PENDAHULUAN
1
serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan
keperawatan.
2
BAB 2
ANALISIS INSTRUKSIONAL
A. Capaian Pembelajaran
Keperawatan Dasar Profesi adalah bagian dari rangkaian proses program profesi
pendidikan keperawatan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa regular
program profesi di STIKES Gunung Sari. Praktek ini dilakukan pada awal
program profesi di beberapa rumah sakit jejaring. Kemampuan yang dicapai
mahasiswa selama menjalankan Keperawatan Dasar Profesi ini akan menjadi
dasar untuk melaksanakan praktek profesi pada stase selanjutnya tengan
pendemi covid-19.
B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran pada tahap pendidikan profesi Ners berfokus pada
pelaksanaan pendelegasian kewenangan dari preseptor kepada peserta
didiknya. Sedangkan kegiatan evaluasi pada tahapan ini lebih terfokus pada
pembuktian bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi yang
ditetapkan dan disertai dengan kemandirian dalam menjalankan
kompetensinya sebagai cerminan kewenangan telah dimiliki. Beberapa
metode pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan tahap profesi Ners
ini antara lain adalah:
1. Pre dan post
conference
Sebelum memulai konferensi kasus dalam rangka pembahasan kasus
tertentu yang ditetapkan Clinical Instructor di lahan praktik saat stase
di bidang keilmuan tertentu, mahasiswa tahap profesi diberikan pre-
test dan kemudian dilakukan post-test pasca konferensi selesai.Soal
pre-test dan post-test dibuat sebagi hasil kerjasama antara
pembimbing institusi (preseptor) dan pembimbing lahan praktik (CI)
atau mentor. Soal pre- test dan post-test ditujukan untuk mengukur
tingkat pengetahuan mahasiswa peserta pendidikan tahap profesi
yang berkaitan dengan kasus yang dibahas dalam kegiatan konferensi
kasus (case conference).
2. Tutorial
Individual
Kegiatan tutorial individual merupakan proses bimbingan intensif dari
seorang mentor dan preseptor yang telah ditetapkan
institusi
pendidikan maupun institusi. Tutorial dilaksanakan di lahan praktik
yang dilakukan secara terjadwal atau pun elektif bergantung pada
inisiatif mahasiswa dan dosen.
3. Diskusi Kasus
Kegiatan pembelajaran lainnya adalah diskusi kasus. Kegiatan diskusi
kasus
4. Case Report dan Overan Dinas
Laporan Kasus merupakan metode pembelajaran yang dipraktikkan
secara rutin dalam setiap pembelajaran klinik di lahan praktik. Dengan
waktu studi 8 jam per hari, seorang mahasiswa yang stase di bangsal
atau bagia tertentu harus membuat dan menyampaikan laporan kasus
atas semua klien yang dalam tanggung jawab observasinya kepada
perawat dalam shift yang berbeda dalam kegiatan operant (pergantian
antar waktu jaga), misalnya shift pagi ke shift sore, shift sore ke shift
malam, dan shift malam ke shift pagi.
5. Pendelegasian Kewenangan Bertahap
Salah satu metode belajar untuk mengasah kemandirian mahasiswa
peserta program profesi adalah dengan memberikan delegasi
kewenangan secara bertahap berdasarkan hasil pengamatan dan
evaluasi pencapaian kompetensi mahasiswa secara
berkelanjutan.Misalnya ketika seorang mahasiswa masuk untuk
melaksanakan stase di bagian Keperawatan bedah, maka pada 2 – 3
hari pertama mahasiswa yang bersangkutan baru sebatas observasi
dan adaptasi terhadap segala protap dan suasana klinis yang
dia hadapi.Baru kemudian pada pertengahan minggu, mahasiswa diberi
kewenangan menjadi asisten atas semua tindakan pemberian
intervensi keperawatan kepada klien secara langsung. Memasuki
minggu ke-2, mahasiswa sesuai dengan progresivitas penguasaan
kompetensi sebelumnya, secara bertahap terus diberikan kewenangan
untuk mengelola klien secara mandiri dan menjadi bagian dari tim
kesehatan yang menangani klien dengan gangguan tertentu.
6. Mini Seminar Tentang Klien Dan Teknologi Kesehatan/Keperawatan
Terkini
Mini Seminar dilaksanakan sesuai kebutuhan dan kesepakatan antara
CI dan peserta didik, Mini Seminar diikuti oleh semua mahasiswa yang
stase di bagian/departemen yang sama pada satu siklus. Kegiatan
seminar dilaksanakan dengan tujuan membahas penyakit yang diderita
klien serta membahas berbagai alternatif penatalaksanaannya,
khususnya dalam perspektif keperawatannya.
7. Problem Solving for Better Health
Metode pembelajaran lainnya adalah belajar memecahkan masalah
dengan tujuan memperoleh outcome perawatan yang lebih
baik.Kegiatan ini tidak saja melibatkan CI dan preseptor dari institusi,
tetapi juga melibatkan ahli lainnya (perawat spesialis).Kegiatan ini juga
bisa diteruskan dengan pemberian penugasan terstruktur kepada
mahasiswa melalui penulisan referat sehingga mahasiswa benar-benar
dihadapkan pada bagaimana caranya memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan teori dan konsep terbaru atau pemberian asuhan keperawatan
yang berbasis bukti (evidence-based learning).
8. Pengelolaan Asuhan Inovatif
Pada tahapan tertentu, mahasiswa juga diberikan kesempatan selama
mengelola kliennya untuk mengembangkan berbagai inovasi dalam
pengelolaan asuhan kepada klien.Inovasi yang dimaksud merupakan
cara/metode/pendekatan baru dalam mengelola klien sehingga klien
memperoleh kepuasan dan/atau outcome yang baik dari pemberian asuhan
yang diberikannya.
9. Presentasi Jurnal
Kegiatan ini merupakan diskusi kasus atau isu isu ilmiah ( jurnal ) yang
Berkaitan dengan topic pembelajaran . Presentasi jurnal ini bertujuan untuk
melatih kemampuan mahasiswa dalam menerapkan Evidence Based Nursing
dalam memecah masalah klinis.
