Anda di halaman 1dari 9

ISSN 2355-4721 Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan

Bermotor

Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang


Kendaraan Bermotor

Ismiyati Devi Marlita Deslida Saidah


Universitas Muhammadiyah STMT Trisakti STMT Trisakti
Jakarta stmt@indosat.net.id stmt@indosat.net.id
ismiyati.umj@gmail.com

Abstract
Air is an important factor of life, but in the modern era is in line with the development
of the physical development of the city and industrial center, as well as the development
of transport, causing air quality changes, from what was once fresh, now dry and dirty
which is generally caused by air pollution due to vehicle transportation. The research
method used is library research. The results of the study: 1. Granting permission for
small public transport more limited, while the mass transit vehicle, reproduced. 2.
Control the number of private vehicles. 3. Vehicle age restrictions. 4. Construction of
MRT, and the launch of other ideas to tackle congestion, namely the Electronic Road
Pricing. 5. Settings traffic, signs, and decisive action against violations of driving. 6.
Emission test should be done regularly. 7 Planting broadleaved trees on the roadside,
as well as the heaviest traffic in the corners of the city, also reducing air pollution.
Keywords: air pollution, exhaust emissions, life, environment

Abstrak
Udara adalah faktor penting dalam kehidupan, namun, di era modern, sejalan dengan
perkembangan pembangunan fisik kota dan pusat industri, serta berkembangnya
transportasi, telah menyebabkan kualitas udara mengalami perubahan. Dari yang
mulanya segar, kini, kering dan kotor akibat dari terjadinya pencemaran udara karena
kendaraan transportasi. Lewat penggunaan metode kepustakaan, maka, tampak dengan
jelas ada beberapa hal yang harus mendapatkan perhatian yang serius, di antaranya; 1.
Pemberian izin bagi angkutan umum kecil lebih dibatasi, sementara, kendaraan
angkutan massal, diperbanyak. 2. Kontrol jumlah kendaraan pribadi. 3. Pembatasan usia
kendaraan . 4. Pembangunan MRT, dan pembuatan Electronic Road Pricing. 5.
Pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran
berkendaraan. 6. Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum
maupun pribadi. 7. Penanaman pohon berdaun lebar di pinggir jalan yang lalu lintasnya
padat serta di sudut-sudut kota.
Kata kunci: pencemaran udara, emisi gas buang, kehidupan, lingkungan
Pendahuluan yang disebabkan oleh terjadinya pencemaran
udara, atau, sebagai berubahnya salah satu
komposisi
Udara merupakan faktor yang
penting dalam hidup dan kehidupan.
Namun pada era modern ini, sejalan
dengan perkembangan pembangunan fisik
kota dan pusat-pusat industri, serta
berkembangnya transportasi, maka,
kualitas udara pun mengalami perubahan
1
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 03, November
2014
Ismiyati ISSN 2355-4721

Berikut tabel perkembangan namun, tampaknya, hal itu menjadi rumit


jumlah kendaraan bermotor di ketika melihat faktor produksi dalam
Indonesia (Tabel 1). Pertumbuhan pertumbuhan kendaraan bermotor.
kendaraan bermotor di Indonesia,
Tabel 1 Jumlah Kendaraan
sudah barang tentu memicu
Tahun 2011-2013
terjadinya peningkatan polusi,
Tahun
udara dari keadaan yang normal; yaitu No
Jenis
Kendaraan 2011 2012 2013
(juta) (juta) (juta)
masuknya zat pencemar (berbentuk gas-
1 Mobil penumpang 8,540 9,525 10,540
gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam 2 Bus 1,920 1,945 1,965
udara dalam jumlah tertentu untuk jangka 3 Kendaraan 4,257 4,723 5,165
waktu yang cukup lama, sehingga dapat 4 Sepeda motor 69,205 77,756 86,253
mengganggu kehidupan manusia, hewan, 5 Ransus 271 280 288
dan tanaman (BPLH DKI Jakarta, 2013). Jumlah 84.193 94.229 104,211

