anemia, icterus, eksotalamus), kelenjar gondok (struma),
payudara, kelenjar ketiak, jantung, paru-paru dan perut.
Pemeriksaan Payudara
Penderita berbaring terlentang, payudara diraba seluruhnya dengan telapak jari dan tidak boleh
lupa untuk meraba kelenjar-kelenjar ketiak. Pemeriksaan dapat pula dilakukan sambil penderita
duduk tegak lurus dan pemeriksa berdiri di belakangnya. Yang perlu diperhatikan adalah
perkembangan payudara (besar kecilnya) dihubungkan dengan umur dan keluhan penderita
(amenore, kehamilan, laktasi, menopause), selanjutnya bentuknya, konsistensi adakah benjolan
dan bagaimana gerakan benjolan itu terhadap kulit dan dasarnya.
Hiperpigmentasi areola dan papilla mamae, pembesaran kelenjar-kelenjar Montgomery dan
dapat dikeluarkannya kolostrum merupakan tanda-tanda kehamilan.

Pemeriksaan Perut
Penderita harus tidur terlentang secara santai
Inspeksi
Perlu diperhatikan bentuk, pembesaran atau cekungan, pergerakan dengan pernapasan, kondisi
kulit (tebal, mengkilat, keriput, striae, pigmentasi, gambaran vena), parut operasi dan lain
sebagainya.
Masing-masing kelainan tersebut diatas memberi petunjuk apa yang harus diperhatikan,
misalnya pembesaran perut kedepan dengan batas yang jelas, menunjuk arah kehamilan atas
tumor (mioma uteri atau karsinoma ovarii), sedang pembesaran kesamping (perut katak)
merupakan gejala dari cairan bebas dalam rongga perut.
Palpasi
Sebelum pemeriksaan dilakukan, harus diyakini bahwa kandung kemih dan rectum kosong
karena kandung kemih penuh teraba sebagai kista dan rectum penuh menyulitkan pemeriksaan.
Perabaan perut dilakukan perlahan-lahan dengan seluruh telapak tangan dan jari-jari. Mula-mula
perut diraba saja (tanpa ditekan) seluruhnya sebagai orientasi dengan satu atau kedua tangan
dimulai dari atas (hipokondrium) lalu, diperiksa dengan tekanan ringan apakah dinding perut
lemas, tegang karena rangsangan paling nyeri. Sekaligus diperiksa pula gejala nyeri lepas.
Kemudian lakukan palpasi lebih dalam, sebaiknya bersamaan dengan irama pernapasan, untuk
mencari kelainan-kelainan yang tidak tampak dengan inspeksi. Ini sebaiknya dimulai dari
bagian-bagian yang tampaknya normal, yaitu yang tidak dirasakan nyeri dan yang tidak
menonjol atau membesar. Karena telapak tangan dan jari-jari bagian ulna lebih peka, maka
palpasi dalam dilakukan dengan bagian ulna ini. Rasa nyeri yang letaknya lebih dalam menjadi
lebih jelas. Perlu diperhatikan bahwa tidak boleh ditimbulkan perasaan nyeri yang berlebihan.
Pada pemeriksaan tumor daoat ditentukan lebih jelas bentuknya, besarnya, konsistensinya, batas-
batasnya, dan gerakannya. Disaat tumor dibandingkan dengan benda-benda secara umum
diketauhi misalnya telur bebek, telur angsa/bola tenis, tinju kecil, tinju besar, kepala bayi,kepala
orang dewasa atau buah nangka. Selanjutnya apakah batas-batas tumor tersebut jelas atau tajam
atau tidak, batas atas masuk dalam rongga panggul atau tidak. Perlu pula diperiksa apakah tumor
itu dapat digerakan (bebas atau terbatas) atau tidak.
Konsistensi tumor biasanya tidak sulit untuk ditentukan, yaitu padat kenyal, padat lunak, padat
keras atau kistik. Kistik lunak kadang-kadang sulit dibebaskan dari cairan bebas dalam rongga
perut, terutama apabila penderita gemuk. Kadang-kadang ada bagian padat dan bagian kistik
bersamaan. Permukaan tumor ada yang rata dan berbenjol-benjol.
Rasa nyeri pada peraban tumor merujuk kearah peradangan atau infeksi, generasi, putaran
tangkai dan hematoma retrouterina akibat kehamilan ektopik terganggu.
Perkusi
Pada tumor, ketokan perut pekak terdapat pada bagian yang paling menonjol kedepan apabila
tidur terlentang; dan apabila tumor tidak terlampau besar, maka terdengar suara timpani disisi
perut. Daerah pekak itu tidak akan berpindah tempat apabila penderita dibaringkan di sisi kanan
atau kiri.
Pada cairan bebas, cairan mengumpul di bagian yang paling rendah, yaitu di dasar dan di
samping, sedang usus-usus mengambang di atasnya. Apabila penderita berbaring terlentang,
maka suara timpani di bagian atas perut melengkung ke ventral, dan sisi kanan kiri pekak.
Keadaan ini berubah apabila penderita disuruh berbaring miring.
Auskultasi
Detak jantung dan gerakan janin terdengar pada kehamilan yang cukup tua, sedang bising uterus
dapat terdengar pada mioma uteri yang besar.