Pemilik topic jurnal di sesuaikan dengan kasus kelolaan kelompok dengan
mengangkat satu tema dan didukung oleh bebrapa jurnal oleh masing masing
ko – ners dengan tema yang sama. Untuk penilaian diharapakan preceptor
akadmik dan klinik menilai sesuai form yang ada.
a. Citation
b. Background
c. Reserch Questions
d. Study design
e. Time and setting
f. Sampel
g. Instruments
h. Procedure
i. Data analysis
j. Result
k. Discussion
l. Comments
10. Jurnal
Definisi yang hampir sama dikemukakan yang menyebutkan portfolio sebagai
suatu koleksi/kumpulan yang bertujuan terhadap berbagai hasil kerja mahasiswa yang
merepresentasikan kinerja/kompetensi, kemajuan belajar, dan prestasi secara keseluruhan
dalam suatu program studi. Adapun tujuan dari portfolio ini adalah untuk:
a. Mendemonstrasikan dan menggambarkan pengalaman-pengalaman belajar
melalui penyediaan berbagai bukti berupa konsep-konsep dan prinsip-prinsip
dari pengalaman yang diaplikasikan dalam setting praktik klinik. Dalam hal ini
dapat berupa hasil pendokumentasian terhadap beberapa tindakan asuhan
keperawatan yang telah diberikan mahasiswa kepada kliennya;
b. Merekam kemajuan belajar mahasiswa selama mengikuti tahapan pendidikan
profesi Ners di lahan praktik;
c. Menjamin pengembangan kompetensi profesional sebagai calon Ners;
d. Mendorong pendidikan berkelanjutan dan dapat dijadikan sebagai alat dalam
pengembangan kompetensi praktikal secara berkelanjutan;
e. Menekankan pengalaman klinik yang mengesankan pada mahasiswa;
B. Tujuan
Pada akhir pelaksanaan tahap Keperawatan Dasar Profesi, mahasiswa mampu:
1. Kognitif
a. Mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah –
masalah pemenuhan kebutuhan dasar Bio-Psiko-Sosiospiritual dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan
b. Menjelaskan konsep kebutuhan dasar Bio-psiko sosiospiritual
2. Psikomotor
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan masalah kebutuhan dasar baik
bio, psiko, sosio, cultural dan spiritual
b. Merumuskan diagnose keperawatan klien dengan masalah kebutuhan dasar
manusia
c. Menyusun perencanaan keperawatan klien dengan masalah kebutuhan
dasar manusia
d. Melaksanakan prosedur keperawatan guna membantu klien mengatasi
masalah kebutuhan dasar
e. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada klien
dengan masalah kebutuhan dasar manusia
f. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan pada klien dengan masalah
kebutuhan dasar
3. Afektif
a. Menunjukkan sikap caring di setiap asuhan keperawatan yang diberikan
b. Menggunakan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga
c. Menerapkan tindakan universal precaution di setiap asuhan keperawatan
yang diberikan
C. Kompetensi Keterampilam Klinis
Mahasiswa membuat laporan pendahuluan dihubungkan dengan Kebutuhan Dasar
Manusia terkait 9 Basic Promoting Physiology of Health. Mahasiswa membahas
salah satu dari 9 Basic Promoting Physiology of Health dalam setiap ruang praktek.
Kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa harus mampu :
1. Menunjukkan sifat caring di setiap asuhan keperawatan yang diberikan
2. Menerapkan tindakan universal precantion disetiap asuhan keperawatan yang
diberikan (Keamanan dan kenyamanan)
3. Membina komunikasi terapiotik dengan klien dan keluarga (komunikasi)
4. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan konsep diri
(konsep diri)
5. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kecemasan (stress koping)
6. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kehilangan dan berduka
(nilai dan kenyakinan)
7. Memberikan pendidikan kesehatan dan perencanaan pulang untuk klien dan
keluarga (nilai dan keyakinan)
8. Melakukan pemeriksaan fisik umum (general survey)
9. Melakukan penyedapan EKG 12 lead (sirkulasi)
10. Melatih nafas dalam dan batuk efektif (oksigenasi)
11. Melakukan fisioterapi dada (oksigenasi)
12. Memberikan terapi oksigen melalui nasal kanula dan masker (oksigenasi)
13. Melatih rentang pergerakan sendi (RPS)(mobilisasi)
14. Mengatur posisi klien ditempat tidur (mobilisasi)
15. Memindahkan klien (mobilisasi)
16. Memandikan klien ditempat tidur (integritas kulit)
17. Merawat mulut klien penurunan kesadaran (integritas kulit)
18. Merawat perineum (integritas kulit)
19. Memasang dan melepaskan NGT (cairan dan nutrisi)
20. Memberikan makanan melalui NGT (cairan dan nutrisi)
21. Merawat luka sederhana (integritas kulit)
22. Melakukan kanulasi intra vena :pasang, rawat, lepas (sirkulasi )
23. Memasang kateter urine (eliminasi)
24. Melakukan enema (eliminasi )
25. Memberikan medikasi melalui intramuskuler, intra vena, subkutan, dan
intrakutan (keamanan dan kenyamanan)
26. Mengambil darah vena (sirkulasi).
27. Melakukan penghisapan lender (suction) (oksigenasi)
28. Menghitung kebutuhan kalori (cairan dan nutrisi)
29. Memberikan makan per-oral (cairan dan nutrisi)
30. Mengajarkan tehnik relaksasi, distraksi, hypnoterapi, dan guided imagery.
(istirahat rutin)
31. Mengajarkan kesehatan reproduksi (seksualitas produksi)
32. Melakukan tehnik keperawatan untuk menstabilkan suhu tubuh pasien
(thermoregulasi)
BAB 3
TATA
TERTIB
A. Ketentuan Akademik
Mahasiswa program pendidikan profesi ners adalah mahasiswa yang telah
dinyatakan lulus pada program studi keperawatan dan menyandang gelar
S.Kep (Sarjana Keperawatan).
B. Ketentuan Administrasi
Telah melakkukan registrasi mahasiswa baru program pendidikan
profesi ners.
C. Ketentuan Pelaksanaan
a. Proses Pembelajaran On Line (Daring)
Pelaksanaan pembelajaran daring melalui 3 tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan
dan penilaian. Adapun rangkaian kegiatan persiapan, pelaksanaan dan penilaian
pembelajaran daring yang dilakukan oleh Preseptor Akademik Dan Preseptor
Klinik dan mahasiswa adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Pembelajaran Teori
Persiapan Pembelajaran Daring oleh Preseptor Akademik Dan Preseptor
Klinik Pada tahapan ini Preseptor Akademik Dan Preseptor Klinik
mempersiapkan:
1) Mempersiapkan perangkat keras (Laptop, Earphone/ headset, Handphone)
dan perangkat lunak (webbrowser, aplikasi yang akan digunakan) yang
kompatibel.