Penelitian ini khusus menyoroti


penyumbang pencemaran terbesar di Jumlah pertumbuhan kendaraan
Indonesia; yaitu oleh kendaraan bermotor. bermotor, ternyata, merupakan tindakan
Mengingat, dalam kurun waktu 10 tahun yang dapat dilihat dengan progressive
terakhir, telah terjadi lonjakan jumlah contextualization (Vayda, 1986) Ketika
kendaraan bermotor yang sangat pesat, ingin mendeskripsikan suatu pengrusakan
khususnya oleh pertambahan sepeda lingkungan (terkait di sini masalah
motor, yang mencapai 30%. Sekitar lebih pencemaran udara akibat transportasi),
kurang 70% terdistribusi di daerah terbukti, tidak terbatas hanya melihat
perkotaan. aktor-aktor pengguna transportasi saja.
Pada rentang 2005, perbandingan Namun, kita juga dapat melihat lebih luas
antara jumlah sepeda motor dan penduduk lagi bahwa tindakan-tindakan tersebut
di Indonesia diperkirakan mencapai 1:8. berdampak bagi hidup dan kehidupan.
Seterusnya, dari tahun ke tahun, kondisi
Hal ini dapat terlihat dari
tersebut semakin meningkat. Akibatnya,
pertumbuhan kendaraan bermotor yang
ruas jalan di Indonesia semakin padat.
mengeluarkan emisi dan mencemarkan
Bukan hanya di kota-kota besar, bahkan,
udara di sekitar kita. Salah satu kasus di
sampai ke pelosok daerah (WHO, 1979).
perkotaan adalah; akibat pertumbuhan
Menurut data terakhir Korps Lalu ekonomi di DKI Jakarta lebih tinggi
Lintas Kepolisian Republik Indonesia dibanding kota-kota lainnya, maka, telah
(Korlantas Polri), jumlah kendaraan yang mendorong perubahan gaya hidup sebagai
beropersi di seluruh Indonesia pada akibat dari meningkatnya pendapatan dan
rentang 2013 mencapai 104,211 juta unit, daya beli masyarakatnya. Kepemilikan dan
naik sebesar 12 % dari 2012; yakni penggunaan kendaraan pribadi (mobil dan
sebanyak 94,299 juta unit, dan juga naik sepeda motor) juga angkutan umum
sebesar 12 meningkat, sehingga, mengambil porsi
% dari 2011; yakni sebanyak 84,193 juta ruas jalan yang lebih besar dibanding
unit. Dari jumlah tersebut, maka, populasi moda transportasi lainnya.
terbanyak disumbang oleh sepeda motor,
yaitu, rata-rata sebanyak 73 %.
Jumlah kendaraan di Jakarta, Depok, sebelumnya. Berdasarkan data
Tangerang dan Bekasi dari tahun ke kendaraan yang tercatat di Subdit
tahun, semakin meningkat. Pada rentang Regident Ditlantas Polda Metro Jaya,
2014, jumlah kendaraan diprediksi jumlah kendaraan pada 2012
bakal mengalami peningkatan dari tahun mencapai 14.618.313 unit, dengan
2
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 03, November
2014
ISSN 2355-4721 Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor

pertumbuhan 9,8% dari tahun sebelumnya. emisi gas buang yang buruk; baik akibat
Sementara pada 2013, jumlah kendaraan perawatan yang kurang memadai, atau dari
di Jakarta dan sekitarnya mencapai penggunaan bahan bakar dengan kualitas
16.043.689 unit, dengan tren peningkatan yang kurang baik (misalnya; kadar timbal
yang mencapai 9,8 %. yang tinggi).
Berikut tabel perkembangan jumlah Penelitian tentang “Pencemaran
kendaraan bermotor di DKI Jakarta (Tabel Udara Akibat Emisi Gas Buang
2). Kendaraan Transportasi serta Dampaknya
Tabel 2 Jumlah Kendaraan Terhadap Kehidupan Lingkungan”
Tahun 2012-2013 termasuk dalam jenis library research.
Tahun Kegiatannya
termasuk kategori penelitian kualitatif dan
teknik penyajian finalnya dilakukan secara
deskriptif (Creswell, 2002), selanjutnya,
Hasan (2002); bahwa studi dokumentasi
adalah teknik pengumpulan data tidak
langsung melalui dokumentasi.
Sementara, dengan
memperhatikan konteksnya, analisis data
dilakukan dengan menggunakan metode
analisis isi (content analysis).
Jenis Kendaraan Pertum-
No 2012 2013
buhan
(juta) (juta)
1 Mobil Penumpang 0,359 0,360 0,3 %
2 Mobil pribadi 2,742 3,003 9.5 %
3 Sepeda motor 10,826 11,929 10,19%
Hasil dan Pembahasan
4 Mobil barang 0,562 0,618 10 %
5 Ransus 0,129 0,133 3.1 %
Jumlah 14,618 16,043 9,8 % A. Proses Terjadinya Emisi Gas Buang
oleh Kendaraan Transportasi
Tidak ada yang bisa menepis,
Perkembangan kendaraan bermotor
betapa, emisi gas buang, berupa asap
yang dialami oleh Indonesia, serta
knalpot, adalah akibat terjadinya proses
perkembangan di salah satu perkotaan,
pembakaran yang tidak sempurna, dan
seperti DKI Jakarta, tentunya
mengandung timbal/timah hitam (Pb),
menimbulkan masalah pada sistem
suspended particulate matter (SPM),
transportasi, dan merupakan salah satu
yang mempengaruhi udara sebagai oksida nitrogen (NOx), oksida sulfur
commons, sebagaimana yang diungkapkan (SO2), hidrokarbon (HC), karbon
oleh Hardin Z dalam tulisannya “Tragedy monoksida (CO), dan oksida fotokimia
of the commons”. Udara sebagai commons (Ox)” (BPLH DKI Jakarta, 2013).
dirusak oleh beberapa kepentingan Selanjutnya, emisi gas buang yang
(Sudrajad, 2006). paling signifikan dari kendaraan bermotor
DSelanjutnya, dari beberapa ke atmosfer berdasarkan massa, adalah gas
penyebab polusi udara yang ada, terbukti, karbondioksida (CO2), dan uap air (H2O)
emisi transportasi adalah sebagai yang dihasilkan dari pembakaran bahan
penyumbang pencemaran udara tertinggi, bakar yang berlangsung sempurna yang
yakni sekitar 85 persen. Hal tersebut dapat dicapai dengan tersedianya suplai
tampak dengan jelas, mengingat, sebagian udara yang berlebih. Namun demikian,
besar kendaraan bermotor menghasilkan kondisi pembakaran yang sempurna dalam
3
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 03, November
2014
Ismiyati ISSN 2355-4721

mesin kendaraan, jarang sekali terjadi. C. Kondisi Existing Pencemaran Udara


Akibat Kendaraan Transportasi
B. Dampak Terjadinya Pencemaran Dalam melihat kasus pencemaran
Udara Terhadap Kehidupan dan udara akibat kendaraan bermotor sebagai
Lingkungan suatu dampak, adalah bukan satu-satunya
penyebab yang disalahkan. Akan tetapi,
Sebagaimana kita ketahui
penggunaannya yang tidak teratur
bersama, pencemaran udara atau
(disorder) adalah yang dapat
perubahan salah satu komposisi udara dari
menimbulkan ”abuse” bagi lingkungan
keadaan normal, mengakibatkan terjadinya
kita, terutama udara. Singgungan antara
perubahan suhu dalam kehidupan
transportasi dan lingkungan juga dapat
manusia. Pembangunan transportasi yang
diungkapkan lewat masalah perilaku
terus dikembangkan menyusul dengan
manusia terhadap lingkungannya
permintaan pasar, ternyata, telah
(Sudrajad, 2006). Hal tersebut
mendorong terjadinya bencana
bertolakbelakang, mengingat, transportasi
pembangunan. Saat ini, kita semua telah
yang seharusnya merupakan salah satu
mengetahui bahwa pengaruh polusi udara
perangkat teknologi untuk memudahkan
juga dapat menyebabkan pemanasan efek
manusia, malahan menimbulkan dampak
rumah kaca (ERK) bakal menimbulkan
yang berbahaya bagi kesehatan manusia
pemanasan global atau (global warming)
dan lingkungannya.
(Sudrajad, 2006).
Selanjutnya, secara langsung,
Tentunya, hal ini harus merupakan
kandungan-kandungan timah hitam dan
sebuah peringatan kepada para pemilik
SPM dapat mengganggu kesehatan kita,
kebijakan industri dan kebijakan
dan/atau menimbulkan penyakit-penyakit
transportasi agar melihat kepada masalah
yang mematikan. Lalu apakah produksi
udara di sekitarnya. Proses pembangunan
dari transportasi sebagai alasan
yang ada di Indonesia dalam konteks
pembangunan teknologi dapat dijadikan
transportasi, ternyata, telah menimbulkan
alasan bagi para pembuat keputusan.
bencana pembangunan yang pada akhirnya
Kenyataan inilah yang sampai sekarang
bermuara menjadi permasalahan ekologis.
selalu menjadi ajang perdebatan, terutama,
Akibatnya, udara sebagai salah satunya
dalam memahami bagaimana mengartikan
commons yang open access menjadi
sebuah lingkungan dan teknologi agar
berbahaya bagi kesehatan manusia dan
dapat berdampingan tanpa adanya bahaya
alam sekitarnya. Sumber dan Standar
serta transportasi yang tidak teratur
Kesehatan Emisi Gas Buang disajikan
(disorder).
pada Tabel 3 berikut.
Sebagai contoh, di Jakarta, sumber
pencemaran udara yang utama adalah
Tabel 3 Sumber dan Standar kendaraan bermotor dan industri. Dalam
Kesehatan Emisi Gas Buang hal ini, tehadap beban emisi total,
kendaraan bermotor menyumbang sekitar
71%
pencemar oksida nitrogen (NOX), 15%
Pencemar Keterangan pencemar oksida sulfur (SOx), dan 70%
Karbon monoksida
Standar kesehatan: 10 mg/m3 (9 pencemar partikulat (PM10). Tampaknya,
(CO)
ppm)
Oksida sulfur (S0x) Standar kesehatan: 80 ug/m3 (0.03 ppm) emisi gas dan kandungannya menjadi
Partikulat Matter Standar kesehatan: 50 ug/m3 selama 1 tahun; 150 beban moral bagi pengguna transportasi
ug/m3
Okdida Nitrogen dan industri transportasi (BPLH DKI
Standar kesehatan: 100 pg/m3 (0.05 ppm) selama 1
(N0x)
jam Jakarta, 2013).
Ozon
jam (03) Standar kesehatan: 235 ug/m3 (0.12 ppm) selama 1
4
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 03, November
2014
ISSN 2355-4721 Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor

Permasalahan seperti ini telah menjadi fenomena pembangunan. Walau


pembangunan transportasi yang ideal amat tidak teratur (disorder), yang
diharapkan oleh masyarakat, namun, dari kemudian
sudut pandang ekologi, dampak sosial
transportasi dengan lingkungan telah
menimbulkan depresi terhadap
masyarakat. Secara lebih tegas dapat
dikatakan, udara yang tercemar akibat
transportasi telah menimbulkan tingkat
stress pada manusia yang mengalami
gangguan tersebut.
Dari perspektif ekologi, perilaku
manusia yang beradaptasi dengan proses
akan menjadi jenuh apabila adaptasi
tersebut dilakukan dengan terus menerus
atau sering, sehingga, orang yang dalam
kehidupan sehari-harinya mengalami
gangguan udara dari transportasi dan
mengalami kejenuhan dapat menimbulkan
stress dan depresi (kajian ini terjadi pada
behaviour-nya).
Karena apa yang adaptif dan
bukan adaptif, bagi mereka, adalah
cenderung pada perubahan perilaku
kolektif dari masyarakatnya. Hal ini dapat
ditunjukkan, tingkat stress dan depresi
penduduk di kota- kota besar seperti
Jakarta tergolong tinggi. Manusia sebagai
faktor yang menentukan keberlanjutannya
lingkungan yang ada di sekitarnya,
menjadi tidak berdaya, karena,
pengrusakan lingkungan terjadi dan
dilakukan oleh segelintir orang yang tidak
bertanggung-jawab.
Oleh sebab itu, kejadian-kejadian
seperti pencemaran udara pun tidak
terhindarkan. Bukan hanya itu, ternyata,
permasalahan ekologi yang terjadi akibat
transportasi ini juga menjadi permasalahan
psikologis yang ada pada masyarakat
urban. Semakin tinggi tingkat pencemaran
udara, maka, kecenderungan tingkat stress
pun akan semakin tinggi pula.
Kebijakan transportasi yang
berhubungan dengan lingkungan atau
Transportation Environment, adalah
merupakan suatu penyebab munculnya
dampak sosial. Artinya, dampak sosial
yang dimaksud adalah transportasi yang
5
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 03, November
2014
Ismiyati ISSN 2355-4721