Pemeriksaan Ginekologi
Letak Penderita
Letak Litotomi
Penderita berbaring di atas meja pemeriksaan sambil melipat lututnya. Diletakkan pada
penyangga dan tungkainya dalam fleksi santai, sehingga penderita berbaring dalam posisi
mengangkang. Dengan penerangkan yang memadai vulva, anus, dan sekitarnya tampak jelas dan
pemeriksaan bimanual dapat dilakukan denga sebaik-baiknya. Pemeriksa berdiri atau duduk di
depan vulva. Pemeriksaan inspekulo dilakukan sambil duduk sedang pemeriksaan bimanual
sebaiknya dilakukan secara berdiri.
Letak Miring
Penderita diletakkan di pinggir tempat tidur miring ke sebelah kiri, sambil paha dan lututnya
ditekuk dan kedua tungkai sejajar.
Letak Sims
Letak ini hampir sama dengan letak miring hanya tungkai kaki kiri hampir lurus, tungkai kaki
kanan ditekuk kearah perut, dan lututnya diletakkan pada alas, sehingga panggul membuat sudut
miring dengan alas; lengan kiri dibelakang badan dan bahu sejajar alas.
Pemeriksaan Organ Genitalia Eksterna
Inspeksi
Perhatikan bentuk,warna, pembengkakan, dan sebagainya dari genitalia eksterna, perineum, anus
dan sekitarnya; dan apabila ada darah flour albus. Apakah hymen masih utuh dan klitoris
normal? Pertumbuhan rambut pubis perlu pula diperhatikan.
Terutama dicari apakah ada peradangan, iritasi kulit, eksema dan tumor; apakah orifisium uretra
eksternum merah da nada nanah, apakah ada karunkula, atau polip nanah tampak lebih jelas
apabila dinding belakang uretra diurut dari dalam ke luar dengan jari. Apakah ada benda
menonjol dari introitus vagina (prolapsis ureri, mioma yang sedang dilahirkan, polypus servisis
yang panjang); adakah sistokel dan rektokel; apakah glandula Bartholini membengkak dan
meradang; apakah hymen masih utuh; apakah introitus vagina sempit atau lebar; dan apakah ada
parut di perineum; dan kondiloma akuminata atau kondiloma lata.
Pada perdarahan pervaginam dan flour albus perlu pula diperhatikan banyaknya, warnanya,
kental atau encernya, dan baunya.
Perabaan Vulva dan Perineum
Perabaan dimulai dengan perabaan glandula Bartholini dengan jari-jari dari luar, yang kemudian
diteruskan dengan perabaan antara dua jari di dalam vagina dan ibu jari dari luar. Selanjutnya
periksa keadaan perineum, bagaimana tebalnya, tegangnya, dan elastisitasnya.
Pemeriksaan Organ Genitalia Interna
Pemeriksaan dengan Spekulum
Pasang speculum Sims ke dalam vagina bagian belakang. Mula-mula ujung speculum
dimasukkan agak miring ke dalam introitus vagina, didorong sedikit ke dalam dan diletakkan
melintang dalam vagina; lalu speculum ditekan ke belakang dan didorong lebih dalam lagi,
sehingga ujung speculum menyentuh puncak vagina di forniks posterior. Pada proses yang
mudah berdarah di porsio oemasangan speculum ini harus dilakukan sangat hati-hati, sehingga
ujung speculum tidak menyentuh/menekan porsio yang mudah berdarah. Ujung speculum harus
diarahkan lebih ke belakang lagi dan langsung ditempatkan di forniks posterior pada dinding
belakang vagina.
Dengan menggunakan speculum, dinding vagina diperiksa (rugae vaginalis, sinoma, flour albus)
dan porsio vaginalis servisis uteri (bulat, terbedah melintang, udah berdarah, erosio, peradangan,
polip, tumor atau ulkus, terutama pada karsinoma)
Perabaan Vagina dan Dasar Panggul
Kontraindikasi pemeriksaan per vaginam: hymen yang masih utuh atau kaku (hymen rigidus).
Diperiksa introitus vagina dan vagina sempit atau luas; apakah dinding vagina licin atau kasar
bergaris-garis melintang (rugae vaginalis); apakah teraba polip, tumor, atau benda asing; apakah
teraba lubang (fistula); apakah ada kelainan bawaan, seperti septum vaginal apakah puncak
vagina teraba kaku oleh jaringan parut atau karsinoma servisitis tingkat II dan III.
Perabaan Serviks
1. Ke mana menghadapnya
2. Bentuknya apakah bulat atau terbelah melintang
3. Besar dan konsistensinya
4. Aoakah agak turun ke bawah
5. Apakah kanalis servikalis dapat dilalui oleh jari, terutama ostium uteri internum
Perabaan Korpus Uteri
Harus diperhatikan secara berturut-turut:
1. Letaknya
2. Bentuknya
3. Besar dan konsistensi
4. Permukaan
5. Gerakannya
Perabaan Parametrium dan Adneksum
Parametrium dan tuba normal tidak teraba. Ovarium normal hanya dapat diraba pada perempuan
kurus dengan dinding perut yang lunak; besarnya seperti ujung jari atau ujung ibu jari dan
kenyal. Setiap kali parametrium dan/atau tuba dapat diraba, itu berarti suatu kelainan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
2. Hoffman, et al. 2016. Williams Gynecology 3rd Edition. New York: McGraw-Hill
Education

Anda mungkin juga menyukai