2) Mempersiapkan koneksi internet yang sesuai dengan standar video meeting
3) Mempersiapkan panduan profesi
4) Mempersiapkan materi perkuliahan dalam bentuk soft file misalnya
ppt,video, doc, maupun bentuk yang lainnya sesuai dengan pertemuan yang
telah direncanakan
5) Memahami langkah-langkah penggunaan media pembelajaran secara
daring.
b. Persiapan Pembelajaran Daring oleh Mahasiswa
Pada tahapan ini mahasiswa mempersiapkan:
11
1) Mempersiapkan perangkat keras (Laptop, earphone/ headset, handphone)
dan perangkat lunak (webbrowser, aplikasi yang akan digunakan) yang
kompatibel
2) Mempersiapkan koneksi internet yang sesuai dengan standar video meeting
3) Memahami langkah-langkah penggunaan media pembelajaran secara daring
c. Pelaksanaan Pembelajaran Teori
Pelaksanaan proses pembelajaran daring merupakan rangkaian kegiatan yang
terencana dan tersistem yang dilakukan oleh Preseptor Akademik, Preseptor
Klinik dan mahasiswa adalah sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Pembelajaran Daring oleh Preseptor Akademik Dan Preseptor Klinik
1) Preseptor Akademik Dan Preseptor Klinik melaksanakan perkuliahan sesuai
dengan jadwal perkuliahan yang telah ditetapkan oleh Prodi
2) Preseptor Akademik Dan Preseptor Klinik dapat menggunakan virtual class
dan/ atau video conference sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
3) Preseptor Akademik Dan Preseptor Klinik memastikan kehadiran mahasiswa
sudah masuk kelas virtual dengan screenshoot kehadiran mahasiswa di kelas
virtual
4) Preseptor Akademik Dan Preseptor Klinik memulai proses pembelajaran
sesuai dengan materi pertemuan yang telah direncanakan
5) Proses interaksi antara Preseptor Akademik Dan Preseptor Klinik dengan
mahasiswa
6) Preseptor Akademik Dan Preseptor Klinik menyerahkan absensi mahasiswa
dan bukti perkuliahan ke akademik program studi
b. Pelaksanaan Pembelajaran Daring oleh Mahasiswa
1) Mahasiswa mengikuti jadwal perkuliahan sesuai dengan jadwal
perkuliahan
2) Mahasiswa mengikuti perkuliahan sesuai dengan instruksi Preseptor
Akademik Dan Preseptor Klinik sesuai dengan jam perkuliahan
3) Mahasiswa mematuhi tata tertib perkuliahan secara daring
4) Mahasiswa mengisi absensi kehadiran melalui link google form
5) Mahasiswa dapat melaksanakan komunikasi dua arah selama perkuliahan
daring berlangsung.
1. Tata tertib dalam proses Pembelajaran Daring
a. Preceptor Akademik dan Preceptor Klinik
1) Preceptor Akademik dan Preceptor Klinik wajib melaksanakan perkuliahan
daring sesuai jadwal yang telah di tentukan oleh ketua program studi
12
2) Preceptor Akademik dan Preceptor Klinik wajib berpakaian sopan dan rapi
serta memperhatikan estetika ruangan pada saat meeting
3) Preceptor Akademik dan Preceptor Klinik wajib melaporkan absensi dan
bukti perkuliahan kepada bagian akademik apabila telah melaksanakan
perkuliahan daring
b. Mahasiswa
1) Mahasiswa wajib login sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh
Preceptor Akademik dan Preceptor Klinik
2) Mahasiswa wajib mengikuti proses pembelajaran daring dan siap depan
kamera apabila Preceptor Akademik dan Preceptor Klinik menginstuksikan
dan mengikuti perkuliahan dengan baik
3) Mahasiswa wajib berpakaian rapi dan memperhatikan etika dan estetika
ruangan pada saat meeting
4) Mahasiswa tidak diperkenankan mengoperasikan fitur aplikasi apabila belum
diinstruksikan oleh Preceptor Akademik dan Preceptor Klinik
5) Apabila mahasiswa ingin bertanya kepada preceptor akademik dan preceptor
klinik, mahasiswa dapat meberikan kode atau pesan teks kepada Preceptor
Akademik dan Preceptor Klinik
6) Mahasiswa tidak diperkenankan melakukan aktifitas lain pada saat mengikuti
perkuliahan, kecuali atas seizin Preceptor Akademik dan Preceptor Klinik
7) Mahasiswa wajib mengmpulkan ASKEP
b. Proses Pembelajaran Off Line (Praktik Lahan)
1. Tugas Mahasiswa
a. Mengisi daftar hadir mahasiswa
b. Mengikuti bimbingan dengan Clinical Instructur
c. Menyelesaikan target tugas dan kompetensi dengan meminta pendampingan dan
tanda tangan setiap melakukan tindakan / ketrampilan
2. Tugas Clinical Instructur
a. Mengecek daftar hadir mahasiswa
b. Mengorientasikan mahasiswa terhadap petugas, ruangan, pasien, alat - alat dan
prosedur kerja
c. Memfasilitasi praktik mahasiswa baik daring ataupun praktik klinik langsung
dalam melakukan tindakan.
d. Apabila tidak ada pembimbing pendidikan, memiliki kewenangan untuk
mengadakan pre dan post konference setiap hari
13
e. Membuat jadwal Praktik untuk mahasiswa disesuaikan dengan ruangan.
f. Mengadakan bimbingan klinik dalam bentuk bedside teaching
g. Mengadakan bimbingan klinik melalui metode daring
h. Mengetahui dan menandatangani daftar hadir mahasiswa (datang & pulang)
serta memantau kehadiran mahasiswa
i. Mengisi format evaluasi daring dan daftar hadir mahasiswa pada saat daring
j. Membimbing keterampilan mahasiswa
k. Melakukan responsi terhadap mahasiswa
l. Mempunyai kewenangan untuk menegur dan mengevaluasi perilaku
mahasiswa dan menandatangani masalah yang terkait dengan lapangan
m. Menandatangani ceklist keterampilan apabila mahasiswa sudah melakukannya
n. Menilai etik, moral, behavior profesional dari mahasiswa termasuk
kemampuan dalam mencapai kompetensi.
o. Mengoreksi laporan harian
3. Peraturan Praktik Klinik Keperawatan
a. Peraturan Umum
1) Semua mahasiswa datang ke ruangan 15 menit sebelum jam kerja rumah
sakit dan pulang tepat pada waktunya (mengikuti jam kerja rumah sakit).