mengganggu kehidupan manusia. rumah tangga, pembakaran sampah,


Pada saat ini, transportasi selalu kebakaran hutan, dan lain-lain (BPLH DKI
dijadikan alasan utama bagi pencemaran kota. Jakarta, 2013).
Kebanyakan orang beranggapan, pencemaran Dari uraiaan di atas, maka, tampak
kota yang merusak udara di sekitar kita adalah dengan jelas beberapa faktor penting yang
merupakan suatu akibat dari kelalaian menyebabkan dominannya pengaruh
pemerintah dan produsen yang mendesain sektor transportasi terhadap pencemaran
kendaraan bermotornya tidak sesuai dengan udara perkotaan di Indonesia antara lain:
peraturan yang telah ditetapkan. Akibatnya,
a. Perkembangan jumlah kendaraan yang
daerah perkotaan dianggap merupakan salah
cepat (eksponensial).
satu sumber utama pencemaran udara, dan
memegang peranan yang sangat besar dalam b. Tidak seimbangnya prasarana
masalah pencemaran udara. transportasi dengan jumlah kendaraan
yang ada.
Pada umumnya, dari berbagai sektor
yang potensial dalam mencemari udara, maka, c. Pola lalu lintas perkotaan yang
sektor transportasi memegang peran yang berorientasi memusat, akibat
sangat besar dibanding dengan sektor yang terpusatnya kegiatan-kegiatan
lainnya. Di kota-kota besar, kontribusi gas perekonomian dan perkantoran.
buang kendaraan bermotor sebagai sumber d. Masalah turunan akibat pelaksanaan
polusi udara mencapai 60-70%, sementara, kebijakan pengembangan kota yang
kontribusi gas buang dari cerobong asap ada, misalnya daerah pemukiman
industri hanya berkisar 10-15%, dan sisanya penduduk yang semakin menjauhi
berasal dari sumber pembakaran lain; misalnya pusat kota.
e. Kesamaan waktu aliran lalu lintas. pencemaran udara. Penggunaan BBM (Bahan
f. Jenis, umur dan karakteristik kendaraan Bakar Minyak) bensin dalam motor bakar akan
bermotor. selalu mengeluarkan senyawa- senyawa seperti
CO (karbon monoksida), THC (total hidro
g. Faktor perawatan kendaraan. karbon), TSP (debu), NOx (oksida-oksida
h. Jenis bahan bakar yang digunakan. nitrogen) dan SOx (oksida- oksida sulfur) (BPLH
DKI Jakarta, 2013).
i. Jenis permukaan jalan.
Premium yang dibubuhi TEL, akan
j. Siklus dan pola mengemudi (driving mengeluarkan timbal. Solar dalam motor disel
pattern). akan mengeluarkan beberapa senyawa tambahan
Di samping faktor-faktor yang di samping senyawa tersebut di atas, yang
menentukan intensitas emisi gas buang terutama adalah fraksi-fraksi organik seperti
sumber pencemaran udara tersebut, faktor aldehida, PAH (Poli Alifatik Hidrokarbon), yang
penting lainnya adalah; faktor potensi mempunyai dampak kesehatan yang lebih besar
dispersi atmosfer daerah perkotaan akan (karsinogenik), dibanding dengan senyawa-
sangat tergantung kepada kondisi dan senyawa lainnya.
perilaku meteorologi. Padahal, sektor Seperti telah disebutkan sebelumnya,
transportasi mempunyai ketergantungan penggunaan bahan bakar untuk kendaraan
yang tinggi terhadap sumber energi yang bermotor dapat mengemisikan zat-zat pencemar
berdampak terhadap kehidupan dan seperti CO, NOx, SOx, debu, hidrokarbon juga
lingkungan. timbal. Udara yang
Hampir semua produk energi
konvensional dan rancangan motor bakar
yang digunakan dalam sektor transportasi
masih menyebabkan sumber emisi

6
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 03, November
2014
ISSN 2355-4721 Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor

tercemar oleh zat-zat tersebut dapat lain, sedang keracunan Pb bersifat


menyebabkan gangguan kesehatan akumulatif.
yang berbeda tingkatan dan
Keracunan gas CO timbul sebagai
jenisnya, tergantung dari macam,
akibat terbentuknya karboksihemoglobin
ukuran dan komposisi kimiawinya.
(COHb) dalam darah. Afinitas CO yang
Gangguan tersebut terutama lebih besar dibanding dengan oksigen
terjadi pada fungsi faal dari organ (O2) terhadap Hb menyebabkan fungsi Hb
tubuh seperti paru-paru dan untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh
pembuluh darah, atau menyebabkan menjadi terganggu (BPLH DKI Jakarta,
iritasi pada mata dan kulit. 2013). Selaras dengan itu, berkurangnya
Biasanya, pencemaran udara karena penyediaan oksigen ke seluruh tubuh,
partikel debu dapat menyebabkan apabila tidak segera mendapat udara segar,
penyakit pernapasan kronis seperti akan membuat sesak napas dan dapat
bronchitis kronis, emfiesma paru, menyebabkan kematian. Sementara, bahan
asma bronchial dan bahkan kanker pencemar udara seperti NOx, SOx, dan
paru-paru. H2S dapat merangsang pernapasan yang
Kadar timbal yang tinggi di mengakibatkan iritasi dan peradangan.
udara juga dapat mengganggu
pembentukan sel darah merah.
Gejala keracunan dini mulai
ditunjukkan dengan terganggunya D. Upaya untuk Mengurangi Dampak
fungsi enzim untuk pembentukan Polusi/Pencemaran Udara
sel darah merah, yang pada Upaya pengendalian pencemaran
akhirnya dapat menyebabkan udara akibat kendaraan bermotor yang
gangguan kesehatan lainnya; seperti mencakup upaya-upaya pengendalian
anemia, kerusakan ginjal dan lain- baik langsung maupun tidak langsung,
akan dapat menurunkan tingkat emisi dari udara kota, terutama ditujukan pada
kendaraan bermotor secara efektif antara pembenahan sektor transportasi
lain (Sudrajad, 2006): dengan tanpa mengabaikan sektor-
1. Mengurangi jumlah mobil lalu lalang. sektor lain, maka, tidak ada kata lain
Misalnya dengan jalan kaki, naik kecuali harus mau belajar dari kota-
sepeda, kendaraan umum, atau naik kota besar lain di dunia yang telah
satu kendaraan pribadi bersama teman- berhasil menurunkan polusi udara dan
teman (car pooling). angka kesakitan serta kematian yang
diakibatkan karenanya. Di antaranya,
2. Selalu merawat mobil dengan saksama dengan pembatasan izin bagi
agar tidak boros bahan bakar dan angkutan umum kecil, dengan
asapnya tidak mengotori udara. memperbanyak kendaraan angkutan
3. Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah massal; seperti bus dan kereta api,
AC non-CFC dan hemat energi. diperbanyak. Kemudian, kontrol
terhadap jumlah kendaraan pribadi
4. Memilih bensin yang bebas timbal juga dapat dilakukan seiring dengan
(unleaded fuel). perbaikan pada sejumlah angkutan
umum.
Selanjutnya, pembatasan usia
kendaraan terutama bagi angkutan
Simpulan umum juga perlu mendapatkan
Solusi untuk mengatasi polusi pertimbangan secara khusus,
mengingat, semakin tua kendaraan,
7
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 03, November
2014
Ismiyati ISSN 2355-4721

apalagi yang kurang terawat, sangat tegas terhadap pelanggaran berkendara


berpotensi besar sebagai penyumbang benar-benar dapat diwujudkan, begitu juga
polutan udara. Selaras dengan itu, uji emisi yang dilakukan secara berkala,
pembangunan MRT, dan Electronic Road serta penanaman pohon berdaun lebar di
Pricing (ERP), juga mendesak untuk pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya
direalisasikan. Di samping itu, pengaturan padat, dapat juga mengurangi polusi
lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan udara.

Daftar Pustaka
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah Jakarta, 2013. Zat – zat
Pencemar Udara.
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah Jakarta, 2013. Pengertian
Pencemaran Udara.
Hassan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok
Materi Metodologi Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
John W. Creswell. 2002. Researh Design
Qualitative & Quantitative
Approaches. New York: Sage
Publication, Inc.
Sudrajad, Agung. 2006. Pencemaran
Udara, Suatu Pendahuluan. Http//
kamase_ugm@yahoo.co.id [3
Januari 2013]
World Health Organization. 1977.
Environmental Health Criteria No.
3, Lead. Geneva.
World Health Organization. 1977.
Environmental Health Criteria No.
4, Oxides of nitrogen, Geneva.
World Health Organization, (1978).
Environmental Health Criteria No.
7, Photochemical oxidants.
Geneva.
World Health Organization, (1979).
Environmental Health Criteria No.
8, Sulfur oxides and suspended
particulate matter. Geneva.

8
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01 No. 03, November
2014
Halaman ini sengaja dikosongkan.

Anda mungkin juga menyukai