2) Apabila mahasiswa datang terlambat tidak diperbolehkan mengikuti
Praktik dan harus mengganti pada shift berikutnya
3) Semua mahasiswa harus datang sesuai dengan shift jadwal yang telah
ditentukan apabila mengadakan pergantian jadwal harus
sepengetahuan pembimbing klinik
4) Tidak meninggalkan tempat Praktik tanpa sepengetahuan pembimbing klinik
5) Apabila karena sesuatu hal tidak dapat mengikuti praktik, harus mengganti
sejumlah waktu yang ditinggalkan
6) Apabila mahasiswa meninggalkan Praktik karena :
a) Sakit, harus menyertakan surat keterangan dokter dari rumah sakit
tempat Praktik dengan diketahui oleh koordinator Praktik akademik.
b) Musibah/halangan harus menyertakan surat ijin dengan
diketahui koordinator Praktik akademik/CI Institusi
7) Menggunakan waktu yang tersedia selama di ruangan dengan sebaik-
baiknya untuk mempelajari kasus yang ada dan kompetensi yang harus
didapatkan
14
8) Bagi mahasiswa yang tidak membawa tugas pada hari tersebut tidak
diperbolehkan Praktik pada shift tersebut
9) Semua mahasiswa praktikan wajib mengenakan seragam praktik yang telah
diberikan dari instansi pendidikan.
10) Bila tidak menggunakan seragam lengkap sesuai dengan ketentuan dari
RS dan istitusi pendidikan, maka mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti
Praktik
11) Mahasiswa Praktikan Putra
a) Rambut dipotong rapi tidak melebihi krah baju dan tidak boleh di cat
b) Tidak boleh memakai kalung,anting,dan gelang
12) Mahasiswa Praktikan Putri
a) Make up tidak boleh berlebihan
b) Memakai cup/Jilbab yang sudah di tentukan dari Institusi Pendidikan
13) Diperbolehkan memakai jam tangan
14) Kuku dipotong pendek dan tidak di cat
15) Semua praktikan harus memakai sepatu sesuai dari institusi Pendidikan
16) Setiap mahasiswa diwajibkan untuk membawa perlengakapan Praktik
(nursing kit)
17) Setiap mahasiswa diwajibkan untuk mempertahankan /menjaga kesehatan
dan selalu makan pagi sebelum pergi ke ruangan
18) Membawa buku panduan Praktik, laporan dan tugas serta buku evaluasi/
logbook
19) Setiap mahasiswa wajib menggunakan alat pelindung diri beruapa :
1) Face shied
2) Apron
3) Masker
4) Gaung
5) Nurse cap
b. Peraturan Khusus
1) Mahasiswa harus memenuhi standar kehadiran 100% dalam Praktik baik
secara tatap muka ataupun daring
a) 2 kali bolos atau tidak masuk Praktik baik secara tatap muka dan daring
tanpa ijin maka mahasiswa wajib mengganti 2 kali lipat
b) 3 kali bolos atau tidak masuk Praktik baik secara tatap muka
15
ataupun daring tanpa ijin maka mahasiswa tidak diperbolehkan
melanjutkan Praktik di rumah sakit dan harus mengulang di semester
berikutnya
2) Surat ijin untuk harus diterima Koordinator Praktik Klinik paling lambat
a) Sakit: 3 hari terhitung sejak hari pertama tidak masuk Praktik
b) Ijin: 1 minggu sebelum tanggal ijin
3) Mahasiswa yang belum memenuhi standar kehadiran 100% harus mengganti
untuk memenuhi standar 100% dan diatur sendiri oleh mahasiswa dengan
pengetahuan koordinator.
4) Penggantian jadwal dinas tidak boleh double shift
5) Mahasiswa yang tidak memenuhi standar kehadiran 100% tanpa keterangan
dan tidak mengganti ketidakhadiran tersebut dan tanpa sepengetahuan
koordinator dinyatakan tidak lulus/ gagal dan harus mengulang pada pada
mata ajar tahun depan
6) Mahasiswa yang nilai kurang dari 70 dinyatakan gagal dan harus mengulang
pada periode berikutnya.
7) Mahasiswa wajib menyerahkan laporan kasus dan resume kompetensi pada
setiap hari terakhir dinas pada masing – masing ruangan di koordinator
mata ajar sebagai syarat nilai akhir mata ajar akan diumumkan.
8) Mahasiswa wajib menyerahkan laporan mengikuti analisis kasus lewat
daring
9) Mahasiswa wajib membuat ADL setiap hari
c. Sanksi
1. Setiap tindakan plagiarism, baik yang mencontek dan yang dicontek, nilai tidak akan
dikeluarkan.
2. Setiap pelanggaran praktik/pelanggaran peraturan yang berlaku di lahan praktik
diberikan sanksi oleh pendidikan menurut berat ringannya pelanggaran
3. Praktikan yang menghilangkan/merusak alat yang dipakai untuk praktik harus
mengganti sesuai ketentuan RS
4. Nursing error yang berakibat beban biaya bagi pasien maka mahasiswa tersebut harus
menanggung 100% sesuai kerugian yang ditimbulkan
16
BAB 4
PROSES PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Tempat Praktik
Tempat praktik yang digunakan pada mata ajar ini adalah rumah sakit.
- Logbook
16
E. Kegiatan Daring
Proses kegiatan praktik KMB setiap minggu sebagai berikut:
Hari 1 Hari II Hari III Hari IV Hari V Hari VI
Menentukan / Mempersiapak Menganali Persentasi Persentasi - Log book
an jurnal yang kasus kelolaan kasus kelolaan - Seminar kasus
Memutuskan sis kasus
sama dengan yang yang - Evidence
kasus dan kasus yang kelolaan dibandikan dibandikan Based Nursing
akan di pilih dengan jurnal dengan jurnal
membuat LP
yang di yang di
kasus dapatkan dapatkan
kelolaan yang
di tentukan
oleh CI
Institusi
( Metode )
F. Pelaksanaan Praktik
Pelaksanaan praktik klinik diselenggarakan melalui keterlibatan aktif antara
mahasiswa dan pembimbing klinik. Interaksi keduanya senantiasa dibina
melalui saling pengertian, saling menghormati dan menghargai hak-hak dan
kewajiban masing-masing.
1. Keterlibatan Mahasiswa di Lahan Praktik
Selama melakukan praktik KMB profesi di rumah sakit, mahasiswa
tetap berperan aktif sepenuhnya sebagai mahasiswa (bukan sebagai
staf rumah sakit). Seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa
senantiasa diinformasikan kepada pembimbing klinik agar mendapat
perhatian dan pembimbingan yang diperlukan (mandiri, minimal dan
supervise ketat)
2. Keterlibatan Pembimbing Klinik
Pembimbing klinik, baik yang berasal dari institusi maupun dari rumah
sakit, berperan sebagai fasilitator, motivator, evaluator, contoh peran
dan narasumber sesuai dengan bidang keahliannya. Semua
pembimbing klinik senantiasa melakukan fungsi bimbingannya secara
aktif sesuai dengan kebutuhan para mahasiswa.
3. Pengelolaan Kasus di Klinik
Setiap minggu, mahasiswa diwajibkan untuk mengelola satu kasus
sesuai dengan tujuan mata ajar. Kasus tersebut dirawat mahasiswa
mulai hari senin sampai hari sabtu. Pada minggu berikutnya mahasiswa
diwajibkan untuk mengelola kasus lain. Dalam mengelola kasus
tersebut, mahasiswa harus bekerja sama dengan perawat, dokter, ahli
gizi dan tim kesehatan lain yang merawat pasien tersebut.
17
Cara Mencari Kasus Kelolaan
Mahasswa diwajibkan datang ke ruang yang akan digunakan untuk
praktik atau menelepon pembimbing klinik di lapangan satu hari
sebelum melakukan praktik. Sebaiknya pilihlah kasus yang belum
pernah dikelola oleh mahasiswa kelompok sebelumnya. Hal ini perlu
diperhatikan, karena mahasiswa akan mendapat kesempatan untuk
melakukan pengkajian secara lebih mendalam jika menggunakan kasus
yang belum pernah dikelola. Selain itu, pilihlah kasus yang sesuai
dengan tujuan belajar.
4. Dokumentasi Keperawatan
Mahasiswa harus memakai format dokumentasi keperawatan yang
telah ditentukan oleh STIKES Gunung Sari Makassar. Mahasiswa juga
harus melakukan pencatatan pada format tindakan keperawatan yang
ada di ruang rawat jika melakukan intervensi pada pasien.
5. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan disesuaikan dengan kasus yang didapat dan
dibuat sebelum hari pertama masuk di ruangan. Laporan pendahuluan
ditulis dengan tulis tangan. Adapun isi laporan pendahuluan meliputi :
1. Pengertian
2. Fisiologi/pengaturan
3. Nilai-nilai normal dan cara perhitungannya (jika ada)
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
5. Rencana Keperawatan Jenis gangguan
6. Pengkajian
7. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dengan adanya masalah pada
basic promoting physiology of health (minimal tiga dan buat diagnosa
berdasarkan NANDA)
8. Rencana keperawatan (NOC dan NIC beserta rasionalnya)
9. Daftar pustaka
Pelajari dan pahami laporan pendahuluan yang dibuat dengan
pembimbing klinink saat pre conference. Pembimbing klinink berhak
untuk tidak mengijinkan mahasiswa melakukan praktik jika
mahasiswa dianggap tidak memahami laporan pendahuluan yang telah
dibuatnya.
6. Proses Pelaksanaan Kegiatan Praktik
a. Fase Pra Interaksi
1) Fase ini bertujuan untuk memperoleh informasi sebanyak-
banyaknya tentang pasien (data pasien) sebelum
berinteraksi dengan pasien
2) Gunakan status medis, status keperawatan dan diskusi
dengan dokter, perawat yang beranggung jawab terhadap
pasien untuk mendapatkan informasi mengenai pasien
3) Untuk mengetahui secara sistemastis data apa saja yang
dibutuhkan dari pasien, gunkan LP sebagai pedoman
4) Fase ini digunakan oleh mahasiswa untuk memperkenalkan
diri dan membuat kontrak dengan pasien.
5) Saat berkenalan :
a) Sapalah pasien denan menggunakan namanya, jika
memungkinkan lakukan juga jabat tangan dengan
pasien.
b) Sampaikan bahwa saudara/i adalah mahasiswa yang
sedang melakukan praktik dan mintalah kesediaan
pasien untuk dapat dibantu oleh saudara/i.
c) Buatlah kontrak untuk melengkapai data pengkajian.
Jika ada tindakan tertentu yang segera harus dilakukan
untuk pasien, lakukan dahulu tindakan tersebut jika
saudara/i bisa melakukannya. Tindakan tersebut dapat
menjadi titik masuk (entry point) yang baik dalam
menjalin hubungan professional dengan pasien
saudara/i.
d) Jika terdapat masalah pada fase ini, mohon
didiskusikan dengan pembimbing klinik.
b. Fase Kerja
1) Lakukan pengkajian keperawatan (wawancara/
pemeriksaan fisik/ memanfaatkan status medis/
perawatan). Selalu pertahankan privasi pasien saat
melakukan pengkajian.
2) Gunakan sistematika yang sudah dibuat pada LP dan
lakukan validasi data.
3) Validasi diagnosa keperawatan yang telah dibuat
a) Bandingkan data di LP dengan data yang ditemukan.
b) Diagnosa tetap digunakan bila data yang ditemukan
sama.
c) Beri tanggal kapan diagnosa pertama kali ditegakkan.
d) Diagnosa dimodifikasi bila data yang ditemukan tidak
sesuai.
4) Tentukan prioritas masalah keperawatan, urutkan dengan
menggunakan nomor.
5) Mintalah klarifikasi dan validasi dari pembimbing klinik
tentang data dan diagnosis yang ditemukan.
6) Rumuskan tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
7) Beri tanda pada tindakan keperwatan yang sesuai dengan
kondisi klien untuk selanjutnya dilaksanakan.
8) Validasi rencana tindakan dengan pembimbing.
9) Lakukan rencana tindakan :
a) Tindakan dilakukan sesuai dengan SOP (Standard
Operating Procedure).
b) Lakukan modifikasi tindakan keperawatan, jika
diperlukan tanpa menghilangkan prinsip tindakan.
c) Cek kembali pesan/catatan dokter/tim kesehatan lain
sebelum melakukan tindakan kolaborasi.
d) Cek kembali catatan keperawatan yang ada sebelum
melakukan semua tindakan.
10) Mintalah supervisi pembimbing terhadap tindakan yang
akan dilakukan jika merasa belum mampu melakukannya
secara mandiri atau menginginkan umpan balik dari
pembimbing.
11) Dokumentasikan pada catatan keperawatan ruangan dan di
lembaran kompetensi mahasiswa dan mintalah tanda
tangan/ paraf pembimbing klinik/ perawat yang ditunjuk.
12) Evaluasi askep yang dilakukan setiap hari dengan
menggunakan sistematika objektif, objektif, analisis, dan
planning (SOAP)
c. Fase Terminasi
1) Setiap hari sebelum pulang dinas, operkan renpra saudara
pada perawat ruangan.
2) Saat akan pindah ke ruangan lain, lakukan terminasi pada
pasien dan petugas yang ada di ruangan tersebut dan
operkan renpra pada perawat ruangan.
7. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Lain
Lakukan kolaborasi berdasarkan rencana keperawatan yang telah
disusun sesuai dengan petunjuk pembimbing.
8. Strategi pembelajaran Praktik (Daring )
a. Kontrak belajar dan mengikuti kegiatan pre dan post Conference
secara daring
b. Membuat Laporan kasus kelolaan Asuhan Keperawatan dengan
kasus pada laporan pendahuluan *( Format Pengkajian Terlampir
)
c. Pengelolaan kasus wajib dilaporkan selama proses bimbingan
kelas daring
d. Membuat seminar kasus wajib dilaporan selama proses Selma
proses bimbingan kelas daring
e. Membuat laporan kasus di setiap kelompok kecil kelas daring
f. Membuat laporan kasus dari kasus kelolahan
g. Laporan kasus dan laporan pendahuluan di konsultasikan ke
pembimbing CI institusi minimal 2 kali
h. Semua bentuk pelporan yang di kumpul kepembimbing
akademik dalam bentuk work kecuali laporan kasus kelolaan
i. Ujian akhir stase di lakukan di akhir semester
1. Ujian dilakukan diakhir stase atau sesuai keadaan klien
2. Masing masing mahasiswa akan diuji oleh CI dan atau pembimbing
lahan
3. Kasus ujian ditentukan oleh CI bekerjasama dengan pembimbing
lahan dan ditentukan pada saat akan ujian
4. Setelah mendapat kasus ujian mahasiswa kemudian melakukan
asuhan keperawatan dengan pembagian waktu sebagai berikut :
a. 1 jam untuk pengkajian
b. 1 – 1,5 jam untuk tindakan keperawatan
c. 0,5 jam untuk dokumentasi
d. . 1 – 2 jam untuk response
BAB 5
PROSES EVALUASI
A. Penugasan
Penugasan klinik yang harus dipenuhi oleh mahasiswa selama praktik profesi
KDP adalah sebagai berikut:
Penugasan Individu:
Penugasan Individu:
a. Laporan pendahuluan
b. Asuhan keperawatan
c. Portofolio
d. Jurnal
e. Look Book
f. Target kompetensi
g. Analisi jurnal
B. Evaluasi
Metode evaluasi yang digunakan untuk menilai ketercapaian mahasiswa dalam
menguasai kompetensi yang telah ditetapkan adalah dengan beberapa metode
penilaian berbasis kompetensi, di antaranya:
1. Log Book
Log book merupakan buku yang berisi catatan tentang seluruh aktivitas yang
dilakukan mahasiswa peserta program pendidikan profesi Ners selama
bekerja dalam 1 (satu) shift di lahan praktik. Format Log book terdiri dari
beberapa kolom di antaranya: tanggal dan jam, aktifitas, serta paraf dari
pembimbing. Log Book dibuat setiap hari oleh mahasiswa dan meminta
paraf kepada pembimbing klinik lahan atau perawat pelaksana yang
didelegasikan. Blangko pengisian Log Book ada di lampiran.
2. Direct Observasional of Preocedure Skill (DOPS)
Metode ini dilakukan melalui pengamatan langsung yang dilakukan CI/
mentor atau preseptor kepada mahasiswa saat melakukan tindakan
keperawatan atau memberikan asuhan keperawatan kepada klien di lahan
praktik. Biasanya penguji menggunakan daftar tilik atau check list yang berisi
urutan prosedur kerja pelaksanaan tindakan keperawatan, misalnya
pemasangan infus, pemasangan NGT, pemasangan sungkup oksigen,
memasang kateter, dan lain-lain.
Penilaian DOPS dilakukan 1 kali setiap hari. Adapun keterampilan klinis yang
akan dinilai sesuai dengan daftar kompetensi klinis. Keterampilan klinis yang
akan dinilai tidak boleh sama keterampilannya. Penilaian DOPS dilakukan
oleh pembimbing klinik di lahan atau perawat pelaksana yang didelegasikan.
Blangko penilaian DOPS terlampir.
3. Case Test atau Student Oral Case Analysis
SOCA atau dikenal juga dengan OSOCA merupakan metode analisis kasus
yang dilakukan melalui tes lisan dan diukur secara objektif. Tujuan SOCA ini
adalah untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu
kasus klinis berdasarkan konsep yang komprehensif. Mahasiswa diharapkan
untuk menganalisis kasus dengan menjelaskan masalah dan bagaimana
mekanisme dasar terjadinya permasalahan tersebut; membuat diagnosis
keperawatan yang rasional; dan menjelaskan pemberian terapi dengan
menerapkan berbagai ilmu-ilmu dasar. Biasanya diawali dengan
menggambarkan peta pikiran dari suatu kasus klinis (menggabarkan
hubungan masalah dengan situasi terkait atau mengidentifikasi hubungan
sebab-akibat dari munculnya suatu permasalahan). Beberapa indikator yang
dinilai dalam tes lisan ini antara lain adalah:
a. Review kasus secara umum
Fokus penilaian kemampuan mahasiswa dalam menyusun peta konsep
dan menjelaskan hubungan antara diagnosis dengan kondisi lainnya
seperti etiologi, faktor risiko dan faktor predisposisi)
b. Keterlibatan ilmu-ilmu dasar
Menggambarkan keterkaitan ilmu-ilmu dasar dalam patofisiologi dan
pathogenesis terjadinya suatu penyakit/gangguan.
c. Patogenesis
Menjelaskan mekanisme terjadinya suatu penyakit dan perubahan
berbagai struktur tubuh yang ditunjukkan dengan berbagai
pemeriksaan penunjang.
d. Patofisiologi
Menjelaskan setiap mekanisme terjadinya suatu penyakit yang
ditandari dengan timbulnya berbagai gejala dan tanda penyakit.
e. Manajemen atau penatalaksanaan
Menjelaskan berbagai jenis intervensi keperawatan berdasarkan terapi
yang ditetapkan dokter baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif.Khusus dalam pengobatan termasuk di dalamnya
terapi farmakologis dan non-farmakologis.
f. Komplikasi
g. Prognosis
h. Penampilan mahasiswa
Komponen penilaian yang berkaitan dengan penampilan mahasiswa
selama mengikuti tes lisan.
4. Objective Structured Clinical Examination (OSCE)
OSCE merupakan akronim dari Objective Structured Clinical Exam.Merupakan
suatu pengujian/penilaian berbasis kinerja (performance-based testing) yang
digunakan untuk mengukur kompetensi klinik mahasiswa.Selama
pelaksanaan ujian, mahasiswa diamati dan dievaluasi melalui serangkaian
station/stase yang terdiri dari kegiatan anamnesis, pemeriksaan fisik,
penetapan diagnosis, pemberian tindakan keperawatan, dan penyusunan
dokumentasi keperawatan.OSCE bisa dilaksanakan terhadap pasien secara
langsung, pasien simulasi, maupun terhadap manikin.Setiap stasion harus
dilalui oleh mahasiswa dengan waktu yang telah ditetapkan penguji
(biasanya 7 – 15 menit).
Penilaian OSCE dilakukan 1 kali selama praktik profesi KMB. Penilaian OSCE
dilakukan oleh pembimbing klinik institusi dan pembimbing klinik lahan.
Blangko penilaian OSCE terlampir.
7. Presentasi Kasus
Merupakan tugas kelompok. Kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi
mahasiswa juga dilakukan melalui pemberian deskripsi kasus lengkap dari
satu klien dengan gangguan tertentu.
Penilaian presentasi kasus dilakukan 1 kali selama praktik profesi KMB.
Penilaian presentasi kasus dilakukan oleh pembimbing klinik institusi dan
pembimbing klinik lahan. Blangko penilaian presentasi kasus terlampir
8. Pendidikan Kesehatan
Merupakan tugas kelompok. Kegiatan untuk memberikan pendidikan kepada
pasien yang masih belum mendapatkan informasi tentang kondisi atau
keadaanya.
Kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan sebanyak 1 kali disetiap ruang/
poli. Penilaian pendidikan kesehatan dilakukan 1 kali di setiap ruang/poli
selama praktik profesi KMB. Penilaian pendidikan kesehatan dilakukan oleh
pembimbing klinik lahan. Blangko penilaian pendidikan kesehatan terlampir.
9. Kondite
Merupakan penilaian sikap mahasiswa selama di tempat praktik. Aspek yang
dinilai meliputi inisiatif, disiplin, kejujuran, tanggung jawab, dan kerjasama
Penilaian kondite dilakukan 1 kali di setiap ruang/poli selama praktik profesi
KDP. Penilaian kondite dilakukan oleh pembimbing klinik lahan. Blangko
penilaian kondite terlampir.
10. Portfolio
A. IDENTITAS KLIEN
• Nama : …………………………………………………….
• Jenis Kelamin : …………………………………………………….
• Umur : …………………………………………………….
• Status Perkawinan : …………………………………………………….
• Pekerjaan : …………………………………………………….
• Agama : …………………………………………………….
• Pendidikan : …………………………………………………….
• Alamat : …………………………………………………….
• Tanggal MRS : …………………………………………………….
• Tanggal Pengkajian : …………………………………………………….
• Diagnosa Medis : …………………………………………………….
• Penanggungan biaya : …………………………………………………….
• Keluarga yang dapat dihubungi : …………………………. No. Telp : …………..
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
a. Saat Masuk Rumah Sakit :
……………………………………………………………………………………………
b. Saat Pengkajian
……………………………………………………………………………………………
Sebelum MRS
Di RS / UGD
b. Minum
• Jenis ……………… ………………
• Jumlah ……………… ………………
• Keluhan ……………… ………………
5. Pola Eliminasi
Jenis Rumah RS
a. BAB
• Frekuensi ……………… ………………
• Konsistensi ……………… ………………
• Warna ……………… ………………
• Bau ……………… ………………
• Kesulitan ……………… ………………
b. BAK
• Frekuensi ……………… ………………
• Warna ……………… ………………
• Bau ……………… ………………
• Kesulitan ……………… ………………
9. Pola Seksualitas
• Masalah dalam hubungan seksual selama sakit : ( ) Tidak ada ( ) ada
• Upaya yang dilakukan pasangan
( ) perhatian ( ) lain – lain, seperti : ………
( ) santunan
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : ………………
b. Tanda-tanda vital : - Tekanan darah : ……….. Suhu : ………
- Nadi : …………… Pernafasan : ………..
c. Tinggi badan : ……………………….. Berat badan : ……………..
2. Kepala dan leher
a. Kepala dan rambut
• Bentuk kepala : ………………………………..
• Kulit kepala : ………………………………..
• Distribusi rambut : ………………………………..
• Massa : ………………………………..
• Warna kulit kepala : ………………………………..
• Lain-lain : ………………………………..
b. Mata
• Bentuk : ………………………………..
• Konjungtiva : ………………………………..
• Pupil : ( ) Reaksi terhadap cahaya ( ) iskor ( ) Miosis
( ) Pin point ( ) Midriasis
• Tanda-tanda radang : ………………………………….
• Riwayat operasi : ………………………………….
• Penggunaan alat bantu : ( ) Ya ( ) Tidak
Apabila ya menggunakan : ( ) Kacamata ( ) Lensa Kontak
( ) Minus … Ka/… Ki ( ) Plus … Ka/ … Ki ( ) Silinder …Ka/…Ki
• Lain – lain
c. Hidung
• Bentuk : ……………………………………
• Peradangan : ……………………………………
• Nyeri tekan : ……………………………………
• Perdarahan : ……………………………………
• Sinus : ……………………………………
• Riwayat alergi : ……………………………………
• Pernafasan cuping hidung : ……………………………………
d. Mulut dan tenggorokan
• Warna bibir : ……………………………………………
• Mukosa : ……………………………………………
• Lesi : ……………………………………………
• Massa : ……………………………………………
• Warna lidah : ……………………………………………
• Kesulitan menelan : ……………………………………………
• Sakit tenggorokan : ……………………………………………
• Gangguan bicara : ……………………………………………
e. Telinga
• Bentuk : ……………………………………………
• Lesi : ……………………………………………
• Massa : ……………………………………………
• Nyeri tekan : ……………………………………………
• Fungsi pendengaran : ……………………………………………
• Alat bantu pendengaran : …………………………………………
f. Leher
• Kekakuan : ……………………………………………
• Nyeri : ……………………………………………
• Massa : ……………………………………………
• Vena jugularis : ……………………………………………
• Tiroid : ……………………………………………
• Trachea : ……………………………………………
3. Dada
• Jantung : Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
• Paru – paru : Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
4. Payudara dan ketiak
• Kesimetrisan : ……………………..
• Nyeri tekan : ……………………..
• Massa : ……………………..
• Bengkak : ……………………..
5. Abdomen
• Ispeksi : ……………………..
• Auskultasi : ……………………..
• Perkusi : ……………………..
• Palpasi : ……………………..
6. Genetalia
• Inspeksi : ……………………..
• Palpasi : ……………………..
7. Ekstemitas
• Kekuatan otot : ……………………..
• Kontraktur : ……………………..
• Nyeri tekan : ……………………..
• Pembengkakan : ……………………..
8. Kulit dan kuku
a. Kulit
• Warna : ……………………..
• Lesi : ……………………..
• Kehangatan : ……………………..
• Turgor : ……………………..
• Kebersihan : ……………………..
• Kelembaban : ……………………..
b. Kuku
• Warna : ……………………..
• Capillary refill time : ……………………..
( ………………………. )
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Analisa Data
DATA ETIOLOGI
D
O
_
_
2. Diagnosa Keperawatan minimal 5 diagnosa
keperawatan
B. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
C. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa Keperawatan : __ _ _ _
Hari / Tanggal : __ _ _ _ _ _
Jam Implementasi Paraf Evaluasi
1. __ __ Jam : ___ _
Hasil: _ _ _ Subyek : ___ _ _
2. __ __ Obyek : ____ _ _
Hasil: _ _ _ Analisa : __ _
Perencanaan : __ _
TTD
(Nama Perawat)
PERKEMBANGAN HASIL LABORATORIUM
Hasil
No Pemeriksaan Rujukan Satuan
Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal
Penilaian Direct Observasional of Preocedure Skill (DOPS)
__
Penilaian Case Test atau Student Oral Case Analysis (SOCA)
__
Penilaian Kasus Lengkap / Kasus Singkat
__
PENILAIAAN PRESENTASI KASUS
__
Penilaian Audience Presentasi Kasus
__
Penilaian Presentasi Jurnal
__
Penilaian Audience Presentasi Jurnal
__
Penilaian Kondite Mahasiswa
__
Penilaian Pendidikan Kesehatan
Nama Mahasiswa : __ _ NIM : __ _
Ruang : __ _ Tanggal : __ _
Tema Penyuluhan : __ _ _ _
(__ __)
Log Book
Tanggal & Jam Aktivitas Kendala Paraf
LEMBAR KONSULTASI MAHASISWA
Tuliskan tanggal pencapaian target & paraf pembimbing pada kolom observasi,
dibimbing, mandiri.
Pemeriksaan tanda 1. 1. 1.
6
2. vital 2. 2. 2.
Pemeriksaan fisik 1. 1. 1.
3. 6
dasar 2. 2. 2.
Pemeriksaan 1. 1.
5 1.
4. diagnostik EKG 2. 2.
Pengambilan darah 1. 1. 1.
5. 6
vena 2. 2. 2.
6. Mencuci tangan 6 1. 1. 1.
2. 2.
Memakai/ 3.
1.
1.
7. melepaskan sarung 6 1. 2.
2.
tangan 3.
Memakai alat
8. 3 1. 1. 1.
pelindung diri
Mengganti alat tenun 1.
1.
9. dengan klien 6 1. 2.
2.
di tempat tidur 3.
Perawatan
10. 3 1. 1. 1.
kebersihan rambut
Memandikan klien di
11. 3 1. 1. 1.
tempat tidur tidur
Perawatan oral klien
12. 3 1. 1. 1.
tidak sadar
Perawatan gigi dan
13. 1 1. 1.
mulut
1.
14. Perawatan perineal 4 1. 1.
2.
1. 1. 1.
15. Perawatan luka 6
2. 2. 2.
Latihan nafas dlm & 1.
16. 4 1. 1.
batuk efektif 2.
Postural drainage 1.
17. 2 1.
dan fisioterapi dada 2.
Pemberian terapi
1. 1.
18. oksigen dengan 5 1.
2. 2.
nasal kanul/masker
1.
19. Suction 2 1. 1.
2.
Pemberian makan 1.
20. 4 1. 1.
peroral 2.
Pemberian makan
21. 3 1. 1. 1.
NGT
Pemasangan dan
22. 3 1. 1. 1.
pelepasan NGT
Pengukuran intake 1. 1.
23. 5 1.
& output 2. 2.
Kateterisasi intra 1. 1.
24. 1 1.
vena 2. 2.
1.
25. Kateterisasi 1 1. 1.
2.
26. Enema 2 1. 1. 1.
1. 1. 1.
ROM 5
27. 2. 2. 2.
Positioning
1. 1. 1.
1. supine
2. 2. 2.
2. prone
3. 3. 3.
28. 3. sims’ 6
4. 4. 4.
4. lateral
5. 5. 5.
5. dorsal recumbent
6. 6. 6.
6. fowler
Pemberiaan obat
1. 1. 1.
A. Intramuskular
2. 2. 2.
29. B. Intradermal 3
3. 3. 3.
C. Subcutan
4. 4. 4.
D. Intravena
1.
Komunikasi 1.
30. 6 1. 2.
terapeutik 2.
3.
Penatalaksanaan
31. 1 1. 1. 1.
kehilangan
Perawatan
32. 1 1. 1. 1.
menjelang ajal
33. Perawatan jenazah 1 1. 1. 1.
34. Perencanaan pulang/
2 1. 1. 1.
penkes
FORMAT PORTOFOLIO